PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kemajuan yang cukup baik. Dapat dilihat dari data OJK (Otoritas Jasa
dari angka Rp. 807,7 triliun menjadi Rp.1.325,7 triliun pada tahun 2019. Nilai
triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.141,8 triliun di tahun 2019. Dari data
mencapai presentase 6,1 % secara tahunan menjadi Rp. 261,65 triliun. Insentif
asuransi jiwa sebesar Rp. 169,86 triliun dan Insentif asuransi umum atau
reasuransi naik sebesar Rp. 91,79 triliun. Sedangkan untuk tingkat penanaman
modal risk base tahun 2019 sebesar 319,3 % untuk asuransi umum, dan angka
725,4 % untuk asuransi jiwa. Angka itu jauh dari batas penanaman modal
meningkat. Dalam persaingan bisnis ini, agar perusahaan bisa dalam keadaan
2
stabil dan berdaya saing dengan perusahaan lainnya untuk dapat bertahan dan
Nilai perusahaan merupakan nilai tertentu yang telah disepakati oleh suatu
suatu nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima
bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Harga saham yang
1057 ].
dan profitabilitas. Apabila harga saham semakin tinggi, maka nilai perusahaan
juga akan semakin tinggi . Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini tetapi untuk masa depan
book value (PBV). Price to book value (PBV) merupakan perbandingan antara
3
harga saham dengan nilai buku perusahaan. Dimana nilai buku perusahaan
sendiri adalah nilai aktiva bersih yng dimiliki setiap pwmilik dengan memiliki
ekuitas yang dimilikinya, harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan
juga tinggi.
yang terjadi antar perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah sendiri
ini tidak hanya diposisikan pada aktiva berwujud saja, melainkan dari
informasi, dan sumber daya manusia yang memegang peran penting pada
maka nilai pasarnya akan meningkat. Suatu perusahan memiliki nilai yang
Say17 \l 1057 ].
dari PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no.19 revisi 2010 yang
berisi tentang aktiva tidak berwujud[ CITATION Ika091 \l 1057 ]. Kejadian ini
sistem berbasis pengetahuan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya Indonesia
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan ketiga variabel kontrol yang
Perbankan Yang Terdaftar di Busa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian yang
(Value Added Capital Employed) dan VAHU (Value Added Human Capital)
pada perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini
asuransi adalah karena perusahaan yang memiliki lingkup yang luas sehingga
profitabilitas ?
perusahaan ?
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang dijabarkan di atas, maka tujuan
added yang dihasilkan dari intellectual capital (IC) dan implikasinya terhadap
nilai perusahaan.
a. Untuk perusahaan
b. Untuk akademisi
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
11
12
berusaha menunjukkan sinyal yang dapat berupa informasi positif kepada investor
diharapkan mendapat respon yang positif juga dari pasar, hal tersebut memberikan
memberikan nilai yang cukup tinggi bagi perusahaan tersebut [CITATION Wil01 \l
1057 ].
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar
informasi. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
menjadi sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
keuangan dan informasi non akutansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan
17
pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Jika perusahaan ingin
modal sendiri dengan demikian jika ROE tinggi maka akan menjadi sinyal yang
baik bagi para investor. Karena dengan ROE tinggi menunjukkan kinerja
dananya berupa surat berharga atau saham. Permintaan saham yang banyak maka
perusahaan yang baik sehingga investor akan mendapat respon postif sinyal
aktivitas operasi perusahaan. Teori stakeholder adalah setiap kelmpo orang atau
operasional mereka dan meminimalisir hal yang dapat menjadikan rugi para
18
supplier, pemerintah dan masyarakat. Degan hal ini adanya perusahaan sangatlah
Teori ini teori yang paling tepat untuk mendasari kajian di bidang
dukungan dari para stakeholder-nya salah satu informasi ini adalah informasi
perusahaan, baik asset fisik, karyawan, dan struktur capital. Karena hanya dengan
pengelolaan dapat menciptakan value added dalah hal ini disebut dengan VAIC
stakeholder sendiri.
dengan apa harapan masyrakat. Legitimasi ini dianggap sebagai hal untuk
intetitas atau perusahaan adalah tindakan tindakan yang pantas atau sesuai dengan
di pihak luar. Teori berdasar pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak
beroperasi.
