Anda di halaman 1dari 15

Melihat Kerajaan Muna Dari Inggri dan Belanda

Kita di Indonesia mungkin menyebut kepala negara sebagai presiden, begitu juga di
banyak negara lain. Namun banyak negara lain di dunia memiliki sebutan yang berbeda
untuk jabatan kepala pemerintahan mereka. Maka maklum jika kadang kita dibuat
bingung saat membaca artikel atau berita politik internasional. Berikut ini adalah
beberapa sebutan untuk pemimpin negara di dunia dan kepala pemerintahan,
sebagai bagian dari segmen Belajar Politik.
Baca juga: [Berita Foto] 20 Pemimpin Negara dengan Bayaran Tertinggi di Dunia
Oleh: Mata Mata Politik

Kepala pemerintahan di seluruh dunia menyandang beberapa sebutan yang berbeda:


Presiden, kanselir, perdana menteri dan banyak lagi. Lalu apa bedanya presiden,
perdana menteri, kanselir, dan yang lainnya?

Sistem presidensial seringkali memiliki satu pemimpin yang bertindak sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan. Sistem lain, seperti sistem semi-presidensial dan
parlementer, memiliki orang yang berbeda yang bertindak sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan.

Masing-masing memiliki tugasnya sendiri. Kepala negara mewakili kesatuan nasional


suatu negara. Sebagai perbandingan, kepala pemerintahan biasanya bertindak sebagai
pejabat tertinggi di cabang eksekutif suatu negara atau negara-bangsa dan sering
memimpin kabinet atau di bawah menteri atau sekretaris yang memimpin berbagai
departemen pemerintahan.
Berikut ini beberapa jabatan tertinggi di dunia, dan apa artinya.

PRESIDEN
Kata “Presiden” dilaporkan berasal dari kata “praesidere,” yang berarti “yang duduk
sebelumnya,” kata ahli bahasa Ben Zimmer kepada NPR. Jabatan ini umum di antara
para pemimpin perguruan tinggi dan universitas tetapi juga menandakan pemimpin
eksekutif tertinggi di suatu negara.
Presiden bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan di negara-negara
seperti Amerika Serikat, Brasil, Kosta Rika, Kenya, Meksiko, dan lainnya (termasuk
Indonesia).

Di negara-negara seperti Prancis, Rusia, Mesir, dan lainnya, presiden berbagi kekuasaan
dengan perdana menteri, kepala eksekutif, perdana menteri, atau pemimpin lain yang menjabat
sebagai kepala pemerintahan.

PERDANA MENTERI
“Perdana menteri” berperan serupa dengan seorang presiden, tetapi dalam sistem
parlementer atau semi-presidensial. Dalam sistem seperti itu, perdana menteri sering
(tetapi tidak selalu) menjadi anggota legislatif dan, kepala negara memegang sebagian
besar posisi seremonial, mendapatkan sejumlah kekuatan cadangan.

Sebagai kepala pemerintahan, perdana menteri memimpin para menteri di cabang


eksekutif pemerintahan. Ekonomi utama dunia—seperti Inggris, Prancis, Australia,
Kanada, India, dan Italia—memiliki perdana menteri.

Negara-negara lain dipimpin oleh “premier,” sebuah gelar yang biasanya digunakan secara
bergantian dengan perdana menteri. Irlandia—tidak seperti negara lain—menyebut posisi yang
sama sebagai “Taoiseach” dan di Albania disebut “Kryeministër.” Di kedua negara tersebut,
presiden menunjuk seseorang untuk mengisi posisi yang berfungsi seperti perdana menteri.

KANSELIR
Kanselir atau “Chancellor” adalah gelar yang paling sering digunakan di negara-negara
berbahasa Jerman dan sebanding dengan perdana menteri di negara demokrasi
parlementer lainnya.
Kanselir bertindak sebagai kepala pemerintahan dan di Jerman sebagian besar
independen dari pengaruh presiden. Kanselir di sana dipandang sebagai kepala
eksekutif (kepala pemerintahan) sejati dari negara itu, tetapi itu tidak selalu terjadi.

Di Swiss, kanselir federal bukanlah kepala pemerintahan tetapi kepala staf pemerintah
federal Swiss.

RATU DAN RAJA


Ratu dan raja sering mewakili identitas nasional suatu negara sebagai kepala negara
yang monarki, sementara perdana menteri sering ditunjuk untuk menjalankan
pemerintahan.
Negara-negara seperti Inggris, Belanda dan Norwegia menggunakan sistem ini untuk
membagi pemerintahannya ke dalam dua peran: yang satu peran yang lebih simbolik,
dan satu lagi pemerintah yang mengoperasikan negara.

Namun Raja di Arab Saudi bukanlah sebuah jabatan simbolik. Raja Arab Saudi adalah
raja mutlak Arab Saudi yang berfungsi sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Dia adalah kepala keluarga kerajaan Saudi, House of Saud.

Raja disebut Penjaga Dua Masjid Suci (Custodian of the Two Holy Mosques), sebuah
gelar yang menandakan yurisdiksi Arab Saudi atas masjid-masjid suci yakni Masjid al
Haram di Mekah dan Al-Masjid an-Nabawi di Madinah, menggantikan gelar “Yang
Mulia” pada tahun 1986.

DUKE DAN DUCHESS


Seorang duke atau “adipati” (pria) dan duchess “adipati” (wanita) adalah anggota kaum
bangsawan, yang secara historis peringkatnya tepat di bawah raja.
Dalam kasus keluarga kerajaan Inggris, gelar adipati (duke dan duchess) adalah turun
temurun di antara keturunan laki-laki (dan istri-istri mereka).
CHAIRMAN (KETUA)
Di Korea Utara, Kim Jong Un menjabat sebagai kepala negara, kepala pemerintahan
dan ketua Partai Buruh Korea (WPK). Ketua juga menjabat sebagai kepala Komisi
Militer Pusat Korea Utara dan Ketua Komisi Urusan Negara.
Ketua WPK bersama wakil ketuanya membentuk Biro Kebijakan Eksekutif WPK.

Kantor Wakil Ketua dan lembaga Biro Kebijakan Eksekutif didirikan pada Kongres WPK
ke-7 pada tahun 2017. Saat ini ada 9 wakil ketua; Choe Ryong-hae, Kim Ki-nam, Choe
Thae-bok, Ri Su-yong, Kim Phyong-hae, O Su-yong, Kwak Pom-gi, Kim Yong-kol dan
Ri Man-gon.

Chairman atau Ketua adalah kepala partai politik. Sementara partai-partai politik di
berbagai negara memiliki ketua, kekuatan posisi bervariasi berdasarkan negara.

SUPREME LEADER (PEMIMPIN TERTINGGI)


Kim Jong Un juga melayani Korea Utara sebagai “pemimpin tertinggi” (Supreme
Leader).
Gelar ini juga digunakan di Iran, yakni ahbar-e mo’azzam (biasanya para Ayatollah—
ulama Usuli Twelver Syiah tingkat tinggi), di mana kepala negara melayani dalam
sistem politik negara bersama presiden.
STATE COUNSELLOR (PENASIHAT NEGARA)
Sebutan ini digunakan secara eksklusif di Myanmar. Penasihat Negara Myanmar
(kadang ditulis Pemimpin Negara) adalah kepala pemerintahan Myanmar, setara
dengan perdana menteri.

Baca juga: Jokowi Banjir Ucapan Selamat dari Pemimpin Dunia dan Media Asing
Jabatan Penasihat Negara mirip dengan jabatan Perdana Menteri karena
memungkinkan pemegang jabatan untuk bekerja di semua bidang pemerintahan dan
bertindak sebagai penghubung antara cabang eksekutif dan legislatif. Penasihat
Negara memiliki masa jabatan lima tahun, masa yang sama dengan masa jabatan
Presiden.

CHIEF MINISTER (KETUA MENTERI)


Ketua Menteri atau Chief Minister adalah kepala pemerintahan yang dipilih atau ditunjuk
—dalam banyak kasus—oleh entitas sub-nasional, misalnya subdivisi administratif atau
entitas konstituen federal. Contohnya termasuk negara (dan kadang-kadang wilayah
persatuan) di India, sebuah wilayah di Australia, di provinsi Sri Lanka atau Pakistan, di
provinsi federal di Nepal, di wilayah otonom Filipina, atau Wilayah Luar Negeri Inggris
yang telah membentuk pemerintahan sendiri.

Ketua Menteri juga digunakan sebagai versi bahasa Inggris dari nama jabatan yang
diberikan kepada para kepala pemerintahan negara-negara Melayu tanpa monarki.

