Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH MASA PRAAKSARA

MASA HINDU-BUDDHA DAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial


yang dibina oleh Ibu Widyawati P S.pd

Disusun Oleh:

Aditya Ramadhan (02/VIIE)

SMPN 2 LARANGAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Peninggalan Masa Pra Aksara
Masa Pra-Aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan,tetapi walaupun
pada masa itu manusia belum mengenal tulisan mereka telah membuat banyak alat – alat
bantu untuk mempermudah kehidupan mereka. Alat – alat tersebutlah yang sekarang disebut
benda– benda peninggalan pada masa pra – aksara. Benda – benda peninggalan tersebut
adalah

Zaman Paleolithikum
Benda – Benda peninggalan pada zaman paleolithikun masih terbuat dari batu dan Tulang
Binatang ,bentuknya masih sangat sederhana,seperti :
 Kapak PerimbasKapak ini terbuat dari batu dan tidak memiliki tangkai. Cara
menggunakannya adalah dengan menggenggamnya. Fungsi dari kapak perimbas
adalah uuntuk menguliti binatang,memotong kayu,dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di Indonesia dan termasuk dalam
kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dibuat oleh manusia puba Pithecantropus.
 Kapak GenggamKapak Genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak
penetak dan perimbas,namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsi dari kapak genggam
adalah untuk membelah kayu,menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan
buruan, dan keperluan lainnya. Kapak Genggam ditemukan pada tahun 1935 di
Punung ,Kabupaten Pacitan, Jawa Timur oleh Ralph von Koenigswald
 FlakesFlakes terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil,berfungsi untuk alat penusuk,
pemotong daging, dan sebagai pisau. Flakes banyak ditemukan di Daerah
Sangiran,Sragen, Jawa Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.
 Perkakas dari Tulang dan TandukPerkakas tulang dan tanduk berfungsi sebagai
alat penusuk,pengorek dan mata tombak. Perkakas dari Tulang dan Tanduk banyak di
temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur. Alat ini di buat dan
digunakan oleh manusia purba jenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Zaman Mesolithikum
Alat – alat pada zaman ini sudah dihaluskan. Benda – benda peninggalan pada Zaman
Mesolithikum adalah sebagai berikut :
 PebblePebble adalah kapak bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak jenis
ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra, antara Langsa(Aceh)
dan Medan.
 Hache Courte (Kapak Pendek)Kapak pendek ini adalah termasuk dalam jenis kapak
genggam dan berbentuk setengah lingkaran. Sama seperti Pebble,Kapak Pendek juag
banyak ditemukan Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.
 KjokkenmoddingerKjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang terdiri dari kulit -
kulit kerang dan siput pada masa Mesolithikum yang tertumpuk selama beribu – ribu
tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya.
Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.
 Abris Sous RocheAbris sous roche adalah gua – gua batu karang atau ceruk yang
digunakan sebagai tempat tinggal manusia Purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal.
 Lukisan di Dinding GuaLukisan di Dinding Gua terdapat di dalam abris sous roche.
Lukisan ini menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah . Lukisan
di dinding gua ditemukan di Leang Leang, Sulawesi Selatan,di Gua Raha,Pulau
Muna,Sulawesi Tenggara, dan di Danau Sentani,Papua.
Zaman Neolithikum
Pada zaman ini manusia mengalami banyak kemajuan dalam mengahsilkan alat –alat.
Walaupun bahan masih terbuat dari batu,sudah ada sentuhan manusia dalam pembuatan suatu
alat. Benda – benda tersebut adalah sebagai berikut :
 Kapak PersegiKapak persegi terbuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk
mengerjakan kayu,menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia kapak
persegi banyak ditemukan di Jawa,Kalimantan Selatan,Sulawesi ,dan Nusa Tenggara.
 Kapak LonjongKapak ini ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil. Digunakan
sebagi cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak
ini banyak ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
 Mata PanahMata Panah terbuat dari batu yang diasah dengan halus. Gunanya umtuk
berburu. Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
 GerabahGerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya Untuk berbagai keperluan.
 PerhiasanMasyarakat pada zaman Neolithikum sudah mengenal perhiasan
diantaranya berupa gelang,kalung, dan anting – anting. Perhiasan banyak ditemukan
di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
 Alat Pemukul Kulit KayuAlat ini berfungsi untuk memukul kulit kayu yang akan
digunakan untuk bahan pakaian. Dari peninggalan ini kita dapa mengetahui bahwa
manusia pra-aksara sudah mengenal pakaian.
Zaman Megalithikum
Megalithikum atau zaman batu besar adalah zaman dimana manusia pra-aksara
menggunakan batu – batu berukuran besar untuk membuat bangunan – bangunan besar yang
berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada roh – roh nenek moyang. Bangunan – Bangunan
tersebut adalah sebagai berikut :
 MenhirMenhir adalah tugu batu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara
penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi
Tengah, dan Kalimantan.
 SarkofagusSarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang
ditangkupkan.Sarkofagus banyak ditemukan di Bali.
 DolmenDolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji,tempat penghormatan
kepada roh nenek moyang dan tempat meletakan jenazah.Ditemukan di daerah
Bondowoso,Jawa Timur.
 Peti Kubur BatuPeti Kubur batu adalah lempengan batu besar yang disusun
membentuk peti jenazah. Ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
 WarugaWaruga adalah peti kubur batu baerukuran kecil berbentuk kubus atau bulat.
Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
 ArcaArca adalah Patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia, kepala
manusia,dan hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung ,Jawa
Tengah, dan Jawa Tengah.
 Punden BerundakPunden Berundak – undak adalah tempat pemujaan. Bangunan ini
dibuat dengan menyusun batu secara bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak
ditemukan di Lebak Sibeduk, Banten Selatan.

