Anda di halaman 1dari 17

Antiemetik

Fathia Rizki
Fisiologi mual muntah

Mual merupaan perasaan yang diakui secara sadar tentang terjadinya eksitasi pada
usat muntah di dalam medula oblonata , gerakan kompleks untuk mengeluarkan isi
usus .

Biasanya mual muntah diserai dengan seksresi saliva, persiprasi, pucat, penurunan
tekanan darah, takikardi. Untuk engelurakan isi lambung, esofagus bagian bawah
dan lambung bagian tas harus mengadakan relaksasi duodenum dan lambung atas
berkontraksi.
Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan
dalam penatalaksanaan mual dan muntah.
Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara:
• mengurangi hiperaktifitas refleks muntah; secara
lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap
stimulus yang dikirim ke medula guna memicu
terjadinya muntah, atau secara sentral,
• untuk menghambat CTZ (chemo reseptor trigger
one) yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan
I. Pengertian Anti emetik
dengan pusat muntah
Tujuan pemberian antiemetik

Mabuk jalan (motion sickness) disebabkan oleh pergerakan


kendaraan darat, laut maupun udara dengan akibat stimulasi
berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat
muntah melalui chemo reseptor trigger one (CTZ).

Mabuk kehamilan (morning sickness) Pada kasus ringan


sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk pada janin,
sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan
antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang
dikombinasikan dengan vitamin B6, penggunaannya
sebaiknya dibawah pengawasan dokter.

Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu,


seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat
sitostatika.
Prognosa
• Dehidrasi
• Gangguan keseimbangan elektrolit
• Pembetukan keton
• Gangguan pada pemberian obat oral
• Risiko aspirasi muntahan
• Risiko hipotensi
• Distres psikologis
• Malnutrisi, karies dentis
Emesis pada kehamilan dini
• Pada kehamilan dini, mual muntah sangat sering terjadi bahkan
meiliki peranan fisiologis karena peningkatan hormon estrogen dan
stimulasi hormon HCG. Namun sebelum pemberian antiemetik
perlu diperhatikan keadaan berikut:
• Pertimbangan pemberian zat besi
• Istiraha dan pemberian makanan karbo sederhana seperti; biskuit
atau serael
• Makan tanpa bumbu berlebihan
• Mengkonsumsi buah dan cairan tidak dilakukan bersamaan
• Tidak makan terlambat brlemak, dan berminyak
• Pemberian pipermin (permen pedas)
• Akupresure (hanya mengatasi mual, tidak muntah
Penatalaksanaan farmakologis pada
1. Jika gejala mual pada kehamilan tidak
kunjung membaik dengan melakukan
modifikasi diet dan atau menghindari
pencetus, saat itulah obat-obatan golongan
antiemetik mulai bisa digunakan Antiemetik
lini pertama untuk mengobati mual muntah
dalam kehamilan adalah suplemen jahe
dan suplemen B6
Piridoksin
Dosis piridoksin oral yang direkemendasikan
adalah 10 sampai 25 mg setiap 6 sampai 8 jam
dengan dosis maksimum untuk perempuan
hamil yakni 200mg/hari

Anvonmer B6, Mediamer B6, Pregvomit, Provomer,


Pyramer, Vomil
2.
• Obat lini kedua yang dapat diberikan berupa
antihistamin (antagonis H1) selain doksilamin.
Mempertimbangkan alasan keamanan untuk
janin, obat yang direkomendasikan yakni
difenhidramin, meklizin, dan dimenhidrinat,
hidroksizin,
3. Antagonis dopamin
Obat golongan ini yang
direkomendasikan untuk pasien
Kategori keamanan pada
dengan mual muntah pada
kehamilan untuk metoklopramid,
kehamilan adalah
prometazin, dan droperidol
metoklopramid, fenotiazin
berturut-turut adalah B, C.
(prometazin dan proklorperazin),
dan butirofenon (droperidol).

Dosis metokopramid yang dipakai


Oleh karena itu, atas dasar
yakni 10 mg, dapat diberikan
keamanan pada kehamilan, obat
secara oral, IV, atau IM (idealnya
yang paling sering digunakan dari
diberikan 30 menit sebelum
golongan ini adalah
makan dan saat akan tidur) setiap
metoklopramid.
6 sampai 8 jam per hari.
Cara kerja
• Mengurangi emesis
• Mengubah mitilitas gastrointestinal
• Meningatkan prdouksi prolatin
• Mensupresi gejala skizoprenia
Efek samping
• Traktus gastroinstestinal
• Depresi SSP__> menekan fungsi batang otak
4. Antagonis serotonin (5-HT3)
Obat golongan ini yang bisa dipakai untuk mual dan muntah pada kehamilan
yakni ondansetron, granisetron, dan dolasetron.

Ondansetron adalah obat yang paling umum digunakan dari golongan ini.
Ondansetron memiliki kategori keamanan B pada kehamilan.

Dosis ondansetron yang dipakai yakni 4 mg, dapat diberikan secara oral
setiap 8 jam sesuai kebutuhan atau dpaat juga diberikan secara IV
dengan injeksi secara bolus setiap 8 jam sesuai kebutuhan.

Sakit kepala, kelelahan, konstipasi, dan mengantuk adalah efek samping


yang paling sering terjadi.

Ondansetron juga dapat menyebabkan pemanjangan interval QT, khususnya pada


pasien-pasien dengan faktor risiko aritmia (riwayat pemanjangan interval QT
sebelumnya, hipokalemia atau hipomagnesemia, gagal jantung, pemberian obat
bersamaan dengan obat yang menyebabkan perpanjangan interval QT, dan penggunaan
dosis ondansetron intravena multipel). EKG dan pengawasan elektrolit
direkomendasikan pada pasien tersebut
Dalam menangani pasien dengan mual muntah pada kehamilan di layanan
primer, sebenarnya Indonesia juga sudah memiliki protokol tersendiri.
Protokol tersebut dapat dilihat di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.5
Tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer.[6] Adapun terapi farmakologis yang terdapat pada
protokol tersebut:

• H2 Blocker
• Piridoksin 10 mg per oral tiap 8 jam
• Antiemetik IV
• Cairan IV sesuai derajat dehidrasi
• Suplemen multivitamin (B kompleks) IV
Dalam dosis apakah Ondansetron tersedia?

Tablet 4 mg; 8 mg
Cairan
Injeksi
• OBAT YANG TELAH BANYAK DIGUNAKAN OLEH

A WANITA HAMIL, TANPA DISERTAI KENAIKAN


FREKUENSI MALFORMASI JANIN ATAU PENGARUH
BURUK

B • PENGGUNAAN OBAT MASIH TERBATAS, TAPI TIDAK


TERBUKTI ADA PENGARUH BURUK PADA JANIN

C • PBAT DAPAT BERPENGARUH BURUK PADA JAIN TANPA


DISERTAI MALFORMASI ANATOMI, SEMATA-MATA
KARENA EFEK OBAT UMUMNYA BERSIFAT REVERSIBLE

D
• 0BAT TERBUKTI MENYEBABKAN MENINGKATKANYA
MALFORMASI JANIN, BERSIFAT IRREBERSIBEL
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai