Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI KEUANGAN II

“PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENYUSUTAN, PENGURANGAN


NILAI, DAN DEPLESI”

OLEH :
KELOMPOK VII
1. NI PUTU ARDYANTI PRATAMI (1907531042)
2. NI MADE DINA ANDRIANI (1907531072)
3. NI WAYAN ITA PUSPITA (1907531078)
4. NI KADEK KARISMA DEWI (1907531130)
5. NI LUH INTAN CHINTYA CAHYANI (1907531213)

Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2020/2021
2.1 Pengertian Penyusutan dan Deplesi
Menurut PSAK No. 17 pengertian depresiasi (penyusutan) adalah alokasi
jumlah suatu aktiva yangdapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penyusutan (depreciation) juga dapat didefinisikan sebagai
proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara
yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari
penggunaan aktiva tersebut.
Sedangkan, Deplesi diartikan sebagai pengurangan biaya (cost) yang
disebabkan pengelolaan sumberdaya menjadi persediaan seperti penurunan nilai pada
tambang dan hutan kayu. Artinyadeplesi merupakan penyusutan alamiah sehingga
tidak bisa Anda perbaharui.
Berikut ini perbedaan penyusutan dan deplesiasi :
Depresiasi/Penyusutan Deplesiasi
Pengakuan terhadap pengurangan manfaat Berkurang nya harga perolehan (cost) nilai
ekonomi yang terjadi dalam aktiva tetap. sumber-sumber alam.
Digunakan pada aktiva tetap yang umunya Digunakan untuk aktiva tetap yang tidak
dapat diganti jika sudah habis. dapat diganti langsung jika sudah habis
seperti bahan tambang.
Alokasi harga perolehan ke penghasilan Pengakuan terhadap perubahan langsung dari
periode bersangkutan untuk suatu pelayanan suatu suatu sumber alam menjadi barang
yang dihasilkan. yang dapat dijual.
2.2 Metoda – Metoda Penyusutan
Penyusutan dapat dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metoda –
metoda berikut :
2.2.1 Garis Lurus
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap
dimana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir
umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini termasuk yang paling

sering dipakai. Rumusnya adalah

Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus


dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak

2
terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan
seperti bangunan dan peralatan kantor.
2.2.2 Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap
ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada
tahun yang bersangkutan. Metode menurun ganda disebut juga metode
Double Declining.
Balance Methode, menurut metode ini maka penyusutan aktiva tetap
ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku
pada tahun yang bersangkutan.
Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif
penyusutan metode garis lurus. Rumus penyusutan aktiva tetap metode
menurun ganda adalah Penyusutan = {2 x (100% : umur ekonomis)} x
Harga buku aktiva tetap.
2.2.3 Jumlah Angka Tahun
Metode Jumlah Angka Tahun disebut juga sum of the years digit
method, berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan
aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin menurun. Rumus metode
penyusutan aktiva tetap metode Jumlah angka Tahun adalah sebagai
berikut: Penyusutan = Sisa Umur Penggunaan ÷ Jumlah Angka Tahun ×
(harga perolehan - nilai residu)
2.2.4 Satuan Jam Kerja
Metode satuan Jam Kerja atau disebut juga Service Hours Method,
dengan metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumusnya adalah Beban Penyusutan per tahun = Jam kerja yang dapat
dicapai × Tarif penyusutan tiap jam
Tarif penyusutan per jam = Harga Perolehan – nilai residu ÷ jumlah total
Jam Kerja penggunaan aktiva tetap.
2.2.5 Satuan Hasil Produksi
Metode satuan hasil produksi atau disebut Productive Output
Method, Menurut metode ini beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan
berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang

3
bersangkutan. Rumusnya : Beban Penyusutan per tahun = Jumlah satuan
produk yang dihasilkan × Tarif penyusutan per produk
Tarif penyusutan per satuan produk = Harga Perolehan Nilai Residu ÷
jumlah total produk yang dihasilkan
2.3 Menghitung Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Berikut ini merupakan metode – metode dalam penghitungan penurunan nilai
aktiva tetap, yaitu :
1. Metode penyusutan garis lurus (straight line depreciation)
Berikut ini merupakan contoh perhitungannya :
PT Xidev Jaya membeli mesin produksi seharga Rp 60.000.000.
Taksiran nilai residu sebesar Rp. 4.000.000.
Umur manfaat ditaksir selama 4 tahun.
Perhitungannya adalah :

2. Metode penyusutan satuan jam kerja (service hours)


Misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp 60.000.000, nilai sisa Rp
4.000.000 ditaksir akan dapat digunakan selama 80.000 jam. Maka diperoleh hasil :

Bila dalam tahun pertama, mesin tersebut digunakan selama 8000 jam maka
beban depresiasinya adalah : = 8.000 x Rp 700 = Rp. 5.600.000
Metode jam jasa paling tepat jika digunakan untuk kendaraan. Dengan
anggapan kendaraan itu lebih banyak aus karena digunakan dibandingkan dengan tua
karena waktu
3. Metode satuan hasil produksi (productive output)

4
Misalnya, mesin dengan harga perolehan Rp 60.000.000, nilai sisa Rp
4.000.000 ditaksir selama umur penggunaannya akan menghasilkan 56.000 unit
produk. Cara menghitung nilai depresiasi per unit produk adalah:

Apabila dalam tahun penggunaan pertama, mesin tersebut menghasilkan


18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar :
= 18.000 x Rp 1000 = Rp 18.000.000
Metode penyusutan ini sebaiknya digunakan untuk aset-aset yang bisa diukur
hasil produksinya, seperti mesin. Beban depresiasi yang dihitung dengan metode
hasil produksi, jumlah tiap periode tergantung pada jumlah produksi. Sehingga biaya
depresiasi yang dihitung dengan cara ini bersifat variabel.
4. Metode penyusutan saldo menurun (double declining balance)
PT. Sentosa pada tanggal 1 Januari 2011 membeli sebuah truk dengan biaya
perolehan sebesar Rp 130.000.000 dengan nilai sisa Rp 10.000.000 jadi, biaya
perolehan truk yang akan di depresiasi adalah Rp 120.000.000 yang diperoleh dari Rp
130.000.000 (harga perolehan) - Rp 10.000.000 (nilai sisa), dengan masa manfaat truk
adalah 5 tahun dan tarif depresiasi truk per tahun adalah 20 % (100% : 5).
Jika menggunakan metode saldo menurun ganda, maka tarif metode garis lurus di atas
yaitu 20% akan dikali 2 sehingga tarifnya menjadi 40% per tahun.
Rumus perhitungan depresiasi truk untuk tahun pertama adalah:
Nilai buku Tarif Beban
Pada X Saldo Menurun = Depresiasi
Awal tahun Setahun
Rp 130.000.000 X 40% = Rp 52.000.000
5. Metode penyusutan jumlah angka tahun
PT. Abadi Jaya membeli sebuah mesin cetak seharga Rp 30.000.000, mesin
tersebut diperkirakan berumur 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000 kapasitas
produksi total mesin cetak 1.000.000 unit. Produksi tahun pertama sebesar 250.000
unit, produksi tahun kedua 230.000 unit, produksi tahun ketiga sebesar 210.000 unit,

5
produksi tahun keempat 170.000 unit, produksi tahun kelima 140.000 unit.

Perhitungan untuk beban penyusutan : 5 tahun (1+2+3+4+5=15)


Tahun ke-1 = 5/15 X (Rp 30.000.000 – Rp 5.000.000)
Tahun ke-2 = 4/15 X (Rp 30.000.000 – Rp 5.000.000)
Tahun ke-3 = 3/15 X (Rp 30.000.000 – Rp 5.000.000)
Tahun ke-4 = 2/15 X (Rp 30.000.000 – Rp 5.000.000)
Tahun ke-5 = 1/15 X (Rp 30.000.000 – Rp 5.000.000)
2.4 Menghitung Deplesi Sumber Daya Alam
Berikut salah satu contoh deplesi tentang kasus pertambangan.
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga
Rp40.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 400.000 ton. Tanah tersebut setelah
dieksploitasi nilainya ditaksir sebesar Rp 4.000.000,00. Deplesi per ton dihitung
sebagai berikut:
Deplesi =

Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton,
maka total deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 90.000 = Rp. 3.600.000
Jurnal untuk mencatat deplesi:
Deplesi Rp3.600.000
Akumulasi deplesi Rp3.600.000
Apabila perusahaan telah menaksir di muka biaya deplesi dan kenyataannya
perhitungan taksiran berbeda degan kenyataannya, maka perlu diadakan revisi.
Koreksi deplesi ini bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
 Deplesi pada tahun lalu dan masa yang akan datang sudah dicatat dikoreksi. Pada
saat adanya perubahaan. Dihitung lagi deplesi perunit kemudian dilakukan
koreksi. Contohnya deplesi yang terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut:
Akumulasi deplesi Rp XXX
Laba tidak dibagi (koreksi laba tahun lalu) Rp XXX

6
 Deplesi tahun lalu sudah dicatat tidak di koreksi, tetapi deplesi tahun yang akan
datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi pada tahun lalu tidak
dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun yang akan datang
dilakukan revisi.
2.5 Penyajian dan Analisis Aktiva Tetap
A. Penyajian
Penggunaan akun Akumulasi Penyusutan mengijinkan para pemakai laporan
keuangan unuk melihat biaya awal aktiva dan jumlah pnyusutan yang telah
dibebankan sebagai beban pada tahun lalu. Apabila aktiva dideplesi, maka beberapa
perusahaan menggunakan akun Akumulasi Deplesi. Namun banyak perusahaan hanya
mengkredit akun sumber daya alam secara langsung. Dasar pemikiran untuk
pendekatan ini adalah bahwa sumber daya alam dikonsumsi secara fisik dan oleh
karena itu, pengurangan langsung biaya sumber daya alam adalah tepat.
Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan
terhadap laporan keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat :
a. Beban penyuutan untuk periode berjalan.
b. Saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutan, menurut sifat dan fungsi.
c. Akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat
disusutkan maupun dalam jumlah total.
d. Suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung
penyusutan berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan.
Untuk sumber daya alam, diperlukan persyaratan pengungkapan khusus yang
berhubungan dengan industry minyak dan gas. Perusahaan yang melakukan aktivitas
ini harus mengungkapkan dalam laporan keuangannya hal-hal berikut :
1. Metode dasar akuntansi untuk biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas
produksi minyak dan gas (misalnya biaya penuh versus biaya operasi)
2. Cara mendisposisi biaya yang berhubungan dengan aktivitas produksi minyak
dan gas (mialnya membebankan dengan segera versus penyusutan dan
deplesi).
Ilustrasi Pengungkapan Properti, pabrik, peralatan, dan sumber daya alam :
International Paper Company

Neraca Konsolidasi (parsial)


Dalam jutaan pada 31 Desember 2004 2003

7
Aktiva
Aktiva lancar total $ 9.319 $ 11.096
Pabrik, properti, dan peralatan bersih 13.432 13.260
Tanah hutan 3.936 3.979
Investasi 679 678
Goodwill 4.994 4.793
Beban tertangguh dan aktiva lainnya 1.857 1.719

Aktiva total $ 34.217 $ 35.525


Catatan 1 (parsial)
Pabrik, Properti, dan Peralatan Pabrik, dan peralatan dicatat pada biaya,
dikurangi akumulasi penyusutan. Pengeluaran untuk peningkatan dikaptalisasi
sementara perbaikan dan pemeliharaan yang normal dibebankan pada saat terjadinya.
Metode penyusutan unit produksi digunakan untuk pabrik pulp dan kertas besar dan
fasilitas produksi kayu tertentu, dan metode garis lurus digunakan untuk pabrik dan
peralatan lainnya. Tingkat penyusutan garis lurus tahunan adalah untuk bangunan 2
½% hingga 8 ½%, dan untuk mesin dan peralatan 5% hingga 33%.
Tanah hutan pada 31 Desember 2004, International Paper dan perusahaan
anaknya mengontrol sekitar 6,8 juta acre tanah hutan di AS, 1,2 juta acre tanah di
Brasil, 785.000 acre di Selandia Baru, dan melalui lisensi dan perjanjian manajemen
hutan, mempunyai hak panen pada tanah hutan milik pemerintah di Rusia. Tanah
hutan mencakup property yang dimiliki, hak panen kayu tertentu, selama satu tahun
atau lebih, dan dicatat pada biaya, dikurangi biaya kayu yang dipane. Biaya yang
dikenakan pada kayu dibebankan pada laba pada saat pohon ditebang. Tarif yang
dibebankan ditentukan secara tahunan berdasarkan pada hubungan biaya yang terjadi
dengan volume perdagangan berjalan yang diperkirakan.
Mulai 1 Januari 2002, International Paper secara prospektif mengubah metode
akuntansinya untuk pengeluaran pupuk pertengahan-rotasi untuk memasukan
pengeluaran itu dalam biaya kpitalisasi tanah hutan. Oleh karena itu, biaya-biaya ini
dimasukkan sebagai bagian daro COTH saat pohon-pohon itu dijual.
Catatan 11 (parsial)
Pabrik, properti, dan peralatan menurut klasifikasi utama :
Dalam jutaan pada 31 Desember 2004 2003

8
Fasilitas pulp, kertas, dan kemasan
Pabrik $ 22.165 $ 21.234
Pabrik kemasan 5.874 5.826
Fasilitas produk kayu 1.411 1.232
Pabrik, properti, dan peralatan lain 1.925 2.091

Biaya kotor 31.375 30.383


Dikurangi : Akumulasi Penyusutan 17.943 17.123

Pabrik, Properti, dan peralatan, bersih $ 13.432 $ 13.260


B. Analisis
 Rasio Perputaran Aktiva
Rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata total
aktiva selama periode berjalan. Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah dolar penjualan
yang diproduksi oleh setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva.

Perputaran aktiva =

 Rasio Marjin Laba Terhadap Penjualan


Rasio profitabilitas ini tidak menjawab pertanyaan bagaimana profitabilitas
perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Namun dengan menghubungkan marjin
laba terhadap penjualan dengan perputaran aktiva selama suatu periode waktu, kita
bias memastikan seberapa menguntungkan aktiva digunakan selama suatu periode
waktu.

Marjin laba terhadap penjualan =

Tingkat pengembalian atas total aktiva = Marjin laba terhadap penjualan x perputaran
aktiva
 Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva
Tingkat pengembalian atas total aktiva (rote of return on assets=ROA)
merupakan pengukuran yang baik bagi profitabilitas karena mengkombinasikan
pengaruh marjin laba dan perputaran aktiva

Tingkat pengembalian atas aktiva =

9
DAFTAR PUSTAKA
Ma’ruf. 2017. Pengertian Deplesi Beserta Metode, Contoh Soal Dan Jawaban.
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-deplesi-beserta-metode-
contoh-soal-dan-jawaban/. (diakses pada tanggal 3 Oktober 2020)
Wadiyo, 2020. Pengertian Depresiasi. Dalam link :
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-depresiasi-adalah/ (diakses pada tanggal 3
Oktober 2020)
Martina, 2020. 5 Metode Penyusutan Aset Tetap Dalam Akuntansi. Dalam link :
https://ukirama.com/en/blogs/5-metode-penyusutan-aset-tetap-dalam-akuntansi-dan-
contoh-cara-menghitungnya-menggunakan-excel (diakses pada tanggal 3 Oktober
2020)
Farhan, Angga. 2018. 5 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Dalam Akuntansi. Dalam link :
http://www.beeaccounting.com/blog/5-metode-penyusutan-aktiva-tetap-di-dalam-
akutansi/ (diakses pada tanggal 3 Oktober 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai