Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :

1. Febriana Nurul Putri (020118A072)


2. Febriana Utami (020118A019)
3. Feronika Madai (020118A020)
4. Mila Widiastuti (020118A032)
5. Sukma Dewi Pertiwi (020118A054)
6. Yunita Irawati Dewi (020118A063)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan proposal metodologi penelitian kuantitatif ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum surveilans ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya
di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Proposal Metodologi Penelitian Kuantitatif dengan judul “Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Dan DisiplinBelajarTerhadapHasilBelajarSiswa” sebagai tugas Metodologi
Penelitian.

Kami menyadari bahwa ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan, dorongan,
kerja keras dan doa dari semua pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
ingin mengucapka terima kasih kepada Ibu Yuliaji Siswanto, S.KM, M.Kes.(Epid) dan Ibu
Sri Wahyuni S.KM, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah surveilans kesehatan.

Demikianlah laporan ini kami susun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Apabila ada kesalahan dalam penyusunan laporani ni, penulis menerima kritik dan
saran untuk kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum.warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dari masa ke masa memberikan perubahan bagi
masyarakat dan keluarga yang tinggal dalam masyarakat tersebut. Pengaruh
perubahan zaman bukan hanya dirasakan oleh orang dewasa atau orangtua tetapi juga
dirasakan oleh anak-anak. Masa kini merupakan masa dengan perkembangan
mutakhir dalam berbagai bidang, khususnya bidang teknologi, informasi dan
pendidikan yang membawa dampak yang sangat besar pada anak.
Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia,
tak satupun keberhasilan manusia dalam kehidupan ini tercapai tanpa melalui proses
pendidikan. Sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, bahwa
mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas negara dalam upaya mewujudkan
masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Namun, tugas ini bukan semata-mata menjadi
tugas pemerintah saja, tetapi juga menjadi tugas kita semua baik orangtua (keluarga),
maupun masyarakat. Dalam hal ini orangtua merupakan pendidikan awal yang di
terima oleh anak sejak ia lahir.
Dalam sebuah keluarga, orangtua memiliki andil yang cukup besar dalam
membantu mengembangkan potensi anak. Pola kepribadian anak dalam keluarga
tersebut yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak. Sebelum
seorang anak berada di lingkungan luar yang lebih luas, ia lebih dahulu mengenal di
lingkungan keluarganya. Sehingga apabila suatu saat ia jauh dari orangtuanya anak
akan bertingkah laku sesuai dengan apa yang diterapkan oleh orangtuanya di rumah.
Pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak sangat memiliki pengaruh dalam
lapangan kehidupan seseorang dikemudian hari. Orang tua harus mendidik anak untuk
bisa disiplin dalam hal apapun terutama dalam disiplin belajar, dengan disiplin
belajar, anak akan mendapatkan hasil yang baik dari sekolah,
Menurut Reynolds (Dalam Sochib 2000:8) bahwa anak yang berhasil di
sekolah adalah anak yang berlatar belakang dari keluarga yang berhubungan akrab
penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin berdasarkaan kecintaan. Oleh karena
itu, keutuhan orangtua dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu
anak untuk memiliki dan mengembangkan disiplin diri terkait dalam disiplin belajar
di rumah maupun di sekolah. Dengan adanya peran orangtua dalam mengembangkan
disiplin belajar, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006) hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Dengan memperhatikan
hasil belajar siswa maka dapat diketahui sejauh mana kemampuan dan kualitas siswa.
Namun kenyataan yang sering kita temukan bahwa masih banyak pola asuh
orangtua yang buruk contohnya, dengan tidak menanamkan nilai moral, tidak
mengajarkan kemandirian terhadap anak, dan tidak mengajarkan anak untuk
mendisiplinkan diri terutama dalam hal belajar. Sehingga sering kita temukan banyak
terjadi pelanggaran nilai moral pada anak dan juga rendahnya disiplin diri pada anak
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Apakah pola asuh orang tua dan disiplin belajar
berpengaruh tehadap hasil belajar siswa?’
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan disiplin belajar tehadap
hasil belajar siswa.
D. Manfaat
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai pengaruh pola asuh orang tua dan disipin belajar terhadap hasil belajar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pola Asuh
a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Rohinah M. Noor (2012: 103-104) yang menyatakan bahwa karakter
utama di sekolah courage (keberanian atau teguh hati), good judgement
(pertimbangan yang yaitu baik), integrity (integritas), kindness (kebaikan hati),
perseverance (ketekunan), respect (penghargaan), responsibility (tanggung
jawab), self- discipline (disiplin diri). self-discipline atau disiplin diri yaitu
memperlihatkan kerja keras dan komitmen pada tujuan, dapat mengendalikan
dan mengatur diri serta melakukan yang terbaik dalam segala hal.
Pola asuh orang tua menurut Wijanarko dan Setiawati (2016:58)
mengandung pengertian : 1) interaksi pengasuhan orang tua terhadap anaknya
2) sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya 3) pola perilaku orang
tua untuk berhubungan dengan anak-anaknya. Sejak anak masih usia balita
orang tua sudah sering berinteraksi dengan anak. Baik atau buruk keteladanan
yang diberikan serta kebiasaan hidup orang tua sehari-hari akan
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Olds and Feldman (dalam
Helmawati 2014:138) pola asuh orang tua terhadap anak-anaknya sangat
menentukan dan mempengaruhi kepribadian (sifat) serta perilaku anak.
Perlakuan orang tua terhadap anak bukan hanya berpengaruh pada perilaku
serta sikap anak (afektif dan psikomotorik), tetapi juga akan mempengaruhi
potensi akademik (kognitif) mereka. Menurut Syamaun (2012:18) pola asuh
jelas memberikan pengaruh yang paling besar terhadap proses pembentukan
dibanding pengaruh yang diberikan oleh komponen pendidikan lainnya. Ki
Hadjar Dewantara (dalam Shocib 2010:10) menyatakan bahwa keluarga
merupakan “pusat pendidikan” yang petama dan terpenting karena sejak
timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi hasil
belajar secara kogniif.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
adalah bentuk perlakuan ataupun interaksi orang tua yaitu: mendidik, menjaga,
mengawasi anaknya sejak lahir hingga remaja yang bersifat konsisten dan
mempengaruhi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak.
b. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua
Jenis pola asuh tersebut menurut Suherman (2011: 8) adalah “ Ada tiga
jenis sikap orang tua dalam keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak yaitu sikap otoriter, sikap permisif/liberal dan sikap
demokratis. Berikut penjelasan singkat masing-masing pola asuh tersebut:
1. Pola asuh otoriter
Menurut Suherman (2011: 8) yaitu “ orang tua dalam
memenuhi kebutuhan anak dengan cara mengotrol tingkah laku anak
secara ketat, selalu mengatur kehidupan anak, dan orang tua selalu
menuntut anak untuk mentaati semua peraturan yang dibuat”. Dalam
hai ini, orang tua tidak mendorong dan memberikan kesempatan
kepada anak untuk mandiri dan jarang memberikan pujian, sehingga
pola asuh ini tidak jarang berpeluang untuk memunculkan perilaku
agresif.
2. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif yaitu “perlakuan orang tua yang
membebaskan anak untuk berbuat sesuai dengan keinginanya, tanpa
disertai dengan adanya control dan pengawasan orang tua. Kekuasaan
atau cara yang digunakan orang tua cendrung mengarah pada pola asuh
yang ditetapkan”. Orang tua yang mendidik dan mengasuh anaknya
dengan keras akan dapat membentuk watak anak yang disiplin dan
penurut. Tidak jarang di dalam pola asuh ini semua keputusan lebih
banyak dibuat oleh anak dari pada orang tuanya.
3. Pola asuh demokrati
Pola asuh demokratis yaitu “dimana perlakuan orang tua yang
selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pendapat tentan segaa sesuatu yang menyangkut kehidupan pribadinya.
Dalam mengambil suatu keputusan harus dirundingkan terlebih dahulu
oleh orang tua dan anak”. Dalam pola asuh demokratis ini anak
diberikan kebebasan dalam melakukan hal apapun tetapi orang tua
tetap mengontrol perbuatan anaknya, agar anak dapat belajar tanggung
jawab sejak dini, bertanggung jawab atas segala tindakan yang
dilakukan, tidak munafik dan jujur.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh setiap orang tua itu berbeda-beda. Perbedaan itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Wijanarko dan Setiawati (2016:66) mengemukakan bahwa
faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak yaitu :
1) Pendidikan Orang Tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan
mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan
peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak,
mengamati segala sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak, selalu
berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai perkembangan
