MAKALAH
Dosen Pengampu
Aris Citra Wisuda ,S.Kep., Ners.,M.Kes.,M.Kep
Ronaldo 18.1420130.13
Dessy Tri Ramadhani 18.1420130.14
Yuliana Purnamasari 18.1420130.31
Emilia Pusita S 18.1420130.40
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya saya dapat
menyusun dan menyelesaikan Makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan hepatitis”
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan (KDK) dengan dosen pengampuh Bapak Aris Citra Wisuda ,S.Kep.,
Kami memahami sepenuhnya bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.Sehingga banyak terdapat
kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini dari segi isi maupun penulisannya..Atas
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................23
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi virus hepatitis B yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai ‘penyakit
kuning’masih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Infeksi yang terjadi dapat
bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis B akut. Ini terutama dijumpai pada penderita
dewasa dengan kompetensi imunitas yang baik. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang
dewasa akan sembuh secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap
(permanent) dan menjadi kronik (5 – 10%).
Sebaliknya jika infeksi terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sebagian besar akan menjadi
kronik (pengidap > 90%). Ini disebabkan karena sistem imunologi bayi belum sempurna dan
bersifat toleran terhadap virus. Sebagian dari pengidap ini akan berkembang menjadi sirosis hati
bahkan karsinoma hepatoseluler primer.
Terdapat suatu fenomena, di mana makin tinggi prevalensi infeksi hepatitis B di suatu tempat,
maka infeksi pada bayi dan anak-anak makin banyak dijumpai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah yaitu :
1. Pengertian hepatitis
2. Apa saja jenis hepatitis
3. Bagaiamana cara penularanya
4. Bagaimana tata cara asuhan keperawatan pada hepatitis
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian hepatitis
2. Dapat Mengetahui apa saja jenis hepatitis
3. Dapat Mengetahui Bagaiamana cara penularannya
4. Dapat Mengetahui Bagimana cara memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh
toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J, 2001). Sedangkan
menurut Smeltzer Suzanne C (2002), hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia
serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B,
C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan
hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan
virus-virus lainnya , seperti : Cytomegalovirus ,Virus Epstein-Barr, Virus Herpes simplex dan
Virus Varicella-zoster.
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60 nm. Pemeriksaan imun
enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga
digunakan pemeriksaan rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).
4. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA untai
tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama darah tapi sebagian melalui
hubungan seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari yang
terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV, penderita hemovilia dan
resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen
permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko
terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium
memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B kecuali pasiennya lebih
cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis
serta sirosis hati.
5. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus RNA
untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa
muda hingga pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko penularannya
pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil berdiameterkurang lebih 32-34 nm
dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV
menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
Racun dan pengaruh obat ( kimia ) hepatitis
2 Tipe Utama Toxic Hepatitis Yang Dikenal :
1. Direct Toxic Hepatitis ( DTH )
DTH dihasilkan dalam nekrosis dan infiltrasi lemak dari liver. Penyebab racun hepatitis
adalah racun yang umum yang sistematis atau diubah di liver dari metabolisme toxic.
Masyarakat yang mempunyai kebiasaan buruk seperti alcoholic dapat memiliki DTH sebagai
contoh, Acetaminophen ( Tylenol, Exdol ), dalam penggunaan secara bersamaan Over The
Counter ( OTC ) analgesik dapat menyebabkan nekrosis hepatic yang hebat. Industri toxin,
seperti Carbon Tetrachloride, Trichloroethylene dan phosphor kuning, juga memiliki efek direct
toxic pada liver.
2. Iodiosyncratic Toxic Hepatitis ( ITH )
ITH dihasilkan dari pergantian morfologi liver yang sama ditemukan divirus hepatitis.
Dalam reaksi obat Iodiosyncratic, kasus hepatitis tidak terprediksi dan jarang. Ini mungkin
terjadi disetiap saat selama atau dalam waktu dekat setelah membuka obat.
Agen yang dihasilkan di ITH meliputi :
Halothane, agent anestesi.
Methyldopa ( Aldomet, Dopamet ), obat anti hipertensi.
