Anda di halaman 1dari 2

Case 2

One hundred thirty million people in Indonesia live in subsistence poverty and earn about
20,000 Rp a day = Rp 700,000 per month. The government has just passed a new tax law that
“everyone earning more than 20,000,000 per month will be taxed 20% of their salary to support
the poor”.

Pendapat Mengenai Kebijakan Pemerintah untuk Mengurangi Kemiskinan di Indonesia

Kasus tersebut memperlihatkan tentang kasus kemiskinan di Indonesia yang diatasi


dengan kebijakan baru yaitu dengan cara menaikkan pajak orang-orang yang berpenghasilan
lebih dari 20,000,000 per bulan. Pajak di Indonesia sudah diatur dalam pasal 25 atau PPh 25
(pajak penghasilan perorangan, perusahaan, dan badan hukum lainnya). Sekarang, pajak yang
diatur adalah tarif PPh 21 berdasarkan pasal 17 UU PPh atas PKP huruf B angka 8, yaitu
penghasilan:
0 sampai 50 Juta = 5%
50 Juta sampai 250 Juta = 15%
250 Juta sampai 500 Juta = 25%
Lebih dari 500 Juta = 30%
Dalam kasus tersebut dikatakan bahwa orang yang berpenghasilan 20.000.000 per bulan
akan dikenakan pajak 20%, itu berarti pajak dinaikkan kurang lebih 15% dari pajak semula.
Kenyataannya, banyak orang yang berpenghasilan tinggi namun tidak membayar pajak karena
pajak yang dipatokkan terlalu tinggi dan metode pemerintah yang lemah untuk mendorong
orang-orang berpenghasilan tinggi membayar pajak. Menurut saya, pemerintah memberikan
solusi/kebijakan yang kurang tepat. Dalam kasus kemiskinan ini, masalah utama yang harus
diatasi adalah infrastruktur dan moral pengelola pajak itu sendiri. Jika pengelolaan pajak masih
tidak benar, maka kebijakan penaikkan pajak ini tidak tepat. Kemiskinan yang terjadi di
Indonesia terjadi karena berbagai faktor dan penyebab. Pemerintah seharusnya memberikan
solusi yang efektif dan menguntungkan serta tidak berdampak buruk tidak hanya pada sektor
ekonomi tapi juga pada sektor lainnya.
Mengatasi kemiskinan dengan menaikkan pajak menjadi 20% merupakan angka yang
sangat tinggi dan malah akan berdampak negatif, ini juga membuat penerapannya menjadi
tidak efisien karena justru semakin banyak orang berpenghasilan tinggi tidak akan mau bayar
pajak. Selain tidak efisien, kenaikkan pajak yang sangat tinggi juga kurang tepat karena
kebijakan yang diberikan seolah-olah hanya untuk masyarakat berpenghasilan tinggi. Jika pajak
dinaikkan 20% namun infrastruktur masih tidak baik juga, hasilnya akan sia-sia karena tidak
menutup kemungkinan bahwa pajak yang telah dibayarkan ke pemerintah tidak akan
dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah itu sendiri. Hal itu dikarenakan tingkat korupsi di
Indonesia sangat tinggi dan sistem keuangannya tidak terbuka. Menurut saya, pemerintah
dapat mengatasi kemisikinan tanpa harus menaikkan pajak jika pengelolaan pajak dilakukan
dengan baik dan benar tanpa adanya korupsi dan penyimpangan-penyimpangan lainnya.
Kebijakan menaikkan pajak justru akan memperparah dampak krisis finansial global dan malah
menurunkan pertumbuhan ekonomi karena ketertarikan daya beli masyarakat akan menurun
sehingga ekonomi pun melemah.
Kesimpulannya, pemerintah harus merapikan dulu infrastruktur dan moral pengelola-
pengelola pajak sehingga pajak dapat dikelola dengan baik. Dengan tidak adanya praktik
korupsi di Indonesia dan adanya program lain dari pemerintah untuk mengatasi kemiskinan,
maka kemiskinan di Indonesia pun dapat diatasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai