Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SILMI SALIMAH

NIM : 1502174257
KELAS : KM-PIL-41BR-GAB-C
MATA KULIAH : KOMUNIKASI PERUBAHAN SOSIAL
JAWABAN :

1. Menurut saya, model yang cocok untuk model komunikasi ini adalah model komunikasi
pertama yaitu model Model komunikasi konvergensi, karena model ini tidak hanya
menyampaikkan sekedar pesan namun lebih mengutamakan pada pertukaran dan sharing
informasi untuk tercapainya kesepahaman. Dengan adanya pemahaman maka akan
muncul rasa percaya antara masyarakat dengan Mr.Mukidi yang menyampaikan
informasi tersebut sehingga juga menghasilkan adanya tindakan sebagai respon atas
informasi yang telah dipahami dan diyakini. Karena tokoh Mr.Mukidi disini adalah tokoh
masyarakat yang dipercayai masyarakat daerah disana. Maka, komunikasi model ini
sangat cocok digunakan apalagi bertujuan untuk merubah kebiasaan hidup dari
tradisional religi ke modern. Komunikasi ini lebih personal, disampaikan baik-baik, tidak
karena adanya suatu tuntutan secara langsung dari undang-undang dan lain sebagainya.
Karena untuk melakukan perubahan tradisonal religi juga sangat dibutuhkan kepercayaan
dari penyampai informasi dan masyarakatnya.
2. Conflict dissatisfaction dan disagreement
Menurut interpretasi saya, didalam conflict dissatisfaction terjadi karena adanya
pengakuan masalah dari masyarakat, kemudian masalah itu diidentifikasi, lalu
keterlibatan pemimpin adan pemangku kepentingan dibutuhkan untuk bisa mengajak
masyarakat nya melakukan perubahan sosial apapun itu, lalu timbulah banyak persepsi
dan diklarifikasilah berbagai macam persepsi tersebut, hasil nya akan terlihat dari ekpresi
minat masyarakat tersebut, jika banyak disetujui akan menghasilkan sebuah visi yang
dibentuk dari kebijakan pemimpin tersebut. Tapi hal itu kadang, menghasilkan juga
ketidakpuasaan konflik ketidakpuasaan ini terjadi karena banyak nya persepsi dari
masyarakat yang tidak setuju atas kebijakan pemimpinnya.
Sedangkan,
Konsesus dan konflik merupakan dua gejala yang tidak bisa dipisahkan dan saling
melekat kedua gejala ini harus diintegrasikan untuk menganalisis masyarakat Indonesia
yang majemuk. Struktur masyarakat Indonesia ditandai dua ciri. Secara horizontal,
adanya kesatuan sosial berdasarkan perberbedaan ras, gama, suku, adat. Secara vertical,
adanya perbedaan yang sangat tajam antara lapisan atas dan lapisan bawah. Dalam
perspektif antropologi, konflik merupakan gejala yang umum terjadi di Indonesia, yang
terkenal dengan negara multicultural. Perbedaan etnis, suku bangsa, adat, agama, ras, dan
pelapisan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia mewarnai konflik-
konflik yang timbul. Dibutuhkan sebuah pendekatan salah satunya adalah pendekatan
antropologis untuk menjelaskan tentang konsesnsus konflik ini, karena antropologi
sendiri terfokus pada aspek manusia selaku sumber dari konflik. Dengan pendekatan ini,
diiidentifikasi akar-akar dari konflik sehingga dapat ditemukan cara terbaik dalam
penyelesaian konflik tersebut tanpa menimbulkan konflik yang lebih besar. Jika tidak
dilakukan dengan cara yang baik pasti akan menimbulkan pertentengan.

Anda mungkin juga menyukai