Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :

Ita Puji Lestari,S.KM,M.Kes

Disusun oleh:

Yunita Irawati Dewi

020118A063

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di era modern ini, seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan serta teknologi,
sistem  pelayanan kesehatan pun ikut berkembang sehingga menuntut para tenaga
kesehatan untuk menyesuaikan sistem pelayanan menjadi lebih baik. Namun pada
kenyataannya perilaku adaptasi untuk merespon perkembangan sistem pelayanan yang lebih
baik kebanyakan merupakan respon negatif.
     Di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya seringkali ditemukan pelayanan kesehatan
yang tidak maksimal. Misalnya seperti ketidakadilan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan, sikap yang kurang menyenangkan, pemberian asuhan keperawatan yang tidak
sesuai prosedur dan tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Adanya
keadaan seperti itu membuat klien merasa tidak puas, sehingga muncul komplain dan
ketidakpercayaan klien terhadap tenaga kerja dan instansi kesehatan yang ada.
      Kondisi seperti itu akan terjadi jika rumah sakit, instansi dan tenaga kerjanya kurang
memahami dan tidak menjalankan sistem pelayanan kesehatan dengan baik serta tidak
maksimal dalam memanfaatkan fasilitas yang ada dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu disusunlah makalah ini dengan harapan mampu memperbaiki dan meningkatkan
kinerja sistem pelayanan kesehatan yang ada.

2. Rumusan Masalah
A. Definisi perencanaan kesehatan
B. Siklus perencanaan
C. Perencanaan kesehatan dan issu aksebilitas pelayanan kesehatan
D. Pentingnya perencanaan kesehatan dan persiapan perencanaan
E. Tahapan perencanaan menurut berbagai versi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan Kesehatan


Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika
perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi
atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah.
Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk
mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu
di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang.
Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan
jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di
dalam (internal) organisasi. (sumber Muninjaya,gde.2004. Manajemen Kesehatan :
Jakarta)Analisis situasi dalam hal ini dilakukan untuk mengahsilkan rumusan tujuan (setting
strategic and operational objectives) untuk arah pengembangan organisasi.Setelah tujuan
straregis dan operasional dirumuskan, tim perencana kemudian merancang program
pengembangan (program atau product design) yang dibutuhkan organisasi dalam hal ini di
bidang kesehatan.
B. Siklus Perencanaan
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen
diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya
mereka secara berhasil guna dan berdaya gunaUntuk mendukung keberhasilan
pembaharuan kebijakan pembangunan, telah disusun system kesehatan nasional yang baru
yang mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa
kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan system kesehatan dituangkan dalam
berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta pertanggung jawaban secara sistematis, berjenjang dan
berkelanjutan.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) tahun 2004-
2009, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005. Pembangunan
kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan Sumber Daya Manusia
tercantum dalam Bab 28 RPJM-N, berisikan : masalah kesehatan yang dihadapi dan sasaran
pembangunan kesehatan, kebijakan yang akan ditempuh, serta program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu
lima tahun sampai dengan tahun 2009.Keberhasilan suatu kegiatan, seberapa besarnya,
sangat tergantung pada perencanaan yang seksama artinya merencanakan segala
sesuatunya sebelum mulai, memikirkan tindakan secara terus-menerus, mengubah rencana
apabila perlu, dan menilai seberapa efektif kegiatan yang akan dilakukan. Pendekatan yang
berkelanjutan yang dikenal dengan “siklus perencanaan program kesehatan”.Suatu program
terdiri dari sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Sehingga, banyak kelompok tidak membuat perencanaan, karena
mereka khawatir akan terlalu rumit.

C. Perencanaan Kesehatan dan Issu Aksebilitas Pelayanan Kesehatan


a) Isue Etik dan Dilema
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
buruk ( Jones 1994 ). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal
yang baik dan buruk serta mempegaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik
dan buruk berkembang pada diri seseorang sering dengan pengaruh lingkungan, pendidikan,
sosial budaya, agama, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kecerdasan etik. Moral
juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun
situasi berbeda
Kesadaran moral erat kaitanya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akan hal yang baik dan yang buruk, inilah yang
disebut suara hati. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada
perubahan pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntutan
terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan
komitmen yang kuat dengan basis etik dan moral yang baik.
Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapi pada beberapa permasalahan yang
dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilema muncul
karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai
yang diyakinai bidan dengan kenyataan yang ada.
Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
1.      Persetujuan dalam proses melahirkan.
2.      Pemilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
3.      Kegagalan dalam proses persalinan.
4.      Pelaksannan USG dalam kehamilan.
5.      Konsep normal pelayanan kebidanan.
6.      Bidan dan pendidikan sex.
b) Isu Moral dan Dilema Moral
Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan
orang sehari-hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan untuk terminasi kehamilan. Isu
Moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehiduapan sehari-hari seperti
menyangkut konflik malpraktik perang dsb. Dilema moral menuruta Campbell adalah suatu
keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama
dan membutuhkan pemecahan masalah. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus
mengigat akan tanggung jawab profesional yaitu :
1) Tindakan selalu ditunjukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau
klien.
2) Menjamin bahwa tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian(omission), disertai rasa
tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keaamanan pasien atau klien.
D. Pentingnya Perencaan dan Persiapan Perencanaan
Perencanaan strategis atau strategic planning merupakan salah satu tugas utama
administrator pelayanan kesehatan (health care administrator). Cynthia Haddock et al (2002)
menyatakan setidaknya ada tiga tugas utama health care administrator yakni
1) Bertanggung jawab terhadap aspek bisnis dan keuangan dari rumah sakit, klinik dan
organisasi pelayanan kesehatan, sehingga seorang administrator pelayanan
kesehatan berusaha meningkatkan efisiensi dan menjaga stabilitas keuangan,
menggunakan fungsi manajemen SDM, manajemen keuangan, akuntansi biaya,
pengumpulan dan pengolahan data, perencanaan strategis, pemasaran, dan fungsi
pemeliharaan organisasi lainnya
2) Bertanggung jawab menciptakan kepedulian terhadap orang-orang sekitar organisasi
pelayanan kesehatan, dan
3) Bertanggung jawab memelihara kebutuhan moral dan sosial organisasi, melayani
dan memberi masukan kepada pasien, menjadi penengah saat terjadi pertentangan
nilai, dan menjadi mediator di antara kelompok profesional dalam organisasi
Beberapa isu penting dan mejadi perhatian bagi perencanaan strategis di pelayanan
kesehatan yang dihimpun dari pengalaman penulis dan beberapa literatur adalah sebagai
berikut
-Lingkungan dinamis industri pelayanan kesehatan pada tahun 2015 ke depan dan
bertepatan dengan pemberlakuan MEA 2015 menuntut para administrator pelayanan
kesehatan lebih peduli terhadap perencanaan strategis. Paradigma “sambil jalan” atau
“sambil lalu” sebaiknya ditinggalkan. Setiap usulan proyek atau pekerjaan harus dibicarakan
dan direncanakan dengan baik dari segala aspek, baik itu SDM, pendanaan, sarana, dan
pedoman kerjanya.
-Perencanaan strategis sebaiknya melibatkan seluruh departemen dalam organisasi (bukan
seluruh kayawan !). Perencanaan strategis bukan pekerjaan individual namun merupakan
pekerjaan kolektif, untuk itu manajemen bisa membuat komite yang bertugas menyusun ini.
Menurut Allen (1995), keterlibatan karyawan dalam membuat perencanaan strategis adalah
satu keuntungan tersendiri bagi penerapan visi dan misi organisasi. Implikasi dari hal tersebut
adalah pekerjaan membuat perencanaan strategis bukan pekerjaan sistem kebut semalam
melainkan butuh pemikiran yang dalam dan waktu yang cukup.
-Dalam menyusun perencanaan strategis bukan hanya membuat program berdasarkan
persepsi kita terhadap perubahan di masa depan, namun juga membuat program yang
merupakan antisipasi dari perubahan yang akan terjadi. Artinya selalu ada plan A dan plan B.
Menurut Greenwald (2010), perencanaan strategis yang efektif dalam organisasi pelayanan
kesehatan bukan hanya membutuhkan persepsi akan perubahan tetapi juga antisipasi
terhadap perubahan.

E. Tahapan Perencanaan Menurut Berbagai Versi


Proses perencanaan terdiri dari berbagai langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang
sistematis. Menurut Samuel Certo, perencanaan terdiri dari 6 tahapan.

1) Menyatakan Tujuan Organisasi


Tujuan harus diturunkan dari visi/misi organisasi tentang kondisi di masa yang akan datang
sehingga kualitas tujuan sangat tergantung dari  kejelasan arah, ruang lingkup kegiatan, segmen
produknya dan pasar serta tingkat keberhasilannya yang ingin dicapai. Ciri-ciri tujuan yang baik
adalah harus spesifik, realistis, menantang, terukur, dan berbatas waktu, sehingga agar tujuan
dapat menimbulkan komitmen dan menjadi sumber motivasi.

2) Menyusun Daftar Alternatif Untuk mencapai tujuan


Apabila tujuan organisasi telah ditetapkan, maka seorang manajer harus menyusun daftar
alternatif sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menyusun alternatif
diperlukan informasi, sebab setiap alternatif membutuhkan informasi yang berbeda-beda yang
disesuaikan dengan faktor kunci keberhasilan organisasi.

3) Menyusun asumsi sebagai dasar untuk setiap alternatif


Kelayakan suatu alternatif banyak dipengaruhi oleh asumsi yang menjadi dasar dari alternatif
tersebut. Alternatif dikatakan layak, apabila asumsi-asumsi yang muncul dianggap wajar dan
relevan.

4) Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan


Evaluasi alternatif juga harus dibarengi dengan evaluasi asumsi-asumsi yang mendasarinya.
Seoarang manajer harus mampu memilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria yang ada
(Benefit/cost).

5) Menyusun Rencana atas alternatif yang terpilih


Setelah memilih alternatif, maka manajer harus mampu menerjemahkan rencana-rencana
jangka pendek dan jangka panjang atas alternatif tersebut. Menyusun rencana didalamnya
menentukan sumber daya yang akan digunakan serta keahlian yang dibutuhkan yang nantinya
tidak mengganggu pelaksanaan.

6) Mengubah rencana menjadi tindakan


Melaksanakan rencana adalah proses operasionalisasi upaya dan mobilisasi sumber daya. Pada
langkah ini, kadang-kadang diperlukan penyesuaian dikarenakan adanya tambahan atau
perubahan informasi, hal-hal di luar perkiraan semula.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan Kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang
mempengaruhi dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.
Daftar Pustaka

https://henderiblogaddress.blogspot.com/2017/08/trend-dan-issu-dalam-pelayanan-
kesehatan.html
https://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/06/tahapan-perencanaan.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-perencanaan.html
https://ayarizkyani.blogspot.com/2013/04/issue-etik-dan-moral-dalam-pelayanan.html
https://andiasri.blogspot.com/2011/04/siklus-perencanaan-kesehatan.html#

Anda mungkin juga menyukai