Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang secara bertahap. Bayi mampu
mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain serta mempunyai pengalaman dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap
individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Memahami
konsep diri penting bagi perawat karena asuhan keperawatan diberikan secara utuh bukan
hanya penyakit tetapi menghadapi individu yang mempunyai pandangan, nilai dan pendapat
Harga diri rendah menurut Keliat (2010) adalah kondisi seseorang yang
berpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu yanggagal, tidak
mampu, dan tidak berprestasi. Harga diri rendah adalah perasaan tidak
negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Gangguan harga diri dapat
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan dirinya gagal mencapai
keinginan.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
gangguan harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri
merasa gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan
merasa dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain. Gangguan harga diri
evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
2. Klasifikasi
kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa. (Makhripah & Iskandar, 2012).
b. Produktivitas menurun.
c. Gangguan berhubungan.
h. Mudah tersinggung/marah.
j. Ketegangan peran.
l. Keluhan fisik.
q. Penyalahgunaan zat.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendah kronis adalah :
A. Sistem limbik yaitu pusat emosi dilihat dari emosi pada klien
dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih dan
merasa tidak berguna atau gagal terus menerus. Adapun jenis alat
yaitu :
fungsi otak.
atau otak.
PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi
1. Citra tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh kembang atau
penyakit).
2. Harga diri
a. Penolakan.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
3. Ideal diri
4. Peran
5. Identitas diri
Faktor Presipitasi
1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
Perilaku
1. Citra tubuh
b. Menolak bercermin.
b. Produktivitas menurun.
c. Gangguan berhubungan.
h. Mudah tersinggung/marah.
j. Ketegangan peran.
l. Keluhan fisik.
q. Penyalahgunaan zat.
3. Kerancuan identitas
d. Perasaan hampa.
f. Kerancuan gender.
i. Masalah estimasi.
4. Depersonalisas
Afektif
• Kehilangan identitas.
diri.
• Kurang rasa
berkesinambungan.
kesenangan.
Perseptual
lihat.
• Bingung tentang
seksualitas diri.
• Sulit membedakan
mimpi.
Kognitif
• Bingung.
• Disorientasi waktu.
• Gangguan berpikir.
• Gangguan penilaian.
• Kepribadian ganda.
Perilaku
• Pasif.
• Komunikasi tidak
sesuai.
• Kurang spontanitas.
• Kehilangan kendali
terhadap impuls.
• Tidak mampu
memutuskan.
sosial.
Mekanisme Koping
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, seperti kerja keras,
pencapaian akademik.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan
masyarakat.
a. Fantasi
b. Disosiasi
c. Isolasi
d. Proyeksi
e. Displacement
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan koping keluarga inefektif.
peran.
RENCANA INTERVENSI
rencana intervensi berikut memberikan gambaran pada gangguan konsep diri, yaitu harga
diri rendah.
1. Tujuan
2. Tindakan keperawatan
positif seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
kemampuan.
2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien lakukan secara mandiri,
aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang
perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan
contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama
dilakukan pasien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
pasien.
dilatihkan.
2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
aktivitas.
4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
kegiatan.
1. Tujuan
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang
dilakukan.
2. Tindakan keperawatan
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah
EVALUASI
aktivitas.