Zaman Logam
Kebudayaan perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah bernama
Dongson di Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson datang ke Indonesia kira-kira abad ke
300 SM di bawa oleh manusia sub ras Deutro Melayu (Melayu Muda) yang mengembara ke
wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan zaman logam, antara lain.
 NekaraNekara adalah tambur besar yang berbentuk seperti dandang yang terbalik.
Benda ini banyak ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
 MokoNekara yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor, Nusatenggara
Timur. Nekara dan Moko dianggap sebagai benda keramat dan suci.
 Kapak PerungguKapak perunggu terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk
pahat, jantung, dan tembilang. Kapak perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu
atau kapak corong. Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, dan Irian. Kapak perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
 CandrasaSejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan
di Yogyakarta. Candrasa dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan dan
sebagai tanda kebesaran.
 Perhiasan PerungguBenda-benda perhiasan perunggu seperti gelang tangan, gelang
kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa perundagian, banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
 Manik-manik Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan
bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal hidup setelah
seseorang meninggal dunia. Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan oval. Daerah
penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.
 Bejana PerungguBejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu
berfungsi sebagai wadah atau tempat menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang
dan menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
 Arca PerungguBenda bentuk patung yang terbuat dari perunggu menggambar orang
yang sedang menari, berdiri, naik kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat
penemuan di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.

Peninggalan masa hindu-budha

Bangsa Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan


tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber lisan, tertulis, dan benda
bangunan. Berikut Peninggalan Sejarah Hindu dan Budha :

1. Buku-Buku dan Kitab

Pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, kebudayaan dan


kesusastraan juga mengalami kemajuan, terutama pada saat Kerajaan Majapahit.
Karya-karya sastra peninggalan sejarah tersebut berupa cerita tertulis yang dikarang
oleh para pujangga. Beberapa karya sastra di antaranya berupa kitab-kitab berikut ini.

a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-
dasar pokok membuat candi.
b. Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini
merupakan peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan
Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.

c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja
Kameswara I, Kediri.

d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa
pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.

e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.

f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.


g. Kitab Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini
merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Di dalam kitab ini
muncul istilah Pancasila. 

h. Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan
dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan prinsip
keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. Jadi siapapun yang
melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat hukuman yang sesuai.

2. Prasasti
Prasasti disebut juga batu bertulis. Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang
tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya. Prasasti biasanya berisi mengenai
kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. Contoh prasasti sebagai berikut.

a. Prasasti Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak,
Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf Pallawa
dan bahasa Sanskerta.

b. Prasasti di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur,
Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf
Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi tentang peraturan kerajaan dan
sanksi apabila melakukan pelanggaran, serta puji-pujian untuk kebesaran dan
kemakmuran raja. Selain kelima prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang
berisi tentang keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan
persahabatan dengan Kerajaan India. 

c. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini
ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.

d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan


Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.

e. Prasasti di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti Padlegan,
Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri.

f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah
kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.

g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram
Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.
h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin
Raja Balitung.

i. Prasati Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai


bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.

j. Prasasti Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti
ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

3. Yupa

Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk
mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada
dewa.

Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah
seorang raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek
bernama Kudungga. Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan
sejahtera. Mulawarman juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum Brahmana.

4. Patung dan Arca

Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu,
dan lainlain. Adapun arca adalah patung yang dibuat dari batu.

a. Patung Gajah Mada


Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan
Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau
Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama
“Sumpah Palapa”.

b. Patung Prajna Paramita


Patung Prajna Paramita merupakan patung perwujudan Ken Dedes istri Ken Arok,
yang digambarkan sebagai Dewi Kebijaksanaan. Patung yang terletak di Candi
Singasari, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dengan pahatan yang sangat
bagus.

c. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha
merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha
berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.

5. Candi

Candi berasal dari kata candika (Dewa Maut). Fungsi pembangunan candi untuk
memuliakan raja yang telah meninggal dunia. Saat raja meninggal, semua azimatnya
disimpan di dalam peti, kemudian peti tersebut diletakkan di dasar tempat candi
tersebut dibangun. Sebagai pelengkap dibuatlah arca yang merupakan perwujudan
raja sebagai dewa dan di depannya diletakkan sesaji.

Candi bagi umat Hindu digunakan sebagai makam, sedangkan candi dalam ajaran
Buddha berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap dewa. Setiap bangunan candi
mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut.

a. Kaki candi, berbentuk bujur sangkar melambangkan “alam bawah” yaitu dunia
tempat hidup manusia.
b. Badan candi, melambangkan “alam antara” tempat manusia yang sudah
meninggalkan semua urusan duniawinya.
c. Atap candi, melambangkan “alam atas”, berbentuk lingkaran dengan tiga teras
berundak-undak.

Peninggalan candi Hindu-Buddha di Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Candi Borobudur

Dibangun pada abad ke-9 M atau 824 M (746 Saka), oleh Raja Smaratungga dari
Dinasti Syailendra. Borobudur terletak di Muntilan yang dikelilingi Bukit Menoreh,
Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing.
Borobudur berasal dari kata boro yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
candi, biara, atau asrama dan budur yang berarti atas. Jadi, borobudur berarti candi,
istana, atau biara di atas bukit.

Candi Borobudur memiliki sepuluh tingkat dengan stupa induk setinggi 7 m dengan
garis tengah 9,9 m. Bangunan Candi Borobudur terbengkalai seiring dengan
runtuhnya Kerajaan Mataram Hindu dan gempa bumi. Letusan gunung berapi juga
turut meruntuhkan sebagian bangunan candi. Pada tahun 1814, H.C. Cornelius
bersama penduduk membersihkan lokasi candi. Dan baru pada tahun 1835 bentuk
candi terlihat seluruhnya.

Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan tahun 1907-1911 berkat bantuan
Th. Van Erp, dan berhasil menyelamatkan Candi Borobudur. Pemugaran kedua
dilakukan pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO. Pemugaran Candi
Borobudur selesai pada tahun 1982. Candi Borobudur mempunyai 505 arca Buddha
dan pada bagian dinding candi terdapat pahatan atau disebut relief. Relief-relief itu
menggambarkan berbagai cerita, antara lain sebagai berikut.

1) Karmawibhangga berisi berlakunya hukum karma (sebab akibat), di mana setiap


perbuatan baik dan buruk akan membawa akibat bagi pelakunya.
2) Lalita vistara yang menceritakan tentang kehidupan sang Buddha dari lahir sampai
mendapat bodhi (wahyu) tentang hidup sejati.
3) Awadana dan Jataka yang menggambarkan kehidupan sang Buddha di masa lalu
(Awadana) dan kepahlawanan orang-orang suci (Jataka).

b. Candi Prambanan

Candi Prambanan disebut juga Candi Roro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun
pada masa pemerintahan Raja Balitung pada abad ke-9 sebagai simbol Kerajaan
Mataram Hindu. Pembangunan Candi Prambanan selesai pada masa pemerintahan
Raja Daksa. Candi Prambanan terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten,
perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Jogjakarta. Candi Prambanan menjadi
tempat wisata budaya yang menarik karena di sekitar candi dibangun Taman Wisata
dan panggung pentas Sendratari Ramayana. 
Candi Prambanan mempunyai tiga pelataran persegi, yaitu bawah, tengah, dan atas.
Pada masing-masing pelataran berderet candi-candi kecil. Dalam kompleks Candi
Prambanan juga terdapat tujuh buah candi besar, yaitu sebagai berikut.

1) Candi Brahma

Terletak di sebelah selatan Candi Syiwa dan berukuran lebih kecil. Di dalam Candi
Brahma terdapat patung Brahma yang mempunyai empat kepala. Dewa Brahma
merupakan dewa pencipta alam semesta. Pada dinding Candi Brahma terdapat relief
yang berisi kelanjutan cerita Ramayana di candi induk.

2) Candi Syiwa

Disebut juga Candi Roro Jonggrang dan menjadi candi utama. Candi ini dinamakan
Candi Syiwa karena di dalamnya menyimpan patung Syiwa. Masyarakat Jawa
memberikan penghormatan yang tinggi kepada Dewa Syiwa karena selain sebagai
dewa perusak, Dewa Syiwa juga dapat menciptakan benda kembali. Pada dinding
Candi Syiwa terdapat relief yang menggambarkan tentang cerita Ramayana.

3) Candi Wisnu

Candi Wisnu mempunyai bentuk dan ukuran hampir sama dengan Candi Brahma.
Candi Wisnu terletak di sebelah utara Candi Syiwa. Di dalam Candi Wisnu terdapat
ruangan berisi patung Wisnu, yang digambarkan sebagai dewa dengan empat tangan
yang memegang alat-alat seperti cakra, tiram, dan pemukul. Dewa Wisnu merupakan
dewa pemelihara alam semesta. Pada Candi Wisnu juga terdapat relief yang
menggambarkan cerita Kresnayana.

4) Candi Apit

Diberi nama Candi Apit karena letaknya terapit oleh dua candi yang berderet dan
berhadapan. Candi Apit digunakan sebagai tempat semadi bagi pemeluk agama
Hindu.
5) Candi Nandi

Candi Nandi terletak di deretan sebelah timur. Di dalamnya terdapat patung berbentuk
seekor sapi jantan besar yang sedang berbaring. Sapi atau nandi tersebut merupakan
kendaraan Dewa Syiwa. Di dalam Candi Nandi juga terdapat patung Dewa Surya
(matahari) dan Dewa Candra (bulan).

6) Candi Angsa

Candi Angsa berhadapan dengan Candi Brahma. Candi ini berfungsi sebagai kandang
binatang yang menjadi kendaraan Dewa Brahma, binatang tersebut adalah angsa.

7) Candi Garuda

Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Candi Garuda terletak di sebelah utara
Candi Nandi. Di bagian bawah lantai Candi Garuda terdapat sumur yang berisi tulang
manusia bercampur tanah.

c. Candi Portibi

Terdapat di daerah Padan Balok, Gunung Tua, di Provinsi Sumatra Utara. Candi
Portibi merupakan peninggalan Kerajaan Panai tahun 1039. Candi ini dibangun oleh
para brahmana Indonesia yang berlayar bersama para pedagang-pedagang untuk
menyebarkan agama Hindu di Sumatra Utara.

d. Candi Muara Takus

Dibangun pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, sekitar abad ke 9-10 M.


Candi Muara Takus dibangun sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa diceritakan bahwa Sriwijaya mencapai
puncak kejayaannya.