tidak tetap namun berubah seiring berjalannya waktu. Dengan hal ini menuntut
mungkin saja bisa terjadi apabila perusahaan tidak dapat melegitimasi statusnya
Intellectual Capital adalah intangible asset atau asset yang tidak berwujud
Wil011 \l 1057 ] dalam [CITATION Ari182 \l 1057 ] . Intellectual Capital memiliki tiga
Customer capital merupakan suatu hubungan yang baik yang dimiliki oleh
perhitungan VAIC adalah mencari Value Added (VA). Value Added (VA)
merupakan indikator yang paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan
Value Added (VA) dihitung antara selisih output dan input. Output mecakup total
penjualan dan pendapatan lain dan input mecakup beban penjualan dan biaya lain-
lain kecuali beban karyawan. Bedasarkan metode VAIC terdapat unsur komponen
yaitu :
satu unit dari phsycal capital yang mengukur bagaimana suatu perusahaan
VA
VACA =
CE
Sumber : Pulic dalam Sayyidah (2017)
Keterangan :
VA = Value Added
banyak Value Added (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan
dengan tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
VA
VAHU =
HC
Keterangan :
VA = Value Added
mencapai kinerja yang optimal dan potensi yang ada tidak dapat
Say17 \l 1057 ] :
SC
STVA=
VA
Keterangan :
VA = Value Added
23
SC = Structural Capital : VA - HC
kepada pemegang saham , maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut
memiliki nilai yang tinggi dari harga sahamnya [CITATION Ari182 \l 1057 ]. Nilai
perusahaan dapat dihitung dengan beberapa rasio, yaitu Price Earning Ratio
(PER) yaitu fungsi dari perubahan kemampuan aba yang diharapkan dimasa yang
nilai hasil pengembalian dari setiap dollar investasi inkremental. Rasio ini dapat
dirumuskan :
Dan PBV (Price Book Value). Dipenelitian ini diukur menggunakan PBV
(Price Book Value).PBV (Price Book Value) merupakan salah satu variabel yang
nantinya akan dibeli. Dalam perusahaan yang dinilai berlangsung degan baik,
pada umumnya rasio ini mencapai angka diatas satu, ini berarti nilai pasar saham
PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per
saham. Semakin tinggi hasil dari PBV maka menunjukkan bahwa pasar semakin
bagi investor untuk menentukan strategi investasi dipasar modal. PBV dapat
2.2.6 Profitabilitas
Terutama pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Terdapat beberapa
Laba Bersih
NPM= x 100 %
Penjualan Bersih
Earning Per Share (EPS) adalah suatu rasio yang mengukur besarnya
pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Rasio ini dirumuskan:
Laba bersih
EPS= x 100 %.
jumah embar persaham
Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini menggunakan salah satu rrasio yaitu
diminati oleh para pemegang saham serta para investor di pasar modal
Laba Bersih
ROE= x 100 %
Ekuitas
Profitabilitas
Intellectual Capital yang dimiliki, akan menciptakan kompetensi yang khas bagi
memilik peluang untuk meningkatkan laba bersih. Laba bersih ini diperoleh
perusahaan dipengaruhi oleh penggunaan efisien pada aset perusahaan yang terdiri
tersebut didukung dari penelitian Prianka (2018), Dewi dan Deannes (2014),
adanya pengelolaan Intellectual Capital yang benar dan baik, akan meningkatkan
nilai asset yang dimiliki suatu perusahaan. Semakin tinggi Intellectual Capital
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agusta dan Agustinus (2017)
Profitabilitas perusahaan.
yang dijalankan oleh suatu perusahaan dalam menciptakan sebuah nilai, perlu
adanya suatu pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Potensi tersebut terdiri dari custmer capital, human capital, dan structural
capital. Nilai tambah yang dihasilkan dari proses penciptaan sebuah nilai dalam
bisnis.
nilai perusahaan.
dengan PBV. Teori yang didukung dengan Juwita dan Aurora (2016) serta
dilakukan Prianka (2018), Dewi dan Deannes (2014), dan Sayyidah dan
perusahaan.
dapat dilihat sebagai suatu yang positif oleh investor berkaitan dengan
terdahulu oleh Prianka (2018) serta Sayyidah dan Saifi (2017) yang
H3: Semakin tinggi nilai profitabilitas yang dihasilkan maka semakin baik pula
nilai perusahaan.
Profitabilitas
Sesuai dengan kajian teori yang dilakukan oleh Prianka (2018) dan
maka prospek perusahaan di masa yang akan datang dinilai akan semakin
baik juga. Artinya semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor hal
H3 : Semakin baik nilai intellectual capital melalui nilai profitabilitas maka nilai
yaitu VAIC dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah nilai
2.5 Hipotesis
Dari pemikiran yang telah diuraikan, hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai
berikut:
METODOLOGI PENELITIAN
terdaftar di BEI pada tahun 2015-2018 pada sub sektor asuransi. Penulis
telah ditentukan.
32
33
Capial diukur dengan berdasarkan value added (VAIC) . Intellectual Capial dalam model
Pulic ini diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh phsycal capital/capital
employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Dari ketiga
value added terebut disimbolkan dengan VAIC yang dikenbangkan oleh [CITATION Pul16 \l
1057 ] dalam Sayyidah (2017). Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio
tersebut adalah laporan keuangan perusahaan yang standar umumnya tersedia dari laporan
memghasilkan indikator keuangan dan non keuangan yang unik hanya untuk melengkapi
profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut khusunya indikator non
VA =OUT −¿
Keterangan :
VA = Value Added
VA = Value Added
VA
VAHU =
HC
Keterangan :
VA = Value Added
SC
STVA=
VA
Keterangan :
VA = Value Added
SC = Structural Capital : VA – HC
Keterangan :
berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. . Nilai perusahaan
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio Price Book Value (PBV). Menurut
Semakin tinggi PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan.
Maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membelinya. Sehingga permintaan saham
tersebut akan naik dan meningkatkan harga saham pada perusahaan [ CITATION Sun12 \l 1057 ].
3.2.3 Profitabilitas
dalam pengelolaan kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan.
Laba ynag dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan
menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. semakin tinggi ROE berarti semakin efisien menggunakan modal sendiri
yang dilakukan pihak perusahaan [CITATION Sud09 \l 1057 ]. Rasio ini merupakan alat
ukur yang lazim digunakan oleh investor dan pemimpin perusahaan untuk mengukur
seberapa besar keuntungan yang dapat dari modal sendiri yang dimiliki oleh
37
Laba Bersih
ROE= x 100 %
Ekuitas
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
3.3.1 Populasi
Populasi dapat diartikan penentuan suatu objek berdasarkan kriteria tertentu, dan
yang terdaftar di BEI pada sub sektor asuransi menjadi populasi dalam penelitian ini
Berikut ini adalah daftar populasi perusahaan sub sektor asuransi yang terdaftar
di BEI:
Tabel 3.2
Perusahaan Sub Sektor Asuransi
No Kode Nama
1 AHAP PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
2 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk
3 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk
4 ASIT PT. Asuransi Jasa Tama Tbk
5 ASMI PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk
6 LPGL PT. General Insurance Tbk
7 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk
8 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indnesia Tblk
9 TUGU PT. Tugu Pratama Indonesia
10 VINS PT. Victoria Insurance Tbk
11 PNIN PT. Panintvest Tbk
12 MTWI PT. Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk
13 IMAS PT. Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
Tbk
14 ASDM PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk
15 ABDA PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Sumber : www.idx.co.id.
3.3.2 Sampel
39
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut [CITATION Sug08 \l 1057 ]. Sampel yang diambil pada peneltian ini
adalah perusahaan dalam sub sektor asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Adapun perusahan yang dijadikan objek dalam penelitian yang diambil dari
a. Perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan asuransi yang terdaftar
d. Laporan keuangan tersebut memperoleh laba tahun berjalan positif pada tahun
2015-2018.
Tabel 3.3
Kriteria Penentuan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang diambil sebgai sampel 15
adalah perusahaan asuransi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia secara berturut-
turut selama tahun 2015-2018
2 Perusahaan asuransi tersebut tidak (5)
menerbitkan dan mempublikasikan
laporan keuangan tahunan atau annual
report secara berturut-turut selaam tahun
2015-2018.
Sumber : www.idx.co.id.
Tabel 3.4
Perusahaan Sub. Sektor Asuransi yang masuk dalam Kriteria Penelitian
No Kode Nama
1 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk
2 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk
3 ASJT PT. Asuransi Jasa Tama Tbk
4 ASMI PT. Asuransi Kresna Mitra Tbk
5 LPGL PT. General Insurance Tbk
6 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk
7 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indnesia Tblk
8 VINS PT. Victoria Insurance Tbk
Sumber : www.idx.co.id.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena data
yang diperoleh berbentuk angka. Data kuantitatif pada penelitian ini merupakan data
yang menyangkut hasil Inttelectual capital, Nilai perusahan, dan profitabilitas. Jenis
data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumulkan dan diolah pihak lain.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id maupun situs resmi dari
yang diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan
perusahaan sub sektor asuransi melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan alamat situs website www.idx.co.id. Selain itu peneliti juga menggunakan
data sekunder lain yang terkait melalui buku, jurnal, internet, dan perangkat lain yang
menganalisis pola hubungan antar variabel. Model ini bertujuan untuk mengatahui
pengaruh langsung maupun tidak langsung antar variabel bebas terhadap variabel
terikat.
regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji linieritas
data.
Uji normalitas bertujuan untuk enguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki normal atau mendekati normal [ CITATION Gho13 \l
1057 ]. Alat yang digunakan dalam uji normalitas adalah One Sample Kolomogorov-
dibuktikan apakah linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan
curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara variabel X dengan varibale
Y. Jika nilai sig f < 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan linier dengan
Uji Hipotesis berfungsi untuk melihat apakah koefisien regresi yang didapat
signifikan, yang dimaksud disini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara
statistik tidak sama dengan nol, artinya dapat dikatakan variabel bebas tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel terkait karena tidak cukupnya bukti untuk menyatakan hal
tersebut berpengaruh. Untuk itu harus dilakukna pengujian terhadap koefisien regresi.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (Path Anlysis).
Metode ini untuk engetahui pengaruh secara langsung atau pengerauh secara tidak
menggunakan path analysis maka tidak hanya menghitung secara simultan seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Tetapi juga dapat diketahui pengaruh secara
Motede ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel
bebas terhadap variabel terikat. Menurut Ridwan bahwa koefisien jalur-Z (Path)
adalah koefisien regresi yang distandarkan, yaitu koefisien regresi yang dihitung dari
baris data yang telah diset dalam angka baku (Z-Score) analisis ini dibantu dengan
43
bantuan software SPSS for windows versi 22 dengan ketentuan uji F pada Alpha =
0,05 atau p 0,05 sebagai taraf signifikan F (Sig.F) sedangkan uji t taraf signifikansi
Alpha = 0,05 atau p 0,5 dimunculkan kode (Sig.p) dimana hal tersebut digunakan
untuk melihat signifikasi pengaruh tidak langsung dari variabel bebas terhadap
1. Analisis regresi dengan melihat R square (r2) melihat seberapa besar kontribusi
variabel terhadap penelitian, elain itu harus dihitung F dan r dihitung, serta nilai
signifikan.
2. Analisis pengaruh langsung (dirrect effect atau DE). Adapun cara untuk
3. Pengaruh tidak langsung (inderect effect atau IE). Untuk meghitung pengaruh
Gambar 3.1
Diagram Analisis Jalur
b. Persamaan Struktural
Y = pYXX + 1
45
Gambar 3.2
Sub Struktur Pertama : Diagram jalur X terhadap Y
Z = pZXX + pZYY + 2
Gambar 3.3
Sub Struktur ke dua : diagram jalur X dan Y terhadap Z
3.6.2.1.2 Koefisien Jalur
N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
rXY =
√{ N ∑ X 2−( ∑ X 2 ) { N ∑Y 2−( ∑ Y 2 ) }
Nilai Korelasi yang diperoleh dapat di interprestasikan dengan berpedoman
Tabel 3.5
Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi
jalur. Adapun langkah-langkah manual yang dilakukan dalam analisis jalur adalah
sebagai berikut :
r
R1= 1 x dan R x y = [ r x
[ ]
rx 11
1
i 1 y ]
C11 C 12
R1 = −1
[ C21 C 22 ]
3. Menghitung koefisien jalur P yxi ( i−1,2 ) , dengan rumus sebagai berikut :
−(C R yxi )
P yxi =
C R yy
Keterangan :
CR yx 1 = Unsur atau elemen pada baris ke-Y dan kolom ke-X1 dari matriks invers
CR YY = unsur atau elemen pada baris Y dan kolom Y dari matriks invers
2
4. Menghitung R y (x ) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1 terhadap Y,
1