Isoniazid ( INH, Isotamine ), agent anti tuberculosa.
Phenytoin ( Dilantin ), anti konvulsant.
3. Komplikasi hepatitis
Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara
hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan. Bentuk
nekrosis hepatitis secara besar – besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B
atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ), dalam klien
dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis kronik yang akut
dan kemunduran klinis. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin
terjadi.
Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat dan
dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus – menerus, inflamasi akut dan fibrosis. Klien
mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis yang terus
menerus mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian.
Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :
Gejala klinik persistent dan hepatomegali.
Adanya kelanjutan dari HbS Ag.
Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin
dan alkaline phospatase untuk 6 – 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.
Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang
dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver tidak meningkat
setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus
hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis
jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya terlihat
normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline
phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.
4. Etiologi
Penyebab hepatitis meliputi :
Infeksi virus.
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
5. Perbedaan tanda-tanda dari 5 tipe virus hepatitis
Peradangan virus pada hati umumnya dalam bentuk hepatitis. Hepatitis A disebabkan
oleh virus hepatitis A dan Hepatitis B juga terinfeksi oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis C
( HCV ) belum dapat diidentifikasi. Ini menunjukkan bahwa sedikitnya dua virus dalam
klasifikasi ini. HCV negatif non A, hepatitis non B mungkin timbul karena infeksi oleh virus
yang belum terisolasi atau terinfeksi HCV yang tidak dapat teridentifikasi oleh penanda
serologi.
Empat tipe virus hepatitis, delta hepatitis hanya terjadi pada virus hepatitis B dan
disebabkan oleh virus hepatitis D. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.
Penyaringan rutin dari donor darah dan menghapuskan penjualan sumber darah membuat
penurunan terjadinya hepatitis B setelah transfusi darah. Bagaimanapun resiko vital hepatitis
setelah transfusi merupakan masalah penyebab utama dan tergantung pada metode dimana
produksi darah diproses. Berbagai macam produk darah membawa resiko besar klien dengan
hemodialisis juga membawa resiko tinggi terkena hepatitis B.
Laporan kasus pada DEPKES daerah untuk semua tipe hepatitis vital diketahui
jumlahnya untuk mencegah penyebaran.
6. Penerangan perawatan pencegahan hepatitis virus
Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham
kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan
Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem
penggunaan jarum
Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri
suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B
Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk
kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG )
Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.
8. Kejadian / pengaruh
Hepatitis A umumnya kebanyakan tipe hepatitis virus dunia. Dan yang tertinggi adalah
hepatitis B. Dan jumlahnya 40 % tercatat kasus hepatitis vital (Dindanz, 1992 )
Ini meningkat kejadiannya pada wabah penggunaan obat IV. Kebersihan rendah merupakan bentuk
penyebab utama dari perpindahan pada kelompokm ini.
Sekitar 5 % dari populasi dunioa terinfeksi virus hepatitis B ( Wright, 1992). Hepatitis B
utamanya terjadi pada dewasa muda di USA. Dengan 75 % terjadi pada kasus antara umur 15 dan
39 tahun. Kejadian ini meningkat selama 1980 dan awal 1990. Kira – kira 300.000 kasus baru dari
terjadinya hepatitis B di USA setiap tahun 59 % dari semua kasus pengguna obat IV, heteroseksual
dengan gantai pasangan dan homoseksual laki-laki. 3 % dari semua kasus terjadi pada pekerja
perawat kesehatan.
Hepatitis C ( Infeksi HCV ) jumlahnya kira – kira 20 % dari semua kasus hepatitis vital yang
tercatat oleh perawat kontrol kuman Amerika (CDC) dan biasanya ddisebabkan oleh
penyebaran hepatitis. Penyebab 80 % dari kasus penyebarab hepatitis kronik ( Dindanz, 1992 ).
