Disusun Oleh :
Wanda Agustino
Kelas : XII TKR
Macam macam sistem pengapian - Pernahkan anda memikirkan mengapa busi bisa
mengeluarkan api ? mungkin beberapa dari anda sudah mengetahuinya bahwa busi
sebenarnya tidak mengeluarkan api melainkan memercikan energi listrik. Namun, dari mana
listrik sebesar itu hingga bisa berwujud seperti pantikan api ?
Kita tahu, sistem kelistrikan kendaraan menggunakan baterai dengan daya 12 volt. Tegangan
sebesar ini dipastikan tidak akan mengeluarkan pantikan pada celah sebesar 0,8 mm. Untuk
itu ada rangkaian peningkatan tegangan listrik agar listrik mampu keluar dari elektroda busi
dalam wujud percikan api.
Rangkaian ini, disebut rangkaian sistem pengapian. Terhitung ada sekitar 4 tipe pengapian
pada kendaraan, antara lain ;
Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian transistor (elektronik)
Sistem pengapian CDI (Sepeda motor)
Sistem pengapian DLI
Apa pengertiannya ? apa perbedaanya ? dan bagaimana cara kerjanya ? bisa anda simak
semuanya pada artikel dibawah ini.
Kontak point ini disebut juga sebagai platina karena ujung point ini berbahan platina.
Platina, secara normal akan terhubung dengan massa, tapi apabila kaki platina terkena
cam maka kontak akan terputus. Terputusnya kontak platina ini digunakan untuk
meningkatkan tegangan primer dengan cara induksi elektromagnet.
Selain itu, untuk membagi busi mana yang hidup juga digunakan sistem mekanis dengan
menggunakan bantuan rotor dan distributor. Komponen distributor ini terhubung dengan
crankshaft sehingga saat rotor distributor berputar maka tegangan hasil induksi akan
didistribusikan ke semua busi sesuai fairing order.
Meski memakai sistem mekanis, tipe pengapian konvensional menjadi dasar terciptanya
sistem pengapian modern. Saat ini, sudah sangat jarang kita temui mobil-mobil dengan
sistem ini karena dari segi efisiensi listrik kalah dengan pengapian modern.
Secara prinsip, sistem ini sama seperti sistem konvensional hanya saja ada output
kumparan primer coil akan dihubungkan dengan sebuah transistor selaku saklar
elektronik. Sementara untuk membagi tegangan, komponen distributor tetap disediakan.
Ada dua macam pengapian transistor yakni
Tipe semi-transistor, masih menggunakan kontak point yang dijadikan pemutus arus
basis pada kaki transistor.
Tipe fully-transistor, tipe full transistor menggunakan signal generator yang
menggantikan kontak point. Penggunaan signal generator ini tidak menimbulkan
gesekan karena bekerja secara magnetic. Selengkapnya simak cara kerja pengapian
elektronik.
Cara kerja CDI dimulai ketika magnet menghasilkan arus saat engkol mesin berputar.
Arus yang dihasilkan dalam bentuk AC akan disalurkan kedalam Capasitor unit agar
arusnya bisa diserap. Dilain tempat ada pulser yang akan menentukan timming pengapian
berdasakan kemagnetan.
Saat pulser mengirimkan triger maka capasitor akan mengeluarkan (discharge) seluruh
arus listriknya ke coil primer. Didalam coil tegangan listrik diperbesar lagi sehingga
mampu mengeluarkan api pada busi. Lebih detailnya bisa anda simak pada cara kerja
pengapian CDI motor.
4. Sistem pengapian DLI
DLI merupakan singkatan dari distributor less ignition. Seperti namanya, sistem ini tidak
menggunakan komponen distributor. Lantas, bagaimana kinerjanya ?
DLI banyak diaplikasikan pada mobil-mobil modern, biasanya menggunakan dual coil
pack atau single coil pack. Dengan kata lain, setiap busi akan dilayani oleh sebuah coil,
sehingga satu coil hanya akan meningkatkan tegangan untuk satu busi.
Dalam hal ini, pada mesin 4 silinder misalnya maka ada 4 input yang masing-masing
akan memberi perintah kapan coil akan bekerja. Input ini diatur oleh ECM dengan
bantuan sensor CKP, CMP dan beberapa sensor lain.
Pada tipe single coil pack maka keberadaan kabel busi juga ditiadakan karena output coil
akan langsung disalurkan melalui per ke busi, Tentunya ini meningkatkan efisiensi
penyaluran energi listrik.