Anda di halaman 1dari 1

PENDERITA AIDS DENGAN GIANT CONDYLOMA ACUMINATA

Sarah Firdausa, Erwin Astha Triyono* Beta Subakti Nataatmadja**


* Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam, RSUD Dr. Soetomo, FK Universitas Airlangga Surabaya
** Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Bedah, RSUD Dr. Soetomo, FK Universitas Airlangga Surabaya

PENDAHULUAN DISKUSI
 Pasien HIV/AIDS dapat mengalami berbagai manifestasi infeksi AIDS dan INFEKSI OPPORTUNISTIK (IO)
opportunistik, salah satunya infeksi oleh virus HPV  Sindrom defisiensi imun akibat infeksi HIV dan/atau kadar CD4+ <200/L,
 Giant Condyloma Acuminatum (GCA) merupakan lesi anogenital dengan dengan atau tanpa infeksi oportunistik
gambaran makroskopis berbentuk “cauli flower” yang disebabkan oleh  Manifestasi IO dapat bervariasi, condyloma merupakan manifestasi IO yang
Human Papiloma Virus (HPV) subtipe 6 atau 11 disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV) tipe resiko rendah
 GCA merupakan kasus yang jarang terjadi
Subtipe Resiko rendah Tipe 6, 11,42, 43,44  genital ward
HPV
Resiko tinggi Tipe 16, 18, 31, 33, 51, 52  lesi pre-kanker
KASUS
GIANT CONDYLOMA ACUMINATA
Laki-laki, 34 tahun, belum menikah, suku Jawa  Tumor Buschke dan Löwenstein merupakan penyakit menular seksual yang
ANAMNESIS: disebabkan oleh HPV subtipe 6 atau 11  infeksi opportunistik yang jarang,
- Benjolan menyerupai bunga kol berukuran yang semakin perjalanan penyakitnya lambat namun progresif, tingkat rekurensi yang tinggi
membesar, dan meluas di sekitar kemaluannya,  Faktor resiko: jumlah pasangan seksual, status immuno-kompromais, higiene
konsistensi lunak, tidak nyeri, tidak gatal yang buruk, merokok
- Awalnya kecil dan sedikit, dimulai sejak 2 tahun yang lalu, Kasus:
semakin lama semakin banyak dan menyebar di hampir • Penderita memiliki kadar CD4 yang sangat rendah, 4 sel/mm3
seluruh buah zakar dan sebagian penisnya, sehingga • Faktor resiko penderita: immuno-kompromais, free sex, jumlah pasangan,
menyerupai tumor. Tidak nyeri , tidak gatal, tidak berdarah merokok
- Terdapat riwayat dikauter dan ditetesi obat, keluhan tidak
membaik, pasien jarang kontrol Tata Laksana Giant Condyloma Acuminata
- Faktor resiko: heteroseksual, free sex > 20 PSK selama >10 tahun, anal sex
- HIV + diketahui sejak 6 bulan yang lalu, RPO: FDC 1x1 (Tenovofir/ Lamivudin/
Efaviren); Cotrimoxazol Forte 1x1
Labotarotium Primer Sekunder
STATUS LOKALIS (penis dan scrotum):
didapatkan multiple vegetasi bertangkai Hb 10,1 BUN 13 mg/dl OT 25 U/L  Edukasi Tabel 1. Pengobatan Condyloma Acuminata
dengan permukaan berjonjot-jonjot, Ht 30,2 SK 0,61 mg/dl PT 27 U/L  Vaksinasi HPV I. Dilakukan oleh tenaga medis
(Bivalent: HPV 16, 18); A. Krioterapi dengan nitrogen cair atau krio-probe 1x/minggu
membentuk tumor cauli flower-like, warna WBC 6.200 Na 141 mg/dl GDA 132 mg/dl
Quadrivalent: HPV 6, 11, B. Resin Podophyllin, 10–25% 1x/minggu selama 4 minggu
hiperpigmentasi dengan diameter Neut 50% K 4,6 mg/dl Alb 4,2 mg/dl
16, 18) C. Trichloroacetic acid (TCA) 80–90% 1x/minggu
terbesar ± 10x6cm, perdarahan (-), pus (-) Plt 382.000 Cl 103 mg/dl CD4 4 sel/µL
 Pencegahan penularan D. Eksisi bedah
FNAB penyakit seksual dengan E. Rejimen lain
kondom 1. Aplikasi interferon intralesi
Makroskopik Dilakukan 2x puncture pada massa berdungkul-dungkul di regio scrotum,
2. Bedah laser
konsistensi padat rapuh
II. Dilakukan oleh pasien
Mikroskopik Hapusan sel menunjukkan sebaran kelompok sel-sel epitel squamose mature, A. Podofilox, 0.5% solution atau gel 2x/hari selama 3 hari
dijumpai sel koilosit B. Imiquimod, 5% cream 3x/minggu selama 16 minggu
Tabel 2. Perbedaan modalitas terapi
Kesimpulan Condyloma
Perbedaan Krioterapi Eksisi bedah Laser Interferon
Efektifitas Baik Sangat baik Sangat baik Baik
DIAGNOSIS: AIDS + GIANT CONDYLOMA ACUMINATA Rekurensi Sering Sering Sering Sering
Efek samping Ringan, ditoleransi Ringan, ditoleransi Ringan - Sedang, Sering menimbulkan efek samping
baik baik ditoleransi baik sedang-berat
PERJALANAN PENYAKIT Availabilitas Tersedia Tersedia Kurang tersedia Kurang tersedia
Harga Murah Mahal Sangat mahal Sangat mahal
1 bulan setelah kontrol poli; Hari 1 MRS:
 Berbagai modalitas terapi untuk infeksi HPV, namun belum ada yang terbukti
S: Benjolan membesar cepat dari ukuran 1 bulan
dapat menghilangkan HPV secara sempurna dari jaringan yang terinfeksi dan
sebelumnya, tidak nyaman saat berjalan
lokasi disekitarnya
O: TD 110/70 mmHg N 82x/menit RR 16x/menit T 36,8oC
 Keberhasilan terapi dibatasi oleh tingkat rekurensi yang tinggi, reaktivasi virus
Status Lokalis: tumor cauli flower ukuran (18x8x5) cm,
laten, atau autoinokulasi dari sel terdekat lesi yang terinfeksi
hiperpigmentasi, tampak lesi baru diantara lesi lama
 Terapi yang optimal untuk penyakit genital terkait infeksi HPV yang mempunyai
A: AIDS + GCA
khasiat tinggi, toksisitas rendah, biaya rendah, dan tingkat kekambuhan rendah
P: ARV; Rencana operasi  antri jadwal operasi; TCA
belum tersedia
Cream 80% (topikal)
 Tujuan pengobatan meliputi pencegahan penularan virus, eradikasi lesi
Hari 10 (Operasi) premalignant, dan pengurangan gejala.
S: Benjolan semakin besar, pasien kesulitan berjalan
Kasus:
karena lesi bergesekan saat berjalan, keluhan lemah -
• Tatalaksana GCA berupa TCA 80%; eksisi luas dan skin graft & flapping
O: Vital sign stabil; Hb 10,5 WBC 8.500 Plt 332.000
• Evaluasi 3 bulan, luka post op baik, muncul lesi baru
Status Lokalis: tumor cauli flower, hiperpigmentasi
• Rekurensi condyloma acuminata terjadi pada pasien ini
A: AIDS + GCA
P: ARV; Eksisi luas tumor + Skin graft and flapping RINGKASAN
Dilaporkan penderita HIV/AIDS dengan keluhan benjolan di kemaluan dialami selama 2
Hari 15 (Setelah operasi)
tahun, semakin membesar perlahan namun progresif dalam 1 bulan sebelum operasi.
S: Nyeri post op berkurang, pasien mengaku puas dengan hasil operasi Pasien diagnosis sebagai AIDS + Giant Condyloma Acuminata. Manajemen pasien berupa
O: Tampak luka operasi masih basah, luka skin flap tampak menyambung ARV, TCA 80%, eksisi luas dan skin graft & flapping memberikan kepuasan pada pasien.
Hasil PA: Condyloma Acuminata dengan displasia ringan dan sel-sel koilosit Tiga bulan paska operasi, terjadi rekurensi condyloma dan diterapi sedini mungkin untuk
P: ARV, rawat luka, KRS  kontrol poli mencegah pembesaran lesi kembali.

Kontrol 3 bulan setelah operasi DAFTAR PUSTAKA


S: Muncul benjolan kecil baru, ukuran 0,2-0,5 cm, luka post op membaik • De Santis, G. C., Brunetta, D. M., Vilar, F. C., Brandao, R. A., de Albernaz Muniz, R. Z., de Lima, G. M. N., Amorelli-Chacel, M. E.,
O: Vital sign stabil, Hb 11,1g/dl; Leu 3900/uL; Lymp 23,3%; Plt 176.000 g/dl Covas, D. T., & Machado, A. A. (2011). Hematological abnormalities in HIV-infected patients. International Journal of Infectious
Diseases, 15(12), e808-e811.
A: AIDS + rekuren condyloma acuminata • Kemenkes, RI. (2011). Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi ARV pada Orang Dewasa. Jakarta,11-16.
P: ARV, kauter lesi, cream TCA 80% • Safi, F., Bekdache, O., Al-Salam, S., Alashari, M., Mazen, T., & El-Salhat, H. (2013). Management of peri-anal giant condyloma
acuminatum—A case report and literature review. Asian Journal of Surgery, 36(1), 43-52.

Anda mungkin juga menyukai