Kejadian ini mungkin diremehkan karena belum terlaporkan / rendahnya laporan. Beberapa klien
dengan hepatitis kronik, 95 % terinfeksi dengan jalan transfusi darah. Hepatitis kronik berkembang
sekitar 50 % dari klien dengan infeksi HCV akut dan terjadinya sirosis 20 % dari klien ini ( Wright,
1992 )
2. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan digunakan pada klien dengan Hepatitis virus akut yang
disebabkan oleh :
1. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan ketidaknyamanan ataau rasa tidak nyaman.
2. Berubahnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh atau kurang dari kebutuhan tubuh
sehubungan dengan anoreksia, nausea dan vomiting.
Diagnosa Keperawataan Tambahan.
Klien dengan Hepatitis virus merupakan bukti problem sekunder yang disebabkan oleh :
1. Anxietas sehubungan dengan rawat inap dirumah sakit dan waktu sakit yang cukup
lama.
2. Nyeri sehubungan dengan peradangan pada liver.
3. Berubahnya aktifitas yang semakin berkurang sehubungan dengan isolasi sosial.
a. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan kulit sehubungan dengan kekurangan dan
kruritus.
b. Isolasi sosial sehubungan dengan resiko penyebarab infeksi.
Nutrition Monitoring
8. Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
9. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
· Hydration 1. Timbang
popok/pembalut
· Nutritional Status jika diperlukan
: Food and Fluid Intake
2. Pertahankan catatan
Kriteria Hasil : intake dan output yang
akurat
· Mempertahankan
urine output sesuai dengan 3. Monitor status hidrasi
usia dan BB, BJ urine ( kelembaban membran
normal, HT normal mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
· Tekanan darah, nadi, jika diperlukan
suhu tubuh dalam batas
normal 4. Monitor vital sign
8. Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
10. Berikan
penggantian nesogatrik
sesuai output
· Comfort level
Kriteria Hasil :
4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
9. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
Terapi Diet .
Diet spesial biasanya tidak dikehendaki. Diet tinggi karbohidrat dan kalori
dengan kualitas lemak dan protein yang layak sedikitnya, sering makan akan lebih
baik dari pada tiga kali makan dalam porsi besar. Perawaat bertanya tentang
makaanan pilihan klien karena makanan favorit ditoleransi lebih baik dari pada
makanan yang diberikan secara acak. Klien dianjurkan menyiapkan menu diet,
menyelaksi makanan yang menarik. Perawat berkonsultasi dengan ahli gizi tentang
sumber-sumber gizi yang mengandung kalori tinggi seperti susu.
Dokter spesialis memerintahkan untuk tambahan vitamin jika intake kalori
sangat kurang seperti ensure. Jika klien tidak dapat menerima makanan secara oral,
makanan diberikan secara sonde.
Erawat menanyakan kepada keluarga klien apkah menyiapkan makanan
21
favorit dari rumah dan membawanya ke RS jika mungkin. Makanan yang berlemak
dan makanan yang digoreng perlu dihindari dan menyediakan makanan tinggi
karbohidrat dan protein.
Terapi Obat.
Dokter menulis resep obat anti-emetic untuk menghilangkan rasa mual
seperti : trimethobenzamide hydrochorida (Tigon,Tegamide ) dan Dimenhydrinate
( Dramaamine, Travomine ), Proclhorperazine maleate ( Compazine ) ,
Phenothiazine, dilarang atau dihindari karena potensial akan efek hepatotoxic.
RENCANA PEMULANGAN
* Persiapan perawatan di rumah
Jika mungkin klien disedikan kamar mandi sendiri untuk personal higien,
mesin cuci sendiri, handuk sendiri, alat makan dan minum sendiri, pisau cukur
sendiri, dan makanan klien disendirikan.
*Pendidikan kesehatan
Perawat mengajarkan klien dan keluarga untuk mengobservasi pencegahan
transmisi infeksi. Perawat menganjurkan klien untuk menghindari alkohol dan minum
obat yang tidak diresepkan oleh dokter. Misal acetominophen (Tylenol,Exdol) selama
3-12 bulan. Klien harus mengukur pola istirahat dari toleransi fisik peningkatan
aktivitas. Perawat menganjurkan klien beraktivitas untuk mencegah kelelahan. Klien
makan makanan ringan, tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang diit dan perencanaan menu. Perawat mengajarkan klien tentang penyebab
penyakit dan menghindari aktivitas seksual sampai test HBsAg negatif.
22
Panduan pendidikan virus hepatitis
- Hindari obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter
- Hindari alkohol
- Istirahat yang cukup dan tidur di malam hari secara adekuat
- Makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Hindari aktivitas seksual sampai test antibody negatif
- Ikuti panduan pencegahan transmisi penyakit
* Persiapan Psikososial
Dirumah, klien mermerlukan peningkatan aktivitas social tapi terjadi isolasi
social karena penyebab. Perawat memberikan dukungan emosional. Perawat
menjelaskan klien dapat kontak dengan orang lain selama personal hygine baik.
Kontak yang dekat seperti berpelukan, berciuman harus dicegah sampai tes HbsAg
negatif
* Sumber Perawatan Kesehatan
Klien dengan virus hepatitis dan keluarga harus kontak dengan pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan informasi dalam mengontrol infeksi. Klien dirumah
diberi batasan toleransi aktivitas/ dukungan keluarga minimal dalam melakukan
aktivitas sehari- hari, persiapan makanan.
5. Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
Kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan aktivitasnya.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah
Kriteria hasil : Klien mendapatkan intake nutrisi dan kalori secara optimal untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan liver.
6. Intervensi
Diagnosa no 1
1. Beri waktu pada klien untuk istirahat
2. Lakukan perawatan yang tidak melelahkan
3. Anjurkan bedtrest untuk masa penyembuhan
4. Beri jadwal aktivitas pada klien , misal : perawatan diri sebelum ambulasi
Rasional no 1- 4 : Istirahat meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi radang Sel
hepatic.
23
5. Berikan aktivitas yang disukai klien , misal : membaca, menoton Tv
6. Anjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk tidak terlalu lama menjenguk
Rasional no 5 – 6 : Kunjungan dan aktivitas independaen menurunkan kecemasan.
Perawat harus mencegah kunjungan yang terlalu lama karena menimbulkan kelelahan.
Diagnosa no 2
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet TKTPRL
R : Diet tinggi karbohidrat memberikan energi, protein memberikan regenerasi
Sel hepatic.
2. Berkan makanan ringan ( camilan )
3. Berikan makanan yang disukai klien dan diizinkan oleh menu
4. Berkan makanan tinggi protein misal : susu
5. Berikan suplemaen vitamin dan makanan cair seperti Ensure/Ensure plus
6. Hindari makanan berlemak dan kering yang dapat menimbulkan mual
Rasional no 2 – 6 : Makanan berat menyebabkan anoreksia, makan terlalu banyak
menyebabkan distensi abdomen, mual dan muntah.
7. Beri anti antiemetic seperti trimothobensamide hydrochloride ( Tigan ) sesuai
resep dokter
R : Antiemetic untuk menurunkan mual dan muntah .
8. Hindarkan bau yang tidak enak dari klien
R : Bau yang tidak enak menyebabkan mual .
7. Evaluasi
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan kesehatan,
perawat mengevaluasi perawatan pada klien :
1. Klien akan membatasi aktivitas fisik
2. Klien akan melakukan isolasi yang diperlukan
3. Klien akan meningkatkan intake nutrisi
4. Klien akan rutin melakukan perawatan medis dan pemeriksaan laboratorium
24
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar
dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya
cairan , sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai
kemajuan dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal
berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar .
meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan
bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel
hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan
intrahepatik menyebabkan kekuningan.
hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia
serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti adalah
hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa
(jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik
yang sama.
B. SARAN
Diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah kami di kesempatan berikutnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Corwm, Elizabeth J,2001, Buku Saku Patofisiologi; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et. Al.) ;
Editor Endah P, Jakarta : EGC
Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.
Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.
Mc. Closkey, Jo
Price, Sylvia Anderson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit.; alih
bahasa, Brahm U. Pendit…(et. Al.) edisi 6, Jakarta : EGC
Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2005-2006,
NANDA International.
Suddarth & Brunner, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Jakarta, EGC.
www.google Scholer.com
26