Prinsip kerja dari sistem tenaga listrik itu sendiri diawali dari proses pembangkitan
tenaga listrik kemudian energi listrik yang sudah dihasilkan dinaikan tegangannya
oleh transformator step up lalu tegangan yang sudah dinaikan disalurkan melalui
jaringan transmisi menuju gardu induk (GI) setelah itu tegangan diturunkan oleh
transformator step down untuk disalurkan lagi melalui jaringan distribusi kepada
pelanggan [4].
Gambar 2.1 Skema sistem tenaga listrik
2) Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan GI. Jadi GI ini
merupakan tempat pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan interkoneksi
dari sistem transmisi dan distribusi dengan pelanggan/ konsumen. Saluran
transmisi dan distribusi dihubungkan dengan rail atau bus melalui
transformator daya dimana setiap saluran memiliki pemutus beban (Circuit
Breaker) dan pemisah (Disconnect Switch) pada sisi keluaranya. Pemutus
beban ini digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian
dalam keadaan berbeban ataupun tidak. Jika terjadi gangguan pada saluran
transmisi atau alat lain, maka permutus beban digunakan untuk memutuskan
hubungan secara otomatis. Jika saluran transmisi dan distribusi, transformator,
pemutus beban dan sebagainya dalam perbaikan atau pemeriksaan, maka
pemisah digunakan untuk memisahkan saluran dan peralatan listrik dimana
pemisah bekerja dalam keadaan tidak berbeban. Pemutus beban dan pemisah
dinamakan peralatan penghubung atau switchgear.
4) Alat Pelindung
Alat pelinding atau protective device selain pemutus beban (CB) dan rele
pengaman adalah sebagai berikut :
Arrester mengamankan GI terhadap tegangan lebih abnormal akibat surja
seperti petir dan surja hubung (switching surge). Beberapa peralatan netral
sering dipakai di titik netral transformator untuk pengaman pada waktu
terjadinya gangguan tanah. Tahanan pembumian netral digunakan untuk
menekan tegangan lebih abnormal. Kumparan pemadam busur api (kumparan
petersen) digunakan untuk menghilangkan atau memadamkan busur api tanah
secara otomatis, atau reaktor pembumian netral dipasang untuk kompensasi
arus kapasitif urutan fasa nol.
Bila terjadi gangguan hubung singkat tanah ataupun gangguan petir, potensial
tanah dari GI mungkin naik abnormal sehingga membahayakan orang maupun
binatang yang ada disekitar, atau dapat menyebabkan keerusakan pada alat.
Untuk menghindari hal ini maka ditanam penghantar pengetanahan dengan
tahanan tanah sekecil mungkin, semua peralatan dan bangunan luar
dihibingkan dengan peralatan pembumian.
Di dalam GI dipasang shield device berupa kawat tanah atas (over ground
wire) guna melindungi peralatan GI terhadap sambaran petir langsung [4].
1.3. Sistem Transmisi
Tegangan pada generator besar biasanya berkisar antara 13,8 KV dan 24 KV, tetapi
generator besar yang modern teganganya bervariasi antara 18 dan 24 KV, tegangan
dinaikan ke tingkat yang dipakai untuk transmisi yaitu 30KV, 70KV dan 150KV.
Tegangan Ekstra tinggi (Extra high voltage-UHV) adalah 500 KV sampai 765KV [4].
Keuntungan sistem transmisi dengan tegangan yang lebih tinggi akan menjadi jelas
jika dilihat pada kemampuan transmisi (capability) dari suatu saluran transmisi,
kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam MegaVolt Ampere (MVA). Kemampuan
transmisi dari saluran yang sama panjangnya berubah-ubah kira-kira sebanding
dengan kuadrat dari tegangan, kemampuan transmisi dari suatu saluran dengan
tegangan tertentu tidak dapat ditetapkan dengan pasti, karena kemampuan ini masih
tergantung lagi pada batasan-batasan (limit) termal dari penghantar, jatuh tegangan
(voltage drop) yang diperbolehkan, keandalan dan persyaratan-persyaratan kestabilan
sistem, yaitu penjagaan bahwa mesin-mesin pada sistem tersebut tetap berjalan
serempak satu terhadap yang lain, kebanyakan faktor-faktor ini masih tergantung juga
terhadap panjangnya saluran [4].
Saluran transmisi mempunyai empat parameter yang mempengaruhi kemampuanya
untuk berfungsi sebagai bagian dari suatu sistem tenaga yaitu:
1. Resistansi
2. Induktansi
3. Konduktansi
4. Kapasitansi
Bila sistem ini digunakan pada daerah yang luas (banyak sistem radial) maka
biayanya menjai mahal.
Hubung singkat adalah terjadinya hubungan abnormal pada impedansi yang rendah
dan terjadinya secara tidak sengaja atau kebetulan antara dua titik yang mempunyai
nilai potensial yang berbeda. Hal ini selalu terjadi akibat factor internal maupun
factor eksternal [5].
Berdasarkan kesimetrisannya, gangguan terdiri dari dua bagian yang pertama yaitu
gangguan simetris dan gangguan asimetris. Gangguan simetris merupakan gangguan
pada semua fasanya, nilai arus dan tegangan pada masing masing fasanya bernilai
sama, diantaranya gangguan hubung singkat 3 fasa dan gangguan hubung singkat 3
fasa ke tanah. Gangguan asimetris merupakan gangguan yang berdampak pada setiap
fasa nya tidak seimbang, diantaranya gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah,
gangguan hubung singkat fasa ke fasa, dan yang terakhir gangguan hubung singkat 2
fasa ke tanah [5].
Semua gangguan yang telah diuraikan diatas, arus gangguannya dapat dihitung
dengan menggunakan rumus dasar yaitu :
V
I= Z (2.1)
Dimana :
I = Arus yang mengalir pada hambatan Z (ampere)
V = Tegangan sumber (volt)
Z = Impedansi jaringan, nilai ekivalen dari seluruh impedansi didalm
jaringan dari sumber tengangan samapi titik gangguan ( Ohm )
Impedansi saluran pada system tenaga listrik tergantung kepada jenis konduktor yang
digunakan yaitu dari bahan apa konduktor itu dibuat dan juga tergantung pula dari
besar kecilnyapenampang suatu konduktor dan panjang saluran yang digunakan dari
jenis konduktor yang digunakan. Komponen simetris menyebabkan tegangan jatuh
sesuai dengan urutan arusnya dan tidak mempengaruhi urutan arus lainya, berarti tiap
urutan 30 yang seimbang akan terdiri dari suatu jaringan. Tegangan dan arus didalam
metode komponen simetris sering dikenal dengan tiga macam impedansi urutan yaitu
[5] :
1. Impedansi urutan positif ( Z1 ) , adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan positif.
2. Impedansi urutan negatif ( Z2 ) , adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan negatif.
3. Impedansi urutan nol ( Z0 ), adalah impedansi tiga phasa simetris yang
terukur bila dialiri oleh arus urutan nol.
Sebelum memulai melakukan perhitungan gangguan arus hubung singkat, kita harus
memulai menghitung dari bus tegangan primer di GI, kemudian menghitung pada sisi
sekundernya atau yang semakin jauh letaknya dari gardu induk. Karena itu kita harus
mengetahui materi dasar impedansi urutan bus daya tegangan tinggi atau yang sering
disebut dengan impedansi sumber, impedansi trafo, dan impedansi penyulang [5].
Gambar 2.5 Sketsa Penyulang Tegangan Menengah.
Dimana :
Xs = Impedansi sumber (ohm)
Xt = Impedansi transformator (ohm)
kV 2
Xs = (2.2)
MVA
Dimana :
Xs = Impedansi sumber (ohm)
kV 2 = Tegangan sisi primer trafo tenaga (kV)
MVA = Data hubung singkat di bus 150 kV (MVA)
Berdasarkan gambar seperti diatas, gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
(ground) merupakan gangguan berupa hubungan pendek antara salah satu fasanya di
jaringan dengan tanah atau ground. Persamaannya adalah sebagai berikut [5] :
3 x Vf
If I ∅ =
Z 0+ Z 1+ Z 2
(2.7)
Dimana :
If I ∅ = Arus gangguan 1 fasa.
Vf = Tegangan fasa.
Z0 = Impedansi urutan nol.
Z1 = Impedansi urutan posotif.
Z2 = Impedansi urutan negatif.
VLL
If 2 ∅ = (2.8)
Z 1+ Z 2
Dimana :
If 2 ∅ = Arus gangguan 1 fasa.
VLL = Tegangan line to line.
Z1 = Impedansi urutan positif.
Z2 = Impedansi urutan negatif.
Dimana :
If 3 ∅ = Arus gangguan 3 fasa.
Vf = Tegangan fasa.
Z1 = Impedansi urutan positif.
Suatu sistem proteksi terdiri dari beberapa komponen peralatan yang mempunyai
tugasnya masing – masing, adapun komponen peralatan tersebut adalah [5]:
Pada grafik hubungan antara arus dan waktu berbanding terbalik, dimana semakin
besar arus gangguan maka waktu yang diperlukan untuk melakukan pemutusan akan
semakin kecil sehingga relai ini perlu mengetahui besar arus gangguan hubung
singkatnya untuk tiap seksi.
Relai arus lebih karakteristik inverse ini memiliki tiga macam karakteristik,
berdasarkan IEC 60255, yaitu :
0,14. Tms
t= ( 2.9)
Ifault 0,02
( Iset ) −1
b. Very Inverse
Karakteristik yang menunjukan perbandingan antara besar arus dengan waktu
kerja relai yang lebih cepat dari standard inverse, dengan rumus :
13,5.Tms
t= ( 2.9)
Ifault 0,02
( Iset ) −1
c. Extremely inverse
Karakteristik yang menunjukan perbandingan antara besar arus dan waktu kerja
relai yang lebih cepat dari standard inverse dan very inverse, dengan rumus :
80. Tms
t= ( 2.9)
Ifault 0,02
( Iset ) −1
Perbedaan proteksi jenis ini dengan proteksi karakteristik waktu kerja seketika adalah
pada lamanya waktu kerja, dimana pada proteksi dengan karakteristik waktu kerja
seketika jangka waktu kerjanya sangat cepat ( tanpa penundaan waktu) sedangkan
pada karakteristik waktu kerja tertentu ada penundaan waktu kerja [6].
2. Setting Waktu
Setting waktu relai inverse dihitung dengan memakai rumus kurva waktu Vs
arus. Rumus ini bervariasi sesuai dengan karakteristik dan desain pabrikannya,
maka kurva waktu dari standar British adalah sebagai berikut [9].
0,14. Tms
t=
Ifault 0,02 (2.16)
( Iset ) −1