Anda di halaman 1dari 3

BAB II

2.1 Cell Division

Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak yang
secara genetik identik dengan sel induk (Gambar 2.3). Setiap sel anak menerima komplemen
lengkap 46 kromosom. Sebelum suatu sel memasuki proses mitosis, setiap kromosom
mereplikasikan asam deoksiribonukleatnya (DNA). Selama fase replikasi ini, kromosom
berukuran sangat panjang, tersebar difus di seluruh nukleus, dan tidak dapat dikenali dengan
mikroskop cahaya. Saat mitosis dimulai, kromosom mulai membentuk kumparan,
berkontraksi dan memadat; proses ini menandai dimulainya profase. Pada saat ini, setiap
kromosom terdiri dari dua subunit paralel, kromatid, yang bersatu di area sempit disebut
sentromer, yang terdapat di keduanya. Selama profase, kromosom terus memadat,
memendek, dan menebal (Gambar 2.3A), namun hanya saat prometafase kromatid dapat
dibedakan (Gambar 2.3B). Selama metafase, kromosom berbaris dalam bidang ekuator, dan
struktur gandanya dapat terlihat jelas (Gambar 2.3C). Setiap kromosom diikat oleh
mikrotubulus yang membentang dari sentromer hingga sentriol, membentuk gelendong
mitotik (mitotic spindle). Tidak lama kemudian, sentromer dari masingmasing kromosom
membelah, menandai dimulainya anafase, yang diikuti dengan migrasi kromatid ke kutub
gelendong yang berlawanan. Akhirnya, selama telofase, kumparan kromosom terurai dan
memanjang, selubung nukleus terbentuk kembali, dan sitoplasma membelah (Gambar
2.3DF). Setiap sel anak menerima separuh dari seluruh materi kromosom ganda sehingga
mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel induk.

Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi di dalam sel germinativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing, sperma dan sel telur. Meiosis
memerlukan dua pembelahan sel, meiosis I dan meiosis II, untuk mengurangi jumlah
kromosom menjadi jumlah haploid yaitu 23. Seperti pada mitosis, sel-sel germinativum pria
dan wanita (spermatosit dan oosit primer) saat meiosis I dimulai, mereplikasi DNAnya
sehingga masing-masing dari 46 kromosom digandakan menjadi sister chromatid. Namun
berbeda dengan mitosis, kromosom homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-
pasangan, suatu proses yang disebut sinapsis. Pembentukan pasangan bersifat tepat sama dan
titik-demi-titik kecuali kombinasi XY. Lalu pasangan homolog berpisah menjadi dua sel anak
sehingga mengurangi jumlah kromosom dari diploid menjadi haploid. Segera sesudahnya,
meiosis II memisahkan sister chromatid (kromosom ganda). Sehingga setiap gamet berisi 23
kromosom.

Pertukaran Silang
Pertukaran silang, suatu proses penting di dalam meiosis I, merupakan pertukaran
segmen kromatid di antara pasangan kromosom homolog.Segmen-segmen kromatid terputus
dan dipertukarkan ketika kromosom homolog terpisah. Saat terjadi pemisahan, titik
pertukaran menyatu sementara dan membentuk struktur berbentuk seperti X, yang disebut
kiasma. Pada setiap pembelahan meiosis I, sering terjadi sekitar 30 hingga 40 pertukaran
silang (satu atau dua per kromosom) antar gen-gen yang terpisah jauh di satu kromosom.
Akibat pembelahan meiosis:
● Variabilitas genetik meningkat melalui pertukaran silang, yang menyebabkan redistribusi
materi genetik distribusi acak kromosom homolog ke sel anak
● Setiap sel germinativum mengandung kromosom dalam jumlah haploid sehingga pada saat
fertilisasi, jumlah diploid 46 kembali terpulihkan.

2.1.1. Alat, bahan, dan cara kerja.

1. Irisan akar bawang


2. Mikroskop Cahaya
3. Poster
4. Video cleavage
Lihat berbagai jenis sel dari Apusan darah

1. Persiapkan mikroskop cahaya (mahasiswa punya kemampuan menggunakan


mikroskop cahaya)
2. Ambil seiris akar bawang
3. Amati dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x
4. Gambarlah langkah dari mitosis

Anda mungkin juga menyukai