Anda di halaman 1dari 48

STIKES KARYA HUSADA

SEMARANG
Entrepreneur Campus

MODUL
NAURAL BASIC TERAPY II COUNTER PRESSURE

(Di Ajukan Untuk Melengkapi Tugas Natural Basic Therapy II)

Disusun oleh Kelomok 2

1. Elsa Ade Putri 1904253

2. Fransiska Nia 1904254

3. Hamida 1904255

4. Hana Upuy 1904256

5. Indah Fitriany Nur Azizah 1904257

6. Luluk Maknun 1904260

7. Nur Hamida Sisliyada 1904262

8. Margareta Nita Novianti 1904261

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2020

1
PEN
DACO
HUN
U
TE
LU
R
ANPR
ESS
UR
E
ME
NG
UR
AN
PENDAHULUAN GI
NY
Menurut World Health Organization (WHO) kematian ibu hamil, bersalin dan nifas
ERI
dapat disebabkan secara langsung ataupun tidakP Alangsung, pada setiap tahun lebih dari 200
DA
juta ibu hamil berakhir dengan persalinan bayi hidup dan ibu yang sehat, walaupun demikian
PES
banyak kasus persalinan bukanlah hal yangmeningkat.
ALI Keadaan ini dapat merangsang
NA
peningkatan katekolamin yang berlebihan seperti ephinephrine dan norephinephrine beda. 4
N
Tingkat kotekolamin yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada
kontraksi uterus sehingga mengakibatkan persalinan menjadi lama serta dapat mengurangi
aliran darah menuju plasenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan trauma pada bayi serta dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi .5
Pada ibu yang baru pertama kali melahirkan (primigravida) lama persalinan pada kala
I mempunyai durasi yang lebih lama dibandingkan dengan ibu yang sudah pernah melahirkan
(multigravida) dimana lama persalinan kala I pada primigravida berlangsung ± 18 jam,
sedangkan pada multigravida kira-kira berlangsung selama ± 12 jam. Lamanya persalinan
kala satu pada primipara ini menyebabkan rasa nyeri yang dialami juga lebih lama sehingga
resiko mengalami keletihan akan lebih besar yang berakibat pada respon emosi berupa
cemas, tegang, takut bahkan panik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada primipara partus
lama dan kematian bayi mempunyai resiko yang lebih besar dibanding pada multipara.
Mengingat hal tersebut bahwa manajemen nyeri persalinan perlu diperhatikan bagi petugas
kesehatan terutama bidan untuk mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.4
Penanganan dan pemantauan nyeri pada saat proses persalinan terutama pada ibu
bersalin sangat penting, karena merupakan tolak ukur apakah ibu bersalin dapat melewati
proses persalinan normal atau berakhir dengan operasi secsio caesarea karena penyulit yang
ditimbulkan oleh rasa nyeri yang sangat berat .2
Pusat Data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan bahwa15% ibu di
Indonesia mengalami komplikasi persalinandan 21% menyatakan bahwa persalinan yang
dialami merupakan persalinan yang menyakitkan karena merasakan nyeri yang sangat,

2
sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna
mengurangi nyeri pada persalinan4
Cara dalam mengatasi nyeri pada persalinan ada dua metode yaitu metode non
farmakologi dan metode farmakologi. Penggunaan metode farmakologi mempunyai
efektifitas yang lebih baik dibanding dengan metode non farmakologi, namun penggunaan
metode farmakologi sering menimbulkan efek samping dan kadang tidak memiliki efek yang
diharapkan. Sedangkan Metode nonfarmakologi selain menurunkan nyeri pada persalinan
juga mempunyai efek non-invasif, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang membahayakan.5
Tidak mudah untuk dapat menghilangkan perasaan takut yang sudah berakar, akan
tetapi bidan dapat melakukan banyak hal salah satunya adalah dengan melakukan tindakan
nonfarmakologi seperti Metode countepressureyaitu teknik ini dilakukan dengan memberikan
tekanan atau pijatan terhadap titik tertentu yang di anggap sebagai sumber nyeri , penekanan
dilakukan dengan ujung jari. Tekanan atau pijatan sepanjang garis meridian dapat
menghilangkan penyumbatan yang ada dan memperbaiki keseimbangan alami tubuh.
Countepressure lebih menitikberatkan pada keseimbangan semua unsur kehidupan dengan
memberikan perangsangan pada titik-titik tertentu menggunakan jari tangan, telapak tangan,
siku, lutut dan kaki.6
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami tertarik untuk menyusun materi
terkait countepressuredalam sebuah modul.

3
T
U
J
U
A
N
M
A
T
A. Tujuan Umum
A
Mahasiswa mampu mengetahui K dan memahami Asuhan Kebidanan
Natural Basic Therapy padaU ibu bersalin dalam mengurangi nyeri
LI Pressure.
persaliann dengan therapyCounte
A
B. Tujuan Khusus H
1. Menjelaskan tentang persalinan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kehamilan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis persalinan
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda persalinan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan peraslinan
2. Menjelaskan tentang nyeri persalinan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian nyeri persalinan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri
persalinan
c. Mahasiswa mampu menjelaskan metode non-farmakologi
3. Menjelaskan tentang Counte Pressure
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Counte Pressure
b. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat Counte Pressure
c. Mahasiswa mampu menjelaskan efektivitas Counte Pressure
d. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme Counte Pressure
e. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan
f. Mahasiswa mampu menjelaskan cara melakukan Counte Pre

4
URAIAN MATERI

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

N Kompetensi Dasar Indikator


O
1. Teori Persalinan a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
kehamila
b. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis
persalinan
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda
persalinan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan
peraslinan
f. Menjelaskan tentang nyeri persalinan
g. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian nyeri
persalinan
h. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan
nyeri persalinan
i. Mahasiswa mampu menjelaskan metode non-
farmakologi
2. Teori Counte a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Counte
Pressure Pressure
b. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat Counte
Pressure
c. Mahasiswa mampu menjelaskan efektivitas Counte
Pressure
d. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme
Counte Pressure
e. Mahasiswa mampu menjelaskan alat dan bahan

5
f. Mahasiswa mampu menjelaskan cara melakukan
Counte Pressure

B. MATERI
1. Persalinan
a. Defenisi
Persalinan adalah proses pengeluran hasil konsepi yang dapat hidup dari
uterus cukup bulan (37-42 minggu) melalui vagina ke dunia luar dengan
presentasi belakang kepala berlangsung selama 18-24 jam, dengan tenaga ibu
sendiri tanpa adanya komplikasi pada ibu dan janin. Proses persalinan dibagi
menjadi empat kala. Kala I merupakan kala pembukaan serviks atau jalan lahir,
dimana serviks membuka sampai terjai pembukaan 10 cm. Kala II disebut kala
pengeluaran janin. Kala III disebut kala pelepasan dan pengeluaran. Kala IV
merupakan kala observasi dini terhadapa perdarah postpartum.9,10,11

b. Jenis-Jenis Persalinan
Jenis-jenis persalinan yaitu sebagai berikut :11
a). Persalinan spontan, proses pengeluaran bayi dengan presentasi belakang
kepala tanpa menggunakan alat-alat untuk menolong persalinan sejak dari
awal inpartu sampai proses pengeluaran bayi dengan kekuatan his dan
tenaga ibu mengedan.
b). Persalinan buatan, proses pengeluaran yang dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forcep, vakum, tindakan seksio sesarea.
c). Persalinan anjuran, kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan rangsangan. Dianjurkan untuk merangsang adanya proses
persalinan yakni menimbulkan munculnya his guna mempercepat proses
kelahiran. Tindakan pada persalinan anjuran berupa pemberian obat-obatan
yakni misoprostol, oksitosin drip, dan laminaria.
c. Tanda-tanda persalinan
Tanda-tanda persalinan diantaranya yaitu : 9,10,11
a). Penipisan dan pembukaan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya
selama hamil, serviks masih lunak dengan konsistensis seperti puding dan

6
mengalami penipisan (Efficement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan periode yang bereda-
beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan
untuk persalinan. Saat memasuki persalinan serviks mengalami penipisan
dan pembukaan.
b). Kontraksi uterus
Kontraksi beralngsung teratur, semakin kuat, durasinya semakin lama
dan semakin sering. Kontraksi ini membuat miometrium meregang
sehingga membuat ibu merasa tidak nyaman. Kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit)
c). Blood show.
Cairan lendir bercampur darah yang kelur dari vagina.

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persalinan.


a). Faktor Passage
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
pangul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir harus normal.
Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum
persalinan dimulai.
Empat jenis panggul dasar : 9,11,12
1) Gynekoid (tipe wanita klasik)
Panggul gynekoid adalah nama lain dari pelvic atau panggul wanita
normal. Pintu masuk bulat, mempunyai sakrum dengan lengkung yang
baik, mempunyai spina ischiadika yang tumpul (bulat), tidak tajam dan
tidak menonjol. Arkus pubis mempunyai sudut yang membulat.
2) Android (mirip panggul pria)
Panggul andorid adalah pelvic jenis laki-laki, tulang-tulangnya lebih
berat dibanding pelvic wanita dan terdapat beberapa ciri khusus. Pinyu
masuk berbentuk jantung, menyebabkan pelvic bagian depan sangat
sempit. Diameter tranversa yang diukur antara dua titik terjauh pada
pintu masuk pelvic tidaka akn menyilang pusat diameter anteroposterior
(AP) tetapi jauh lebih dekat sakrum dengan demikian perlu ditentukan

7
adanya faktor bahwa terdapat ruang yang lebih luas pada bagian
belakang pelvis dibandingkan bagian depan.
3) Antropoid (mirip panggul kera antropoid)
Panggul bentuk ini biasanya dipunyai oleh wanita kaukasia, yang
perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang dan pelvis
demikian juga umumnya terdapat pada wanita afrika selatan. Pintu
masuk berbentuk oval, mempunyai diameter antereposterior yang
panjang, tetapi diameter transversa lebih pendek. Pintu keluar adekuat
pada semua diameternya dengan arkus pubis yang agak lebar.
4) Platipeloid (panggul pipih)
Pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakhitis,
atau faktor hereditor. Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-
wanita afrika, mungkin tidak hanya faktor diet yang buruk, tetapi juga
karena kebiasaan membawa beban berat dikepala pada masa
perkembangan. Pintu masuk mempunyai diameter anterposterior yang
pendek tetapi diameter transeversa lebih panjang, sehingga memberikan
pintu masuk yang berbentuk ginjal atau kacang kara.
b). Faktor Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri his
dan kontraksi dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekutan utama yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.11
Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada
penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari titik pemicu,
kontraksi diantarke ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang,
deslingi periode istirahat singkat.11
Kekuatan sekunder terjadi segera setalah bagian persentasi mencapai
dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar.
Sehingga wanita merasa ingin mengedan. Usaha mendorong kebawahn ini
yang disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap. Kekuatan ini penting
untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Jika dalam persalinan,
seorang wanita melakukan usaha volunter (mengedan) teralalu dini, dilatasi
serviksa akan terhambat.11

8
c). Faktor Passanger ( Janin dan Plasenta )
Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan
persentasinya. Dari semua bagian janin, kepala janin merupakan bagian
yang paling kecil mendapat tekanan. Namun, karena kemampuan tulang
kepala untuk moulage satu sama lain, janin dapat masuk mealui jalan lahir
asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi uterus cukup kuat.9
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin.9
d). Faktor Psikologi
Dalam fase persalinan juga terjadi peningakatan kecemasan, dengan
makin meningkatnya kecemasan akan semakin meningkatkan intensitas
nyeri. Fenomena hubungan antara cemas dan nyeri sebaliknya merupakan
hubungan yang berkolerasi positif. Pada ibu bersalin terjadi beberapa
perubahan psikologis diantaranya rasa cemas pada bayinya yang akan lahir,
kesakitan saat kontraksi dan nyeri, kekuatan saat melihat darah. Rasa takut
dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan, his
kurang baik, dan pembukaan yang kurang lancar.9
e). Faktor Penolong
Penolong persalinan adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan tertentu untuk membantu ibu dalam menjalankan proses
persalinan. Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan
janin pada proses persalinan. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan bidan dalam menolong persalinan.10

e. Tahapan Persalinan.
Inpartu atau persalinan adalah seorang wanita yang dalam keadaan
persalinan. Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :9,10,12
a). Kala I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh penurunan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pad aprimigravida kala I berlangsung sekitar

9
13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Kala pembukaan
dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

1) Fase Laten
Yaitu periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umumnya sejak kontraksi mulai muncul
hingga 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam.
Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak
sama sekali.
2) Fase Aktif
Yaitu periode dari waktu awal kemajuan aktif pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada
umumnya dimulai dari 3-4 cm hinga 10 cm dan berlangsung selama 6
jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama
akhir fase aktif da selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam
3 fase, antara lain :
1. Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
2. Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase deselerasi, yaitu pembukkaan menjadi lamban dalam waktu 2
jam pembuakaan 9cm menjadi lengkap.
b). Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah :
1) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi.
2) Ibu mersakan peningkatan tekanan pada rectum dan vagina
3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir darah

Pada kala II his erkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks timbul rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar

10
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kkepala janin mulai terlihat,
vulva membuka dan perineum meregang dengan his mengedan yang
terpimpin akan terlahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1½- 2 jam, pada multi ½-1 jam.

c). Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)\


Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal yang
dibawah ini :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh (diskot) dan tinggi fundus biasanya turun sampai
dibawha pusat. Setelahnya uterus berkontraksi dan uterus terdorong
kebawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada diatas pusat.
2) Tali Pusat Memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan
vagina.
3) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plsenta keluar dan diabntu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang
secara tiba-tiba menandakan darah maternal plasenta (darah
retroplasenter) keluar melalui tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim istirshat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menajdi tebal dua
kali sebelumnya. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas dan
mengeluarkan plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlpeas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau sedikit dorong
dari atas shympis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5 - 30 menit setelah bayi lahir.
d). Kala IV
Kala IV disebut juga kala pengawasna selama 2 jam setelah plasenta lahir.
Untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya post partum.

f. Nyeri Persalinan

11
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan
hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid sehingga dapat
menyebabkan terjadinya partus lama pada saat persalinan.
a). Defenisi Nyeri Persalinan
Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari
tubuh manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association for
the Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan
menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri
tersebut.
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah
“sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki
tahapan proses persalinan. Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium,
merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-
masing individu. 10,11,12
b). Penyebab Nyeri Persalinan
1) Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servikm serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang
bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain). Pada
persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan
sacrum. Biasanbya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama
kontraksi dan babas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.9
2) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri in terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum,
sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan
peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penirunan bagian
terbawah janin.9
a) Episiotomy

12
Nyeri ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun
rupture pada jalan lahir.9
b) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.9

c). Penatalaksanaan Nyeri Persalinan.


1) Metode Farmakologi
1) Pethidin
Pethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit
yang dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau
pantat. Masa kerjanya bisa mencapai 4 jam dan dapat
menimbulkan rasa kantuk (walaupun ibu tetap dalam keadaan
sadar) serta kadang-kadang juga dapat menimbulkan rasa mual.
2) ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia)
Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah
untuk mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok
motorik, sakitnya hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat
dicapai dengan menggunakan obat-obat anastesia 
3) Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan
pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung
bagian bawah. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak
ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan
mengedan lebih lama.
4) Entonox
Entonox merupakan metode penggurangan rasa sakit lewat inhalasi
atau penghirupan, menggunakan campuran oksigen dan oksida
nitrogen (nitrous oxide). Saat kontraksi datang, ibu dapat
menghirup obat ini dengan menggunakan masker. Entonox bekerja
langsung pada otak ibu, dengan mematikan rasa sakit yang

13
ditangkap oleh otak. Obat bius hirup ini memberikan efek ringan
dan baru bekerja 30 menit setelah digunakan serta tidak berdampak
apapun pada janin.

2) Metode Non-Farmakologis
Metode non farmakologis merupakan metode yang menggunakan
tekhnik tanpa obat dan bersifat alami. Diantara yaitu Aromaterapi,
contohnya lavender, papper mint, ginger, lemon, dll, relaksasi dan
teknik pernafasan yaitu latihan nafas yang benar digunakan untuk
mengurangi nyeri pada saat adanya kontraksi, kompres dingin dan
hangat contohnya menggunakan air dingin dan air hangat, hidroterapi
contohnya persalinan dengan menggunakan metode hypnobirthing,
massage contohnya pemijatan didaerah punggung, dan akupressur yang
dapat merangsang produksiendorphin local, selain itu akupresur
menutup gerbang terhadap rasa nyeri yaitu dengan mempertimbangkan
tempat penekanan dalam mengontrol nyeri persalinan. 11,12,13

2. Counte Pressure
a. Definisi
Counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan
tekanan yang terusmenerus pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau
kepalan salah satu telapak tangan. Pijatan counter pressure dapat diberikan dalam
gerakan lurus atau lingkaran kecil 15.
Counter Pressure, merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan menggunakan teknik pijat dapat meredakan nyeri dengan menghambat
sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke seluruh
jaringan.Pijatan yang diberikan kepada ibu bersalin selama dua puluh menit
setiap kontraksi akan lebih terbebas dari rasa sakit. Pijatan tersebut akan
merangsang tubuh untuk melepaskan endorphin yang berfungsi sebagai pereda
rasa sakit dan menciptakan perasaan nyaman. Pijat secara lembut membantu ibu
merasa lebih segar, rileks, dan nyaman dalam persalinan 17.

b. Manfaat 15

14
a). Mengurangi nyeri persalinan sehingga ibu bersalin merasa lebih segar,
rileks dan nyaman selama persalinan
b). Mempercepat persalinan kala II
Dengan berkurangnya adrenalin maka pembuluhdarah dapat bervasodilatasi
dengan baik, sehingga dapat memperlancar aliran darah yangmembawa
oksigen ke rahim. Ketika oksigen dalam rahim tercukupi maka kontraksi
dapatberjalan dengan baik, sehingga ibu mampu meneran dengan maksimal
yang akan mengakibatkankelancaran pada persalinan khususnya kala II

c. Efektivitas
Teknik counterpressure sangat efektif unutk mengatasi nyeri punggung
selama persalinan. Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan
sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi
ataupun diantara kontraksi.Teknikcounterpressure dilakukan di daerah lumbal di
mana saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim
memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai lumbal
1. Dengan begituimpuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan
rangsangan pada saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate Control
akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral 16.

d. Alat dan Bahan


Alat yang di perlukan dalam melakukan massage Counte Pressure adalah :
a. Minyak/lotion
b. Handuk
c. Selimut
d. Kain /kimono pijat

e. Cara melakukan
1. Menginstrusikan pasien melepas dan mengganti pakaian yang di gunakan
dengan kain yang telah di sediakan
2. Posisikan klien untuk tidur menyamping (miring) ataupun duduk
3. Ambil lotion/minyak secukupnya di telapak tangan
4. melakukan penekanan titik meridian pada daerah pinggang yaitu pada sacral
foramen

15
5. Menekan daerah sacram secara mantap dengan pangkal atau kepalan
salahalah satu telapak tangan setiap kontraksi selama 20 detik, lepaskan dan
tekan lagi dan seterusnya selama kontraksi
6. Penekanan awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara bertahap
kekuatan penekanan di tambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak
sakit
7. Melakukan penekanan pada setiap kontraksi uterus

HASIL PENELITIAN JURNAL


Judul 1. Effectiveness of Effleurage and Counter-Pressure
Massages in Reducing Labor Pain
2. Pengaruh Counter Pressure Terhadap Skala

