Essai Penurunan UKT

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Keluarga saya terdiri atas 5 anggota keluarga yaitu Ayah, Ibu dan 3 bersaudara.

Saya merupakan
anak ke2 dari 3 bersaudara. Saat ini saya sedang berkuliah semester 7 di Departemen Agrbisnis IPB-
University. Adapun Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dikenakan sebesar Rp. 10.000.000 dan mengontrak
untuk tinggal di Bogor Rp 3.800.000 pertahun. Kakak saya Muhammad Iqbal merupakan mahasiswa dan
sedang menempuh semester 9 jurusan Agroekoteknologi Universitas Brawijaya. Adapun beban Uang
Kuliah Tunggal (UKT) yang dikenakan sebesar Rp 6.000.000, setiap semester dan menempati kamar kost
untuk tinggal di Malang Rp.5.000.000 pertahun. Saya juga memiliki seorang Adik, Nabilla Jasmine yang
saat ini sedang menempuh pendidikan SMP kelas 9 dan mempersiapkan untuk masuk SMA pada tahun
2021 nanti.

Pada pertengahan tahun 2019, Ayah berpindah kerja ke suatu CV yang bergerak dalam usaha
manufaktur produk pertanian. CV ini merupakan usaha yang baru dirintis pada pertengahan tahun 2019.
Tahun 2019, bisnis perusahaan berjalan normal, namun pada awal tahun 2020 terjadi kenaikan cukai,
sehingga biaya produksi dan harga jual produk naik, sedangkan daya beli konsumen tetap bahkan
menurun di beberapa tempat, sehingga penjualan menurun.

Informasi tentang pandemi Covid-19 mulai menyebar di Indonesia pada akhir bulan Februari
lalu. Secara bertahap, pandemi ini mulai berdampak pada kondisi perusahaan tempat ayah saya bekerja.
Dengan adanya pandemi Covid-19 yang membatasi orang beraktivitas dan berbisnis menyebabkan
pendapatan konsumen berkurang dan kemampuan membeli menurun. Dampaknya penjualan
berkurang dan produksi juga ikut turun. Untuk menekan biaya produksi, tenaga kerja harian atau
musiman dilakukan pergiliran masuk kerja. Dan untuk yang bekerja musiman diliburkan selama off
season.

Tahun 2019-2020 awal merupakan tahun yang baik bagi keluarga kami, karena selalu cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Namun biaya yang dikeluarkan saat pandemi justru meningkat
untuk beban listrik dan data internet. Sedangkan pengeluaran untuk UKT per semester saya dan Kakak
sangat tinggi. Ditambah lagi untuk biaya kontrakan saya dan kakak masih tetap diberlakukan serta harus
dilunasi saat ini juga, meskipun kontrakan tersebut sementara tidak ditempati akibat perkuliahan jarak
jauh.

Saya mencoba untuk melamar beasiswa yang tersedia seperti Djarum, Tanoto, Beasiswa Alumni
dan beberapa lainnya. Alhamdulillah pada semester 3 lalu, saya mendapat beasiswa PPA dan semester 5
lalu saya mendapat beasiswa Goodwill. Bantuan beasiswa ini berupa uang tunai untuk mendukung
mahasiswa berkegiatan sehari hari seniai Rp.300.000-400.000. Beasiswa tersebut saya gunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari saat di Bogor, dan sisanya saya tabung untuk keperluan mendatang.

Untuk semester ini, masih belum ada informasi lebih lanjut apakah beasiswa tetap berjalan atau
sementara diberhentikan. Dengan beban UKT senilai Rp. 10.000.000 persemester dan biaya kontrakan
senilai Rp. 3.800.000 yang masih berjalan, maka dari itu saya bermaksud untuk mengajukan penurunan
UKT. Karena kondisi pandemi ini memiliki dampak terhadap keluarga saya. Semoga kondisi segera
membaik dan perekonomian dapat kembali seperti sedia kala.
Mengetahui, Ayah Penulis,

Budi Wibowo M. Rafly Anggara Putra

Anda mungkin juga menyukai