Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Yunita Irawati Dewi

NIM : 020118A063

MATKUL : AnalisiS Kualitas Lingkungan

TUGAS : Laporan Praktikum

PENGUJIAN KADAR DEBU INHALABEL DI UDARA LINGKUNGAN KERJA

1. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah menguji kadar debu inhalabel di lingkungan kerja

2. Sampel

Pada pengujian ini menggunakan sampel debu pada lingkungan kerja

3. Prosedur kerja
a. Alat dan Bahan
1) Filter glass microfiber diameter 55 mm ukuran pori 0,8 um
2) Pompa vakum kapasitas 1-30 liter per menit
3) Dust filer holder dengan penutupnya
4) Selang silikon dan penjepit besi
5) Kalibrator flowmeter kapasitas 1-30 liter per menit
6) Pinset
7) Kaset filter
8) Desikator
9) Timbangan analitik 0,00001 gram
10) Tripod
b. Cara kerja
1) Alat dipasangkan di tempat kerja pada posisi mewakili aktvitas tenaga
kerja dan dust filter holdernyang telah berisi filter diletakkan dengan
ketinggian kurang lebih 1,5 meter
2) Selanjutnya kadar debu inhalabel ditentukan secara grafimetri dengan
menimbang sebelum dan sesudah pengujian debu
3) Sebelum dilaksanakan pengujian, terlebih dahulu dilakukan
penimbangan filter dan menyiapkan alat sebelum sampling
4) Simpan filter blanko dan filter sampel dalam desikator selama 24 jam
5) Setiap holder filter baik sampel maupun blanko diberi identitas
6) Masukkan filter ke dalam dust filter holder menggunakan pinset,
timbang filter blanko dan filter sampel tersebut sampai diperoleh berat
konstan. Catat beratnya ( B1 Filter blanko dan W1 filter sampel)
7) Lakukan penimbangan, kemudian masukkan filter ke dalam dust filter
holder yang telah diberi identitas dengan menggunakan pinset lalu
ditutup
8) Hubungkan dust filter holder dengan pompa penghisap udara yang
berkapasitas 1-30 liter/menit menggunakan selang silikon
9) Hidupkan pompa penghisap udara dengan kecepatan alir udara 5-
10liter/menit
10) Lakukan pengecekan antara dengan menggunakan flowmeter yang
telah dikalibrasi oleh laboratorium terakreditasi, jika sudah lalu
lepaskan alat
11) Pasang rangkaian alat di area titik sampling yang telah ditentukan
12) Hidupkan pompa penghisap udara dan lakukan pengambilan sampel
dengan kecepatan aliran udara 5-10liter/menit. Pengambilan sampel
dilakukan selama 45-60menit
13) Setelah selesai pengambilan sampel, alat dimatikan. Filter-filter
tersebut dibawa ke laboratorium lalu masukkan ke dalam desikator
sampai diperoleh berat konstan
14) Filter blanko dan sampel ditimbang dengan menggunakan timbangan
analitik yg sama, hingga diperoleh berat filter blanko dan filter sampel
masing-masing B2 (mg) dan W2 (mg)
4. Hasil
Hasil dari pengujian ini adalah;
Filter sebelum pengujian :
 B1 = 0,12486 g (filter blanko)
 W1 = 0,12484 g (filter sampel)

Filter sesudah pengujian :

 B2 = 0,12702 g (filter blanko)


 W2 = 0,12703 g (filter sampel)

C = (W2-W1)-(B2-B1) X 10³

Keterangan
C = Kadar debu inhale
W2 = berat filter sampel setelah pengambilan sampel (mg)
W1 = berat filter sampel sebelum pengambilan sample (mg)
B2 = filter blanko setelah pengambilan sample (mg)
B1 = berat filter blanko sebelum pengambilan sample (mg)
V = volume udara pada waktu pengambilan sample (l)

V=fxt
= 10 liter

C = (W2-W1)-(B2-B1) X 10³

V
C = (127,03-124,84)-(127,02-124,86) x 10³
10
C = (2,19-2,16) x 10³
10
= 30
10
= 3 mg/m³
5. Kesimpulan
Nilai ambang batas debu inhalable di udara tempat kerja mengacu pada
Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 adlah 10 mg/m³ sehingga dapat disimpulkan
bahwa debu pada tempat kerja tergolong aman karena hasil kadar debu inhalasi
sebanyak 3mg/m³.
PENGUJIAN KADAR SO2 DI UDARA LINGKUNGAN KERJA

