Disusun Oleh:
Nim : 17061009
Kelas :B
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2020
1. Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang secara
bertahap. Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain serta
mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dipelajari
melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi
dengan dunia di luar dirinya. Memahami konsep diri penting bagi perawat karena asuhan
keperawatan diberikan secara utuh bukan hanya penyakit tetapi menghadapi individu
yang mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya.
Harga diri rendah menurut Keliat (2010) adalah kondisi seseorang yang menilai
keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir adalah hal negatif
diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu, dan tidak berprestasi. Harga diri
rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti,dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Gangguan harga diri
dapat di jabarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan.
Menurut Keliat (2007), harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri dan dirinya gagal mencapai keinginan.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga
diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri merasa gagal mencapai
keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan merasa dirinya lebih rendah
dibandingkan orang lain. Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak
orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
2. Klasifikasi
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a) Situasional Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. (Makhripah &
Iskandar, 2012).
b) Kronik Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya.Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah &
Iskandar, 2012).
3. Rentang Respon
Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif dan ujung
maladaptive, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan
identitas, dan depersonalisasi.
Adaptif Maladaptif
Rentang Respons konsep diri yang paling adaptif adalah aktualisasi diri. Menurut
Maslow karakteristik aktualisasi diri meliputi :
1) Realistic
2) Cepat menyesuaikan diri dengan orang lain
3) Persepsi yang akurat dan tegas
4) Dugaan yang benar terhadap kebenaran/kesalahan
5) Akurat dalam memperbaiki masa yang akan datang
6) Mengerti seni, music, politik, filosofi
7) Rendah
8) Mempunyai dedikasi untuk bekerja
9) Kreatif, fleksibel, spontan, dan mengakui kesalahan
10) Terbuka dengan ide-ide baru
11) Percaya diri dan menghargai diri
12) Kepribadian yang dewasa
13) Dapat mengambil keputusan
14) Berfokus pada masalah
15) Menerima diri seperti apa adanya
16) Memiliki etika yang kuat
17) Mampu memperbaiki kegagalan
5. Pohon Masalah
6. Penatalaksanaan
a. Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah
kronis adalah : Sistem limbik yaitu pusat emosi dilihat dari emosi pada klien
dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih dan merasa tidak
berguna atau gagal terus menerus. Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan
struktur otak yang dapat digunakan yaitu :
a) Elektroencephalogram (EEG) suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak.
b) CT Scan untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
c) Single Photon Emision Tomography (SPECT) melihat wilayah otak dan
tanda-tanda abnormalitas pada otak dan menggambarkan perubahan aliran
darah yang terjadi.
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI) suatu teknik radiologi dengan menggunakan
magnet, gelombang radio dan komputer untuk mendapatkan gambaran struktur
tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang kecil sekalipun dalam
struktur tubuh atau otak
7. Askep Teori
1. Pengkajian
a) Faktor Predisposisi
Citra tubuh
Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh
kembang atau penyakit)
Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi
tubuh
Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
Harga diri
Penolakan
Kurang penghargaan
Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,
terlalu dituntut
Persaingan antara keluarga
Kesalahan dan kegagalan berulang
Tidak mampu mencapai standar
Ideal diri
Cita-cita yang terlalu tinggi
Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan
Ideal diri samar atau tidak jelas
Peran
Stereotipe peran seks
Tuntutan peran kerja
Harapan peran kultural
Identitas diri
Ketidakpercayaan orang tua
Tekanan dari teman sebaya
Perubahan struktur sosial.
b) Faktor Presipitasi
Trauma
Ketegangan peran
Transisi peran perkembangan
Transisi peran situasi
Transisi peran sehat-sakit
c) Perilaku
Citra tubuh
Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
Menolak bercermin
Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
Menolak usaha rehabilitasi
Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
Menyangkal cacat tubu
Harga diri rendah
Mengkritik diri sendiri/orang lain
Produktivitas menurun
Gangguan berhubungan
Merasa diri paling penting
Destruktif pada orang lain
Merasa tidak mampu
Merasa bersalah dan khawatir
Mudah tersinggung/marah
Perasaan negatif terhadap tubuh
Ketegangan peran
Pesimis menghadapi hidup
Keluhan fisik
Penolakan kemampuan diri
Pandangan hidup bertentangan
Destruktif terhadap diri
Menarik diri secara social
Penyalahgunaan zat
Menarik diri dari realitas
Kerancuan identitas
Tidak ada kode moral
Kepribadian yang bertentangan
Hubungan interpersonal yang eksploitatif
Perasaan hampa
Perasaan mengambang tentang diri
Kerancuan gender
Tingkat ansietas tinggi
Tidak mampu empati terhadap orang lain
Masalah estimasi
Depersonalisas
Afektif :
Kehilangan identitas
Perasaan terpisah dari diri
Perasaan tidak realistis
Rasa terisolasi yang kuat
Kurang rasa berkesinambungan
Tidak mampu mencari kesenangan.
Perseptual :
Halusinasi dengar dan lihat
Bingung tentang seksualitas diri
Sulit membedakan diri dari orang lain
Gangguan citra tubuh
Dunia seperti dalam mimpi
Kognitif :
Bingung
Disorientasi waktu
Gangguan berpikir
Gangguan daya ingat
Gangguan penilaian
Kepribadian ganda
Perilaku :
Pasif
Komunikasi tidak sesuai
Kurang spontanitaitas Kehilangan kendali terhadap impuls
Tidak mampu memutuskan
Menarik diri secara social
d) Mekanisme Koping
Pertahanan jangka pendek
Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari
krisis, seperti kerja keras, nonton, dan lain-lain
Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara, seperti ikut kegiatan sosial, politik, agama, dan
lain-lain
Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri,
seperti kompetisi pencapaian akademik
Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk
membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam
kehidupan, seperti penyalahgunaan obat.
Pertahanan jangka panjang
Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan,
aspirasi, dan potensi diri individu
Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima
oleh nilai-nilai harapan masyarakat
6. SP
1) BHSP
2) Identifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dimiliki dan Menetapkan jadwal kegiatan harian
4) Melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5) menggunakan obat dengan prinsip 6 benar obat
Asuhan Keperawatan
A. Klasifikasi Data
D. Pohon Masalah
F. Implementasi
Pertemuan : ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, mampu menjawab pertanyaan
2. Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan khusus
Membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
Membina Hubungan Saling Percaya dengan klien yakni : menanyakan identitas
lengkap klien dan kronologi lengkap keluarga klien, keadaan keluarga klien, alasan
klien masuk RSJ, dan memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
tentang penyakit yang dideritanya.
Daftar Pustaka
Yusuf, Ah dkk.2016.Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta Selatan : Salemba Medika.