Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR DETERMINAN TURUNNYA BERAT BADAN IBU

POSTPARTUM DI RSUD SALEWANGANG KABUPATEN MAROS

DETERMINANT FACTORS OF WEIGHT LOSS POSTPARTUM IN


SALEWANGANG HOSPITAL MAROS

Mardiyah Mustary1, Buraerah2,Mardiah Tahir 3

1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Maros,
2
Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasnauddin,
3
Bagian PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasnanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi :

Mardiyah Mustary
Jalan Manggong DM No. 12
Kabupaten Maros
HP : 085299723811
Email : dyatry@gmail.com
ABSTRAK

Normalnya setelah melahirkan ibu akan kehilangan berat badannya 5-11 kg. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI, faktor genetik dan lingkungan sosial
dengan berat badan ib postpartum. Desain Penelitian adalah “Crossectional Study” dengan unit observasi
ibu hamil dan melahirkan, sejumlah 140 orang, diambil secara Simple random sampling. Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi linear
berganda logistik.Hasil penelitian menunjukkan prevalensi variabel ( aktifitas fisik 58,6%, pola makan
60,7%, Pemberian ASI 55,7%, faktor genetik ibu 47,1%, lingkungan sosial ibu 47,9%). Hasil analisis
bivariat dan regresi logistik menemukan 4 variabel (Aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI dan faktor
genetik) memberikan nilai p < 0,05 dengan CI 95% terhadap perubahan berat badan ibu postpartum
sehingga dari semua determinan yang diteliti, empat diantaranya (aktifitas fisik, pola makan, pemberian
ASI, faktor genetik ibu) secara konsisten (bivariat dan regresi logistik) memberikan memiliki hubungan
dengan perubahan berat badan ibu postpartum. Variabel yang paling berhubungan pada uji multivariat
adalah aktifitas fisik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik memberikan pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan faktor determinan lainnya.

Kata Kunci : Berat badan, aktifitas, ASI, genetik

ABSTRACT

Naturally afer bear a child women body weight will be descend in 5-11 kg. This research abaout
determinants factors change of weight postpartum are to know relationship with physical activity, diet,
breast feeding, genetic factors, and social factors of mother. Methods are using is crosscectional study
with observasi unit is women pregnant and postpartum were get by simple random sampling 140 women.
Data sampling analysis by univariate, bivariate using chi square test and multivariate analysis by linear
regretion double logistic. Results from this study show variable prevalence (physical activity=58,6%,
diet=60,7%, breast feeding=55,7%, genetic factors =47,1% and social factors =47,9 5). Research using by
bivariate analysis and logistic regretion show four variable (physictial acticity, diet, breast feeding, and
genetic factors) show p < 0,05 with CI 95% to change of weight postpartum so from this research can get
conclution from all determinants there are four variables have correlation with weight change postpartum
by consistent using bivariate logistic regretion and from multivariate analisys showed physical activity is
variable have more correlation than another variable. From this research can get conclution is pyisical
activity have more contribution than another variable in loss weigth postpartum.

Keyword: Weight , activity, breast feeding, genetic


PENDAHULUAN

Perubahan berat badan pada ibu postpartum merupakan salah satu hal yang dapat
menyebabkan masalah bagi ibu postpartum, hal ini dapat memicu menetapnya kelebihan berat
badan pada ibu setelah melahirkan, karena pada priode kehamilan terjadi penambahan berat
badan yang kemudian akan berkurang setelah bayi dilahirkan, namun pada beberapa ibu
kelebihan berat badan saat kehamilan tersebut menetap sehingga dapat menyebabkan terjadinya
obesitas atau sebaliknya terjadi penurunan berat badan pada ibu postpartum yang terus menerus
karena adanya aktifitas yang bertambah setelah melahirkan sehingga hal tersebut dapat menjadi
pemicu munculnya penyakit.
Kepentingan mendasar dari penelitian tentang pengaruh berat badan ibu postpartum ini
didasarkan pada konsekwensi yang akan terjadi berupa peningkatan berat badan ibu yang
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang kemudian memicu munculnya penyakit-
penyakit degeratif seperti Diabetes Militus, hipertensi, kardiovaskuler atau sebaliknya adanya
penurunan berat badan ibu yang sangat besar karena ada perubahan aktifitasnnya setelah
melahirkan sehingga memicu munculnya gangguan stress setelah persalinan (Barbara A., 2008).
Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di Kawasan Asia Pasifik,
sebagai contoh 20,5% dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan 1,5% tergolong
obesitas. Di Thailand 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas.
Didaerah perkotaan Cina prevalensi overweight adalah 12% pada laki-laki dan 14,4% pada
perempuan, sedang didaerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan
masing-masing adalah 5,3% dan 9,8% (Katie et al, 2010).
Menurut Ellen dkk (2011), pada saat kehamilan sampai satu tahun setelah melahirkan
berat badan ibu dapat bertambah rata-rata 0,5 kg- 5 kg. Pada sekitar 12 – 25% berat badannya
dapat menetap sampai 5 kg atau lebih setelah melahirkan, hal inilah yang menyebakan terjadinya
obesitas pada ibu postpartum, sehingga hal ini yang kemudian mendasari dilakukannya
penelitian ini untuk melihat bagaimana perubahan berat badan ibu postpartum khususnya di
wilayah Rumah Sakit Salewangang Kabupaten Maros.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret sampai 14 Mei 2013 di Rumah Sakit
Salewangang Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan merupakan rumah sakit milik
pemerintah.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua ibu yang melakukan persalinan dan di rawat di Rumah Sakit
Salewangang Kabupaten Maros mulai dari bulan Maret sampai Mei 2013. Sampel penelitian
yang diambil adalah yang memenuhi kriteria dari tujuan penelitian yang dilakukan sebanyak
140 responden.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross
sectional. Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang
termuat dalam judul penelitian.
Instrumen Penelitian
Pengumpula data primer dan sekunder menggunakan register status pasien di bagian
Rekam Medik RSU Salewangang Kabupaten Maros 2013 dan dengan menggunakan instrument
penelitian berupa kuesioner.
Metode pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh menggunakan data sekunder yakni kartu status pada
bagian Rekam 4edic di RSU Salewangang Kabupaten Maros dan data primer dengan
mengunjungi rumah responden dan mengisi koesioner yang sudah disiapkan. Pengolahan dengan
SPSS 20.0 dan tahap-tahap sebagai berikut : (a).Editing , Coding , Cleaning Data, Analisa Data
dan Penyajian Data.
Analisis Data
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum masalah penelitian
dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam variabel ini. Analisis
bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dependen dan variabel independen.
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan dan besarnya hubungan variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi
logistic. Variabel yang dianalisis multivariate adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25
dalam analisis bivariat (Nursalam, 2008).

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 menunjukkan bahwa umur responden paling banyak pada kelompok umur 22-27
tahun sebanyak 51 orang (35,5%). Paling sedikit pada umur dibawah 22 tahun sebesar 21 orang
(15,2%). Dilakukan matching terhadap umur sampel yaitu pada ibu bersalin dengan
preeklampsia sebagai kasus dan ibu yang melahirkan normal sebagi kontrol. Responden dengan
tingkat pendidikan paling banyak pada pendidikan Diploma/Sarjana yaitu sebanyak 53 orang
(37,9%) pada tingkat pendidikan SMU sebanyak 52 orang (37,1%%). Paling sedikit pada tingkat
pendidikan SD yaitu sebesar 12 0rang (8,6%). Responden yang bekerja pada kasus dan kontrol
paling banyak bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 66 orang (47,1%) (89,5%).
Paling sedikit responden bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 15 orang (10,7%).
Analisis Faktor Determinan terhadap perubahan berat badan ibu postpartum
Dimaksudkan untuk melihat hubungan antara perubahan berat badan ibu postpartum
dengan aktifitas fisik, pola makan ibu, pemberian ASI, faktor genetik dan faktor lingkungan
sosial tabel 2 memperlihatkan adanya perubahan berat badan pada ibu postpartum yang memiliki
aktifitas fisik cukup sebanyak 87,8% sedangkan ibu dengan aktifitas fisik yang kurang hanya
mengalami perubahan berat badan sebesar 55,2% dengan nilai p = 0,000 yang berarti ada
hubungan antara aktifitas fisik dengan perubahan berat badan ibu postpartum.
Faktor pola makan juga menunjukkan hubungan terhadap perubahan berat badan ibu
postpartum dimana ibu yang mengalami perubahan berat badan dengan pola makan yang baik
sebanyak 81,2% mengalami perubahan berat badan sedangkan ibu yang memiliki pola makan
yang berlebih hanya mengalami perubahan berat badan sebanyak 63,6% dengan nilai p= 0,020
(tabel 2) sehingga dapat disimpulakn bahwa pola makan memilki hubungan dengan perubahan
berat badan ibu postpartum.
Tabel 2 juga menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan perubahan
berat badan ibu postpartum dimana nilai yang diperoleh sebesar 85,9% ibu yang memberikan
ASI mengalami perubahan berat badan sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI hanya
mengalami perubahan berat badan sebesar 59,7% dengan nilai p=0,000 sehingga ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI dengan perubahan berat badan ibu
postpartum demikian hal juga dengan faktor genetik ibu dimana ibu yang memiliki tidak
keluarga yang gemuk akan mengalami perubahan berat badan yang lebih baik dibanding dengan
ibu yang memiliki keluarga yang gemuk yaitu didapatkan 89,4% ibu mengalami perubahan berat
badan bagi ibu yang tidak memiliki keluarga yang gemuk. Sedangkan dari faktor lingkungan
sosial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan peneurunan berat badan ibu
postpartum dimana ibu yang tidak menunjukkan pngaruh pada lingkungan sosialnya sebanyak
80,0% ibu dengan nilai p=0,065.
Analisis Regressi logistik berganda
Dimaksudkan untuk menilai besarnya risiko secara simultan dari beberapa faktor
determinan (aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI, faktor genetik, faktor lingkungan sosial),
juga untuk melihat variabel independen mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
perubahan berat badan ibu postpartum.
Tabel 3 menunjukkan variabel aktifitas fisik merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap perubahan berat badan ibu postpartum dengan nilai p = 0,003 dan nilai OR= 1,6 diikuti
dengan faktor genetik dengan nilai p = 0,008 dan nilai OR = 3,7. Dari tabel ini juga
menunjukkan bahwa aria ke empat variabel yang diuji secara simultan hanya tiga variabel yang
memberikan nilai signifikan secara konsisten.

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan aktifitas yang cukup
sebanyak 82 orang dan mengalami perubahan berat badan sebanyak 72 orang ( 87,8%)
sedangkan yang tidak megalami perubahan berat badan hanya sebanyak 10 responden (12,2%).
Sedangkan jumlah responden yang memiliki aktifitas ringan sebanyak 58 responden dan yang
mengalami perubahan berat badan sebanyak 32 orang (55,2%) dan 26 orang (44,8%) tidak
mengalami perubahan berat badan. Hasil analisis hubungan dengan uji statistik Pearson chi
square nilai p sebesar 0.000 ( p< 0,05) dengan besar konstribusi 36,8% yang dinilai melalui uji
phi. Hasil uji tersebut konsisten dengan hasil uji multivariat yang menggunakan uji logistik
regresi dengan metode stepwise yang memberikan nilai p = 0,003 dengan besar resiko (OR)
3,992 CI 95%, yang berarti ada hubungan antara aktifitas fisik dengan perubahan berat badan
ibu postpartum.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hong J, et al (2012),
dimana adanya aktifitas fisik yang cukup pada ibu postpartum akan membantu penurunan berat
badan ibu kembali ke berat badan normal seperti sebelum melahirkan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan antara aktifitas fisik
ibu dengan perubahan berat badan ibu postpartum.
Pola makan ibu setelah melahirkanpun menjadi salah satu faktor yang dapat memicu
berubahnya berat badan ibu setelah melahirkan. Ibu yang telah melahirkan cenderung bertambah
pola makannya, dimana meningkatnya pola makan ibu ini jika tidak diimbangi dengan aktifitas
fisik yang cukup maka akan memicu bertambahnya berat badan ibu. Namun disisi lain ada
sebagian ibu yang pola makannya justru menurun setelah melahirkan hal disebabkan karena
beberapa faktor diantaranya stress, kelelahan yang lebih sering dialami oleh ibu dengan
primapara, karena mereka mengurus bayi merupakan pengalaman pertama hal ini memicu
turunnya berat badan ibu melebihi berat badannya sebelum melahirkan (Azadeh S.,et al,2010).
Hasil penelitian diperoleh ibu dengan pola makan yang baik sebanyak 85 responden
yang mengalami perubahan berat badan sebanyak 69 orang (81,2%), sedangkan yang tidak
mengalami perubahan berat badan sebanyak 16 orang (18,8%). Untuk ibu yang memiliki pola
makan berlebih sebanyak 55 responden dimana yang mengalami perubahan berat badan 35 orang
(63,6%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan berat badan sebanyak 20 orang (36,4%).
Besarnya konstribusi pola makan yaitu 8,2% sedangkan besar resiko (OR) adalah 1,213
C.I 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keller C (2008)
yang menyatakan ada hubungan antara pola makan ibu dengan perubahan berat badan ibu
dengan odds ratio yaitu sebesar 2,6 yang artinya ibu yang asupan makananya kurang berpeluang
2,6 kali mengalami perubahan berat badan dibandingkan dengan ibu yang asupan makanannya
berlebih.
Ibu yang memberikan ASI kepada anaknya akan memiliki peluang yang lebih besar
untuk kembali menormalkan berat badannya seperti sebelum hamil, karena pemberian ASI
kepada bayi membutuhkan kalori yang lebih sama seperti malakukan aktifitas fisik (Indriati MT.,
2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 78 responden yang menyusui bayinya
terdapat 67 orang (85,9%) yang mengalami perubahan berat badan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinela P (2011) yang
mendapatkan hasil yang signifikan antara ibu yang menyusui dengan perubahan berat badan ibu
dimana diperoleh nilai p 0,0021 dengan beda mean 2,57 artinya ibu yang menyusui anaknya
akan berpeluang kehilangan berat badannya sebesar 2,57 kg.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hatsu dkk (2007)
dalam penelitiannya yang meyatakan bahwa bagi ibu yang memberikan ASI akan menyebabkan
ibu berkurang berat badannya lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI
kepada bayinya diawal priode postpartum.
Faktor genetik merupakan salah satu faktor penentu perubahan berat badan ibu
postpartum, ibu yang memiliki faktor genetik gemuk dari keluarganya akan cenderung sulit
untuk menurunkan berat badannya (Helen S.,et al,2012). Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 74 responden yang memiliki faktor genetik gemuk terdapat 45 orang (60,8%) yang
mengalami perubahan berat badan dan 29 orang (39,2%) yang tidak mengalami perubahan berat
badan. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang
menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara faktor genetik ibu dengan berat badan ibu
postpartum dimana nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 2,08 yang artinya ibu yang tidak
mempunyai faktor genetik gemuk akan memperoleh peluang 2,08 kali penurunan berat badannya
dibanding dengan ibu yang memiliki faktor genetik gemuk.
Bagi ibu postpartum yang memiliki lingkungan sosial yang lebih baik biasanya ibu akan
cenderung memperhatikan perubahan berat badannya sehingga ibu yang memiliki aktifitas diluar
rumah akan memperhatikan penampilannya terutama dari segi berat badannya (Sumanto
A.,2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 67 responden yang lingkungan sosialnya
berpengaruh 45 orang (67,2%) mengalami perubahan berat badan dan 22 orang (32,8%) tidak
mengalami perubahan berat badan Hasil uji statistik (Pearson chi square) diperoleh nilai p
sebesar 0,065 ( p > 0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial
dengan perubahan berat badan ibu postpartum walaupn demikian faktor lingkungan sosial ini
memberikan konstribusi sebesar 15,6% C.I 95% yang diperoleh dari hasil analisis.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace C (2010) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara lingkungan sosial seseorang dengan perubahan berat
badan postpartum.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian tentang faktor determinan (Aktifitas fisik, Pola makan, Pemberian ASI,
Faktor genetik dan Faktor lingkungan sosial) terhadap perubahan berat badan ibu postpartum di
Rumah Sakit Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2013 dapat ditarik kesimpulan bahwa
aktifitas fisik, pola makan, pemberian ASI dan faktor genetik mempengaruhi perubahan berat
badan ibu postpartum sedangkan faktor lingkungan sosial tidak memberikan pengaruh terhadap
perubahan berat badan ibu postpartum.Dari hasil analisis multivariat faktor aktifitas fisik
memberikan pengaruh yang terbesar dibandingkan dengan faktor yang lain.
Melihat dari hasil penelitian ini bahwa pemberian ASI mempengaruhi perubahan berat
badan ibu postpartum, maka diharapkan kepada petugas kesehatan memberikan penyuluhan
mengenai pentingnya pemberian ASI baik bagi bayi maupun bagi ibunya sendiri. Masih banyak
faktor lain yang berhubungan dengan perubahan berat badan ibu postpartum, olehnya itu
diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti sejauh mana faktor yang tidak diteliti pada
penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan berat badan ibu postpartum.

DAFTAR PUSTAKA
Azadeh S.et al. (2010). A prospective study of the effect of delivery type on neonatal weight gain
pattern in exclusively breastfed neonates born in shiraz. Iran
Barbara, Abrams.(2005). Postpartum Maternal Weight Change: Implication for Military Women,
Universitas of California at Barkeley. Amerika
Ellen , Althuizen; Mireille , Poppel. (2011). Postpartum behavior as predictor of weight change
from before pregnancy to one year postpartum. Biomed Central Public Health.
Amsterdam
Grace, Carol. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi peneurunan berat badan ibu
postpartum. Universitas Indonesia. Jakarta
Helen, Skoutreries et al. (2012). Protocol for randomized controlled trial of specialized health
coaching intervention to prevent excessive gestational weight gain and postpartum
weight retention in women. the HIPP study Australia
Hong ,Jiang; Xu ,Qian et al. (2012). Can physical activity reduce excerssive gestational weight
gain? Finding from a Chinese urban pregnan women cohort study. Internasional Journal
of behavior nutrition and physical activity. China
Hatsu,Mc.Dougald.DM; Anderson, AK. (2008). Effect of infant feeding on maternal body
composition. Australia
Indriati, MT. (2009). Lansing dan Sehat setelah Melahirkan ala Selebriti. Genius Publisher.
Yogyakarta
Katie, Foxcroft et al.(2010). Exercise in obese pregnant women: The role of social
faktor.lifestyle and pregnancy symptoms. Australia.
Keller,C et al (2008). Intervention for weight management in postpartum women, The
Assosiation of women’s Health, Obstetric, and Neonatal Nurses. Amerika
Rinela, Padmawati. (2011). Pengaruh Menyusui terhadap retensi postpartum di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Kasambi Cirebon. Yogyakarta
Sumanto, A. (2009). Tetap lansing dan sehat dengan diet. Agromedia Pustaka. Jakarta

Tabel 1. Distribusi responden menurut kelompok umur, pendidikan dan pekerjaan di RSUD
Salewangan Kabupaten Maros

Umur (Tahun) n %
< - 22 21 15,2
23 – 27 51 35,5
28 – 32 44 31,9
33 - > 24 17,4
Jumlah 140 100,0
Pendidikan
Tamat SD 12 8,6
Tamat SMP 23 16,4
Tamat SMU 52 37,1
Tamat Diploma/Sarjana 53 37,9
Jumlah 140 100,0
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 66 47,1
Wiraswasta 24 17.1
Pegawai Negeri Sipil 35 25,0
Swasta 15 10,7
Jumlah 140 100,0
Sumber Data Primer 2013

Tabel 2. Hubungan aktifitas fisik,pola makan,pemberian ASI, faktor genetik dan faktor
lingkungan sosial terhadap perubahan berat badan ibu postpartum di RSUD
Salewangan Kabupaten Maros

Perubahan Berat Badan Ibu P


Postpartum Jumlah Φ
Berubah Tidak Berubah
Aktifitas Fisik n % n % n % 0,000
Cukup 72 87,8 10 12,2 82 100,0 0,368
Kurang 32 55,2 26 44,8 58 100,0
Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0
Pola Makan
Baik 69 81,2 16 18,8 85 100,0 0,000
Berlebih 35 63,6 20 36,4 55 100,0 0,082
Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0
Pemberian ASI
Menyusui 67 85,9 11 14,1 78 100,0 0,000
Tidak Menyusui 37 59,7 25 40,3 62 100,0 0,298
Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0
Faktor Genetik
Tidak ada 59 89,4 7 10,6 66 100,0 0,000
Ada 45 60,8 29 39,2 74 140 0,0326
Jumlah 36 25,7 104 74,3 140 100,0
Faktor Lingkungan Sosial
Berpengaruh 45 67,2 22 32,8 67 100,0 0,065
Tidak Berpengaruh 59 80,8 14 19,2 73 100,0 0,156
Jumlah 36 25,5 104 74,3 140 100,0
Sumber Data Primer 2013

Tabel 3. Hasil Uji Multivariat faktor determinan terhadap perubahan berat badan ibu postpartum
di RSUD Salewangan Kabupaten Maros

Variabel B Wald DF p OR 95% CI


Min Maks
Aktifitas Fisik 1,384 8,866 1 0,003 3,992 1,605 9,930
Pola Makan 0,193 0,166 1 0,684 1,213 0,479 3,075
Pemberian ASI 1,169 6,091 1 0,014 3,218 1,272 8,143
Faktor Genetik 1,328 6,928 1 0,008 3,774 1,404 10,148
Constant -3,292 37,583 1 0,000 0,037
Sumber Data Primer 2013

Anda mungkin juga menyukai