Anda di halaman 1dari 13

BAB I

DEFINISI

A. DEFINISI
1. Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia
sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersil.
Darah walaupun tampak seperti cairan sederhana, akan tetapi sangat rumit. Bagian yang
berbentuk cairan dikenal dengan plasma. Plasma mengandung 3 tipe protein seperti :
a. Albumin adalah tipe protein yang terdapat pada plasma. Dibuat di hati berfungsi
membawa nutrisi dan hormone keseluruh tubuh.
b. Immunoglobulin ( juga dikenal sebagai antibody ) protein yang dapat mengenali
organisme asing yang telah menginvasi tubuh. Mereka yang menghancurkan kuman.

Produk darah ialah suatu pengobatan yang dibuat dari darah manusia. Produk darah yang
umum diberikan :

a. Cyroprecipitate adalah plasma konsentrat yang mengandung faktor pembekuan.


b. Albumin adalah protein yang dibuat di hati dan ditansfusikan pada pasien luka bakar atau
pasien dengan tekanan darah rendah dan kadar albumin yang rendah.
c. Intravenous Immune Globulin ( IVIG ) adalah cairan yang mengandung immunoglobulin
dengan kadar tinggi ( antibodies ). Seperti albumin, produk ini juga terbuat dari darah,
diberikan kepada pasien yang tidak cukup memilik antibody dalam tubuh mereka untuk
mencegah infeksi dan pasien yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Seperti albumin,
IVIG diberikan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus.
d. RH Immune Globulin adalah caian yang mengandung special antibody dengan kadar
tinggi. Dapat diberikan pada wanita hamil dengan rhesus negative diusia kehamilan 28
minggu dan setelah persalinan. Biasanya diberikan injeksi intramuscular. Obat ini juga
dapat diberikan secara intravena pada pasien dengan gangguan imnitas.
e. Faktor Pembekuan adalah grup dari protein yang membantu menghentikan perdarahan
ketika injuri.
2. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi penetapan,
pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk : pemberian persetujuan (informed consent),
permintaan darah, tes kecocokan dan pengadaan darah, penyimpanan darah, identifikasi
pasien, distribusi dan pemberian darah, monitoring pasien dan respon pasien.
3. Penyediaan darah adalah rangkaian kegiatan pengambilan dan pelabelan darah pendonor,
pencegahan penularan penyakit, pengolahan darah, dan penyimpanan darah pendonor.
4. Fraksionasi Plasma adalah pemilahan derivate plasma menjadi produk plasma dengan
menerapkan teknologi dalam pengolahan darah.
5. Pelayanan Apheresis adalah penerapan teknologi medis berupa proses pengambilan salah
satu komponen darah dari pendonor atau pasien melalui suatu alat dan mengembalikan
selebihnya ke dalam sirkulasi darah pendonor.

B. TUJUAN
Pelayanan darah bertujuan :
1. Memenuhi ketersediaan darah yang aman untuk kebutuhan pelayanan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan darah
3. Memudahkan akses memperoleh darah untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan
4. Memudahkan akses memperoleh informasi tentang ketersediaan darah
BAB II
RUANG LINGKUP

Semua pasien yang memerlukan pelayanan produk darah yang memerlukan transfusi darah yang
dirawat di RSIA Puri Betik Hati.
Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma subtitute atau larutan
albumin.

Dalam pedoman WHO (Sibinga, 1995) disebutkan :


1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.

Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah
disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan
plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Diperlukan pedoman dalam
pemberian komponen-komponen darah untuk pasien yang memerlukannya, sehingga efek samping
transfusi dapat diturunkan seminimal mungkin.

1. Sel Darah Merah ditransfusikan ketika pasien tidak memiliki cukup sel darah merah dalam
tubuhnya. Kehilangan sel darah merah dapat diakibatkan oleh tindakan operasi atau kecelakaan.
Beberapa pasien yang menderita penyakit, dimana tubuh mereka menghancurkan sel darah merah.
Jika pasien kehilangan sel darah merah dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tubuh membawa oksigen dari paru – paru keseluruh tubuh. Tramsfusi Sel Darah
Merah akan meningkatkan kemampuan tubuh membawa oksigen.

a. Whole blood
Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan
masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah
mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan
oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan
hemoglobin 1 g/dl

b. Packed Red Blood Cell (PRBC)


PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah
plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar
hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%.
PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada
kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga
sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya
perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.

2. Transfusi Trombosit biasanya diberikan ketika pasien memiliki risiko perdarahan. Hal ini
mungkin terjadi karena tubuh kehilangan sejumlah trombosit atau penurunan fungsi tombosit.
Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3)
disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan,
transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000
trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang
berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi
sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.

3. Plasma ditransfusikan ketika pasien membutuhkan Albumin, faktor pembekuan atau


immunogloblins.

Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama
faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan
koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar
faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan
pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.

4. Darah Merah Cuci ( Washed Red Cell )


Penderita yang mengalami transfusi berulang. Penderita yang mengalami febris pada transfusi
sebelumnya: Thalasemia, Anemia Hemolitik, PNH.
PNH (Paroxymal Nocturnal Hemoglobinuria): adalah anemia hemolitik yang terjadi secara
mendadak (paroxymal), bisa terjadi kapan saja, tidak hanya pada malam hari (nocturnal), dan
ginjal berwarna gelap (hemoglobinuria).
BAB III
TATA LAKSANA

RSIA Puri Betik Hati bekerjasama dengan UTD PMI Lampung dalam penyediaan produk darah yang
akan di gunakan oleh pasien

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN TRANSFUSI DARAH


Dokter / perawat harus memberikan informed consent ke pasien tentang pilihan, keuntungan, dan
risiko tansfusi dan apabila pasien telah setuju, pasien menandatangani formulir informed consent,
dan perawat harus mempersiapkan formulir permintaan darah dan perawat harus melakukan
persiapan transfusi darah :
1. Pengambilan sampel darah :
- Identifikasi pasien sesuai dengan standar keselamatan pasien
- Ambil darah dengan memperhatikan teknik aseptic
- Ambil darah vena 2 – 3 cc dengan koagulan K3 EDTA / K2 EDTA
- Sampel darah pasien ditampung dalam tabung pemeriksaan, tidak boleh menggunakan
syringe
- Tabung darah harus segera diberi label identitas pasien sesuai dengan data pasien
2. Pengiriman sampel darah ke PMI Bandar Lampung :
- Sampel darah dan formulir permintaan darah dikirim ke PMI oleh kurir rumah sakit
- Sampel dan formulir darah sebaiknya dalam satu kantong
3. Menerima darah dari PMI :
- Darah diambil oleh kurir rumah sakit dengan menggunakan box darah dengan
memperhatikan suhu box yaitu 10º C
- Perhatikan suhu lingkungan dan kelembaban
- Pada saat menerima darah dari PMI, perhatikan darah yang diterima dan lakukan cross
check :
 Label produk darah harus benar ( identifikasinya benar ) untuk pasien yang dituju
 Kualitas produk ( adanya lisis, kadaluarsa, kantong darah pecah )
 Lakukan dokumentasi dengan teliti
4. Menyiapkan pelaksanaan transfusi darah
B. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
I. PERSIAPAN ALAT
a. Baki / trolli alat
b. IV kateter dengan nomor besar (18/20)
c. Set tranfusi darah dengan blood filter
d. Cairan NaCl 0,9%
e. Sarung tangan bersih
f. Tensimeter dan thermometer
g. Kapas alkohol
h. Bila perlu obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter

II. PELAKSANAAN

1. Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan


2. Perawat meminta pasien atau keluarga mengisi dan menandatangani surat persetujuan
tindakan transfusi
4. Perawat cuci tangan
5. Perawat menggunakan sarung tangan bersih
6. Perawat memeriksa ketepatan produk darah dan identitas pasien pada label darah
meliputi
a. Nama pasien
b. Golongan darah dan tipe Rh pasien
c. Tipe dari produk darah
d. Jumlah darah dan nomor kantong darah
e. Masa berlaku
f. Sedimen/bekuan dalam darah dan warna darah
7. Perawat memvalidasi ulang data pasien sebelum melakukan transfusi dengan cara
meminta pasien atau keluarga menyebutkan nama pasien
8. Perawat mengukur TTV pasien. Jika hasil pengukuran didapatkan abnormal, laporkan
kepada dokter penanggung jawab pasien
9. Lakukan pemasangan infus jika belum terpasang, jika sudah terpasang cek apakah set
yang ada bisa digunakan untuk pemberian transfusi dan cek kepatenan vena
10. Pasang NaCl 0,9%
11. Buka set tranfusi darah diatur dalam posisi clamp tertutup
12. Pasang set tranfusi
13. Pindahkan set tranfusi ke kantong darah
14. Alirkan transfusi darah 2 ml/menit dan dampingi pasien selama 15 menit pertama
15. Evaluasi respon pasien selama dilakukan transfusi, jika terdapat reaksi dari pasien segera
hentikan transfusi, ganti set transfusi dengan infuset biasa/makroset. Lapor dokter jaga
ruangan
16. Lakukan observasi terhadap TTV setiap 5 menit pada 15 menit pertama
17. Setelah transfusi selesai, lepaskan transfusi set, ganti dengan infus set yang baru sesuai
kebutuhan pasien dang anti dengan cairan sesuai dengan instruksi dokter
18. Perawat mengukur TTV pasien setelah selesai dilakukan transfusi darah
19. Perawat melepaskan sarung tangan
20. Perawat cuci tangan
21. Perawat mendokumentasikan tindakan serta jenis darah yang di transfusikan, jumlah
darah, lama pemberian transfusi, respon tubuh pasien selama dilakukan transfusi pada
catatan asuhan keperawatan
C. KOMPLIKASI DAN PENANGANAN TRANSFUSI DARAH
1. Reaksi Transfusi
Dibedakan menjadi :
a. Reaksi transfusi akut
Reaksi yang muncul selama atau segera setelah transfusi ( dalam waktu 24 jam )
b. Reaksi transfusi tertunda
Reaksi yang terjadi lebih dari 24 jam setelah transfusi ( sampai dengan bulan atau bahkan
bertahun tahun setelah transfusi )

2. Komplikasi dan Penanganan

Reaksi Mekanisme Waktu Tanda,Gejala Pencegahan Intervensi


Reaksi ABO, Rh 15 Nyeri hebat di daerah Cocokan - Stop transfusi,
transfusi inkompatibel menit ginjal dan dada, suhu identitas ganti tubing IV
hemolitik setelah tubuh naik, HR naik, pasien set.
akut transfusi hipotensi, mual, sesak, - Pertahankan
anxietas, vascular akses IV.
colaps, DIC, kematian - Observasi TTV
tiap 15 menit.
- Observasi intake
out put.
- Sampel darah dan
urine harus
diperiksa.

Reaksi Respon imun 2 -14 Timbul panas yang Cross Pantau


transfusi recipient hari tidak dapat dijelaskan matching laboratorium
hemolitik melawan non penyebabnya, donor dan anemia
kronis ABO donor peningkatan kadar penerima
antigens bilirubin, pasien dengan teliti
kuning, HB, HT turun

Panas non Kurang dari 30 Demam, kenaikan Gunakan - Stop transfusi.


hemilitik 1%, sensitif menit suhu lebih dari 1º C leukosit reduce - Berikan
terhadap setelah dari normal, RBC antipiretik
leukosit / inisiasi kemerahan, sakit - Ukur suhu tiap 4
platelet 6 jam kepala, menggigil jam
donor setelah
transfusi

Reaksi Recipient Selama Lokal eritema, Berikan - Stop transfusi.


alergi alergi plasma transfusi urtikaria, gatal, antihistamin - Monitor tanda –
ringan – protein donor sampai pruritus sebelum tanda vital tiap 15
sedang 1 jam transfusi menit
setelah
transfusi

Reaksi Recipient 5 – 15 Batuk, mual, muntah, Transfusikan - Reaksi


alergi alergi menit respiratory distress, saline mengancam
berat antigen inisiasi wheezing, hipotensi, washed / nyawa.
donor transfusi pingsan, cardiac arrest leukosit - Stop transfusi
besarnya depleted - Pertahankan
(IgA) akses vena.
- Berikan
antihistamin,
corticosteroid,
antipiretik sesuai
order.
Gralt Sistem imun Bebera Kemerahan, demam, RBC leukosit - Terapi
Versus pasien tidak pa hari kuning, gangguan depleted methrotecate,
Host mampu sd fungsi hati kortikosteroid
Disease menghancur minggu
kan lymfosit

Sirkulasi Pemberian Kapan Sesak, batuk, nadi Pemberian - Pelankan / stop


overload darah yang saja cepat, hypertensi, sakit tidak lebih dari transfusi
berlebihan selama 1 kepala 2 – 4 ml/kg - Elevasi kepala
– 2 jam BB pasien
selama
transfusi

Transmisi Darah Selama Demam tinggi, Darah yang - Hentikan


penyakit terkontamina transfusi menggigil, muntah, sudah transfusi
si penyakit sd 2 jam diare, nyeri punggung, melewati - Berikan antibiotik
setelah hipotensi proses yang
transfusi baik dan
ditransfusi
tidak lebih dari
4 jam

Kelebihan Iron didarah Multipel Cardiac disfuntion, Monitor serum - Monitor pasien
zat besi donor tidak transfusi kongestive heart Fe CHF, cardiac
dibuang , kronis disorder, kuning disorder,
transfusi gangguan fungsi
terapi hati

3. Gejala dan Tanda Reaksi Transfusi

KATEGORI I KATEGORI II KATEGORI III


GEJALA GEJALA GEJALA
Gatal  Cemas  Cemas
 Gatal  Nyeri dada
 Palpitasi  Nyeri didaerah pemasangan
 Sesak nafas ringan infus
 Sakit kepala  Gangguan pernafasan
 Nyeri punggung atau nyeri
didaerah pangkal paha
 Sakit kepala
 Sesak

Reaksi pada kulit yang  Flushing ( kulit menjadi  Kaku / rigor


kemerahan  Gelisah
terlokalisir seperti : urtikaria,  Urtikaria  Hipotensi ( tekanan darah
rash  Kaku / rigor sistolik turun ≥ 20 % )
 Demam  Takikardi ( frekuensi denyut
 Gelisah jantung meningkat ≥ 20%
 Takikardi  Hemoglobinuria ( air seni
berwarna merah )
 Perdarahan yang tidak
diketahui alasannya ( DIC )
PEDOMAN PENGENALAN DAN TATA LAKSANAAN REAKSI TRANSFUSI
AKUT ( WHO 2001 )

KATEGORI TANDA GEJALA KEMUNGKINAN TATA


PENYEBAB LAKSANA
Kategori Reaksi Kulit Pruritas Hipersensitivitas 1. Tetesan
Lokal : Lambat
Ringan (Gatal)
 Urtikaria 2. Antihistamin
 Ruam IM
(klorfenirami
n 0,1 mg/Kg )

Kategori 2  Flushing  Cemas  Hipersensitivitas 1. Hentikan


 Urtikaria  Pruritus (sedang – berat ) transfus1,
Sedang - Berat
 Rigor  Palpitasi  Febrile Non Hemolitik ganti set infus
 Demam  Sesak Transfusion (FNHTR) dan
 Gelisah  Ringan  Kontaminasi zat pertahankan
 Takikardia  Sakit pirogen dan / atau infus dengan
kepala bakteri NaCL 0,9%
2. Beritahu
dokter dan
bank darah
3. Kirim unit
darah, set
infus, urine
segar dan
contoh darah
yang baru dari
vena
berlawanan
beserta surat
permintaan
investigasi ke
laboratorium
bank darah
4. Beri anti
histamin IM
dan antipiretik
oral / rektal
5. Beri steroid IV
dan
bronkodilator
bila ada
gambaran
anafilaksis
(contoh
bronchospas-
me, stridor )
6. Kumpulkan
urine 24 jam
untuk bukti
adanya
hemolisis,
kirim ke
laboratorium
7. Bila membaik,
transfusi
dimulai lagi
dengan tetesan
lambat
8. Bila tidak ada
perbaikan
dalam 15
menit, atau
klinis
memburuk
lakukan terapi
sebagai
kategori 3

Kategori 3  Rigor  Cemas  Hemolisis 1. Hentikan


 Demam  Nyeri intravaskuler transfusi, ganti
Mengancam
 Gelisah dada  Kontaminasi bakteri set infus dan
Nyawa  Hipotensi  Nyeri dan syok septic pertahankan
 Takikardia dekat  Kelebihan cairan infus dengan
 Hemoglobinuria tempat  Anafilaksis NACL 0,9 %
( urine infus  Transfusion associated 2. Infuse dengan
kemerahan )  Gawat Acute Lung Injury NACL 0,9%
 Perdarahan nafas (TRALI ) untuk
 Nyeri mempertahank
punggung an tekanan
/ pinggang darah
 Sakit 3. Pertahankan
kepala jalan nafas
 Sesak dan beri
nafas oksigen
4. Beri adrenalin
0.01 ml/Kg
secara IM
( maksimal
0.3 ml ), bisa
diulang 2 kali
dengan
interval 15
menit
5. Beri steroid
dan
bronkodilator
bila ada
gambaran
anafilaksis
6. Beri diuretic
bila perlu
7. Beritahu
dokter dan
PMI
8. Kirim unti
darah, set
infuse, urine
segar dan
contoh darah
yang baru dari
vena
berlawanan
beserta surat
permintaan
investigasi ke
laboratorium
PMI
9. Cek urine
segar → cari
tanda
hemolisis
10. Kumpulkan
urine 24 jam,
catat intake
dan output
11. Lihat
perdarahan
(tanda DIC)→
atasi
12. Nilai kembali
tanda – tanda
vital
13. Waspadai
kemungkinan
gagal ginjal
akut
14. Jika curiga
bakterimia,
beri antibiotic
secara IV
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian dilakukan sesuai kebutuhan.

1. Formulir informed consent diisi dan ditanda tangani oleh pasien apabila pasien telah setuju atau
menolak untuk dilakukan tindakan transfusi
2. Formulir permintaan darah :
a. Pengisian formulir permintaan darah harus lengkap dan jelas
b. Memuat data pasien dengan lengkap
c. Waktu dan tanggal produk darah dibutuhkan
d. Indikasi transfusi darah
e. Tanda tangan dokter yang meminta
f. Stempel rumah sakit
3. Observasi dan reaksi selama transfusi dicatat didalam formulir catatan perkembangan pasien.

Bandar Lampung, 1 November 2019


Direktur RSIA Puri Betik Hati

dr.Toki Himawati,MARS

Anda mungkin juga menyukai