Gelar ini memiliki konstruksi dan peran yang sama seperti perdana menteri, menteri
pertama (first minister) atau presiden menteri (minister-president) tetapi biasanya
dengan peringkat lebih rendah. Peran Ketua Menteri memiliki konteks dalam sistem
pemerintahan Westminster di mana kepala negara konstitusional (biasanya sub-
nasional) memberi perintah kepada  para menteri yang biasanya mengepalai
departemen pemerintah eksekutif (kementerian).
Seorang ketua menteri dipahami sebagai “yang paling tinggi di antara yang sederajat.”
Mereka akan menjadi kepala penasihat bagi kepala nominal negara mereka, ketua
kabinet dan pemimpin partai politik utama yang memerintah di legislatif.
Sumber: Artikel “World Leader Titles Around the World and What They Mean” di US
News oleh Megan Trimble; Wikipedia. Artikel ini telah mengalami pembaruan.
Keterangan foto utama: Para pemimpin negara berpose untuk foto keluarga di KTT
G20 di Buenos Aires. (Foto: Juan Mabromata/AFP via Getty Images)
SISTEM PEMERINTAHAN INGGRIS

Sebelum membahas tentang Sistem Pemerintahan Inggris terlebih dahulu kita harus tahu pengertian sistem
pemerintahan. Baca selengkapnya tentang>> pengertian sistem pemerintahan.
Negara Inggris(United Kingdom) merupakan negara kesatuan atau unitary state yang terdiri dari Skotlandia,
Wales, Inggris, dan Irlandia Utara yang memiliki bentuk pemerintahan monarki atau kerajaan. Inggris dikenal
sebagai ibu atau pencetus sistem pemerintahan parlementer (the mother of parliament) sebab Inggris lah yang
membuat sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat diterapkan dengan baik untuk pertama kali. Sistem
ini memeberikan hak kepada masyarakat untuk memilih wakilnya melalui pemilihan umum yang demokratis
untuk dapat mengatasi persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.

Kostitusi di inggris tidak tertulis(konvensi) dalam bentuk teks namun tersebar dalam bentuk pelbagai hukum,
peraturan, dan konvensi. Sistem Pemerintahan Inggris

Pemerintahan Inggris dijalankan oleh Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dibantu para menteri. Ratu
dan Raja Inggris hanyalah kepala negara yang berfungsi sebagai simbol kenegaraan(simbol kedaulatan,
keagungan dan persatuan negara).

Parlemen atau Dewan Perwakilan  terdiri dari dua ruang (bikameral), yakni House of Commons
& House of Lord. House of Commons atau disebut juga Majelis Rendah adalah badan
perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat di antara calon-calon partai
politik. House of Lord atau Mejelis Tinggi adalah perwakilan yang berisi para bangsawan
dengan berdasarkan warisan. House of Commons memiliki keuasaan yang lebih besar daripada
House of Lord. Inggris menerapkan Parliament Soverengnity, artinya kekuasaan yang sangat
besar pada diri parlemen.

Kabinet merupakan menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Kabinet tersebut yang
benar-benar melaksanakan roda pemerintahan. Anggota kabinet pada umumnya berasal dari
House of Commons. Perdana menteri merupakan pemimpin dari partai mayoritas di House of
Commons. Masa jabatan kabinet sangat tergantung pada kepercayaan dari House of Commons.
Parlemen memiliki kekuasaan membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.

Terdapat oposisi yang dijalankan oleh partai yang kalah dalam pemilu. Para pemimpin oposisisi
membuat semacam kabinet tandingan. Jika sewaktu-waktu kabinet runtuh, partai oposisi dapat
menggantikan penyelenggaraan pemerintahan. Sistem Pemerintahan negara Inggris

Inggris menggunakan sistem dwipartai. Di Inggris berdiri 2 partai yang saling bersaing dan
memerintah. Partai tersebut adalah Partai Buruh dan Partai Konservatif. Partai yang menang
dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai
yang kalah menjadi partai oposisi.
Badan Peradilan ditentukan oleh kabinet sehingga tak ada hakim yang dipilih. Meskipun
demikian, mereka melaksanakan peradilan yang adil(bebas dan tidak memihak), termasuk juga
memutuskan sengketa antara warga dengan pemerintah.

Inggris sebagai negara kesatuan menerapkan sistem desentralisasi. Kekuasaan pemerintah


daerah berada pada Council (dewan) yang dipilih oleh rakyat di daerah. Sekarang ini, Inggris
terbagi dalam tiga daerah, yaitu England, Wales dan Greater London
Monarki Britania Raya

Monarki Britania Raya, yang umumnya disebut sebagai monarki Inggris, adalah monarki


konstitusional Britania Raya, dependensi-dependensinya dan wilayah seberang lautnya.
Gelar penguasa monarkinya adalah "Raja" (bahasa Inggris: King, laki-laki) atau "Ratu" (bahasa
Inggris: Queen, perempuan). Penguasa monarki dan kepala negara saat ininya, Ratu Elizabeth II,
naik tahta saat kematian ayahnya, Raja George VI, pada 6 Februari 1952.
Penguasa monarki dan keluarga kandungnya memegang berbagai tugas resmi, seremonial,
diplomatik dan perwakilan. Karena monarkinya bersifat konstitusional, penguasa monarki terbatas
pada fungsi-fungsi nonpartisan seperti menganugerahi gelar kehormatan dan melantik Perdana
Menteri. Menurut tradisi, penguasa monarki merupakan ketua komandan Angkatan Bersenjata
Britania. Meskipun otoritas eksekutif mutlak resmi terhadap pemerintahan Britania Raya masih
dipegang dan melalui prerogatif kerajaan penguasa monarki, kekuasaan tersebut hanya digunakan
berdasarkan pada hukum-hukum yang dikeluarkan dalam Parlemen dan, dalam praktiknya,
dilakukan saat konvensi dan preseden.
Monarki Britania bermula dari kerajaan-kerajaan kecil Skotlandia pada awal Abad
Pertengahan dan Inggris Anglo-Saxon, yang terkonsolidasi dalam
kerajaan Inggris dan Skotlandia pada abad ke-10 Masehi. Pada 1066, penguasa monarki Anglo-
Saxon terakhir yang dimahkotai, Harold II, kalah dan tewas saat penaklukan Norman terhadap
Inggris dan monarki Inggris mengangkat pemimpin Norman yang menang, William sang Penakluk,
dan para keturunannya.
Dari 1080-an, kepemimpinan Wales Selatan dipegang oleh penerus keluarga-keluarga Norman
yang menikah dengan keluarga bangsawan Wales lainnya sampai tahta Inggris dengan beberapa
kepemimpinannya juga dipegang oleh Raja Inggris dalam haknya sendiri. Proses tersebut
diselesaikan pada abad ke-13 saat utara Wales, sebuah sebuah kepangeranan, menjadi
sebuah negara klien kerajaan Inggris, sementara Magna Carta memulai proses pengurangan
kekuasaan politik monarki Inggris.
Dari 1603, saat penguasa Skotlandia Raja James VI mewarisi tahta Inggris sebagai James I, baik
kerajaan Inggris maupun Skotlandia sama-sama dipegang oleh penguasa tunggal. Dari 1649
sampai 1660, tradisi monarki terpecah oleh Persemakmuran Inggris yang republikan, yang berujung
pada Peperangan Tiga Kerajaan. Undang-Undang Pemukiman 1701 mengecualikan umat Katolik
Roma, atau orang-orang yang menikah dengan orang Katolik, untuk memegang tahta Inggris. Pada
1707, kerajaan Inggris dan Skotlandia bergabung untuk membentuk Kerajaan Britania Raya, dan
pada 1801, Kerajaan Irlandia bergabung untuk membentuk Kerajaan Bersatu Britania Raya dan
Irlandia. Penguasa Inggris menjadi kepala nominasi dari seluruh Kekaisaran Britania, yang meliputi
seperempat permukaan bumi pada puncak kejayaannya pada 1921.
Pada 1920-an, lima dari enam orang Irlandia menginginkan agar Irlandia keluar dari Persatuan
tersebut sebagai Negara Bebas Irlandia, dan Deklarasi Balfour mengakui perubahan dominion-
dominion dari kekaisaran tersebut menjadi negara terpisah dan memerintah sendiri
dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Setelah Perang Dunia Kedua, sebagian besar koloni dan
wilayah persekutuan Inggris meraih kemerdekaan, yang secara efektif membuat kekaisaran tersebut
berakhir. George VI dan penerusnya, Elizabeth II, mengadopsi gelar Kepala
Persemakmuran sebagai lambang perhimpunan bebas dari negara-negara anggota independennya.
Britania Raya dan lima belas monarki Persemakmuran lainnya yang berbagi orang yang sama
sebagai penguasa monarki mereka disebut Wilayah Persemakmuran. Istilah Monarki
Inggris dan penguasa monarki Inggris masih digunakan untuk merujuk kepada lembaga dan
individual bersama tersebut; namun, setiap negara memiliki kedaulatan dan merdeka dari yang
lainnya, dan penguasa monarki memiliki gelar dan sebutan untuk setiap kerajaan.

Peran konstitusional[sunting | sunting sumber]


Dalam Konstitusi Britania Raya tak tertulis, penguasa monarki (juga disebut sebagai Penguasa
Berdaulat atau Yang Mulia (bahasa Inggris: "His/Her Majesty", disingkat H.M.)) adalah Kepala
Negara. Sumpah kesetiaan dibuat kepada penguasa monarki dan para penerus sahnya. [1] "Tuhan
Lindungi Ratu" (bahasa Inggris: "God Save the Queen") atau "Tuhan Lindungi Raja" (bahasa
Inggris: "God Save the King") adalah lagu kebangsaan Inggris,[2] dan penguasa monarki muncul
pada perangko-perangko, koin-koin dan uang-uang kertas.[3]
Penguasa Monarki mengambil sedikit bagian langsung dalam pemerintahan. Keputusan-keputusan
untuk memberikan kekuasaan berdaulat didelegasikan dari Penguasa Monarki, baik
oleh statuta atau oleh konvensi, kepada para Menteri atau para pejabat Mahkota, atau badan-badan
masyarakat lainnya, yang secara eksklusif dari pribadi Penguasa Monarki. Segala tindakan negara
dilakukan atas nama Mahkota, seperti Pelantikan Mahkota, [4] bahkan jika secara pribadi ditampilkan
oleh Penguasa Monarki, seperti Pidato Penguasa Monarki dan Pernyataan Pembuka Parlemen,
tergantung pada keputusan yang dibuat:

 Kekuasaan legislatif ditangani oleh Ratu dalam Parlemen, oleh dan dengan nasihat dan
perhatian dari Parlemen, Dewan Bangsawan dan Dewan Rakyat.
 Kekuasaan eksekutif ditangani oleh Pemerintah Yang Mulia, yang terdiri dari para Menteri,
terutama Perdana Menteri dan Kabinet, yang secara teknis menjadi komite Dewan Penasihat.
Mereka memegang pengarahan terhadap Angkatan Bersenjata Mahkota, Layanan Sipil, dan
Layanan Mahkota lainnya seperti Diplomatik dan Layanan Rahasia (Penguasa Monarki
menerima laporan intelijensi luar negeri tertentu sebelum Perdana Menteri juga menerimanya [5]).
 Kekuasaan yudisial dipegang oleh Yudisier, yang menurut konstitusi dan
statuta[6] memiliki kemerdekaan yudisial dari Pemerintah.
 Gereja Inggris, dimana Penguasa Monarki merupakan kepalanya, memiliki struktur legislatif,
yudisial dan eksekutifnya sendiri.
 Kekuasaan independen pemerintah secara sah diberikan kepada badan-badan masyarakat
lainnya menurut statua atau Statutory Instrument seperti Order in Council, Royal
Commission dan lain-lain.
Peran penguasa berdaulat sebagai penguasa monarki konstitusional kebanyakan terbatas pada
fungsi-fungsi nonpartisan, seperti memberikan penghargaan. Peran tersebut telah diakui sejak abad
ke-19. Pada 1867, penulis konstitusional Walter Bagehot mengidentifikasikan monarki tersebut
sebagai "bagian terdignifikasi" ketimbang "bagian efisien" dari pemerintah. [7]
Undang-Undang Hak Asasi 1689 menjelaskan kekuasaan pemerintahan penguasa monarki.

Melantik Perdana Menteri[sunting | sunting sumber]


Saat dibutuhkan, Penguasa Monarki bertugas untuk melantik seorang Perdana Menteri baru (yang
menurut konvensi memilih dan menentukan setaip Menteri Mahkota lainnya, dan bahkan memegang
dan mengendalikan pemerintahan). Menurut konvensi konstitusional tak tertulis, Penguasa
Berdaulat harus melantik seseorang yang memimpin dukungan Dewan Rakyat, biasanya pemimpin
partai atau koalisi yang mendapatkan mayoritas kursi dalam Dewan tersebut. Perdana Menteri
mengambil jabatan dengan menghadiri penguasa Monarki secara pribadi, dan setelah mencium
tangan, pelantikan tersebut menjadi sah tanpa peresmian atau instrumen lainnya. [8]
Dalam sebuah parlemen gantung dimana tak ada partai atau koalisi yang menjadi mayoritas,
penguasa monarki memiliki derajat tinggi dalam memilih orang untuk memimpin sebagian besar
dukungan, meskipun biasanya adalah pemimpin partai terbesar. [9][10] Sejak 1945, hanya ada dua
parlemen gantung. Yang pertama setelah pemilihan umum Februari 1974 saat Harold
Wilson diangkat menjadi Perdana Menteri setelah Edward Heath mundur pasca kegagalannya
membentuk koalisi. Meskipun Partai Buruh pimpinan Wilson tidak meraih suara mayoritas, mereka
merupakan partai terbesar. Yang kedua setelah pemilihan umum Mei 2010, dimana Partai
Konservatif (partai terbesar) dan Partai Liberal Demokrat (partai terbesar ketiga) sepakat untuk
membentuk pemerintahan koalisi pertama sejak Perang Dunia II.
Membubarkan Parlemen[sunting | sunting sumber]
Pada 1950, Sekretaris Pribadi Raja Sir Alan Lascelles, menulis menggunakan pseudonim pada
surat kabar The Times tentang konvensi konstitusional: menurut Prinsip-Prinsip Lascelles, jika
pemerintahan minoritas meminta untuk membubarkan Parlemen untuk seruan sebuah pemilihan
awal untuk memperkuat posisinya, penguasa monarki akan menolak, dan akan melakukannya di
bawah tiga kondisi. Saat Harold Wilson meminta pembubaran pada akhir 1974, Ratu meraih
permintaannya saat Heath gagal membentuk koalisi. Pemilihan yang dihasilkan membuat Wilson
meraih suara mayoritas kecil.[11] Penguasa monarki secara teori dapat melengserkan Perdana
Menteri, tetapi belakangan ini, masa jabatan Perdana Menteri baru berakhir saat ia kalah dalam
pemilihan, wafat atau menundurkan diri. Penguasa monarki terakhir yang melengserkan seorang
Perdana Menteri adalah William IV, yang melengserkan Lord Melbourne pada 1834.[12] Undang-
Undang Parlemen Masa Jabatan Sah 2011 menghapuskan otoritas penguasa monarki untuk
membubarkan Parlemen; UU tersebut secara khusus mempertahankan
kekuasaan prorogasi penguasa monarki, tetapi, yang merupakan sebauh fitur reguler dari kalender
parlementer.

Hak Istimewa Kerajaan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Hak istimewa kerajaan di Britania Raya

Beberapa otoritas eksekutif pemerintah secara teoretikal dan nominal dipegang Penguasa Berdaulat
dan dikenal sebagai hak istimewa kerajaan. Penguasa monarki bertindak selaras dengan konvensi
dan preseden, yang hanya dapat memakai hak istimewa atas nasihat para menteri yang
bertanggung jawab kepada Parlemen, sering kali melalui Perdana Menteri atau Dewan Penasihat.
[13]
 Dalam prakteknya, kekuasaan hak istimewa hanya dilakukan atas nasihat Perdana Menteri –
Perdana Menteri, dan bukannya Penguasa Berdaulat, yang memiliki kontrol. Penguasa monarki
memperhatikan Perdana Menteri setiap minggu. Tak ada catatan perhatian tersebut yang diambil
dan prosesnya masih disembunyi-sembunyikan secara bulat. [14] Penguasa monarki dapat
mengeluarkan pandangannya, tetapi, sebagai pemimpin konstitusional, harus secara mutlak
menerima keputusan-keputusan Perdana Menteri dan Kabinet (yang menyediakan mereka
komando dukungan Dewan). Dalam pernyataan Bagehot: "Di bawah monarki konstitusional,
Penguasa Berdaulat memiliki ... tiga hak – hak untuk berkonsultasi, hak untuk membujuk, hak untuk
memperingatkan."[15]
Meskipun Hak Istimewa Kerajaan bersifat ekstensif dan persetujuan parlementer tak secara resmi
diharuskan untuk penggunaannya, hak tersebut bersifat terbatas. Beberapa hak istimewa Mahkota
tak digunakan atau secara permanen dialihkan ke Parlementer. Contohnya, penguasa monarki tak
dapat mencanangkan dan mengumpulkan pajak-pajak baru; tindakan semacam itu berada di bawah
naungan Undang-Undang Parlementer. Menurut laporan parlementer, "Mahkota tak dapat diberi
kuasa-kuasa hak istimewa baru", dan Parlemen dapat mencabut kekuasaan hak istimewa apapun
menurut pengesahan legislasi. [16]
Hak Istimewa Kerajaan meliputi kuasa untuk melantik dan melengserkan menteri-menteri,
meregulasikan layanan sipil, mengeluarkan paspor, mendeklarasikan perang, membuat
perdamaian, mengarahkan tindakan militer, dan menegosiasikan dan meratifikasikan traktat, aliansi
dan perjanjian internasional. Namun, sebuah traktat tak dapat langsung dimasukkan pada hukum-
hukum domestik Britania Raya; Undang-Undang Parlemen dibutuhkan dalam kasus semacam itu.
Penguasa monarki merupakan kepala komandan Angkatan Bersenjata (Angkatan Laut Kerajaan
Inggris, Angkatan Darat Kerajaan Inggris, dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris),
mengakreditasikan Komisioner-Komisioner Tinggi dan duta-duta besar Inggris, dan menerima
diplomat-diplomat dari negara-negara asing.[16]
Ini merupakan hak istimewa penguasa monarki untuk memanggil dan mengundurkan Parlemen.
Setiap sesi parlementer dimulai dengan panggilan penguasa monarki. Sesi parlementer baru
ditandai dengan Pernyataan Pembuka Parlemen, dimana penguasa berdaulat membacakan Pidato
dari tahta di Ruang Dewan Bangsawan, menjelaskan agenda legislatif Pemerintah. [17] Prorogasi
biasanya diadakan sekitar setahun setelah sebuah sesi dimulai, dan secara resmi mengesahkan
sesi tersebut.[18] Pembubaran mengakhiri masa jabatan parlementer, dan disusul oleh pemilihan
umum untuk seluruh kursi dalam Dewan Rakyat. Pemilihan umum biasanya diadakan lima tahun
setelah pemilihan sebelumnya berdasarkan pada Undang-Undang Parlemen Masa Jabatan Sah
2011, tetapi dapat dimajukan jika Perdana Menteri kurang diandalkan, atau jika dua pertiga anggota
Dewan Rakyat memilih untuk mengadakan pemilihan awal.
Sebelum undang-undang yang disahkan oleh Dewan-Dewan dapat menjadi hukum, pengesahan
kerajaan (persetujuan penguasa monarki) disyaratkan. [19] Dalam teorinya, pengesahan dapat
diberikan (menjadikannya hukum undang-undang) atau ditolak (memakai hak veto terhadap
undang-undang), tetapi sejak pengesahan 1707, pengesahan selalu diberikan. [20]
Penguasa monarki memiliki hubungan yang sama dengan pemerintahan terdevolusi Skotlandia,
Wales, dan Irlandia Utara. Pemimpin berdaulat melantik Menteri Pertama Skotlandia atas
nominasi Parlemen Skotlandia,[21] dan Menteri Pertama Wales atas nominasi Majelis Nasional
Wales.[22] Dalam hal Skotlandia, penguasa berdaulat bertindak atas nasihat Pemerintah Skotlandia.
Namun, karena devolusi sangat terbatas di Wales, dalam hal Wales, Penguasa berdaulat bertindak
atas nasihat Perdana Menteri dan Kabinet Britania Raya. Penguasa Berdaulat dapat menolak
hukum apapun yang disahkan oleh Majelis Irlandia Utara, jika dianggap tak konstitusional
oleh Sekretaris Negara Irlandia Utara.[23]
Penguasa berdaulat dianggap menjadi "tulang punggung keadilan"; meskipun penguasa berdaulat
tak secara pribadi memerintah dalam kasus-kasus yudisial, fungsi-fungsi yudisial ditampilkan atas
namanya. Selain itu, penerapan dilakukan atas perantara penguasa monarki, dan para anggota
pemerintahan mendapatkan otoritas mereka dari Mahkota. Hukum umum menyatakan bahwa
penguasa berdaulat "tidak dapat salah"; penguasa monarki tidak dapat diadili atas dakwaan-
dakwaan kejahatan. Undang-Undang Pemprosesan Mahkota 1947 mengijinkan penegakan sipil
terhadap Mahkota dalam kapasitas publiknya (yang merupakan penegakan melawan
pemerintahan), tetapi bukan penegakan melawan penguasa monarki secara pribadi. Penguasa
Berdaulat memegang "hak kasih istimewa", yang digunakan untuk melindungi para terdakwa atau
meringankan hukuman.[13][16]
Penguasa monarki adalah "tulang punggung kehormatan", sumber dari seluruh penghormatan dan
dignitas di Britania Raya. Mahkota membuat seluruh gelar kehormatan, melantik para anggota ordo-
ordo kekesatriaan, memberikan gelar kestria dan menganugerahi penghargaan lainnya. [24] Meskipun
gelar-gelar kehormatan dan kebanyakan penghargaan lainnya diberikan atas nasihat Perdana
Menteri, beberapa penghargaan merupakan hadiah pribadi penguasa berdaulat, dan tidak diberikan
atas nasihat kementerian. Penguasa monarki sendiri melantiki para anggota Order of the
Garter, Order of the Thistle, Royal Victorian Order dan Order of Merit.[25]
Perdana menteri

Perdana menteri adalah ketua menteri[1] atau seseorang yang mengepalai sebuah kabinet pada


sebuah negara dengan sistem parlementer. Biasanya dijabat oleh seorang politikus, walaupun di
beberapa negara, perdana menteri dijabat oleh militer. Dalam banyak sistem, perdana menteri
berhak memilih dan memberhentikan anggota kabinetnya, dan memberikan alokasi jabatan tersebut
ke orang yang dipilihnya, baik itu karena kesamaan partai maupun faksi politik.
Jabatan yang setara dengan Perdana Menteri yakni Presiden Dewan Menteri, Presiden
Pemerintahan, Menteri Pertama, Ketua Menteri, Kanselir, Premier, Taoiseach, Menteri Negara,
Sekretaris Negara atau Ulu. Beberapa sebutan kuno seperti Wazir Agung dan Mahapatih juga
disetarakan seperti Perdana Menteri.

Perdana Menteri di Indonesia


Indonesia pernah mengalami adanya jabatan perdana menteri, dimulai sejak Kabinet Sjahrir I yang
diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 14 November 1945, dan diakhiri oleh Kabinet
Djuanda pada tanggal 10 Juli 1959 yang dipimpin oleh Djuanda Kartawidjaja dengan
keluarnya Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk, semua sistem pemerintahan serta


birokrasi di Kerajaan Majapahit berjalan dengan teratur sesuai dengan yang telah
ditentukan. Sistem Birokrasi di Majapahit kala itu antara lain:
 Raja yang memimpin di kerajaan masa itu dianggap penjelmaan dewa oleh
masyarakat dan mempunyai hak tertinggi dalam kerajaan.
 Rakryan Mahamantri Kartini biasanya akan di jabat oleh putra-putra raja.
 Dharmadyaksa merupakan pejabat hukum di pemerintahan kerajaan.
 Dharmaupattati yaitu pejabat dibidang keagamaan dalam kerajaan.
Selain itu pembagian wilayah di dalam Kerajaan Majapahit juga dilakukan dengan
teratur yang disusun oleh Hayam Wuruk. Adapun pembagiannya yaitu:
 Bhumi, yaitu kerajaan dengan raja sebagai pemimpinnya.
 Negara, yaitu setingkat dengan propinsi dengan pemimpinnya adalah raja
atau natha yang juga sering disebut dengan bhre.
 Watek, yaitu setingkat dengan kabupaten yang dipimpin oleh Wiyasa.
 Kuwu, yaitu setingkat dengan kelurahan yang pemimpinannya bernama
lurah.
 Wanua, yaitu setingkat dengan desa yang dipimpin oleh Thani.
 Kabuyutan, yaitu setingkat dengan dusun atau tempat-tempat sakral.
Raja raja Kerajaan Majapahit

majapahit1478.blogspot.com

Dalam sejarah Kerajaan Majapahit ada beberapa raja yang pernah memimpin di
Majapahit, di antaranya yaitu:

Anda mungkin juga menyukai