Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GANGGUAN SINDROM NEFROTIK

ASUHAN KEPERAWATN BERDASARKAN TEORI


A. Pengkajian
a. Identitas Klien
- Umur : lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia prasekolah (3-6 th). Ini
dikarenakan karena gangguan pada sistem imunitas tubuh dan kelainan genetic
sejak lahir.
- Jenis kelamin : anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak perempuan
dengan rasio 2:1. Ini dikarenakan pada fase umur anak 3-6 tahun terjadi
perkembangan psikoseksual : dimana anak berada pada fase oedipal/falik dengan
ciri meraba –raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa genitalnya. Kebiasaan
ini dapat mempengaruhi kebersihan diri terutama daerah genital. Karena anak-
anak pada masa ini juga seing bermain dan kebersihan tangan kurang terjaga. Hal
itu juga nantinya dapat memicu terjadinya infeksi.
- Agama
- Suku/bangsa
- Status
- Pendidikan
- Pekerjaan
b. Identitas Penanggung Jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan , agama, dan hubungan
dengan klien
c. Riwayat Kesehatan
Kelehan Utama: kaki edema, wajah lembab, kelemahan fisik, perut membesar
(adanya acites)
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawat perlu menyakan hal berikut:
- Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
- Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya
keluhan pusing atau cepat lelah
- Kaji adanya anoreksia pada klien
- Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
Perawat perlu mengkaji:
- Apakah klien pernah menderita penyakit edema
- Apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes militus dan penyakit
hipertensi pada masa sebelumnya?
- Penting juga dikaji tentang riwayat pemakain obat-obatan masa lalu dan adanya
riwayat alergi terhadap jenis obat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM yang memicu timbulnya
maifestasi klinis sindrom nefrotik.
f. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spritual
- Pola nutrisi metabolism : apa ada anoreksia, mual, muntah
- Pola eliminasi : apa ada diare, oliguria
- Pola aktivitas dan latihan: mudah lelah, malaise
- Pola istirahat tidur : susah tidur
- Pola mekanisme koping : cemas, maladatif
- Pola persepsi diri atau konsep diri : putus asa, rendah diri
g. Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : biasanya compos metis
- TTV : sering tidak didapatkan adanya perubahan.
- Pemeriksaan sistem tubuh :
 B1 ( breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas
walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut.
Pada fase lanjut sering didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan
nafas yang memerlukan respon terhadap edema pulmoner dan efusi pleura.
 B2 (Blood)
Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari
peningkatan beban volume
 B3(Brain)
Didapatkan edema terutama periorbital, sclera tidak ikterik. Status
neorologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia
pada sistem saraf pusat
 B4(Bladder)
Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna kola
 B5(Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga didapatkan
penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan acites pada abdomen.
 B6(Bone)
Didapatkan danya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari
edema tungkai dari keletihan fisik secara umum.
h. Pemeriksaan Diagnostik
Urininasi didapatkan hematuria secara mikroskopik secara umum, terutama albumin.
Keadaan ini juga terjadi akibat meningkatnya permebilitas membrane glomerulus.
B. Diagnosa Keperawatan Teori
1. Kelebihan volume cairan b/d kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan
permeabilitas glomerulus.
2. Ketidakseimbanagn nutrisi kurang dari kebutuhan b/d malnutrisi sekunder terhadap
kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
3. Resiko tinggi infeksi b/d dengan imunitas tubuh yang menurun
4. Ansietas b/d lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi)
5. Intoleransi aktivitas b/d kelelahan
6. Gangguan body image b/d perubahan penampilan
7. Kerusakan intergritas kulit b/d edema penurunan pertahanan tubuh
8. Ketidakefektifan pola nafas b/d gangguan fungsi pernapasan

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan& KH Intervensi Rasional
Kelebihan volume Tujuan : pasien tidak a. Kaji masukan a. Perlu untuk
cairan b/d menunjukkan bukti-bukti yang relative mementukan
kehilangan protein akumulasi cairan (pasien terhadap fungsi ginjal,
sekunder terhadap mendapatkan volume keluaran secara kebutuhan
peningkatan cairan yang tepat) akurat penggantian
permeabilitas b. Timbang berat cairan dan
glomerulus KH : badan setiap hari penurunan
- penurunan (atau lebih sering resiko kelebihan
edema, jika cairan.
acietas diindikasikan) b. Mengkaji retensi
- kadar c. Kaji perubahan cairan.
protein edema : ukur c. Untuk mengkaji
darah lingkar abdomen acites dan karena
meningkat pada umbilicus merupakan sisi
- output urine serta pantau umum edema.
adekuat 600- edema sekitar d. Agar tidak
700 ml/hari mata. mendapatkan
- tekanan d. Atur masukan lebih dari jumlah
darah dan cairan dengan yang
nadi dalam cermat dibutuhkan.
batas normal e. Pantau infus e. Untuk
intra vena mempertahankan
f. Kolaborasi : masukan yang
berikan diresepkan.
kortikosteroid f. Untuk
sesuai ketentuan menurunkan
g. Berikan diuretic ekskresi
bila proteinuria.
diinstruksikan g. Untuk
memberikan
penghilangan
sementara
edema.

