Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan industri asuransi di Indonesia menunjukkan angka

kemajuan yang cukup baik. Dapat dilihat dari data OJK (Otoritas Jasa

Keuangan, 2020). Pertumbuhan asset semakin meningkat sejak tahun 2014

dari angka Rp. 807,7 triliun menjadi Rp.1.325,7 triliun pada tahun 2019. Nilai

investasi pada perusahaan asuransisemakinmeningkat dari angka Rp. 648,3

triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.141,8 triliun di tahun 2019. Dari data

insentif asuransi dagang pada tahun 2019 menyatakan bahwa pertumbuhan

mencapai presentase 6,1 % secara tahunan menjadi Rp. 261,65 triliun. Insentif

asuransi jiwa sebesar Rp. 169,86 triliun dan Insentif asuransi umum atau

reasuransi naik sebesar Rp. 91,79 triliun. Sedangkan untuk tingkat penanaman

modal risk base tahun 2019 sebesar 319,3 % untuk asuransi umum, dan angka

725,4 % untuk asuransi jiwa. Angka itu jauh dari batas penanaman modal

asuransi yang minimalnya adalah 120 %.

Situasi ini tentu menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan

asuransidi Indonesia. Pertumbuhan perusahaan asuransi di Indonesia memiliki

fungsi penting untuk mendukung berlangsungnya pembangunan nasional.

Kondisi ini bisa dilihat atas peran sertaperusahaanasuransi dalam

mengembangkan modal jangka panjang dengan jumlah yang besardan

digunakan untuk pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Dari hasil pencapaian tersebut persaingan dalam dunia bisnis semakin

meningkat. Dalam persaingan bisnis ini, agar perusahaan bisa dalam keadaan
2

stabil dan berdaya saing dengan perusahaan lainnya untuk dapat bertahan dan

berkembang, potensi manajemen perusahaan juga harus menjaga dan

meningkatkan nilai perusahaan.

Persaingan antar perusahaan membuat setiap perusahaan semakin

meningkatkan kinerja perusahaanya agar tujuan perusahaan tersebut tercapai.

Nilai perusahaan merupakan nilai tertentu yang telah disepakati oleh suatu

perusahaan sebagai perkiraan dari kepercayaan masyarakat kepada perusahaan

yang telah melalui proses kegiatan selama bertahun-tahun. Meningkatkan

suatu nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima

oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham [CITATION Wia08 \l 1057 ].

Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang

bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Harga saham yang

tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Memaksimalkan nilai suatu

perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan

memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan [CITATION Ika13 \l

1057 ].

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor perusahaan tersebut

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham

dan profitabilitas. Apabila harga saham semakin tinggi, maka nilai perusahaan

juga akan semakin tinggi . Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar

percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini tetapi untuk masa depan

perusahaan. Nilai perusahaan pada umumnya ditunjukkan dari nilai price to

book value (PBV). Price to book value (PBV) merupakan perbandingan antara
3

harga saham dengan nilai buku perusahaan. Dimana nilai buku perusahaan

sendiri adalah nilai aktiva bersih yng dimiliki setiap pwmilik dengan memiliki

lembar saham.[CITATION Bri111 \l 1057 ].

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur menggunakan beberapa

metode yaitu, Tobin’s Q. Selain menggunakan metode Tobin’s Q, bisa juga

mengukur menggunakan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar

saham perusahaan dapat mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan

ekuitas yang dimilikinya, harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga tinggi.

Dari hasil pencapaian tersebut maka persaingan dalam dunia bisnis

semakin meningkat. Tentu saja kondisi tersebut meningkatkan minat

perusahaan untuk selalu meningkatkan sumber daya manusianya dengan nilai

pengetahuan yang baik. Pengetahuan sumber daya manusia menjadi suatu

strategi bersaing yang menggambarkan kunci keberhasilan dalam persaingan

yang terjadi antar perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah sendiri

yang akan membuat perusahaan menjadi lebih unggul dari perusahaan

lainnya.Perusahaan mengetahui bahwa kemampuan bersaing dalam industri

ini tidak hanya diposisikan pada aktiva berwujud saja, melainkan dari

bagianaktiva tak berwujud seperti inovasi, pengelolaan organisasi, system

informasi, dan sumber daya manusia yang memegang peran penting pada

kelangsungan perusahaan. Dengan perkembangan di dunia industri saat ini,

tidak sedikit perusahaan mengubah prinsip perusahaan menjadi berbasis

pengetahuan. Salah satu cara yang digunakan dalam mengukur dan

menilaiknowledge assets adalah intellectual capital.


4

Pengetahuan adalah sumber daya yang sangat penting dalam sebuah

organisasi perusahaan, maka intellectual capital memiliki peran sangat

penting dalam kemajuan bisnis berbasis pengetahuan.Intellectual capital dapat

digunakan sebagai salah satu faktor untuk menentukan nilai perusahaan,

karena intellectual capital merupakan salah satu sumber daya yang

memberikan nilai tambah bagi setiap perusahaan. Intellectual capital juga

berkaitan dengan keunggulan kompetitif sumber daya manusia di setiap

perusahaan, keunggulan kompetitif ini dapat memberikan nilai tambah bagi

perusahaan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya kinerja intellectual

capital yang dimiliki setiap perusahaan. Intellectual capital dapat berperan

penting dalam meningkatkan nilai perusahaan ataupun kinerja perusahaan.

Perusahaan yang mampu menggunakanintellectual capital dengan efektif

maka nilai pasarnya akan meningkat. Suatu perusahan memiliki nilai yang

baik apabila kinerja perusahaan juga baik.

Modal intellecttual capital dapat dikatakan baik apabila perusahaan dapat

meningkatkan kemampuan dalam memotivasi sumber daya manusia yang ada

disetiap perusahaan agar dapat berinovasi dan dapat meningkatkan

produktivitas masing-masing sumber daya manusia (SDM), serta memiliki

kebijakan yang dapat mendukung perusahaan dalam mempertahankan dan

meningkatkan nilai perusahaan dan profitabilitas. Variabel yang digunakan

untuk menghitung intellectual capital sendiri adalah biasa dikenal dengan

VAIC (Value Added Intellectual Coeffisient). Value Added Intellectual

Coeffisient(VAIC) merupakan metode yang dikembangkan oleh Pulic pada

tahun 1998 dan Value Added Intellectual Coeffisient(VAIC) merupakan alat


5

yang digunakan untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Value

Added Intellectual Coeffisient (VAIC) dibagi menjadi tiga komponen yaitu,

Value Added Capital(VACA), Value Human Capital (VAHU), dan Structural

Capital Value Added(STVA)[CITATION Ulu092 \l 1057 ] dalam [ CITATION

Say17 \l 1057 ].

Di Indonesia intellectaul capital berkembang ketika adanya pernyataan

dari PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no.19 revisi 2010 yang

berisi tentang aktiva tidak berwujud[ CITATION Ika091 \l 1057 ]. Kejadian ini

mendorong semua perusahaaan agar mencari informasi yang lebih teliti

mengenai hal yang berkaitan dengan pengelolaan modal intellectual. Mulai

dari cara pengukuran, mengidentifikasi, dan cara pengungkapan intellectual

capital dalam laporan keuangan perusahaan. Intellectual capitalberkembang

di Indonesia terlihat dengan banyaknya perusahaan yang berdiri menggunakan

sistem berbasis pengetahuan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya Indonesia

Most Admired Knowledge (MAKE) Study di tahun 2005. Dengan adanya

MAKE(Most Admired Knowledge) banyak perusahaan yang bersaing dengan

menggunakan keunggulan kompetitif dan menjadi semakin inovasi yang

dihasilkan dariintellectual capital yang dimiliki masing-masing perusahaan.

Bagi investor, informasi berperan penting dalam pengambilan keputusan

investasi. Laporan keuangan merupakan informasi sebagai gambaran

mengenai kinerja perusahaan. Investor biasanya mempertimbangkan informasi

tambahan yang ada di laporan keuangan yaitu intellectual capital (IC).

Intellectual capital sangat berperan penting dalam perusahaan. Apabila dalam

pengambilan keputusan investor disertai dengan kenaikan pembelian saham


6

perusahaan , harga saham juga meningkat melebihi return melebihi perkiraan,

sehingga informasi Intellectual Capital (IC) merupakan informasi yang

memberikan nilai tambah bagi investor sendiri[CITATION Ari18 \l 1057 ].

Intellectual capital dalam laporan keuangan dapat diungkapkan melalui

kinerja keuangan. Beberapa cara menganalisis kinerja keuangan dalam laporan

keuangan salah satunya adalah analisis rasio profitabilitas.

Analisis profitabilitas menjelaskan kinerja pokok perusahaan yang ditinjau

dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam mendapatkan

laba dan sering digunakan sebagai indikator kinerja utama perusahaan

menyubstitusikan kinerja manajemen. Profitabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rasio ROE. Rasio ini memberikan pemahaman kepada

pengguna terkait seberapa baik sebuah perusahaan dapat memanfaatkan

sumber daya yang ada untuk menghasilkan profit dan meningkatkan

kesejahteraan pemilik atau pemegang saham.

Penelitian yang terkait dengan intellectual capital telah di teliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya dan memiliki hasil yang bermacam-macam.

Penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Les16 \l 1057 ]yang berjudul

“Pengaruh Intelectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa VAIC (Value Added Intellectual Coeffisient)

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan ketiga variabel kontrol yang

digunakan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Ari181 \l 1057 ]

yang berjudul “ Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Melalui Profitabilitas Sebagai Varibel Intervening (Study Empiris Pada


7

Perusahaan Manufaktur Yang Terdafar di Bursa Efek Indnesia Periode 2014-

2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan IC

(Intellectual Capital) terhadap profitabilitas, profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan, intellectual capital (IC) tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan Intellectual Capital(IC)

berpegaruh tidak langsung pada nilai perusahaan melalui profitabilitas

sehingga profitabilitas dapat digunakan sebagai mediasi.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh[ CITATION Jay172 \l 1057 ]

yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Kinerja Keunagan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan

Perbankan Yang Terdaftar di Busa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian yang

dilakukannya menunjukkan VACA (Value Added Capital Employed)dan

STVA (Structural Value Added)berpengaruh pada ROA (Ratio on Asset),

sedangkan VAHU (Value Added Human Capital) tidak berpengaruh, VACA

(Value Added Capital Employed) dan VAHU (Value Added Human Capital)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. STVA (Structural Value Added)tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ROA (Ratio on Asset) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, ROA(Ratio on Asset) berhasil menjadi variabel

intervening STVA dan nilai perusahaan, dan ROA(Ratio on Asset) tidak

berhasil menjadi variabel intervening antara VACA(Value Added Capital

Employed) dan VAHU(Value Added Human Capital).

Dari beberapa penelitian terdahulu terdapat perbedaan terkait pengaruh

signifikan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan. Dari perbedaan

tersebut, penulis berasumsi bahwa intellectual capital tidak selalu berpengaruh


8

signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji

pada perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini

merupakan replika dari penelitian terdahulu tentang Pengaruh Intellectual

Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel

Intervening. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

obyek penelitian atau sektor perusahaan. Alasan penulis memilih perusahaan

asuransi adalah karena perusahaan yang memiliki lingkup yang luas sehingga

terdapat banyak modal sumber daya, termasuk intellectual capital.

Berdasarkan uraian latar belakang, penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Yang

Dimediasi Oleh Profitabilitas Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah dan fenomena yang dijabarkan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas ?

2. Apakah intellectaul capital berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan ?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ?

4. Apakah intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan dengan menggunakan mediasi profitabilitas ?

1.3 Tujuan Penelitian


9

Berdasarkan pada uraian latar belakang yang dijabarkan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis dan mengatahui pengaruh intellectual capital

terhadap profitabilitas pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk menganalisis dan mengatahui pengaruh intellectual capital terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

3. Untuk menganalisis dan mengatahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

4. Untuk menganalisis dan mengatahui pengaruh tidak langsung intellectual

capital terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan profitabilitas

sebagai mediasi pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat peneitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dipenelitian ini adalah dapat memberikan

informasi. Khususnya yang berkaitan mengenaipemahaman tentang value

added yang dihasilkan dari intellectual capital (IC) dan implikasinya terhadap

nilai perusahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dipenelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan

variabel-variabel penelitian ini untuk meningkatkan nilai perusahaan

dan sebagai sumber informasi mengenai pengungkapan intellectual

capital (IC) dalam laporan keuangan.


10

b. Untuk akademisi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

pemahaman mengenai pengaruh intellectual capital terhadap nilai

perusahaan di perusahaan asuransi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu dari beberapa karya tulis yang telah memuat

tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat dilihat

pada table berikut ini :

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu

PENELITIAN, JUDUL VARIABEL HASIL PENELITIAN


TAHUN PENELITIAN
[ CITATION Pengaruh Dependen : Intellectual capital
Les161 \l 1057 ] Intellectual Nilai tidak berpengaruh
Capital terhadap Perusahaan signifikan terhadap
nilai perusahaan Independen : nilai perusahaan.
Intellectual Variabel kontrol yang
Capital terdiri dari laverage,
size, dan growth tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
[CITATION Analisis Varibel Modal intelektual
Jay173 \l 1057 ] Pengrauh Modal dependen : belum terbukti
Intelektual Profitabilitas, berpengaruh terhadap
Terhadap Produktifitas, profitabilitas, dan
Profitabilitas, Dan modal intelektual
Produktifitas, Dn Penilaian berpengaruh terhadap
Penilaian Pasar Pasar produktifitas, dan nilai
Perusahaan Varibael pasar perusahaan.
(Studi Kasus Independen :
Pada 35 Intellectual
Perusahaan LQ- Capital
45 Di Bursa Efek
Indinesia Periode
2012-2014)

11
12

[CITATION Pengaruh Varibel Intellectual Capital


Ari182 \l 1057 ] Intellectual dependen : berpengaruh positif
Capital Nilai terhadap profitabilitas,
Terhadap Nilai Perusahaan Intellectual capital
Perusahaan Varibael tidak bepengaruh
Melalui Independen :terhadap nilai
Profitabilitas Intellectualperusahaan,
Sebagai Variabel Capital profitabilitas
Intervening Variabel berpengaruh positif
(Studi Empiris intervening :
terhadap nilai
Pada Perusahaan Profitabilitas
perusahaan, dan
Manufaktur intellectual capital
Yang Terdaftar berpengaruh tidak
Di Bursa Efek langsung terhadap nilai
Indonesia perusahaan melalui
Periode 2014- profitabilitas, sehingga
2016) profitabilitas dapat
digunakan sebagai
variabel intervening.
[ CITATION Pengaruh Variabel VAIC berpengaruh
Say17 \l 1057 ] Intellectual dependen : signifikan terhadap
Capital Nilai Tobin’s Q. Untuk uji t
Terhadap Nilai Perusahaan VAHU berpengaruh
Perusahaan Varibael positif terhadap Tobin’s
Dengan Independen : Q. Sedangkan VACA
Profitabilitas Intellectual dan STVA tidak
Sebagai Variabel Capital berpengaruh terhadap
Moderasi (Studi Variabel Tobin’s Q. Return on
Pada Perusahaan intervening : Investmen (ROI)
Sub Sektor Profitabilitas bepengaruh sebagai
Property Dan mediasi hubungan
Real Estate Di natara VAIC dan
Bursa Efek Tobin’s Q.
Indonesia
Periode 2013-
2015)
[CITATION Jay \l Pengaruh Variabel VACA dan STVA
1057 ] Intellectual dependen : berpengaruh terhadap
Capital Nilai ROA, sedangkan
Terhadap Nilai Perusahaan VAHU tidak
Perusahaan Varibael berpengaruh, VACA
Dengan Kinerja Independen : dan VAHU
Keuangan Intellectual berpengaruh terhadap
Sebagai Variabel Capital nilai perusahaan,
Intervening Pada Variabel seddngkan STVA tidak
Perusahaan intervening : berpengaruh pada nilai
Perbankan Yang Kinerja perusahaan, ROA
Terdaftar di keuangan berpengaruh pada nilai
13

Bursa Efek perusahaan, ROA


Indonesia. berhasil memediasi
hubungan antara STVA
dan nilai perusahaan,
sedangkan ROA idak
berhasil memediasi
hubungan antara
VACA dan VAHU.
[CITATION Intellectual Variabel Intellectual Capital
Dew14 \l 1057 ] Capital dependen : berpengaruh secara
Terhadap Nilai Nilai positif signifikan
Perusahaan Perusahaan terhadap kinerja
Dengan Kinerja Varibael keuangan, Intellectual
Keuangan Independen : Capital tidak
Sebagai Variabel Intellectual berpengaruh secara
Itervening Capital langsung terhadap nilai
Variabel perusahaan,
intervening : Intellectual Capital
Kinerja berpengaruh secara
keuangan tidak langsung terhadap
nilai perusahaan
dengan kinerja
keuangan sebagai
variabel intervening.
Intellectual
[ CITATION Faj12 \l Variabel Intellectual Capital
1057 ] Capital dependen : berpengaruh signifikan
Terhadap Kinerja terhadap kinerja
Kinerja Keuangan keuangan, rate of
Keuangan Varibael growth of intellectual
Perusahaan Independen : capital (ROGIC)
(Study Empiris Intellectual berpengaruh terhadap
Perusahaan LQ Capital kinerja keuangan.
45)
[ CITATION Pengaruh Variabel VACA, VAHU, dan
Juw16 \l 1057 ] Intellectual dependen : STVA berpengaruh
Capital Nilai positif terhadap nilai
Terhadap Nilai Perusahaan perusahaan, sehingga
Perusahaan padaVaribael dapat dikatakan bahwa
Perusahaan Independen : semakin meningkat
Indeks Kompas Intellectual VAHU, VACA, dan
100 di Bursa Capital STVA maka akan
Efek Indonesia meningkatkan nilai
perusahaan yang
diproyeksikan dengan
Price to Value Book
(PBV).
[ CITATION Pengaruh Modal Variabel Modal intelektual
Sud14 \l 1057 ] Intelektual dependen : terbukti berpengaruh
14

Terhadap Nilai Nilai positif terhadap kinerja


Perusahaan Perusahaan keuangan perusahaan.
Dengan Kinerja Varibael modal intelektual
Keuangan Independen : berpengaruh langsung
Sebagai Variabel Intellectual maupun tidak langsung
Intervening Capital terhadap nilai
Variabel perusahaan. selain itu
intervening : modal intelektual
Kinerja terbukti lebih baik
keuangan berpengaruh secara
langsung terhadap nilai
perusahaan daripda
dimediasi oleh kinerja
keuangan.
[CITATION Intellectual Variabel Positive relationship
Goo05 \l 1057 ] Capital and dependen : exists between
Corporate Value Corporate intellectual capital and
in an Emerging Value corporate value.
Economy : Varibael
Empirical Study independen :
of Taiwanese Intellectual
Manufacturers Capital

[ CITATION Pengaruh Variabel Corporate Social


Kho20 \l 1057 ] Corporate Social dependen : Responbility tidak
Responbility Nilai berpengaruh terhadap
Terhadap Nilai Perusahaan nilai perusahaan dan
Perusahaan Varibael profitabilitas sebagai
Dengan Independen : variabel moderasi
Profitabilitas Corporate memperkuat pengaruh
Sebagai Variabel Social CSR dengan nilai
Moderasi (Study Responbility perusahaan.
Empiris Pada Variabel
Perusahaan moderasi :
Sekor Profitabilita
Pertambangan s
Batubara Yang
terdftar di Bursa
Efek Indonesia
[ CITATION Intellectual Variabel Financial Performance
Sus16 \l 1057 ] Capital (IC) dependen : (FP) is one of the
Analysis And Intellectual important things for a
The Effect to Capital (IC) company to know the
Financial Varibael development of the
Performance In Independen : company. One
PT Kalasuba Financial important thing that
Indonesia (KSI) Performance influences FP is the
Intellectual Capital
15

(IC). Research was


conducted to get the
best IC analysis in
order to get success
and fulfill the daily
human needs which
always increases.
Therefore, it had
research problem ‘how
was the components of
IC affecting the FP of
PT Kalasuba Indonesia
(KSI), and the objective
is to explore the IC
components in
affecting the FP.
[CITATION Analisis Variabel Modal Intelektual
Jay173 \l 1057 ] Pengaruh Modal dependen : belum terbukti
Intelektual Profitabilitas, memiliki pengaruh
Terhadap Produktifitas, signifikan terhadap
Profitabilitas, dan Penilaian profitabilitas, modal
Prduktifitas, Dan Pasar intelektual memiliki
Penilaian Pasar Perusahaan pengaruh signifikan
Perusahaan Varibael terhadap produktifitas
(Study kasus Independen : perusahaan, modal
Pada 35 Modal intelektual memiliki
Perusahaan LQ- Intelektual pengaruh signifikan
45 di Bursa Efek terhhadap penilaian
Indonesia pasar perusahaan, dan
Periode 2012- modal intelektual
2014) mempunyai pengaruh
yang sangat besar bagi
perusahaan.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan peneliti-peneliti

terdahulu dalam melakukan penelitian, sama-sama menggunakan variabel

independen Intellectual Capital dan nilai perusahaan sebagai variabel

dependen. Penelitian ini juga menggunakan sektor perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Perbedaaan

penelitian ini dengan peneliti-peneliti terdahulu adalah peneliti


16

menambahkan variabel profitabilitas sebagai variabel moderasi dan sub

sektor sebagai objek penelitian.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Signalling Theory

Teori signaling mengindikasikan bahwa suatu organisasi untuk terus

berusaha menunjukkan sinyal yang dapat berupa informasi positif kepada investor

yang potensial melalui pengungkapan di dalam sebuah laporan keuangan

perusahaan. Sinyal yang positif dari perusahaan atau organisasi perusahaan

diharapkan mendapat respon yang positif juga dari pasar, hal tersebut memberikan

sebuah keuntungan yang kompetitif bagi sebuah perusahaan, serta dapat

memberikan nilai yang cukup tinggi bagi perusahaan tersebut [CITATION Wil01 \l

1057 ].

Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat

diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil

keputusan investasi. informasi yang dipublikasikan sebagai sutau keputusan

investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar

[CITATION Har00 \l 1057 ].

Secara garis besar Signaling Teory erat kaitannya dengan ketersediaan

informasi. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

menjadi sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntan, yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non akutansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan
17

laporan keuangan. Laporan tahunan seharusnya memuat informasi yang relevan

dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh

pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Jika perusahaan ingin

sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan

laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

Penggunaan signaling teory informasi ROE atau rasio yang menunjukkan

kemamapuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan

modal sendiri dengan demikian jika ROE tinggi maka akan menjadi sinyal yang

baik bagi para investor. Karena dengan ROE tinggi menunjukkan kinerja

perusahaan tersebut baik maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan

dananya berupa surat berharga atau saham. Permintaan saham yang banyak maka

harga saham akan meningkat. Profitabilitas ynag tinggi menunjukan prospek

perusahaan yang baik sehingga investor akan mendapat respon postif sinyal

tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.

2.2.2 Stakeholder Theory

Stakeholder adalah seluruh pihak baik internal maupun eksternal

perusahaan yang bersifat mempengaruhi atau dipengaruhi, baiklangsung ataupun

tidak langsung oleh berbagai keputusan keputusan, berbagai kebijkana, ataupun

aktivitas operasi perusahaan. Teori stakeholder adalah setiap kelmpo orang atau

seorang individu yang teridentifikasi bisa berpengaruh atau dapat dipengaruhi

oleh kegiatan perusahaan[ CITATION Kho20 \l 1057 ].

Teori ini memiliki tujuan guna memberikan bantuan manajemen

perusahaan agar nilai perusahaan semakin meningkat sebagai dampak aktivitas

operasional mereka dan meminimalisir hal yang dapat menjadikan rugi para
18

stakeholdernya. Teori stakeholder memberi penjelasan bahwa sesungguhnya

perusahaan bukan hanya beroperasi dengan mementingkan dirinya sendiri, tetapi

juga dapat bermanfaat untk stakehldernya (pemegang saham) kreditor, konsumen,

supplier, pemerintah dan masyarakat. Degan hal ini adanya perusahaan sangatlah

dipengaruhi oleh dukungan-dukungan yang didapat dari oara stakeholdernya

kepada perusahaan tersebut[ CITATION Kho20 \l 1057 ].

Teori ini teori yang paling tepat untuk mendasari kajian di bidang

Intellectual Capital. Oleh karena itu, perusahaan akan berusaha untuk

memberikan semua informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencari

dukungan dari para stakeholder-nya salah satu informasi ini adalah informasi

tentang kinerja sosial, lingkungan, dan intellectual capital. Dalam konteks

intellectual capital, stakeholder memunyai kepentingan untuk mempengaruhi

manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh

perusahaan, baik asset fisik, karyawan, dan struktur capital. Karena hanya dengan

pengelolaan dapat menciptakan value added dalah hal ini disebut dengan VAIC

untuk kemudian mendorong kinerja keunagan perusahaan untuk kepentingan

stakeholder sendiri.

2.2.3 Legitimacy Theory

Menurut [ CITATION Kho20 \l 1057 ] teori legitimasi adalah sistem operasi

perusahaan yang mempunyai orientasi atas keberpihakan kepada masyarakat

pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat. Tas suatu sistemnya yang

berpihak kepada masyarakat, maka sistem operasional perusahaan harus seimbang

dengan apa harapan masyrakat. Legitimasi ini dianggap sebagai hal untuk

menyelaraskan persepsi bahwaa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan olhe


19

intetitas atau perusahaan adalah tindakan tindakan yang pantas atau sesuai dengan

norma, nilai, dan kepercayaanyang berkembang dilingkungan sosial

Dengan demikian legitimasi memiliki manfaat untuk mendukung

keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Organisasi perusahaan berusaha untuk

memastikan bahwa aktifitas yang dilakukan oleh organisasi perusahaan diterima

di pihak luar. Teori berdasar pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak

sosial antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan tersebut

beroperasi.

Menurut [CITATION Dee04 \l 1057 ] dalam [CITATION Ari182 \l 1057 ] kontrak

sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan harapan masyarakat tentang

bagaimana seharusnya perusahaan melakanakan operasinya. Harapan sosial ini

tidak tetap namun berubah seiring berjalannya waktu. Dengan hal ini menuntut

perusahaan untuk tanggap terhadap lingkungan di mana perusahaan tersebut

beroperasi. Pandangan teori legitimasi menyatakan bahwa dalam menjalankan

operasinya, organisasi perusahaan harus harus sejalan dengan nilai-nilai di

masyarakat tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan pengungkapan laporan

keuangan perusahaan untuk menunjukkan perhatian manajemen perusahaan

terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat tersebut.

Teori legitimasi berhubungan sangat erat dengan Intellectual Capital

.perusahaan lebih cenderung memperhatikan laporan Intellectual Capital jika

mereka memiliki kebutuhan khusus untuk melakukannya. hal semacam ini

mungkin saja bisa terjadi apabila perusahaan tidak dapat melegitimasi statusnya

berdasarkan tangible asset yang umumnya dikenal sebagai simbol keberhasilan

suatu perusahaan. Perusahaan menggunakan laporan keuangan mereka untuk


20

menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka dapat

diterima oleh masyarakat.

Menurut teori legitimasi perusahaan akan terdorong untuk menunjukkan

kapasitas Intellectual Capital-nya dalam laporan keuangan untuk memperoleh

legitimasi dari publik atas kekayaan intelektual yang dimilikinya.

2.2.4 Intellectual Capital

Intellectual Capital adalah intangible asset atau asset yang tidak berwujud

yang memiliki banyak istilah. Intellectual Capital merupakan sebuah informasi

dan pengetahuan yang dapat diapalikasikan ke dalam sebuah pekerjaan untuk

dapat menciptakan sebuah nilai di dalam sebuah perusahaan tersebut [CITATION

Wil011 \l 1057 ] dalam [CITATION Ari182 \l 1057 ] . Intellectual Capital memiliki tiga

komponen yaitu customer capital, human capital, dan structural capital.

Customer capital merupakan suatu hubungan yang baik yang dimiliki oleh

perusahaan dengan para stakeholder. Human capital merupakan suatu

kemampuan kolektif agar menghasilkan solusi terbaik dengan pengetahuan yang

dimiliki orang-orang yang berada di perusahaan tersebut untuk memberikan nilai

tambah pada perusahaan tersebut. Structural capital merupakan kemampuan suatu

organisasi dalam memenuhi rutinitas perusahaan dan strukturnya yang

mendukung usaha karyawan untuk dapat menghasilakn kinerja intellectual yang

optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan

Menurut [CITATION Pul16 \l 1057 ] dalam [ CITATION Say17 \l 1057 ] tahapan

perhitungan VAIC adalah mencari Value Added (VA). Value Added (VA)

merupakan indikator yang paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai Value Creation.


