PENGENDALIAN INFEKSI
Tugas ini
Disusun dalam Rangka untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar II
Dosen Pembimbing Engkartini, M.Kep
Nama Anggota :
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
MAKALAH ini dengan judul “PENGENDALIAN INFEKSI” dalam
penyusun makalah ini tentunya penulis membutuhkan banyak
pengetahuan, dan dukungan dari semua pihak. Dengan ini kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar
2. Ibu Engkartini, M.Kep selaku dosen pengampuh.
3. Teman-teman mahasiswa S1 Keperawatan 1A STIKES AL IRSYAD yang
berjuang bersama dalam menyusun makalah ini
DAFTAR ISI
Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar ..........................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................iii
A. BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
1. Latar Belakang.......................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................5
3. Tujuan....................................................................................................5
B. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................6
1. Definisi APD..........................................................................................6
2. Syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD)..............................................6
3. Peraturan Perundangan..........................................................................7
4. Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD)..........................................8
C. BAB III KESIMPULAN.................................................................................14
1. Kesimpulan...........................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah industri yang bergerak dibidang pelayanan jasa
kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap
masyarakat sebagai usaha meningkatkan derajat kesehatan yang setingggi-
tingginya. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, terlihat
adanya faktor-faktor penting sebagai pendukung pelayanan itu sendiri, yang
selalu berkaitan satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi
pasien, tenaga kerja, mesin, lingkungan kerja, cara melakukan pekerjaan serta
proses pelayanan kesehatan itu sendiri. Di samping memberikan dampak
positif, faktor tersebut juga memberikan nilai negatif terhadap semua
komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang berakhir
dengan timbulnya kerugian (Puslitbag IKM FK, UGM 2000).
Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin meningkat sebanding
dengan pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini
menyangkut pertambahan jumlah dan besarnya suatu fasilitas kesehatan,
termasuk rumah sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pekerja.
Tentu saja pekerja tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial
kesehatan yang ada.
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi
perlu dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja
yang sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan
untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian
secara teknis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan
merupakan alternatif pertama yang dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) merupakan pilihan terakhir.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja
terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah
dengan cara memberikan APD. Pemberian APD kepada tenaga kerja,
merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering) dan cara
kerja yang aman (work practices) telah maksimum dilakukan.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam
suatu rumah sakit atau tempat kerja lainnya dimana di dalamnya tenaga kerja
melakukan pekerjaannya. Bukan hanya pengawasan terhadap mesin, dan
peralatan lain saja tetapi yang lebih penting pada manusianya atau tenaga
kerjanya. Hal ini dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting
dalam suatu proses produksi. Manusia sebagai tenaga kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampai meninggal.
(Boedi Maryoto, 1997)
B. Rumusan Masalah
Alat Pelindung Diri (APD) apa yang tepat guna melindungi tenaga kerja
dari bahaya-bahaya tersebut di Rumah Sakit.
C. Tujuan
Untuk mengetahui jenis APD, baik secara umum maupun khusus dalam
pengendalian faktor bahaya di Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi APD
APD atau Alat Perlindungan Diri merupakan seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari
kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha terakhir.
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD yang teersedia serta
higiene sanitasi tangan yang memadai juga akan membantu mengurangi
penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD adalah langkah yang paling
kelihatan dalam upaya pengendalian dan penularan infeksi, namun upaya ini
adalah yang terakhir yang paling lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh
karena itu jangan mengandalkannya sebagai strateggi utama pencegahan. Bila
tidak ada langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang
efektif, maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas.
C. Peraturan Perundangan
1. Kewajiban dalam penggunaan APD di tempat kerja yang mempunyai
resiko terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat telah diatur
didalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal-pasal yang mengatur tentang penggunaan APD antara lain.
a. Pasal 3 ayat 1 sub f, menyebutkan bahwa “Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat kesehatan kerja untuk
memberikan alat-alat pelindung diri pada pekerja”.
b. Pasal 9 ayat 1 sub c, menyebutkan bahwa “Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga pekerja baru
tantang, alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan”.
c. Pasal 12 sub b, menyebutkan bahwa “Dengan peraturan perundingan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk, memakai alat-alat
pelindung diri yang diwajibkan”.
d. Pasal 14 sub c, menyebutkan bahwa “Pengurus diwajibkan
menyediakan secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya
dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
pertunjuk pegawai pengawasan atau ahli-ahli keselamatan kerja.
8. Safety Belt
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti pada pekerjaan mendaki,
memanjat dan pada pekerjaan konstruksi bangunan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
APD atau Alat Perlindungan Diri merupakan seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja.
Menurut ILO (1989) dari beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh
semua jenis peralatan pelindung, maka hanya dua yang terpenting yaitu:
Apapun sifat yang berbahaya, perlatan atau pakaian harus memberikan cukup
perlindungan terhadap bahaya tersebut. Peralatan atau pakaian harus ringan
dipakainya dan awet dan membuat rasa kurang nyaman sekecil mungkin,
tetapi memungkinkan mobilitas, pengelihatan dan sebagainya yang
maksimum.
Macam-macam Alat Pelindung Diri terdiri dari, Alat Pelindung Kepala
(Headwear), Alat Pelindung Mata, Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory
Protection), Alat Pelindung Tangan (Hand Protection), Baju Pelindung
(Body Protection), Alat Pelindung Kaki (Feet Protection), Alat Pelindung
Telinga (Ear Protection), Safety Belt.
DAFTAR PUSTAKA