1. Tujuan

Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui kadar SO2 di udara lingkungan
kerja

2. Meode

Pengujian ini menggunakan metode Spektofotometri

3. Prosedur kerja
a. Alat dan Bahan
1) Merkuri klorida
2) Sodium klorida
3) Formal dehide
4) Pararosaniline
5) Asam klorida pekat
6) Natrium tio sulfat
7) Potasium iodida
8) Potasium iodat
9) Kanji
10) Iodium
11) Aquades
12) Asam sulfamat
13) Sodium bisulfite
14) Pompa vakum kapasitas 1-30liter/menit
15) Tabung impinger
16) Selang silicon
17) Kalibrator flowmeter kapasitas 0,1-1liter/menit
18) Pipet volume
19) Pipet ukur
20) Pipet tetes
21) Kaca arloji
22) Botol timbang
23) Corong
24) Gelas ukur
25) Gelas erlenmeyer
26) Beaker glass
27) Labu ukur/ labu volumetrik
28) Timbangan analitik
29) Timbangan manual
30) Kertas label
31) Tabung reaksi
32) Tutup tabung
33) Rak tabung reaksi
34) Botol semprot
35) Botol sampel berwarna gelap
36) Botol penyimpan larutan
37) Spatula/sudip
38) Bolb
39) Buret
40) Stafit & klem
41) Tripod alumunium
42) Spektrofotometer uv-vis
b. Cara kerja
1) Pada pengujian ini, impinger yang berisi larutan absorben dihubungkan
ke pompa menggunakan selang silicon dengan ketinggian udara masuk
atau udara yang diserap absorben setinggi kurang lebih 1,5 meter
2) Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel selama 30-120 menit
sesuai dengan kecepatan aliran 0,2-2,5 liter/menit. Kemudian setelah
selesai pengambilan sampel udara pindahkan sampel ke dalam botol
berwarna gelap, simpan wadang berpendingin
3) Sebelum pelaksanaan pengujian terlebih dahulu dilakukan pembuatan
reagensia dan pembakuan larutan standar sebegai berikut:
a) Absorbing reagent (larutan penyerap) sodium tetrachloro
mercurat
 Timbang 6,8gr HgCl2, timbang 2,9gr NaCl larutkan
dengan sedikit aquades kemudian tuang ke dalam 6,8gr
HgCl2 sambil aduk dalam beaker glass
 Setelah larut kemudian jadikan volume 250ml dengan
aquades dalam labu volumetric dan homogenkan
b) Asam sulfamat 0,6%
Larutkan 0,9gr asam sulfamat dengan 100ml aquades dalam
labu volumetrik 100ml
c) Formaldehide 0,2%
Pipet 1,2ml formaldehide 35%, masukkan ke dalam labu
volumetrik 200ml yang telah berisi aquades, encerkan sampai
garis batas
d) Stok pararosanilin, timbang 0,2gr pararosanilin hydrochlorid
larutkan dalam 100ml aquades
e) Pararosanilin hydrrochloride 0,40%
Pipet 5ml stok pararosanilin hydrochloride masukkan dalam
labu volumetrik 25ml. Tambahkan 1,5ml HCl pekat encerkan
sampai tanda batas
f) Larutan HCl 1+10
Pipet 1ml larutan HCl pekat maskkkan ke dalam gelas ukur
25ml yang sudah berisi 10ml aquades, aduk sampai homogen
g) Larutan indikator kanji
Campur 0,4gr kanji yang dapat larut tambahkan pasta yang
terjadi ke dalam 200ml air yang mendidih. Didihkan terus
sampai jernih, kemudian dinginkan dan pindahkan ke dalam
botol yang tertutup
4) Untuk pembakuan timbanglah 1,5gr potasium iodat yang sebelumnya
telah dikeringkan pada suhu 180 derajat celcius selama 2jam, larutkan
dengan aquades kemudian jadikan volume 500ml dalam labu
volumetrik
5) Ambil 50ml larutan diatas kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer
250ml, tambabhkan 2gr KI dan 10ml enceran HCl pekat tutup lalu
biarkan 5 menit
6) Kemudian titrasi dengan larutan sodium tiosulfat sampai watna kuning
muda. Tambahkan 5ml larutan indikator kanji dan teruskan titrasi
sampai sempurna. Ulangi cara in sebanyak 3x
7) Hitung normalitas larutan sodium tiosulfat
8) Larutan sodium tiosulfat
Encerkan 50ml larutan induk sodium tiosulfat menjadi 500ml dalam
labu volumtreik. Larutan ini tidak stabil dan harus dibuat baru dengan
pengenceran larutan induk
9) Larutan sulfit baku
Larutkan 0,1gr sodium sulfit atau 0,3gr sodium metabisulfit dalam
100ml aquades yang baru didihkan dan sudah dingin. Untuk
pembakuan larutan sulfit masukkan 25ml aquades yg baru, didihkan
dan sudah dingin ke dalam erlenmeyer kemudian tambahkan dengan
pipet 50ml larutan iodium 0,01 N dan beri tanda B sebagai blanko.
Pipet 25ml larutan baku sulfit dan masukkkan ke dalam erlenmeyer
kemudia tambahkan 50ml larutan iodium 0,01N dan beri tanda S
sebagai contoh uji. Tutup kedua erlenmeyer tersebut dan biarkan
bereaksi selama 5menit kemudian titrasi dengan larutan 0,01N sodium
diosulfat sampai warna kuning muda. Tambahkan 5ml larutan
indikator kanji dan lanjutkan titrasi sampai persis warna biru hilang.
Hitung kadar SO2 dengan larutan baku S02.
10) Larutan sulfit baku encer
Segera setelah paembakuan dari larutan sulfit pipet 1ml larutan
tersebut lalu jadikan 100ml dengan absorbing reagent
11) Teknis pengambilan sampel S02
Pipet 25ml absorbing reagent, pasang rangkaian alat di arean titik
sampling yang telah ditentukan. Hidupkan pompa penghisap udara dan
lakukan pengambilan sampel dengan kecepatan alir sampai dengan
2,5liter/menit. Pengambilan sampel dilakukan 60-120menit sesuaikan
dengan kadar kondisi SO2 ditempat kerja untuk pengambilan sampel
sesaat, sampling dilakukan selama 60 menit . setelah selesai
pengambilan sampel di udara, pindahkan sampel botol gelap dan
simpan di wadah pendingin kemudian bawa ke laboratorium untuk di
analisis
12) Siapkan tabung reaksi untuk blanko dan untuk sampel, sebanyak
jumlah sampel kemudian beri kode dan urutkan botol sampel SO2
sesuai nmor kode sambil dikocok sampai homogen
13) Pipet masing-masing sampel S02 sebanyak 10ml masukkan ke dalam
tabung reaksi 25ml, siapkan 1 seri standar kalibrasi 7 buah tabung
reaksi isi dengan larutan baku S02 yang telah dibakukan pasif 1ml 2ml
3ml 4ml 5ml dan 6ml serta 0ml untuk blanko
14) Jadikan volume larutan baku encer menjadi 10ml dengan
menambahkan absorbing reagent tambahkan pada masing-masing
tabung baik yang berisi sampel maupun larutan baku encer dengan 1ml
larutan asam sulfamat 0,6% diamkan selama 5menit. Lalu tambahkan
2ml larutan folmadehid 0,2% dan 5ml larutan pararosanilin
hydrochlororide tambahkan aquades sampai tanda batas lalu kocok
sampai homogen lalu diamkan ditempat gelap selama 20menit supaya
bereaksi sempurna. Baca hasil kadar SO2
4. Hasil
Volume udara (L)= f x t
 Hasil analisa-1 = 0,3360 µg
Hasil analisa-2 = 0,3370 µg
Rerata analisa = 0,3320 µg
Blanko = 0,3230 µg
Volume sampel = 20ml
Volume sampel yang dianalisa = 25ml
 Suhu = 29 derajat celcius
Laju alir = 1liter/menit
Waktu sampling = 40menit
 Volume udara (L)= F Xt
= 1liter x 60menit
Perhitungan kadar SO2
Kadar SO2= Hasil analisis (µg)x volume sampel (ml)x(SK+273) Kx76
Volume udara (L)x volume sampel yang di analisa x (273+25) KxP

= (0,3320µg) x (20ml) x (29 + 273)K x 76 cmHg


(60liter) x (25ml) x (273+25)K X 76 cmHg

= (0,3320µg) x (20ml) x (302)K x 76 cmHg

(60liter) x (25ml) x (298)K x 76 cmHg

= 152401,28

33972000

= 0,00448 mg/m³

Nilai ambang batas berdasarkan PERMENNAKER NO.13 TAHUN 2011 adalah


250µg/Nm³

5. Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kadar SO2 di udara lingkungan kerja masih
dibawah ambang batas.

Anda mungkin juga menyukai