 
Peninggalan Sejarah Bercorak Islam di Indonesia
     Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa
agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan
Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan
Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini
dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan
sejarah Islam di Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali
peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain
masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu
per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
 Masjid

Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat
peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap
masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas
atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima.
Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama
yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di
halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk
menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin
mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan,
dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid
Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan
masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki
menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
Masjid Agung Demak. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga.
Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya terbuat dari
susunan tatal. Konon, tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Tiang dari tatal ini
kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980. Potongan
tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berikut ini daftar masjid-
masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam.
Masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia
No. Nama Masjid Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Masjid Agung Demak Demak, Jateng Abad 14 M K. Demak
2 Masjid Ternate Ternate, Ambon Abad 14 M K. Ternate
3 Masjid Sunan Ampel Surabaya, Jatim Abad 15 M –
4 Masjid Kudus Kudus, Jateng Abad 15 M –
5 Masjid Banten Banten Abad 15 M K. Banten
6 Masjid Cirebon Cirebon, Jabar Abad 15 M K. Cirebon
7 Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Abad 15 M K. Aceh
8 Masjid Katangga Katangga, Sulsel Abad 16 M K. Gowa
 Kaligrafi

 
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil
dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu
nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di
Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya.
Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban,
gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.
Tulisan-tulisan kaligrafi peninggalan sejarah Islam di Indonesia
No. Kaligrafi Lokasi Pembuatan Peninggalan
Penemuan
1 Makam Fatima binti Maimun Gresik, Jatim Abad 13 M –
2 Makam Ratu Nahrasiyah Samudra Pasai Abad 14 M S. Pasai
3 Makam Maulana Malik Ibrahim Gresik, Jatim Abad 15 M –
4 Makam S. Giri Gresik, Jatim Abad 15 M –
5 Makam S. Gunung Jati Cirebon, Jabar Abad 15 M Cirebon
6 Makam S. Kudus dan S. Muria Kudus, Jateng Abad 15 M –
7 Makan Sunan Kalijaga Demak, Jateng Abad 15 M Demak
8 Makan raja-raja Banten Banten Abad 15 M Banten
9 Makam raja-raja Mataram Imogiri Abad 16 M Mataram
Makam raja-raja
10 Astana Giri Abad 16 M Mataram
Mangkunegaran
11 Makam raja-raja Gowa Katangga Abad 16 M Gowa

 Istana

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi
sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan
Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung.
Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha
masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.
Istana-istana peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia
No. Nama Istana Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Istana Kesultanan Ternate Ternate, Ambon Abad 14 M K. Ternate
2 Istana Kesultanan Tidore Tidore, Ambon Abad 14 M K. Tidore
3 Keraton Kasepuhan Cirebon, Jabar Abad 15 M K. Cirebon
4 Keraton Kanoman Cirebon, Jabar Abad 15 M K. Cirebon
5 Keraton Kesultanan Aceh NAD Abad 15 M K. Aceh
6 Istana Sorusuan Banten Abad 15 M K. Banten
7 Istana Raja Gowa Gowa, Sulsel Abad 16 M K. Gowa
8 Keraton Kasultanan Yogyakarta Abad 17 M K. Mataram
9 Keraton Pakualaman Yogyakarta Abad 17 M K. Matara

 Kitab

Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang
bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam
bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang
diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah
masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya
Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali
Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka
memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka
menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk
menceritakan Raja Abdul Muluk.
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di
pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan
kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-
Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang
berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultansultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit
dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.
 Pesantren
Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan
Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para kiai.
Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa
pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesatren kemudian berkembang
pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab,
kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Tebuireng di
Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren
Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, Al-Kautsar Medan.
 Tradisi
Beberapa tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam,
sedekah, sekaten.
1. Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama
dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam
melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan
tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat, berdoa, begadang
untuk semadi, atau tidur dengan harapan memperoleh firasat dalam mimpi.
2. Sedekah, acara keluarga dengan mengundang tetangga sekitar. Sedekah untuk
peristiwa gembira disebut syukuran. Sedekah untuk peristiwa sedih atau
meminta perlindungan, disebut selamatan. Sedekah meminta sesuatu disebut
hajatan.
3. Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa.
Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai