SUDDEN DEAFNESS
Oleh:
Preseptor :
dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL (K) FICS
SUDDEN DEAFNESS
Septiriani Aryetti, Dini Reswari
PENDAHULUAN
Tuli mendadak atau Sudden deafness merupakan sangat tinggi sehingga perubahan tekanan yang sangat
salah satu kegawatdaruratan di bidang THT-KL yang kecil sekalipun dapat menyebabkan perubahan volume
memerlukan penanganan segera, efektif dan tepat. 1 yang besar pada ruang endolimfe. Gangguan
Sudden deafness didefinisikan sebagai penurunan keseimbangan tekanan pada kedua sistem tersebut akan
pendengaran tipe sensorineural yang terjadi secara menyebabkan gangguan pendengaran dan
tiba-tiba / mendadak dengan penurunan 30dB atau keseimbangan.5
lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turur pada Organon Corti terletak pada membran basiler dan
pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam waktu banyak mengandung sel sensori, sel rambut luar maupun
kurang dari 3 hari.2 sel rambut dalam. Diantara barisan sel rambut luar dan
Sudden deafness diderita oleh 5 sampai 30 kasus sel rambut dalam terdapat suatu saluran Corti. Sel
per 100.000 penduduk, dengan peningkatan sekitar rambut luar berbentuk silindris sedangkan sel rambut
4000 kasus per tahun di Amerika Serikat. Di Jerman dalam berbentuk seperti labu. Sel rambut luar pada
didapatkan prevalensi sudden deafness sebanyak 160 apeks koklea memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan
kasus per 100.000 penduduk per tahunnya. Di Italia pada bagian basal. Stereosilia sel rambut dalam pada
dilaporkan antara 5 sampai 20 kasus per 100.000 basal koklea berukuran lebih pendek dibandingkan
penduduk.3,4 Insiden sudden deafness di poli THT-KL dengan apeks koklea. Stria vaskularis beradadiantara
RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2010 - 2013 ruang perilimfe dan endolimfe di sepanjang dinding
ialah sebanyak 110 kasus. Kisaran umur penderita koklea. Stria vaskularis banyak mengandung pembuluh
antara 8 – 79 tahun dengan kelompok umur terbanyak darah dan mitokondria pada selnya yang
ialah pada rentang 40 - 60 tahun.3 Sudden diefness mengindikasikan terlibatnya aktivitas metabolik. 5
biasanya terjadi unilateral, hanya 1-5% kasus yang
terjadi secara bilateral.1 Tidak ada perbedaan
prevalensi sudden diefness pada perempuan dan laki-
laki.3,4,5
Etiologi sudden diefness hingga saat ini masih
belum diketahui secara pasti, kebanyakn bersifat
idiopatik. Penyakit infeksi, penyakit telinga (seperti
penyakit meniere, otosklerosis, penyakit autoimun
telinga bagian dalam, operasi telinga atau dasar otak),
trauma, vaskular dan hematologik, dan neoplasma
kemungkinan ikut berperan dalam kejadian sudden Membran basiler berukuran panjang sekitar 150 μm
deafness.1 di basal koklea dan lebar 450 μm di apeks, mengandung
Diagnosis sudden diefness ditegakkan melalui jaringan ikat dan membentuk basal skala media. Pada
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan bagian basal, membran basiler mempunyai struktur yang
penunjang. Pasien biasanya datang dengan keluhan lebih kaku dibandingkan apeks. Perubahan struktur
tinitus dan atau vertigo.5 Derajat ketulian yang secara gradual ini menyebabkan suara yang mencapai
ditimbulkan dapat bervariasi mulai dari ringan, sedang, telinga menghasilkan gelombang pada membran basiler
sedang berat, berat dan sangat berat. yang berjalan dari basal menuju ke apeks koklea.5
Penatalaksanaan tuli mendadak meliputi terapi Koklea diinervasi oleh serat saraf aferen auditoris,
konservatif dengan beberapa modalitas. Penanganan eferen dan autonomik. Koklea
harus dilakukan sedini mungkin karena penanganan diperdarahi oleh arteri labirintin yang berasal dari arteri
yang terlambat akan menyebabkan tuli yang serebelum anterior inferior dan berjalan mengikuti nervus
permanen.1 kranialis VIII pada meatus akustikus internus. Arteri
labirintin merupakan arteri terminal dan hanya
TINJAUAN PUSTAKA mengandung sedikit bahkan tidak ada suplai pembuluh
A. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran darah kolateral ke koklea.5
1. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea dan organ 2. Fisiologi Pendengaran
vestibuler yang berada pada tulang temporal. Koklea Proses mendengar dimulai dengan ditangkapnya
merupakan tabung yang mengandung organ sensori energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang
untuk pendengaran. Koklea memiliki tiga buah kanal yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
yang mengandung cairan yaitu skala vestibuli, skala Setelah memasuki meatus eksterna, bunyi akan
timpani dan skala media. Skala media berada di koklea menggetarkan membran timpani selanjutnya dirambatkan
bagian tengah, dipisahkan dari skala vestibuli oleh melalui osikula auditiva. Tulang pendengaran akan
membran Reissner dan dari skala timpani oleh mengamplifikasi getaran melalui gaya ungkit tulang
membran basilaris. Skala vestibuli dan skala timpani pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran
berisi cairan perilimfe sedangkan skala media berisi timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
cairan endolimfe.5 diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan
Cairan perilimfe pada telinga dalam berhubungan menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada
dengan cairan serebrospinal skala vestibuli bergerak. Gerakan diteruskan melalui
pada kavum kranii melalui akuaduktus koklearis, yang membran Reissner yang mendorong endolimfe, sehingga
menghubungkan ruang perilimfe dengan ruang cairan akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus-September 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
bantu dengar masih belum dapat berkomunikasi secara ● Batuk sejak 1 hari yang lalu, pilek tidak ada. Riwayat
adekuat maka perlu dilakukan psikoterapi dengan batuk dan pilek hilang timbul ada.
tujuan agar pasien dapat menerima keadaan.13 ● Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada.
● Riwayat telinga terasa penuh tidak ada.
7. Prognosis ● Riwayat menderita parotitis sebelumnya tidak ada
Prognosis sudden deafness tergantung pada ● Riwayat menderita cacar air sebelumnya tidak ada
beberapa faktor antara lain usia pasien, adanya vertigo ● Riwayat mengidap penyakit herpes zoster
saat onset, derajat gangguan pendengaran, sebelumnya tidak ada
● Riwayat trauma kepala tidak ada.
karakteristik awal audiometri, waktu antara onset
● Riwayat trauma bising tidak ada.
gangguan pendengaran dengan dimulainya terapi. ● Mengalami perubahan tekanan udara yang besar
Direkomendasikan untuk melakukan follow up jangka dan mendadak tidak ada.
panjang sehingga dapat mengidentifikasi penyebab ● Penggunaan obat ototoksik tidak ada.
sudden deafness yang mungkin belum ditemukan saat ● Riwayat kemasukan sesuatu pada telinga tidak ada
penanganan awal. Pasien dengan sudden deafness ● Penurunan berat badan yang signifikan dalam 3
idiopatik sangat penting melakukan follow up bulan terakhir tidak ada.
● Riwayat hidung berdarah tidak ada
audiometri yang menentukan keberhasilan terapi.
● Riwayat penurunan berat badan yang cepat tidak
Follow up pada 156 pasien yang didiagnosis sudden ada
deafness idiopatik 54,5% menunjukkan perbaikan ● Riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangka
dalam 10 hari meskipun belum komplit. Perbaikan final waktu lama tidak ada
dicapai dalam 1 bulan pada 78% pasien, 3 bulan pada
97 pasien dan hanya 0,6% yang perbaikannya Riwayat Penyakit Dahulu :
mencapai 6 bulan. Sehingga disarankan untuk ● Riwayat Hipertensi tidak ada.
● Riwayat Diabetes tidak ada.
melakukan follow up audiometri hingga 6 bulan. Pasien
● Riwayat terkena penyakit infeksi
tuli mendadak yang telah mendapat pengobatan
sebelumnya tidak ada
namun ketulian tetap bersifat permanen dan
● Riwayat stroke tidak ada
menimbulkan kecacatan maka dibutuhkan rehabilitasi
auditorik.14
Riwayat Penyakit Keluarga :
● Riwayat keluarga dengan hipertensi tidak ada
LAPORAN KASUS
● Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
Identitas Pasien
tidak ada
Nama : Tn. Nofia Indra
● Riwayat keluarga yang menderita
Jenis Kelamin : Laki-laki
keganasan tidak ada
Usia : 41 tahun
Alamat : Koto Malintang, Baso Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi:
Suku Bangsa : Minangkabau Pasien adalah seorang buruh bangunan, riwayat
mengorek telinga tidak ada, pasien ex-smoker (IB sedang
Keluhan Utama :
Pendengaran telinga kiri berkurang secara tiba-tiba Status Generalisata
sejak 3 hari yang lalu Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Riwayat Penyakit Sekarang :
● Pendengaran telinga kiri berkurang secara tiba- Tekanan darah : 110/80 mmHg
tiba sejak 3 hari yang lalu pada saa bangun tidur. Frekuensi nadi : 82x/menit
● Telinga terasa berdenging sejak 3 hari yang lalu Suhu : Afebris
dan menetap. Pernapasan : 18x/menit
● Pusing serasa berputar sejak 3 hari yang lalu.
Sianosis : Tidak ada
Pusing menetap dan tidak dipicu dengan
perubahan posisi kepala. Edema : Tidak ada
● Riwayat muntah ada sejak 3 hari yang lalu Anemis : Tidak ada
● Riwayat demam tinggi sejak 2 minggu yang lalu Ikterus : Tidak ada
● Riwayat telinga berdenging pada telinga kiri sejak
1 minggu yang lalu. Pasien berobat ke Pemeriksaan Sistemik
puskesmas dan diberikan obat makan sekaligus Kepala: Normocepal Mata
untuk demam yang sudah dideritanya semenjak 1 Konjungtiva: Tidak anemis
minggu sebelumnya. Pasien diberikan obat
Sklera: tidak ikterik
demam dan anti nyeri. Setelah 5 hari minum obat,
keluhan telinga berdenging pasien tidak kunjung
membaik dan tiba-tiba pada pagi hari pasien Thoraks
merasakan telinganya yang sakit mengalami Jantung:
penurunan pendengaran. Karenanya pasien Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
berobat ke praktek pribadi Sp.THT-KL dan Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS
diberikan obat anti vertigo. Pasien disarankan ke Perkusi : Redup
RSAM apabila dalam 3 hari keluhan telinga masih Auskultasi : S1 & S2 reguler, bising (-) gallop (-)
dirasakan. 3 hari kemudian pasien datang ke
RSAM dengan tidak ada perbaikan gejala dari
sebelumnya.
Paru: Sikatrik - -
Inspeksi : Pergerakkan simetris, Nyeri Tekan - -
dinding dada kiri sama Nyeri Ketok - -
dengan kanan
Palpasi : Fremitus kanan = kiri
Tes Garpu Rinne + +
Perkusi : sonor
Tala
Auskultasi : Vesikuler rh-/- wh -/- Weber Laterali sasi
ke kanan
Abdomen :
Inspeksi : Tidak membuncit Schwabach Memendek
Palpasi : Supel, hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Gangguan
Perkusi : Timpani Kesimpulan pendengaran
Auskultasi : Bising Usus 12 x/ sensorineural
menit
Membran Timpani
Rinoskopi Anterior
Utuh Warna Putih Putih
Refleks (+), arah jam 5 (+)
Cahaya arah Vestibu Vibrise Sedikit Sedikit
- jam 7 lum Radang - -
Bulging - - Kavum Normal/Cukup Cukup lapang Cukup
Retraksi - - Nasi Lapang -
Atrofi - Sempit iya -
Perforasi Jumlah - - Lapang -
perforasi - -
Jenis - - Sekret Lokasi -
-
Kuadran - - Jenis -
-
Pinggir Jumlah -
-
Mastoid Tanda Radang - - Bau -
-
Fistel - -
Rata/Tidak - -
Diagnosis Utama :
Massa
Sudden Deafness AS
Pemeriksaan Anjuran :
Aritenoid Warna Merah Merah Laboratorium Darah , Faal hemostasis.
muda muda Audiometri Nada Murni
Edema - - Tes SISI (short increment sensitivity index)
Massa - - Tes Tone decay , refleks kelelahan negatif.
Gerakan - - Audiometri tutur ( Speech Audiometry)
Plika Warna - - Audiometri impedans
Vokalis
Gerakan - - Terapi :
Pinggir -
Bed Rest Total
Medial -
Prednison 4x10mg (2 tablet) tappering off / 3 hari
Massa -
Vitamin C 500mg 1x1 tablet
Sinus Massa - -
Vitamen E 1x1 tablet
Piriformis Sekret - -
Neurobion 3x1 tablet
Terapi hiperbarik oksigen
Valekulae Massa - -
Sekret/Jeni Prognosis :
snya - Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad sanam : Dubia ad Bonam
Lampiran audiometri: