Anggota :
Problematika anak dan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke
dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial
terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial
ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku dimungkinkan tidak adanya
ketegasan atau norma yang mengikat. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai
sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
memenuhi tugas-tugas perkembangannya, yaitu:
a. Faktor internal
1) Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri anak dan remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan anak dan remaja terjadi karena remaja gagal dalam
mencapai masa integrasi.
2) Kontrol Diri yang Lemah
Anak dan remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku "nakal". Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Berikut terdapat beberapa faktor dari dalam diri anak yang menyebabkan
anak bermasalah, yaitu:
b. Faktor eksternal
1. Keluarga
a) Perceraian orangtua,
b) Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
c) Pendidikan yang salah di keluarga, seperti terlalu memanjakan anak,
tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap
eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik, atau dapat dikatakan salah pergaulan
3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik dan
menjerumuskan pada perilaku menyimpang.
Hal - hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika anak dan remaja
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat
berkembang sesuaidengan tahap perkembangan remaja.
9. Orang tua selalu ada untuk anak, dan menjalin komunikasi yang baik sehingga
anak selalu dalam pengawasan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Achir, Y. A. 1996. Mengenal & Memahami Masalah Remaja. Jakarta : PT. Pustaka
Antara.