Anda di halaman 1dari 18

MAKALA BIOLOGI

(SISTEM EKSKERESI)
DI

OLEH:

NAMA : RUSMAN

KELAS : XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 KODEOHA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Ekskresi” untuk memenuhi tugas.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak / Ibu Guru yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah
ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak-
pihak lain yang turut serta membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat


kekurangan. Penulis mengharapkan kepada teman-teman untuk bersedia
memberikan kritik dan sarannya menyangkut pembuatan makalah ini, sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat makalah selanjutnya. Namun demikian,
penulis sudah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk pembaca, peminat keilmuan dan calon penulis di
masa mendatang.

Tadau mera, 22 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Pengertian Sistem Ekskresi...........................................................................2

B. Sistem Ekskresi pada Manusia......................................................................2

C. Sistem Ekskresi pada Hewan......................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai
proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka
kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah
sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat
ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah system ekskresi itu?
2. Apakah alat-alat ekskresi pada manusia?
3. Apakah gangguan yang ditimbulkan pada system ekskresi pada
manusia?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,
seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme
yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat
ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan
mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi :
 defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut
feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam
jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel,
usus yang rusak dan mikroba usus.
 ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh.
 sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
 eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga
yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

B. Sistem Ekskresi pada Manusia


Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas
ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi
mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda,kecuali air yang dapat
diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini akan dibahas satu persatu
peranan keempat alat ekskresi tersebut.
1. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal
merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di

2
dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam
mineral tertentu.

a. Fungsi ginjal:
1). mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bacteri dan
juga obat-obatan.
2). mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah.
3). membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan
tekanan osmotik ektraseluler.
4). mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam
basa darah.
b. Struktur Ginjal
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang
sekitar 10 cm, berwarna merah, jumlahnya sepasang dan terletak
dibagian dorsal dinding tubuhsebelah kiri dan kanan tulang belakang.
Diperkirakan berat total ginjal sekitar 1% dari berat badan, dan setiap
menit sekitar 20-25% darah yang dipompa jantung mengalir menuju
ginjal. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari
dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular
per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal.
Potongan melintang ginjal memperlihatkan tiga daerah utama,
yaitu korteks (bagian luar), medula (bagian sumsum ginjal), dan pelvis
renalis (rongga ginjal).

3
Bagian luar dan sumsum ginjal mengandung satu juta nefron.
Nefron adalah satuan struktural dan fungsional terkecil pada ginjal.
Setiap nefron terdiri atas bada malpighi dan saluran panjang berbelit
yang disebut saluran nefron. Pada badan malpighi terdapat kapsul
bowman yang bentuknya seperti mangkuk. Kapsul bowman tersebut
membungkus glomerulus yang merupakan jaringan pembuluh kapiler.
Dari kapsul bowman keluar saluran panjang berbelit. Saluran panjang
tersebut dibedakan atas tiga segmen yaitu pembuluh (tubulus)
proksimal, lengkung henle, dan pembuluh distal. tubulus proksimal
menuju ke segmen panjang berdinding tipis yaitu lengkung henle.
Karena mirip leher angsa, lengkung ini sering disebut sebagai angsa
henle.selanjutnya pembuluh (tubulus) ini berkelok-kelok lagi disebut
tubulus distal yang bersanbunbg dengan pembuluh penampung (tubulus
kolekta) yang berjalan melntasi korteks dam medula untuk bernuara
pada rongga ginjal.
Dari rongga ginjal keluar saluran ureter yang bermuara pada
kandung kencing (vesikula urinaria). Fungsi kandung kencing adalah
sebagai tenpat penampungan sementara urine sebellum keluar tubuh.
Dari kandung kencing menuju luar tubuh urine melewati saluran yang
disebut uretra. Selanjutnya urine keluar melalui lubang seni.
c. Gangguan tubuh karena kelainan ginjal
Kelainan pada ginjal dapat mengakibatkan terganggunya proses
dan sistem ekskresi. Gangguan tubuh tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Nefritis
Nefritis terjadi akibat infeksi kuman misalnya bakteri streptococcus
pada nefron (glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernafasan
kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Cirri-ciri penyakit ini adalah
kaki penderita membengkak.

4
2. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks
yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan serta
karena berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis.
Diabetes mellitus (kencing manis) disebabkan karena kadar hormone
insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses perombakan
glukosa menjadi glikogen terganggu, sehingga glukosa dalam darah
meningkat.
3. Diabetes insipidus
Seseorang dapat terserang penyakit diabetes insipidus apabila di
dalam tubuhnya kekurangan hormone antidiuretik (ADH). Karena
kekurangan hormone ADH, volume urin yang dihasilkan jauh melebihi
normal, bahakan dapat mencapai 30 kali dari volume urin
normal.sehingga penderita sering buang air kecil.
4. Albuminuria
Penyakit albuminuria terjadi karena kegagalan proses penyaringan,
khususnya dalam menyaring protein. Akibatnya protein (albumin) lolos
dalam penyaringan, sehingga ditemukan dalam urin.
5. Batu ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi karena adanya endapan di dalam pelvis
ginjal. Endapan terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam
urat. Kurang minum atau sering menahan kencing kemungkinan besar
dapat mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal yang masih
kecil dapat dihancurkan dengan obat-obatan atau sinar laser.
Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal yang besar
dikeluarkan melalui operasi.
6. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat
urin. Keadaan ini disebabakan adanya kerusakan di glomerulus. Proses
filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.

5
2. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang.pada dasarnya
fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan
tersebut juga erat kaitannya dengan system ekskresi. Hal ini dikarenakan
CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang
diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang
dengan cara difusi di alveolus.

Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:


a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh
penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi terhadap
rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
b. Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok.

3. Hati

6
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak didalam
rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan
fungsinya, hati juga termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati
mambantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan ammonia, urea, dan asam urat.
Sebagai kelenjar,hati menghasilkan empedi yang mencapai ½ liter
setiap hari. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak,
mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah
zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah
arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat
NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah
zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin,
mengubah glukosa menjadi glikogen.

a. Fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut.:


1. sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen
2. menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh
bibit penyakit 
3. mengatur kadar gula dalam darah
4. sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
5. menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
6. menguraikan molekul hemoglobin tua
7. menyingkirkan hormon-hormon berlebihan
8. membentuk protein tertentu dan merombaknya
b. Penyakit virus pada hati diantaranya:
1. Hepatitis virus tipe A
Hepatitis virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau
hepatitis epidemik adalah hepatitis viral yang akut, merupakan penyakit
menular yang paling penting di negara-negara sedang berkembang.
Virus hepatitis tipe A (HAV) yang mirip vicorna virus merupakan virus

7
RNA yang tidak berselubung, mempunyai partikel ikosahedral dengan
garis tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh formalin,
glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.
2. Hepatitis virus tipe B
Masa inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul
perlahan-lahan serta keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi
hepatitis virus B secara dini. Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak
menunjukan gejala atau keluhan yang nyata. Hepatits B juga disebut
hepatitis serum. Penyebab hepatitis B adalah hepatitis B virus (HBV)
yaitu hepadnavirus yang termasuk virus DNA.
3. Hepatitis virus tipe C
Hepaitits C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis
kronik pascatransfusi, yang mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A
non-B. sekitar 75% penderita hepatitis C akan berkembanmg menjadi
hepatitis kronik. Hepatitis virus C (HCV) adalah flavirus, suatu virus
RNA yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan virion yak
berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara antigenic
virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis tipe A maupun tipe B.
4. Hepatitis virus tipe D
Hepatitis delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila
terdapat bersama-sama hepatitis B virus (HBV) , yaitu dalam bentuk
koinfeksi ( HDV dan HBV bersama-sama menginfeksi eorang penderita
pada saat yang sama) atau dalam bentuk superinfeksi, yaitu bila
seseorang sedang menderita HBV kronis, kemudian terinfeksi dengan
HDV.
5. Hepatitis virus tipe E
Hepatitis E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh
dengan sendirinya, tidak berkembang menjadi kronis dan viremia yang
terjadi kemudian akan hilang. HEV merupakn virus RNA mirip
calcivirus, berserat tunggal. HEV endemic di beberapa daerah di dunia
dan epidemi dilaporkan telah terjadi di India, Burma, Afghanistan,

8
Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang
tercemar tinja penderita.
6. Yellow fever (demam kuning)
Yellow fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang
akut, timbul secara mendadak dengan gejala demam tinggi , tubuh
sangat lemah dan pada penyakit yang berat dapat terjadi muntah
berdarah, albuminuri, jaundis yang dapat diikuti dengan kematian
penderita akibat terjadinya emboli. Yellow fever disebabkan oleh
flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family
togaviridae.
4. Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi berkat adanya kelenjar
keringat yang terletak di lapisan dermis.

Kulit manusia terdiri atas:


a. Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (stratum korneum) dan
lapisan Malpighi. Stratum korneum merupakan lapisan kulit mati, yang
dapat mengelupas digantikan sel-sel yang baru. lapisan Malpighi terdiri
atas lapisan spinosum dan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi
menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel
yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada stratum
korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang
member warna pada kulit.

9
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Keringat mengandung air,garam, dan urea.
Fungsi lain kulit selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ
penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran,
bibit penyakit, dan pengaturan suhu tubuh. Keluarnya keringat
dikontrol oleh hipotalamus.
1. Fungsi kulit antara lain:
a. Mengeluarkan keringat
b. Sebagai pelindung tubuh
c. Menyimpan kelebihan lemak
d. Mengatur suhu tubuh
e. Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
2. Penyakit virus pada kulit diantaranya:
a) Measles (Rubeola)
Measles adalah penyakit virus akut yang sangat menular,
menimbulkan demam tinggi disertai gambaran khas pada kulit berupa
ruam makulopapula, gejala-gejala pada mata, dan radang kataral saluran
pernafasan. Penyebab rubeola adalah measles virus, yang secara
antigenic berbeda dari rubella virus,penyebab penyakit rubella.
b) Rubella
Penyakit yang disebut jtga sebagai campak Jerman ini sebenarnya
termasuk penyakit eksantematus jinak pada anak-anak dan orang
dewasa muda. Akan tetapi ternyata bahwa infeksi rubella yang
menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat menimbulkan
infeksi terhadap janin yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan
congenital pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella
virus, yang termasuk family togaviridae.

10
c) Herpes simplex
Herpes simplex primer sebenarnya merupakan penyakit local yang
tidak selalu menunjukan gejala dan keluhan nyata, namun dapat
berkembang menjadi penyakit sistematik yang berbahaya dan bahkan
fatal.penyebab herpes simplex adalah herves simplex virus yang terdiri
dari 2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herves
simplex virus tipe 2 (HSV-2).
d) Variola
Cacar ( variola major, smallpox) adalah penykit demam yang
sangat menular , yang mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi vesikula
dan pustula. Sedangkan alastrim (variola minor) adalah bentuk cacar
yang secara klinis gejalanya lebih ringan daripada cacar dengan angka
kematian yang selalu rendah. Cacar disebabkan oleh variola virus yang
sangat menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi.
e) Molluscum contagioscum
Adalah penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan gambaran
khas adanya nodul-nodul kecil seperti mutiara pada kulit penderita.
Penyakit ini ditimbulkan oleh molluscum contagiosum virus yang
termasuk dalam kelompok poxvirus dari family poxviridae.
f) Verrucae (warts)
Adalah tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada
membrane mukosa yang berdekatan dengan kulit yang sakit. Pada
manusia warts disebabkan oleh human papillomavirus yang dapat
menimbulkan berbagai jenis kelainan yang bentuknya sesuai denga
tempat infeksi dan reaksi yang ditimbulkan oleh hospes.

11
C. Sistem Ekskresi pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus dieksresikan dari
tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengeksresikan sisa
metabolisme.
1. Sistem ekskresi pada hewan invertebrate
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi.Akan
tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh
organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi
tersendiri.
a. Sistem ekskresi pada insect
Insecta mempunyai alat yang disebut pembuluh malpighi.
Pembuluh malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat
sisa metabolisme diserat dari cairan jaringan oleh pembuluh malpighi
bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal
pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian
masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian
zat sisa-sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk
kitin pada eksokeleton (rangka luar), dan dapat ikut dieksresikan sewaktu
molting atau pengelupasan kulit.

b. Sistem Ekskresi Cacing Pipih


Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita
dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api.
Disebut sel api karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa
metabolisme dari sel-sel sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme
dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius.

2. Sistem ekskresi pada hewan vertebrata


Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).
Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau
holonefros.Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu

12
pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang
berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu
dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh mesonefros. Mesonefros
merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa,
mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan
embrio.

a. Sistem ekskresi pada ikan

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang


terikat disisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit
memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan
dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi
duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus.
Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang
berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.

b. Sistem Ekskresi Amphibia

Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros.Pada


katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya,
pada katak betina saluran ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibia
berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat amphibia mengalami
metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah. Larva amphibia
mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa
mengekskresikan urea.

c. Sistem Ekskresi Reptilia


Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal
metanefros.Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang
merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang.Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria (kandung kemih).Vesika
urinaria bermuara langsung ke kloaka.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada
organisme hidup. Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain
karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat
warna empedu. Organ pengeluaran zat sisa pada manusia dan hewan vertebrata
berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati. Sedangkan pada hewan vertebrata berupa
pembuluh malphigi, sel-sel api dan nefridior.
Pada sistem ekskresi manusia terdapat banyak kelainan dalam proses
pengeluaran sisa metabolisme, baik kelainan yang terdapat di ginjal, paru-paru,
hati, maupun di kulit.
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata belum terdapat sistem
ekskresi.Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh
organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi
tersendiri.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Pada
prinsipnya terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros.

B. Saran
Dengan mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita
bisa lebih menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sehingga kita bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita
rentan sekali terkena kelainan yang telah disebutkan di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ipaedukasi-supena-ipa.blogspot.com/2010/07/sistem-ekskresi-1.html

http://zakiyyatulipa3.blogspot.com/

http://gurungeblog.com/2008/11/18/sistem-ekskresi-pada-manusia/

15

Anda mungkin juga menyukai