Ketidakseimbanagn Tujuan: Dalam waktu 2x24 a. Catat intake dan a. Monitoring


nutrisi kurang dari jam kebutuhan nutrisi akan output makanan asupan nutrisi
kebutuhan b/d terpenuhi dengan. secara akurat bagi tubuh
malnutrisi sekunder KH : b. Kaji adanya b. Gangguan
terhadap - Nafsu anoreksia,hipopr nutrisi dapat
kehilangan protein makan baik oteinemia, diare terjadi secara
dan penurunan - Tidak terjadi c. Pastiakan anak perlahan. Diare
napsu makan hipoprtoeine mendapatkan sebagai reaksi
mia makanan dengan edema intestinal
- porsi makan diet yang cukup mencegah status
yang d. Beri diet yang nutrisi menjadi
dihidangkan bergizi lebih buruk
dihabiskan e. Batasi natrium c. Membantu
- Edema dan selama edema pemenuhan
acites tidak trerapi nutrisi anak dan
ada kortikosteroid meningkatkan
f. Beri lingkungan daya tahan tubuh
yang anak
menyenangkan, d. Asupan natrium
bersih, dan rileks dapat
pada saat makan memperberat
g. Beri makanan edema usus yang
dalam porsi menyebabkan
sedikit pada hilangnya nafsu
awalnya dan beri makan anak
makanan dengan e. Agar anak lebih
cara yang mungkin untuk
menarik makan
h. Beri makanan f. Untuk
yang special dan merangsang
disukai anak nafsu makan
anak
g. Untuk
mendorong anak
agar mau makan
h. Untuk
merangsang
nafsu makan
anak.
Resiko tinggi Tujuan : Tidak terjadi a. Lindungi anak a. Meminimalkan
infeksi b/d dengan infeksi dengan dari orang-orang masuknya
imunitas tubuh KH : yang terkena organisme.
yang menurun - Tanda-tanda infeksi melalui Mencegah
infeksi tidak pembatasan terjadinya
ada pengunung infeksi
- Tanda vital b. Tempatkan anak nasokomial
dalam batas diruangan non b. Mencegah
normal infeksi terjadinya
- Ada c. Cuci tangan infeksi
perubahan sebelum dan nosocomial
prilaku sesudah tindakan c. Membatasi
kelurga d. Lakukan masuknya
dalam tindakan bakteri kedalam
melakukan invasive secara tubuh. Deteksi
perawatan aseptic dini adanya
e. Gunakan teknik infeksi dapat
mencuci tangan mencegah sepsis
yang baik d. Untuk
f. Jaga agar anak meminimalkan
tetap hangat dan pajanan pada
kering organisme
g. Pantau suhu infektif
h. Ajari orang e. Untuk
tuatentang tanda memutuskan
dan gejala mata rantai
infeksi penyebaran
infeksi
f. Karenan
kerentanan
terhadap infeksi
g. Indikasi awal
adanya tanda
infeksi
h. Memberi
pengetahuan
dasar tentang
tanda dan gejala
infeksi
Ansietas b/d Tujuan : Kecemasan a. Validasi a. Perasaan adalah
lingkungan menurun atau hilang perasaan takut nyata dan
perawatan yang dengan atau cemas membantu
asing (dampak KH : b. Pertahankan pasien untuk
hospitalisasi) - Kooperatif kontak dengan terbuka sehingga
pada klien dapat
tindakan c. Upayakan ada menghadapinya
keperawatan keluarga yang b. Memantapkan
- Komunikatif menunggu hubungan,
pada d. Anjurkan orang meningktkan
perawat tua untuk ekspresi
- Secara membawakan perasaan.
verbal mainan atau foto c. Dukungan yang
mengatakan keluarga terus menerus
tidak takur mengurangi
ketakutan atau
kecemasan yang
dihadapi
d. Meminimalkan
dampak
hospitalisasi
terpisah dari
anggota keluarga

Anda mungkin juga menyukai