21

Value Added (VA) dihitung antara selisih output dan input. Output mecakup total

penjualan dan pendapatan lain dan input mecakup beban penjualan dan biaya lain-

lain kecuali beban karyawan. Bedasarkan metode VAIC terdapat unsur komponen

yaitu :

a. Value Added Capital Employed (VACA)

VACA adalah indikator untuk Value Added yang diciptakan oleh

satu unit dari phsycal capital yang mengukur bagaimana suatu perusahaan

mengelola modal fisik dan keuangan secara efisien dapat dinilai

perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai Capital Employed suatu

perusahaan maka semakin efisien pengelolaan modal intelektual berupa

bangunan, tanah, teknologi, dan peralatan.

VA
VACA =
CE
Sumber : Pulic dalam Sayyidah (2017)

Keterangan :

VACA = Value Added Capital Employed

VA = Value Added

CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)

b. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa

banyak Value Added (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan

dengan tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh

setiap rupiah yang diinvestasikan untuk Human Capital terhadap Value

Added organisasi perusahaan.


22

VA
VAHU =
HC

Sumber : Pulic dalam Sayyidah (2017)

Keterangan :

VAHU = Value Added Human Capital

VA = Value Added

HC = Human Capital : beban karyawan

c. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan

organisasi perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan

strukturnya yang mendukung kinerja intelektual yang optimal serta kinerja

bisnis secara keseluruhan. Kemampuan organisasi yang mendukung

produktifitas pekerja. Seorang karyawan atau individu dapat memiliki

tingkat intelektualitas yang tinggi. Tetapi jika tidak didukung dengan

sistem perusahaan yang memadai maka intellectual capital tidak dapat

mencapai kinerja yang optimal dan potensi yang ada tidak dapat

dimanfaatkan dengan baik [ CITATION Suw03 \l 1057 ] dalam [ CITATION

Say17 \l 1057 ] :

SC
STVA=
VA

Sumber : Pulic dalam Sayyidah (2017)

Keterangan :

STVA = Structural Capital Value Added

VA = Value Added
23

SC = Structural Capital : VA - HC

2.2.5 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menggambarkan pandangan investor mengenai

perusahaan yang bersangkutan. Jika perusahaan dapat memberikan kesejahteraan

kepada pemegang saham , maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut

memiliki nilai yang tinggi dari harga sahamnya [CITATION Ari182 \l 1057 ]. Nilai

perusahaan dapat dihitung dengan beberapa rasio, yaitu Price Earning Ratio

(PER) yaitu fungsi dari perubahan kemampuan aba yang diharapkan dimasa yang

akan datang. Rasio ini dapat dirumuskan :

Harga pasar perlembar Saham


PER= Harga pasar perlembar Saham
PER= Laba perlembar Saham
Laba perlembar Saham

Sumber : [ CITATION Dar20 \l 1057 ]


Tobin’s Q rasio ini menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini tentang

nilai hasil pengembalian dari setiap dollar investasi inkremental. Rasio ini dapat

dirumuskan :

( Nilai Pasar Ekuitas+ Niai Buku dariTotal Hutang)


Q= ¿¿

Sumber : [ CITATION Dar20 \l 1057 ]

Dan PBV (Price Book Value). Dipenelitian ini diukur menggunakan PBV

(Price Book Value).PBV (Price Book Value) merupakan salah satu variabel yang

dijadikan bahan pertimbangan investor dalam pemilihan saham-saham yang

nantinya akan dibeli. Dalam perusahaan yang dinilai berlangsung degan baik,

pada umumnya rasio ini mencapai angka diatas satu, ini berarti nilai pasar saham

lebih besar dari nilai bukunya [ CITATION Kho20 \l 1057 ].


24

PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per

saham. Semakin tinggi hasil dari PBV maka menunjukkan bahwa pasar semakin

percaya pada prospek perusahaan [ CITATION Sun12 \l 1057 ]. Menurut [ CITATION

Tan10 \l 1057 ] rumus Price Book Value (PBV) adalah :

Harga Saham Penutupan Harga Saham Peutupan


PBV = =
Nilai Buku Per Lembar Saham Nilai Buku Per Lembar Saham

Sumber : Tandelilin (2010)

PBV digunakan sebagai proksi karena keberadaan PBV sangat penting

bagi investor untuk menentukan strategi investasi dipasar modal. PBV dapat

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai terhadap jumlah

modal yang diinvestasikan.

2.2.6 Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan

keputusan [ CITATION Bri102 \l 1057 ]. Menurut [CITATION Sud09 \l 1057 ]

rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan menggunakan sumber-sumber yanng dimiliki perusahaan sepert

aktiva, modal atau penjualan perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas

dilakukan dengan perbandingan pada komponen laporan keuangan.

Terutama pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Terdapat beberapa

jenis rasio profitabilitas, yaitu Gross Profit Margin (GPM) menunjukkan

laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih

dikurangi harga pokok penjualan rasio ini merupakan cara untuk

penetapan harga pokok penjualan.


25

Rasio ini dapat diumuskan :

penjualan bersih−harga pokok penjualan


GPM=
sales

Sumber : [ CITATION Bis20 \l 1057 ]

Net Profit Margin (NPM) merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan

penjualan. Rasio ini dapat dirumuskan :

Laba Bersih
NPM= x 100 %
Penjualan Bersih

Sumber : [ CITATION Bis20 \l 1057 ]

Return On Investment (ROI) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas

manajemen dalam mengelola investasinya. Rasio ini dapat dirumuskan :

Pendapatan dariinvestasi−Biaya investasi


ROI=
Biaya Investasi

Sumber : [ CITATION Bis20 \l 1057 ]

Earning Per Share (EPS) adalah suatu rasio yang mengukur besarnya

pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Rasio ini dirumuskan:

Laba bersih
EPS= x 100 %.
jumah embar persaham

Sumber : [ CITATION Bis20 \l 1057 ]

Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini menggunakan salah satu rrasio yaitu

Return On Equity (ROE).

ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilan

laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki


26

perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien pennggunaan

modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan [CITATION

Sud091 \l 1057 ]. Menurut [ CITATION Kho20 \l 1057 ] rasio ini banyak

diminati oleh para pemegang saham serta para investor di pasar modal

yang ingin membeli saham perusahaan yang bersangkutan.

Menurut [ CITATION Han12 \l 1057 ] perhitungan yang digunakan

untuk mengjitung rasio ini adalah :

Laba Bersih
ROE= x 100 %
Ekuitas

Sumber : Hanafi dan Halim (2012)

2.3 Pengaruh Antar Variabel

Adapun pengaruh antar variabel berdasarkan rumusan masalah dan tujuan

adalah sebagai beriktut :

2.3.1 Pengaruh Intellectual Capital Secara Langsung Terhadap

Profitabilitas

Intellectual Capital dapat dikelola dengan baik maka dapat menciptakan

keunggulan kompetetif bagi perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Semakin baik perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan

Intellectual Capital yang dimiliki, akan menciptakan kompetensi yang khas bagi

perusahaan sehingga diharapkan mampu mendukung kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan customer. Perusahaan yang memiliki keunggulan

kompetitif dibadingan dengan perusahaan yang lainnya maka perusahaan tersebut

memilik peluang untuk meningkatkan laba bersih. Laba bersih ini diperoleh

perusahaan dari jumlah pendapatan dikurangi beban perusahaan. Untuk

mendapatkan laba bersih yang tinggi, maka perusahaan perlu meningkatkan


27

pendapatan maupun menekan beban-beban perusahaan. peningkatan laba bersih

perusahaan dipengaruhi oleh penggunaan efisien pada aset perusahaan yang terdiri

dari aset lancar, aset tetap, dan lain-lain.

Sesuai dengan kajian teori yan dihasilkan bahwa terdapat pengaruh

Intellectual Capital terhadap Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE. Teori

tersebut didukung dari penelitian Prianka (2018), Dewi dan Deannes (2014),

Fajarini dan Firmansyah (2012) yang menyatakan bahwa Intellectual Capital

berengaruh positif terhadapp profitabilitas. Temuan ini menunjukkan bahwa

adanya pengelolaan Intellectual Capital yang benar dan baik, akan meningkatkan

nilai asset yang dimiliki suatu perusahaan. Semakin tinggi Intellectual Capital

(VAIC) maka nilai profitabilutas suatu perusahaan akan meningkat. Namun

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agusta dan Agustinus (2017)

yang menyatakan bahwa intellectual capital belum terbukti memiliki pengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

H1 : Semakin baik tingkat intellectual capital, maka akan meningkatkan tingkat

Profitabilitas perusahaan.

2.3.2 Pengaruh Intellectaul Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Intellectual Capital telah menjadi bagian penting bagi perusahaan. Usaha

yang dijalankan oleh suatu perusahaan dalam menciptakan sebuah nilai, perlu

adanya suatu pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Potensi tersebut terdiri dari custmer capital, human capital, dan structural

capital. Nilai tambah yang dihasilkan dari proses penciptaan sebuah nilai dalam

perusahaan tersebut akan menciptakan keunggulan kompetitif bagi persusahaan,

keunggulan tersebut akan menunjukkan bahwa persepsi pasar terhadap nilai


28

perusahaan akan meningkat karena dapat diyakini dapat bersaing di industri

bisnis.

Perusahaan yang memiliki nilai Intellectual capital yang tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam memanfaatkan modal fisik yang

dimiliki perusahaan secara efisien sehingga memiliki kntribusi terhadap

penciptaan nilai tambah bagi perusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan

nilai perusahaan.

Sesuai dengan kajian teori yang dihasilkan bahwa terdapat

pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan yang diproksikan

dengan PBV. Teori yang didukung dengan Juwita dan Aurora (2016) serta

Sudibya Dan Mitha (2014) bahwa Intellectual Capital berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika kekayaan Intellectual yang

dimiliki oleh perusahaan dan dikelola secara efisien akan meningkatkan

apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan juga

akan meningkat. Namun berbeda dengan hasil dengan penelitian yang

dilakukan Prianka (2018), Dewi dan Deannes (2014), dan Sayyidah dan

Saifi (2017) yang menyatakan Intellectual Capital tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

H2 : Semakin baik tingkat Intellectual Capital, maka akan meningkatkan nilai

perusahaan.

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan yang dapat menjaga kestabilan dan meningkatkan laba

dapat dilihat sebagai suatu yang positif oleh investor berkaitan dengan

kinerja perusahaan. Hal tersebut terjadi karena perusahaan mengalami


29

peningkatan laba. Meningkatnya laba mencerminkan bahwa suatu

perusahaan mempunyai kinerja yang baik, sehingga menimbulkan

sentimen postitif dari investor dan dapat membuat harga saham

perusahaan mengalami peningkatan. Apabila harga saham meningkat

maka nilai perusahaan juga akan meningkat.

Sesuai dengan kajian teori yang dihasilkan bahwa terdapat

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan

PBV. Sehingga semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka semakin

tinggi juga nilai perusahaan. Teori tersebut didukung dengan penelitian

terdahulu oleh Prianka (2018) serta Sayyidah dan Saifi (2017) yang

menunjukkan hasil bahwa probabilitas berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan. Sehingga semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan

maka semakin tinggi juga nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nasution (2013) bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H3: Semakin tinggi nilai profitabilitas yang dihasilkan maka semakin baik pula

nilai perusahaan.

2.3.4 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui

Profitabilitas

Sesuai dengan kajian teori yang dilakukan oleh Prianka (2018) dan

Sayyidah dan Saifi (2017) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu

mengelola sumber daya intelektualnya dengan efisien akan menciptakan

Value Added dan Competitiv Advantage yang akan bermuara pada

peningkatan laba perusahaan. Semakin baik pertumbuhan profiabilitas,


30

maka prospek perusahaan di masa yang akan datang dinilai akan semakin

baik juga. Artinya semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor hal

tersebut manjadi daya tarik bagi investor.

H3 : Semakin baik nilai intellectual capital melalui nilai profitabilitas maka nilai

perusahaan semakin baik.

2.4 Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah

dikemukakan, maka dapat dibuat sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital

yaitu VAIC dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah nilai

perusahaan dengan indikator Price Book Value (PBV). Sedangkan variabel

mediasi (Z) pada penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan

menggunakan Return On Equity (ROE).

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan [CITATION Sug13 \l 1057 ].

Dari pemikiran yang telah diuraikan, hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai

berikut:

H1 = Intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas.


31

H2 = Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H3 = Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H4 = Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan

menggunakan mediasi profitabilitas.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengambil data dari perusahan go public yang

terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018 pada sub sektor asuransi. Penulis

menetapkan BEI sebagai tempat penelitian karena di BEI menyediakan

informasi tentang laporan keuangan yang nantinya dipergunakan sebagai

sampel dalam penelitian ini. Pendekatan dalam penelitian ini bersifat

kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis [ CITATION

Sug12 \l 1057 ]. Metode kuantitatif adalah penelitian yang datanya

berbentuk angka-angka. Pengujian penelitian ini dilakukan berdasarkan

data sekunder. Data tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh

informasi yang dapat dijadikan kerangka jawaban bagi hipotesis yang

telah ditentukan.

3.2 Devinisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu

Intellectual Capial, dan variabel depedennya yaitu, nilai perusahaan

(PBV), dan Profitabilitas (ROE) sebagai variabel mediasi.

32
33

3.2.1 Intellectual Capital

Intellectual Capial merupakan sumber daya perusahaan yang

berupa aset tidak berwujud. Intellectual Capial memiliki tiga komponen

meliputi human capital, structural capital, dan physical capital. Dalam

peneltian ini Intellectual


34

Capial diukur dengan berdasarkan value added (VAIC) . Intellectual Capial dalam model

Pulic ini diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh phsycal capital/capital

employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Dari ketiga

value added terebut disimbolkan dengan VAIC yang dikenbangkan oleh [CITATION Pul16 \l

1057 ] dalam Sayyidah (2017). Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio

tersebut adalah laporan keuangan perusahaan yang standar umumnya tersedia dari laporan

keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran Intellectual Capial lainnya terbatas hanya

memghasilkan indikator keuangan dan non keuangan yang unik hanya untuk melengkapi

profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut khusunya indikator non

keuangan tidak tercatat oleh perusahaan yang lain.

Untuk menghitung VAIC menurut [CITATION Pul16 \l 1057 ] dalam Sayyidah

(2017)adalah sebagai berikut :

1. menghiitung Value Added (VA)

VA =OUT −¿
Keterangan :

VA = Value Added

Out = Output : total penjualan dan pendapatan lain

In = Input : beban penjualan dan biaya lain-lain (kecuali beban karyawan)

2. Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)


VA
VACA =
CE
Keterangan :

VACA = Value Added Capital Employed


35

VA = Value Added

CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)

3. Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VA
VAHU =
HC

Keterangan :

VAHU = Value Added Human Capital

VA = Value Added

HC = Human Capital : beban karyawan

4. Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)

SC
STVA=
VA

Keterangan :

STVA = Structural Capital Value Added

VA = Value Added

SC = Structural Capital : VA – HC

5. Menghitung Value Added Intellectual Capital Coeffisient (VAIC)

VAIC =VACA+VAHU + STVA

Keterangan :

VAIC = Value Added Intellectual Capital Coeffisient

VACA = Value Added Capital Employed

VAHU = Value Added Human Capital


36

STVA = Structural Capital Value Added

3.2.2 Nilai Perusahaan

Menurut[CITATION Hus08 \l 1057 ] nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan

berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. . Nilai perusahaan

menggambarkan pandangan investor mengenai perusahaan yang bersangkutan. Nilai

perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio Price Book Value (PBV). Menurut

[ CITATION Tan10 \l 1057 ] rumus Price Book Value (PBV) adalah :

Harga Saham Penutupan Harga Saham Peutupan


PBV = =
Nilai Buku Per Lembar Saham Nilai Buku Per Lembar Saham

Sumber : Tandelilin (2010)

Semakin tinggi PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan.

Maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membelinya. Sehingga permintaan saham

tersebut akan naik dan meningkatkan harga saham pada perusahaan [ CITATION Sun12 \l 1057 ].

3.2.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu indikator kineraj ynag dilakukan manajemen

dalam pengelolaan kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan.

Laba ynag dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan

oleh perusahaan. profitabitabilitas dalam penelitian ini diproksikan menggunakan

Return On Assets (ROE). ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki

perusahaan. semakin tinggi ROE berarti semakin efisien menggunakan modal sendiri

yang dilakukan pihak perusahaan [CITATION Sud09 \l 1057 ]. Rasio ini merupakan alat

ukur yang lazim digunakan oleh investor dan pemimpin perusahaan untuk mengukur

seberapa besar keuntungan yang dapat dari modal sendiri yang dimiliki oleh
37

perusahaan[CITATION Mar09 \l 1057 ]. Menurut [ CITATION Han12 \l 1057 ] perhitungan

yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah :

Laba Bersih
ROE= x 100 %
Ekuitas

Sumber : Hanafi dan Halim (2012)

Tabel 3.1
Pengukuran Variabel

No Variabel Rumus Pengukuran


1 Intellectual Capital 1. Menghiitung Value Added (VA) : Rasio
VA =OUT −¿
2. Menghitung Value Added Capital
Employed (VACA) :
VA
VACA =
CE

3. Menghitung Value Added Human


Capital (VAHU) :
VA
VAHU =
HC

4. Menghitung Structural Capital Value


Added (STVA :
SC
TVA=
VA
5. Menghitung Value Added Intellectual
Capital Coeffisient (VAIC) :
VAIC =VACA+VAHU + STVA
Sumber : Pulic dalam Sayyidah (2017)
38

2 Nilai Perusahaan Harga Saham Penutupan Rasio


PBV =
Nilai Buku Per Lembar Saham

Sumber : Tandelilin (2010)


3 Profitabilitas Laba Bersih Rasio
ROE= x 100 %
Ekuitas
Sumber : Hanafi dan Halim (2012)

3.3 Penentuan Poulasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dapat diartikan penentuan suatu objek berdasarkan kriteria tertentu, dan

umumnya berkaitan dengan suatu fenomena. Berdasarkan hal tersebut perusahaan

yang terdaftar di BEI pada sub sektor asuransi menjadi populasi dalam penelitian ini

yaitu sebanyak 16 perusahaan.

Berikut ini adalah daftar populasi perusahaan sub sektor asuransi yang terdaftar

di BEI:

Tabel 3.2
Perusahaan Sub Sektor Asuransi
No Kode Nama
1 AHAP PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
2 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk
3 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk
4 ASIT PT. Asuransi Jasa Tama Tbk
5 ASMI PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk
6 LPGL PT. General Insurance Tbk
7 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk
8 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indnesia Tblk
9 TUGU PT. Tugu Pratama Indonesia
10 VINS PT. Victoria Insurance Tbk
11 PNIN PT. Panintvest Tbk
12 MTWI PT. Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk
13 IMAS PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
Tbk
14 ASDM PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk
15 ABDA PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Sumber : www.idx.co.id.

3.3.2 Sampel
39

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut [CITATION Sug08 \l 1057 ]. Sampel yang diambil pada peneltian ini

adalah perusahaan dalam sub sektor asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2015-2018.

Adapun perusahan yang dijadikan objek dalam penelitian yang diambil dari

populasi dilakukan dengan Purposive Sampling didasarkan beberpa kriteria yaitu :

a. Perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan asuransi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut selama tahun 2015-2018.

b. Perusahaan asuransi tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan

tahunan atau annual report secara berturut-turut selama tahun 2015-2018.

c. Laporan keuangan perusahaan asuransi tersebut dipublikasikan dalam satuan rupiah

secara berturut-turut selama tahun 2015-2018.

d. Laporan keuangan tersebut memperoleh laba tahun berjalan positif pada tahun

2015-2018.

Tabel 3.3
Kriteria Penentuan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang diambil sebgai sampel 15
adalah perusahaan asuransi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia secara berturut-
turut selama tahun 2015-2018
2 Perusahaan asuransi tersebut tidak (5)
menerbitkan dan mempublikasikan
laporan keuangan tahunan atau annual
report secara berturut-turut selaam tahun
2015-2018.

3 Laporan keuangan perusahaan asuransi (0)


tersebut tidak dipublikasikan dalam satuan
rupiah secara berturut-turut selama tahun
2015-2018
4 Laporan keuangan yang pernah (2)
mengalami kerugian pada tahun 2015-
2018
Jumlah sampel 8
40

Sumber : www.idx.co.id.

Berdasarkan tabel 3.2 kriteria penentuan sampel, maka perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Perusahaan Sub. Sektor Asuransi yang masuk dalam Kriteria Penelitian

No Kode Nama
1 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk
2 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk
3 ASJT PT. Asuransi Jasa Tama Tbk
4 ASMI PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk
5 LPGL PT. General Insurance Tbk
6 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk
7 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indnesia Tblk
8 VINS PT. Victoria Insurance Tbk
Sumber : www.idx.co.id.

Dari 8 sampel perusahaan yang telah ditetapkan, setiap perusahaan diambil 4

tahun laporan kuangan sehingga dapat terkumpul sebanyak 32 data.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena data

yang diperoleh berbentuk angka. Data kuantitatif pada penelitian ini merupakan data

yang menyangkut hasil Inttelectual capital, Nilai perusahan, dan profitabilitas. Jenis

data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data

yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumulkan dan diolah pihak lain.

Biasanya dala bentuk dokumen atau publikasi.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan perusahaan asuransi periode 2015-2018 yang dipublikasikan pada

situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id maupun situs resmi dari

perusahaan yang menjadi sampel.


41

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder

yang diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan

perusahaan sub sektor asuransi melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan alamat situs website www.idx.co.id. Selain itu peneliti juga menggunakan

data sekunder lain yang terkait melalui buku, jurnal, internet, dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

terkumpul (dalam penelitian kuantitatif) [ CITATION Sup13 \l 1057 ]. Analisi data

menggunakan analisis jalur (Path Analisys). Path Analisys digunakan untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel. Model ini bertujuan untuk mengatahui

pengaruh langsung maupun tidak langsung antar variabel bebas terhadap variabel

terikat.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model

regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji linieritas

data.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk enguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki normal atau mendekati normal [ CITATION Gho13 \l

1057 ]. Alat yang digunakan dalam uji normalitas adalah One Sample Kolomogorov-

Smirnove Test. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut :

1. jika p  0,05 maka distribusi data tidak normal

2. jika p  0,05 maka distribusi data normal


42

3.6.1.2 Uji Linieritas

Pengujian lineritas ini perlu dilakukan untuk mengetahui model yang

dibuktikan apakah linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan

curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara variabel X dengan varibale

Y. Jika nilai sig f < 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan linier dengan

Y [ CITATION Sul11 \l 1057 ].

3.6.2 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis berfungsi untuk melihat apakah koefisien regresi yang didapat

signifikan, yang dimaksud disini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara

statistik tidak sama dengan nol, artinya dapat dikatakan variabel bebas tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel terkait karena tidak cukupnya bukti untuk menyatakan hal

tersebut berpengaruh. Untuk itu harus dilakukna pengujian terhadap koefisien regresi.

3.6.2.1 Metode Analisis Jalur (Path Anlysis)

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (Path Anlysis).

Metode ini untuk engetahui pengaruh secara langsung atau pengerauh secara tidak

langsung variabel bebas [ CITATION Sup13 \l 1057 ]. Dalam melakukan perhitungan

Path maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang harus dijalankan. Dengan

menggunakan path analysis maka tidak hanya menghitung secara simultan seluruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Tetapi juga dapat diketahui pengaruh secara

parsial antara varibale bebas terhadap variabel terikat.

Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel.

Motede ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel

bebas terhadap variabel terikat. Menurut Ridwan bahwa koefisien jalur-Z (Path)

adalah koefisien regresi yang distandarkan, yaitu koefisien regresi yang dihitung dari

baris data yang telah diset dalam angka baku (Z-Score) analisis ini dibantu dengan
43

bantuan software SPSS for windows versi 22 dengan ketentuan uji F pada Alpha =

0,05 atau p 0,05 sebagai taraf signifikan F (Sig.F) sedangkan uji t taraf signifikansi

Alpha = 0,05 atau p  0,5 dimunculkan kode (Sig.p) dimana hal tersebut digunakan

untuk melihat signifikasi pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap

variabel terikat [ CITATION Sup13 \l 1057 ].

Menurut Sarwono dalam [CITATION Ari182 \l 1057 ] langkah langkah path

analysis adalah sebagai berikut :

a. menetukan diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan antar variabel

b. membuat diagram jalur persamaan strukturalnya.

c. Menganalisis persamaan strukturalnya yang terdiri dari dua langkah yaitu :

1. Analisis regresi dengan melihat R square (r2) melihat seberapa besar kontribusi

variabel terhadap penelitian, elain itu harus dihitung F dan r dihitung, serta nilai

signifikan.

2. Analisis pengaruh langsung (dirrect effect atau DE). Adapun cara untuk

menghitung pengaruh langsung dalah sebagai berikut :

a) Pengaruh Intellectual Capial terhadap profitabilitas (X→Z)

b) Pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan (X→Y)

c) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan (Z→Y)

3. Pengaruh tidak langsung (inderect effect atau IE). Untuk meghitung pengaruh

tidak langsung digunakan formula adalah :

a) Pegaruh variabel intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui

variabel profitablitas (X→Z) + (Z→Y).

4. Pengaruh total (tottal effect)

a). Pegaruh variabel intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui

variabel profitablitas (X→Z) + (Z→Y).


44

b). Pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan (X→Y)

c). Pengaruh nilai perusahaan terhadap profitabilitas (Z→Y)

3.6.2.1.1 Diagram Jalur Dan Persamaan Strukturalnya

Dalam menganalisisjalur, peneliti harus membuat diagram jaur untuk


mempresentasikan dalam permasalahan dalam bentuk gambar dan persamaan
strukturalnya yang menyatakan hubungan natar variabel pada diagram jalur tersebut.
a. Diagram Jalur
Menetukan diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan antar variabel.

Gambar 3.1
Diagram Analisis Jalur

b. Persamaan Struktural

Berdasarkan diagram jalur gambar 3.1 diatas, dapat diformulasikan

persamaan struktural sebagai berikut :

Persamaan jalur sub struktural pertama :

Y = pYXX + 1
45

Gambar 3.2
Sub Struktur Pertama : Diagram jalur X terhadap Y

Persamaan jalur sub kedua :

Z = pZXX + pZYY + 2
Gambar 3.3
Sub Struktur ke dua : diagram jalur X dan Y terhadap Z
3.6.2.1.2 Koefisien Jalur

Untuk memperoleh nilai koefisien jalur dari masing-masing variabel

Independen, terlebih dahulu dihitung korelasi antar variabel menggunakan rumus

korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :

N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
rXY =
√{ N ∑ X 2−( ∑ X 2 ) { N ∑Y 2−( ∑ Y 2 ) }
Nilai Korelasi yang diperoleh dapat di interprestasikan dengan berpedoman

pada tabel berikut :

Tabel 3.5
Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat


46

Sumber : (Sugiyono 2014), dalam [ CITATION Les17 \l 1033 ]

Setelah koefisien korelasi antar variabel dihitung, selanjutnya dihitung koefisien

jalur. Adapun langkah-langkah manual yang dilakukan dalam analisis jalur adalah

sebagai berikut :

1. Membuat matrik korelasi antar variabel independen dan dependen yaitu :

r
R1= 1 x dan R x y = [ r x
[ ]
rx 11
1
i 1 y ]

2. Menghitung matriks Invers korelasi untuk variabel independen ( R1 ) , yaitu : −1

C11 C 12
R1 = −1
[ C21 C 22 ]
3. Menghitung koefisien jalur P yxi ( i−1,2 ) , dengan rumus sebagai berikut :
−(C R yxi )
P yxi =
C R yy

Keterangan :

P xyi = Merupakan oefisien jalur dan dari variabel X1 terhadap variabel Y

CR yx 1 = Unsur atau elemen pada baris ke-Y dan kolom ke-X1 dari matriks invers

CR YY = unsur atau elemen pada baris Y dan kolom Y dari matriks invers

2
4. Menghitung R y (x ) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1 terhadap Y,
1

dengan rumus sebagai berikut :


1
R2Yxi …… Xk =1− = kP
CR YY ∑ 1 YXiɤYXi
5. Menghitung PYε berdasarkan rumus :
PYε =√ 1−R2y X i 1

Setelah koefisien jalur dihitung selanjutnya pengujian hipotesis untuk


membuktikan variabel independen yang sedang berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai