Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan


atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20
minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut dari cara persalinannya dibagi
menjadi dua, yaitu: Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses
kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin
letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran
plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24
jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi. Serta persalinan
abnormal merupakan persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun
melalui dinding perut dengan operasi caesarea. Setelah kelahiran kepala, akan
terjadi perputaran lagi paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu
normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu
miring (oblique) dibawah rambut pubis. Dorongan saat ibu mengedan akan
menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal
untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan
tetap berada pada posisi anterior posterior, pada bayi yang besar akan terjadi
benturan bahu depan terhadap simfisis.

Distosia bahu merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan


pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya
kepala. (Hill MG, Cohen WR. Shoulder,2016) Distosia bahumasih menjadi
penyebab penting cedera neonatal dan maternal dengan tingkat insidensi 0,6-
1,4% dari persalinan pervaginam.

Penelitian di sejumlah rumah sakit pusat di Tiongkok menunjukkan bahwa


tingkat insidensi distosia bahu mencapai 0.260 (116 kasus dari 44.580 persalinan
normal) Kasus distosia bahu memang tidak umum terjadi namun membahayakan
bagi ibu dan janin. Distosia bahu memiliki kaitan erat dengan terjadinya cedera
pleksus brakialis. Cedera pleksus brakialis berkisar 1-20% dari seluruh kasus
distosia bahu. Seringkali cedera hanya bersifat sementara dan akan pulih dalam
hitungan jam hingga bulan, namun ditemukan juga cedera permanen pada 3-
10% kasus yang diduga terjadi akibat avulsi jaringan saraf. (Hill MG, Cohen
WR. Shoulder,2016) Komplikasi dari distosia bahu yang dapat terjadi meliputi
berbagai derajat cedera pleksus brakialis dan yang jarang terjadi, kerusakan
sistem saraf pusat traumatis, asfiksia, dan fraktur tulang panjang hingga
kematian neonatal. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain laserasi,
perdarahan dan stress psikologis. (Hill MG, Cohen WR. Shoulder,2016) Hingga
kini, distosia bahu masih menjadi tantangan bagi tenaga medis karena risiko
terjadinya distosia bahu masih belum dapat diprediksi dengan baik. Oleh karena
itu dibutuhkan penanganan yang segera setelah distosia bahu terdiagnosis.
Dalam laporan kasus ini, akan dipaparkan sebuah kasus mengenai distosia bahu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan distosia bahu ?
2. Apa penyebab dari distosia bahu ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari distosia bahu?
4. Bagaimana patofisiologi distosia bahu?
5. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari distosia bahu?
6. Bagaimana prognosis yang terjadi pada distosia bahu?
7. Bagaimana pemeberian asuhan pada distosia bahu?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari distosia bahu
2. Mengerti penyebab dari distosia bahu
3. Mengerti tanda dan gejala dari distosia bahu
4. Mengerti patofisiologi dari distosia bahu
5. Mengerti komplikasi dari distosia bahu
6. Mengerti asuhan dari sistosia bahu

D. Manfaat

Sebagai salah satu acuan untuk peningkatan kualitas pendidikan Kebidanan,


khususnya untuk penanganan persalinan komplikasi dengan distosia bahu.

Hill MG, Cohen WR. Shoulder dystocia:prediction and management. Womens


Health . 2016 (dalam Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu, Akbar H 2017)

The American College of jurnal Obstetrician and Gynecologists. Clinical


management guidelines for obstetrician gynecologists.Washington: The
American College of Obstetrician and Gynecologists; 2002.(Kehamilan Aterm
Dengan Distosia Bahu, Akbar H 2017)

Wang X, He Y, Zhong M, Wang Z, Fan S, Liu Z, et al. Multicenter analysis of


risk factors and clinical characteristics of shoulder dystocia. Zhonghua Fu Chan
Ke Za Zhi. 2015 Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu, Akbar H 2017)

Anda mungkin juga menyukai