fungsi keluarga dan kepercayaan anak.
2) Lingkungan.
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, makaa tidak
mustahil jika lingkungan juga ikut sertaa mewarnai pola-pola pengasuhan
yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Orang lahir tidak dengan
pengalaman mendidik anak, maka cara termudah adalah meniru dari
lingkungannya.
3) Budaya
Seringkali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh
masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat
disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap
berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua
menghaaraapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan baik,
oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh
anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh
terhadap anaknya.
2. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin
Displin berasal dari kata disciple yang artinya belajar secara sukarela
mengikuti pemimpin dengan tujuan dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal. Pokok utama disiplin adalah pertauran.
Peraturan adalah pola tertentu yang diterapkan untuk mengatur perilaku
seseorang. Peraturan yang efektif untuk anak adalah peraturan yang dapat
dimengerti, diingat dan diterima. Disiplin sangat penting diajarkan pada anak
untuk mempersiapkan anak belajar sebagai makhluk sosial. (Elizabeth,
Hurlock 1973 :82).
Menurut Poewerdarminta disiplin adalah latihan batin dan watak dengan
maksud supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib (disekolah atau
kemiliteran) pada aturan dan tata tertib. Sedangkan menurut Wiana Mulyana
disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua
ketertiban, peraturan dan norma yang berlaku dalammenunaikan tugas dan
tanggung jawab. Dari kedua kutipan diatas dapat dirumuskan adalah suatu
sikap kepatuhan terhadap peraturan yang telah ada, ditetapkan secara bersama-
sama atau peraturan yang dibuat sendiri dan dilaksanakan secara sukarela,
tanpa ada paksaan dari luar dirinya sendiri. Disiplin pada dasarnya dikontrol
diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun di luar
diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun
beragama. Disiplin juga merujuk pada kebebasan individu untuk tidak
bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan,
melakukan perubahan perilaku, pikian maupun emosi sesuai prinsip yang
diyakini dari aturan moral yang dianut. Dalam prespektif umum disiplin
adalah perilaku sosial yang bertanggung jawab dan fungsi kemandirian yang
optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas dasar kemampuan
mengelola/mengendalikan, memotivasi dan idependensi diri. (Daryanto dan
Siryati 3013 :49).
Seoramg yang mempuyai karakteristik disiplin yang sehat adalah orang
yang mampu melakukan fungsi psikososial dalam berbagai setting (peraturan)
termasuk:
1) Kompetensi dalam bidang akademik, pekerjaan dan relasi sosial
2) Pengelolaan emosi dan mengontol dan perilaku-perilaku yang impulsif
3) Kepemimpinan
4) Harga diri yang positif dan identitas diri.
Disiplin dapat diukur atau dapat diobservasi baik secara emosional maupun
tampilan perilaku. Disiplin berfungsi untuk menyeimbangkan antara
independensi, tindakan yang percaya diri dan hubungan positif-positif dengan
orang lain agar perkembangan dan mampu menyesuaikan diri secara optimal.
(Daryanto dan Suryanti 2013 :49).
b. Pengertian Disiplin Belajar
Kedisiplinan belajar merupakan gabungan dari kata disiplin dan
belajar.Pengertian disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan ketaatan dan
kepatuhan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Pengertian
belajar yaitu merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang menetap
akibat dari praktik berupa pengalaman mengamati, membaca, menirukan,
mencoba sesuatu, mendengarkan, serta mengikuti arahan. Kedisiplinan belajar
merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan tertulis maupun yang
tidak tertulis dalam proses perubahan tingkah laku yang menetap akibat dari
praktik yang berupa pengalaman mengamati, membaca, menirukan, mencoba
sesuatu, mendengarkan, serta mengikuti arahan. Kedisiplinan belajar bagi
siswa diartikan lebih khusus sebagai tindakan yang menunjukkan ketaatan dan
kepatuhan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis dalam kegiatan
mencari pengetahuan dan kecakapan baru.Perilaku disiplin memberikan
banyak manfaat dalam hidup. Disiplin berperan besar dalam perkembangan
anak, karena dapat memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kepastian
tingkah laku (Euis Sunarti, 2004: 117).
B. Kerangka Teori
Kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pola Asuh
Orang Tua
Hasil Belajar
Siswa
Disiplin Belajar

Gambar 1.1 Pengaruh Pola asuh dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar
C. Kerangka Konsep
Hasil belajar siswa yang baik merupakan tujuan dari pendidikan untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik dan sesuai tujuan perlu adanya perhatian tentang
hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Hasil belajar dapat pula menjadi
tolak ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan
termasuk sekolah. Makin tinggi yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Sebaliknya, jika hasil
belajar siswa rendah maka menunjukkan rendah juga proses belajar mengajar di
sekolah tersebut.
Faktor pertama yang berasaldari luar diri siswa dan mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar adalah pola asuh orang tua sangat penting untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya pada pola asuh orang tua. Tipe pola
asuh tersebut menurut Suherman (2011 : 8) adalah “Ada tiga jenis pola sikap orang
tua dalam keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu sikap
otoriter, sikap permisif/liberal, dan sikap demokratis”.
Faktor yang kedua berasal dari dalam diri siswa adalah disiplin siswa di
sekolah merupakan sikap siswa yang harus dimiliki yaitu menaati dan mematuhi tata
tertib sekolah dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan tanpa paksaan dari
pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam
mengikuti kegiatan belajar. Faktor yang kedua yang berasal dari dalam diri siswa
adalah disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Disiplin
belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai
aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin
belajar dengan hasil belajar sanat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar
semakin baik hasil yang dicapai (Hesti, 2008: 12).
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
a. Hipotesis Statistik (Ho) : Tidak ada pengaruh antara pola asuh orag tua dan
disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa.
b. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada pengaruh antara pola asuh orang tua dan
disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian sama halnya dengan metode penelitian yang harus
ditentukan pada sebuah penelitian. Metode penelitian merupakan cara lmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu ( Sugiyono, 2017:2). Metode
yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan
korelasional.

Metode survei dipergunakan dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa


penelitian dari tempat tertentu dengan alamiah (bukan buatan) dengan alat pengumpul
data berbentuk angket (kuesioner), test dan wawancara terstruktur dan berdasarkan
pandangan dari sumber data, bukan dari peneliti.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam
suatu riset khusus. Adapun populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan
siswa kelas IX SMP Amaliah Ciawi Bogor tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 199 siswa.
Tabel 1.1
Data siswa kelas IX
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IX.1 20 13 33
IX.2 20 13 33
IX.3 20 13 33
IX.4 21 13 34
IX.5 21 12 33
IX.6 20 13 33
Jumlah 122 77 199

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2016: 81). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik sampling yaitu Stratified Random Sampling yang
dilakukan pada siswa SMP amaliah Ciawi Bogor. ukuran sampel peneliti di
dasarkan pada jumlah populasinya, ditentukan dengan menggunakan rumus
SLOVIN ( Parel,C.P et.at,1994:92 ) sebagai berikut:
N
n = -------------------------------------------
N.d² + 1

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = margin of error ( sampling error ) yang diinginkan peneliti (dalam
%)
Dalam penelitian ini N ( ukuran populasi ) adalah 199, d ( margin of error) adalah
0,05. Maka, 199 / (199 X0.0025)+1.4972=132,8 dibulatkan menjadi 133. maka dari
enam ruang kelas IX yang dijadikan populasi di SMP Amaliah agar proporsional
diambil 22 siswa di lima kelas dan 23 siswa di 1 kelas diambil secara proporsional
dan acak dengan cara diundi. Sehingga jumlah total sampel tersebut adalah 133 siswa.
Tabel 1.2
Jumah Sampel
Kelas L P Jumah L P Jumlah
Populasi Sampel
IX.1 20 13 33 14 8 22
IX.2 20 13 33 14 8 22
IX.3 20 13 33 14 8 22
IX.4 21 13 34 15 8 23
IX.5 21 12 33 15 7 22
IX.6 20 13 33 14 8 22
Jumlah 122 77 199 86 47 133

C. Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
lazimnya di tunjukkandengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru
(Murwadarminto, 1989:700)
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel bebas dan satu
variabel terikat.
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas digunakan dalam
penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan disiplin belajar.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa.
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data adalah sekumpulan keterangan atau fakta mentah berupa simbol,
angka, kata-kataatau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan atau
pencarian ke sumber-sumber tertentu. Menurut sumbernya data penelitian
dikelompokkan menjadi.
a) Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Jadi untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.
b) Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi
sebelumnya. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari


studi sebelumnya berupa jurnal penelitian untuk mengetahui pengaruh pola
asuh orang tua dan disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa.
2. Metode dan Alat pengumpulan data
Instrumen data penelitian ini terdiri atas tiga macam yaitu:
1) kuisioner pola asuh orang tua
2) kuisioner disiplin belajar siswa
3) kuisioner prestasi siswa. Instrumen penelitian berbentuk kuisioner
(angket) yang disusun berdasarkan teori-teori yang relevan dengan
model rating scale dan menggunakan kalimat pernyataan.
a. Hasil Rekap Jawaban Responden
Variabel pola asuh orang tua 35 soal yang valid 30 dan yang
tidak valid 5 variabel disiplin belajar siswa 35 soal yang valid 30 soal,
yang tidak valid 5 soal variabel prestasi siswa 35 soal yang valid 30
soal dan 5 soal yang tidak valid.
b. Aturan Penskoran
Penskoran instrumen yang berupa angket ( kuisioner) untuk
variabel X1, X2, Y menggunakan 5 bertingkat (rating scale) yaitu untuk
pernyataan bersifat positif , maka responden yang menjawab selalu (Sl)
mendapat skor 5, sering (Sr) mendapat skor 4, kadang-kadang (Kd)
mendapat skor 3, jarang (Jr) mendapat skor 2, dan tidak pernah (Tp)
mendapat skor 1. Sedangkan pernyataan yang bersifat negatif maka
pensekoran menjadi terbalik yaitu responden yang yang menjawab
selalu (Sl) mendapat 1, sering (Sr) mendapat skor 2, kadang-kadang
(Kd) mendapat skor 3, jarang (Jr) mendapat skor 4, dan tidak pernah
(Tp) mendapat skor 5.
c. Penskoran jawaban responden
Penskoran jawaban responden yang berupa (kueisioner) untuk
variabel X1, X2 dan Y menggunakan lima pilihan bertingkat (rating
scale) yaitu untuk pernyataan bersifat positif, maka responden yang
menjawab selalu (S1) mendapat skor 5, sering (Sr) mendapat skor 4,
kadang-kadang (Kd) mendapat skor 3, jarang (Jr) mendapat skor 2, dan
tidak pernah (Tp) mendapat skor 1. Sedangkan pernyataan yang
bersifat negatif maka penskoran menjadi terbalik yaitu responden yang
menjawab selalu (S1) mendapat skor 1, sering (Sr) mendapat skor 2,
kadang-kadang (Kd) mendapat skor 3, jarang (Jr) mendapat skor 4 dan
tidak pernah (Tp) mendapat skor 5.
F. Pengolahan Data
1. Editing
Editing ialah proses meneliti hasil survei untuk meneliti apakah ada
response yang tidak lenkap. Dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari
data-data yang dikumpulkan. Pada penelitian ini jumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa sebanyak 90 pertanyaan, dimana memungkinkan terjadi
kesalahan karena siswa merasa lelah dalam menjawab pertanyaan sehingga
jawaban yang diberikan kurang objektif menggambarkan data yang
sesungguhnya dan perlukan ketelitian peneliti pada saat editing data.

2. Koding
Proses pemberian kode tertentu terhadap macam dari kuesioner
untukkelompok ke dalam kategori yang sama. Pemberian koding pada angket
penelitian ini yaitu responden yang menjawab selalu (S1) mendapat skor 5,
sering (Sr) mendapat skor 4, kadang-kadang (Kd) mendapat skor 3, jarang (Jr)
mendapat skor 2, dan tidak pernah (Tp) mendapat skor 1. Sedangkan
pernyataan yang bersifat negatif maka penskoran menjadi terbalik yaitu
responden yang menjawab selalu (S1) mendapat skor 1, sering (Sr) mendapat
skor 2, kadang-kadang (Kd) mendapat skor 3, jarang (Jr) mendapat skor 4 dan
tidak pernah (Tp) mendapat skor 5.

3. Tabulasi Data
Yaitu suatu proses pengolahan data yang dilakukan dengan
memasukkan data kedalam tabel yang bertujuan untuk memudahkan dalam
pengamatan dan menjadi gambaran tentang hasil penelitian serta menjadi
evaluasi bagi peneliti. Pada penelitian ini menunjakkan bahwa dari hasil
angket yang terkumpul

G. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono ( 2012:207 ), terdapat dua macam analisis atau statistik yang
digunakan untuk mengalisis data dalam penelitian, yaitu analisis atau statistik
deskriptif dan analisis atau statistik inferensial terdiri dua bagian yaitu statistik
parametrik dan statistik nonparametrik.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi. Analisis deskriptif dilakukan untuk
mengetahui dan menyajikan jumlah responden (N), harga rata-rata (mean),
rata-rata kesalahan standar (Standard Error of Mean), median, modus, (mode),
simpang baku (Standard Deviation), varian (Variance), rentang, (range), skor
terendah (minimum Scor), skor tertinggi (maksimum scor) dan distribusi
frekuensi yang disertai grafik histogram dari kelima variabel penelitian.

a) Mean (nilai rata-rata)


Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean
dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.
Mean suatu data juga merupakan statistik karena mampu
menggambarkan bahwa data tersebut berada pada kisaran mean data
tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan untuk
jenis data nominal dan ordinal.
b) Median ( nilai tangah )
Median menentukan letak tengah data setelah data disusun
menurut urutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang
teruru Simbol untuk median adalah Me. Dengan median Me adalah
50% dari banyak data yang nilainya paling tinggi paling rendah. Dalam
mencari median, dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak data
genap Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut nilainya,
maka median Me adalah data yang terletak tepat di tengah.
c) Modus ( nilai yang sering muncul )
Modus adalah nilai yang sering muncul. Modus sangat baik
bilabdigunakan untuk data yang memiliki sekala kategorik yaitu
nominal atau ordinal. Sedangkan data ordinal adalah data kategorik
yang bisa diurutkan.
d) Standar Deviasi dan Varian
Standar deviasi dan varians salah satu teknik statistik yg
digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok. Varians
merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual
terhadap rata-rata kelompok. Sedangkan akar dari varians disebut
dengan standar deviasi atau simpangan baku. Standar deviasi dan
varians simpangan baku merupakan variasi sebaran data. Semakin
kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama, jika
sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama.
e) Distribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil
penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang
baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita
dapat
lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.
Distribusi Frekuensi atau tabel frekuensi adalah suatu tabel yang
banyaknya kejadian atau frekuensi (cases) didistribusikan ke dalam
kelompok-kelompok (kelas-kelas) yang berbeda.
2. Analisis Inferensial
Yaitu teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis inferensial digunakan
untuk sampel yang diambil dari populasi dengan teknik pengambilan sampel
secara random. Analisis inferensial ini disebut juga analisis probabilitas,
karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel
yang kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data
sampel yang akan diberlakukan untuk populasi mempunyai peluang kesalahan
dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

Anda mungkin juga menyukai