16
Nyeri Persalinan Di RumahSakit Daerah May
Jend.Hm. Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
Tahun 2017
Penulis 1. Retty Nirmala Santiasari, Detty Siti Nurdiati ,
Wiwin Lismidiati
2. Rilyani , Lidya Arianti, Wiagi
Nama jurnal 1. Health Notions, Volume 2 Number7 (July 2018)
ISSN 2580-4936
2. Jurnal kesehatan holistik (the journal of holistic
healthcare), volume 11, no.4, oktober 2017: 257-
264
Screening 1. - Populasi: 68 ibu dalam stadium I fase aktif
persalinan
- Iintervensi : massage effleurage
- Ccontrol : pemberian countepressure massage
- Outcome : hasil dari penelitian ini akan
mengetahui efektifitas antara massage
effleurage dan counterpressure terhadap nyeri
persalinan
2. Outcome : - Populasi : Ibu bersalin kala 1 fase
aktif.
- Intervensi: Counter pressure
- Control : -
- Outcome : Hasil uji coba ini akan mengetahui
apakah terdapat pengaruh terhadap perubahan
skala nyeri persalinan saat diberikan counter
pressure
Validity (Keabsahan) 1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan nyeri
Apakah ada pernyataan penelitian persalinan pada kelompok yang diberikan
yang jelas ? jelaskan effleurage dengan diberikan counterpressure
2. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan skala
nyeri persalinan saat sebelum diberikan dan
sesudah diberikan counter pressure
Apa Tujuan Penelitian ini ? 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
efektivitas effleurage dan pijatan balik tekanan untuk
mengurangi nyeri persalinan pada tahap 1 fase

17
persalinan aktif
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakahada perngaruh counter pressure terhadap skala
nyeri persalinan. Dibandingkan dengan melihat
apakah ada beda skala nyerinya antara sebelum ibu
diberikan dan sesudah ibu diberikan intervensi.
Jelaskan tinjauan pustaka yang 1. Nyeri persalinan adalah pengalaman emosional
mendasari content/ isi dari dan melibatkan mekanisme fisiologis dan
penelitian tersebut ! psikologis selama persalinan.  Ini dapat disebabkan
oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan
penipisan. Intensitas nyeri selama persalinan akan
memengaruhi kondisi psikologis ibu, proses
persalinan, dan kondisi janin . Nyeri berlebih bisa
terjadi ibu bergegas melahirkan dan menyebabkan
peradangan di rahim dan tidak ada dilatasi serviks
yang dapat menyebabkan persalinan distosia. 
Manajemen nyeri persalinan terdiri dari perawatan
farmakologis dan non-farmakologis.
Perawatan farmakologis umumnya termasuk
menyediakan obat-obatan yang berpotensi
memiliki efek samping bagi janin pertumbuhan. 
Oleh karena itu, perawatan non-farmakologis
seperti pijat, tekanan balik , relaksasi, akupunktur,
teknik pernapasan dalam, mengubah posisi tubuh
dan terapi panas / dingin lebih disukai karena lebih
banyak efektif, lebih murah, dan tidak memiliki
efek merugikan pada janin. 
Pijat effleurage di perut merangsang saraf eferen
perifer di T10 dan lumbar pertama ke tulang
belakang sebelum mentransmisikan ke otak, yang
mengarah ke pelepasan endorfin. Sementara itu,
tekanan balik adalah pijatan menggunakan tekanan
kuat dengan meletakkan tumit telapak tangan pada
area lumbar di mana saraf sensorik uterus dan

18
serviks meregang melalui thoracal 10-11-12. 
Berbagai penelitian tentang pijat effleurage dan
counter-pressure untuk nyeri persalinan bantuan. 
2. Pada fase aktif persalinan frekuensi dan lama
kontraksi uterus meningkat dan ibu merasa
semakin nyeri yang tidak tertahan. Banyak energi
dikeluarkan pada waktu ini. Kontraksi
miometrium pada persalinan terasa nyeri sehingga
istilah nyeri persalinan digunakan untuk
mendiskripsikan proses ini (Sarwono, 2008).
Nyeri pada persalinan yang dapat mempengaruhi
proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh utama yang
terjadi adalah karena terpicunya sistem simpatis
dimana terjadi peningkatan kadar plasma dari
katekolamin terutama epineprin yang dapat
menyebabkan gangguan pada kontraksi
(Maryunani, 2010).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan
nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi
maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri
secara farmakologi lebih efektif dibanding
dengan metode nonfarmakologi, namun metode
farmakologi lebih mahal, dan berpotensi
mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan
metode nonfarmakologi lebih murah, simple,
efektif dan tanpa efek yang merugikan (Mander,
2013).
Metode nonfarmakologi dapat meningkatkan
kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya.
Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan
perubahan posisi, relaksasi, hidroterapi, terapi
panas/dingin, massage (counter pressure),
musik, guided imagery, akupresur, aromaterapi
19
merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang
dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat
bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping
yang efektif terhadap pengalaman persalinan
(Mander, 2013). Cara-cara untuk mengurangi
rasa sakit antara lain: pijatan (counter pressure),
relaksasi, kompres panas dan dingin dan lain-lain
(Perry dan Potter, 2012). Penelitian Bikum
(2015) didapatkan hasil Ada pengaruh pijat
counter pressure terhadap tingkat nyeri ibu
bersalin kala I fase aktif di BPM Ellok Ekaria
Safitri Gedongkiwo Yogyakarta. Penelitian
Triwibowo (2014) Hasil penelitian ini didapatkan
nilai koefisien ρ = 0,013 dengan a = 0,05 berarti ρ
< a yang bermakna ada pengaruh
counterpressure terhadap tingkat nyeri persalinan
pada ibu inpartu kala I fase aktif. Penelitian
Rezeqi (2014) Hasil penelitian diperoleh praktik
suami dalam tindakan Counter-pressure 75%
baik. Rasa nyeri isteri setelah dilakukan Counter-
pressure oleh suami 60% rasa nyeri berkurang.
Sebagai rekomendasi penelitian ini adalah
pentingnya menyertakan suami/pasangan dalam
menurunkan tingkat nyeri ibu dalam proses
persalinan.
Jenis penelitian apa yang 1. Penelitian ini menggunakan quasi desain
digunakan dalam penelitian ini ? eksperimen dengan kelompok kontrol pra-post
test non-setara
2. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif.
Clinical Importance ? 1. Penelitian ini penting dilakukan karena dengan
adanya teori-teori baru tentang massage
effleurage dan counterpressure massage ini
semakin di ketahui ilmunya atau semakin di

20
perjelaas sumber, manfaat, dampak dan
pengaruhnya maka dapat di implementasikan
kepada masyarakat
2. Penelitian ini penting dilakukan karena dengan
adanya teori-teori baru tentang counter pressure
akan di ketahui ilmunya atau semakin di perjelaas
sumber, manfaat, dan pengaruhnya maka akan
baik pula untuk di implementasikan
kemasyarakat
Menurut anda, apa manfaat hasil 1. Memberikan rasa tenang, nyaman juga
peneliti tersebut ? mengurangi nyeri dengan diberikannya counter
pressure.
2. mampu membuat ibu tidak cemas dan
mengurangi rasa nyeri yang dirasa dengan
diberikan effleurage dan counterpressure.
Apa kesimpulan anda terhadap ST ada perbedaan yang signifikan antara
1. Tidak
penelitian tersebut ? effleurage dan tekanan balik dalam mengurangi
A
nyeri persalinan.
N
2. Terdapat pengaruh teknik counter pressure
D
terhadap skala nyeri persalinan kala I

A
R
OP
ER
A
TI
N
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) COUNTER
G PREASURE

STANDAR Tanggal TerbitPR Ditetapkan Oleh


OPERASIONAL .................. OS Ketua STIKES karyaHusada Semarang
PROSEDUR
E
D 21
.....................................
Counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan
tekanan yang terusmenerus pada tulang sakrum pasien dengan
PENGERTIAN
pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan. Pijatan counter
pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil
Mengembalikan keseimbangan energi dan kontraksi rahim, ibu

TUJUAN menjadi rileks dan memberikan kekuatan pada ibu saat melahirkan
merangsang pelepasan oksytosin dari kelenjar pituitari
a. Mengurangi nyeri persalinan sehingga ibu bersalin merasa
lebih segar, rileks dan nyaman selama persalinan
b. Mempercepat persalinan kala II
Dengan berkurangnya adrenalin maka pembuluhdarah dapat
bervasodilatasi dengan baik, sehingga dapat memperlancar
MANFAAT
aliran darah yangmembawa oksigen ke rahim. Ketika oksigen
dalam rahim tercukupi maka kontraksi dapatberjalan dengan
baik, sehingga ibu mampu meneran dengan maksimal yang
akan mengakibatkankelancaran pada persalinan khususnya kala
II
Ibu yang sedang mengalami stress dan nyeri, seperti ibu hamil yang
INDIKASI
sudah memasuki usia kehamilan 36 minggu
a) Adanya bengkak atau tumor
Adanya hematoma atau memar
b) Suhu panas pada kulit
KONTRAINDIKAS
c) Adanya penyakit kulit
I
d) Pada kehamilan : usia awal kehamilan atau usia kehamilan
belum aterm, ketubah pecah dini, kehamilan resiko tinggi,
kelainan kontraksi uterus.

1. Minyak/lotion
PERALATAN 2. Handuk
3. Selimut
4. Kain /kimono pijat
Bidan
PETUGAS
PROSEDUR SIKAP

22
PELAKSANAAN 1. Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2. Memperkenalkan diri pada klien.
3. Merespon reaksi klien .
4. Percaya diri
5. Menjaga privasi klien .
ISI
1. Menjelaskan maksud dan tujuan counter preasure untuk
mengurangi nyeri persalinan
 Mengembalikan keseimbangan energi dan kontraksi
rahim
 bu menjadi rileks dan meberikan kekuatan pada saat
melahirkan
 merangsang pelepasan oksytosin dari kelenjar pituitari
 Menginduksi persalinan secara alamiah
 Mengurangi rasa nyeri selama persalinan, dan
membantu penurunan posisi bayi
2. Melakukan apersepsi
3. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent
pada klien untuk dilakukan counterpreasur untuk
mengurangi nyeri persalinan
4. Mempersiapkan alat
 Minyak/Lotion
 Handuk
 Selimut
 Kain/Kimono pijat
5. Cuci tangan
6. Menginstrusikan pasien melepas dan mengganti pakaian
yang di gunakan dengan kain yang telah di sediakan
6. Posisikan klien untuk tidur menyamping (miring) ataupun
duduk
7. Ambil lotion/minyak secukupnya di telapak tangan
8. melakukan penekanan titik meridian pada daerah pinggang
yaitu pada sacral foramen

23
9. Menekan daerah sacram secara mantap dengan pangkal atau
kepalan salahalah satu telapak tangan setiap kontraksi
selama 20 detik, lepaskan dan tekan lagi dan seterusnya
selama kontraksi
10. Penekanan awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian
secara bertahap kekuatan penekanan di tambah sampai terasa
sensasi yang ringan tetapi tidak sakit
11. Melakukan penekanan pada setiap kontraksi uterus
12. Rapikan klien ke posisi semula

13. Beritahu bahwa tindakan telah selsai

14. Bereskan alat-alat

15. Cuci tangan

16. Evaluasi

TEKNIK

1. Teruji menjelaskan sistimatis


2. Komunikatif, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
3. Penggunaaan media
4. Melakukan pendokumentasian dengan benar

DOKUMEN
TERKAIT

24
SKILL LABORATORIUM

25
26
27
PENATALAKSANAAN S
O
A
L
1

1. Ny. C 30 tahun, G IV P II AI hamil 39 minggu. Datang ke BPS pada pukul 09.00 WIB
dengan keluhan keringat dingin dan kenceng-kenceng teratur sejak pukul 07.00 WIB
disertai pengeluaran lendir darah. Hasil VT: pembukaan 7 cm, KK +, penurunan masuk
panggul diantara tepi bawah sympisis dan spina ischiadica. Kemudian untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan, bidan melakukan counterpressure. Letak yang tepat untuk
dilakukan counterpressure adalah…
a. Lengan atas
b. Area wajah
c. Daerah sacrum
d. Lengan bawah
e. abdomen
2. Ny. P umur 24 tahun G1POA0 UK 28 minggu datangke PMB dan mengatakan perutnya
mules dan kenceng-kenceng sejak pukul 02.00 WIB, bidan melakukan pemeriksaan dari
hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, lalu bidan melakukan pemeriksaan dalam
dan didapatkan hasil pembukaan 7 cm dan ibu mengeluhkan merasa sangat nyeri pada
bagian panggul ibu langkah apa yang harus dilakukan bidan dalam mengurangi rasa
nyeri Ny.P tersebut?
A.Melakukan counterpresure

28
B.Melakukan pijat oksitosin

C.Pijat endorfin

D.Pijat relaksasi

E.Melakukan teknik birth ball

3. Ny. A datang berada di pmb dalam proses persalinan kala 1 fase aktif hasil pemeriksaan

TTV dalam batas normal, UK 38 mg pembukaan 4 cm, ibu mengeluh nyeri yang sangat

berat dan tak tertahankan pada saat kontraksi dan diantara kontraksi,ibu ingin

menghilangkan rasa nyeri tersebut, maka tindakan bidan yg dapat diberikan yaitu

A. Pijat endorpin

B. Pijat oksitosin

C. Countepresure

D. Terapi musik

E. Pijat marmet

4. Ny. U usia 26 tahun datang ke PMB untuk bersalin. Dari hasil oemeriksaan di dapatkan

hasil TTV dalam batas normal. Ny.U merasakan mules sejak 2 jam yang lalu, bidan telah

melakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya 4 cm ibu merasa nyeri pada bagian perut dan

panggung pada saat kontraksi. Tindakan apa yang dilakukan bidan untuk kasus di atas ??

A. Akupresure

B. Aroma therapy

C. Contepressure

D. Endorphin

E.Therapy music

5. Ny. A umur 20 tahun G1P1A0 uk 37 minggu datang re Rumah Bersalin mengatakan

perut kenceng2 keluar lendir darah sejak jam 18.00 WIB, hasil pemeriksaan ttv dalam

batas normal, pembukaan 5cm dan ibu mengeluh nyeri di daerah panggul, lalu bidan

29
melakukan counterpresure agar mengurangi rasa nyeri, Kontra indikasi di lakukannya

Counterpresure adalah....

a. Ibu dengan Multipara

b. Ibu dengan Trauma Punggung

c. Ibu Hamil

d. Ibu Inpartu

e. Ibu bersalin

30
PENATALAKSANAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL NY ”S”


GIVP30003 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF
DENGAN MASSAGE COUNTER PRESSURE DI BPM HJ. TUTIK
RIF’ATUN NI’MAH, S.ST,S.Psi DESA KEBOAN
KECAMATAN NGUSIKAN
KABUPATEN JOMBANG

Langkah I. Pengkajian Data


Tempat Pengkajian :BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST. S.Psi
Tanggal : 21 Maret 2015Jam : 09.30 WIB
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Biodata Ibu
1) Nama : Ny. S
2) Usia : 36 Tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SD
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
7) Alamat : Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatanKemlagi, Kabupaten Jombang.
b. Biodata Suami
1) Nama : Tn. W
2) Usia : 40 Tahun
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
7) Alamat : Ds. Betro RT 04 RW 01, kecamatanKemlagi, Kabupaten Jombang
8) No.Hp : 085731258838

31
2. Keluhan utama
Ibu merasa perut kencang-kencang tembus hingga pinggang sejaktanggal 21 Maret
2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanyapengeluaran cairan lendir darah dari jalan
lahir.
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 25 – 06 - 2014
b. TP : 01 – 04 - 2015
c. Gerakan janin : usia kehamilan 4 bulan
d. Frekuensi gerakan janin 24 jam terakhir : lebih dari 10 kali
e. ANC
Trimester I : Frekuensi : 2 kali
Keluhan : perut kembung
Terapi : Novakalk, Antasid danEtabion
Trimester II : Frekuensi : 2 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Etabion
Trimester III : Frekuensi : 6 kali
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Etabion dan Betabion
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 Tahun.
b. Siklus : 28 Hari
c. Volume : ± 2 kali ganti pembalut per hari
d. Keluhan : tidak pernah disminore
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
Tabel. 3.1 Tabel riwayat persalinan
Ke UK Penolong Tempat Jenis BB/PB JK Usia
I 9 bln Dukun Rumah Spontan 4100 PR 1 nov 93
gr/50 cm
II 9 bln Bidan BPM Spontan 3000 PR 2 sep 03
gr/48 cm
III 9 bln Bidan BPM Spontan 4100 PR 7 mrt 07
gr/49 cm
IV HAMIL INI

32
6. Riwaya KB yang lalu
Ibu pernah memakai suntik KB 3 bulan setelah kelahiran anakpertamanya, selama 3
tahun, kemudian berhenti memakai karenakeluhan Berat badan yang selalu
bertambah. Dan kemudian sampaisaat ini ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi
apapun, namun ibumenggunakan KB alami dengan koitus intruptus.
7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah,penyakit kuning, jenis
penyakit menahun seperti jantung dan jenispenyakit keturuan seperti sesak, darah
tinggi dan kecing manis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak menderita penyakit menular seperti batuk berdarah,penyakit kuning, jenis
penyakit menahun seperti jantung dan jenispenyakit keturuan seperti sesak, darah
tinggi dan kencing manis.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderitajenis penyakit
menahun (jantung) menular (penyakit kuning,batuk berdarah) dan penyakit
menurun (sesak, kencing manis,darah tinggi).
8. Riwayat Psiko, sosial, dan budaya
a. Status perkawinan
Kawin : 1 kali
Umur Kawin : Istri ( 14 tahun), suami ( 18 tahun)
Lama Kawin : 22 tahun
b. Keadaan lingkungan
Lingkungan rumah ibu bersih dan rapi.
c. Respon ibu dan keluarga terhadap persalinan
Ibu dan suami mengharapkan kelahiran bayinya bisa berjalandengan lancar dan
selamat.
d. Adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan
Ibu percaya bahwa dengan meminum air yang sudah di doakan“disuwuk” dapat
meperlancar proses kelahiran bayi.
9. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Saat hamil

33
Makan : 3-4x/hari, porsi sedikit tapi sering, jenismakanan nasi,
lauk pauk, sayuran hijau,buah dan makanan manis-
manis nafsumakan bertambah
Minum : ± 7-8 gelas/hari (air putih, susu,minuman manis).
2) Saat inpartu
Makan : 2x ( nasi, lauk-pauk, sayur, porsi sedikit)
Minum: 1/2 botol minuman 2500 ml
b. Pola istirahat/tidur
1) Saat hamil
Tidur siang : jam 11.00-13.00 WIB
Tidur malam : jam 20.30- 03.30 WIB
2) Saat inpartu : ibu hanya tidur siang sebentar.
c. Pola aktifitas
1) Saat hamil : melakukan pekerjaan rumah seperti biasa dan dibantu
oleh suami
2) Saat inpartu : ibu berjalan di sekitar BPM, mencariposisi yang
nyaman.
d. Pola eliminasi
1) Saat hamil
BAK : ± 6-7x/hari, warna kuning jernih, baukhas.
BAB : 1x/hari warna kuning, bau khas,konsistensi lunak.
2) Saat inpartu
BAK : ± 6x, warna kuning jernih, bau khas.
BAB : ibu mengatakan belum BAB
e. Pola kebersihan diri (personal hygiene)
1) Saat hamil : Mandi 3x/hari, gosok gigi 2x/hari, gantibaju tiap1x/hari,
keramas 2-3x/minggu.
2) Saat inpartu : Ibu belum mandi, gosok gigi, keramas,dan juga belum ganti
baju.
f. Pola sexsualitas
1) Saat hamil : 1-2 x/minggu
2) Saat inpartu : Tidak melakukan hubungan seksual
B. Data objektif
a. Pemeriksaan Umum

34
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis
3. TTV yang meliputi :
a. Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Pernapasan : 21 x/menit
d. Suhu : 36.6 0C
e. BB saat hamil : 66 kg
f. BB sebelum hamil : 53 kg
g. TB : 160 cm
h. LILA : 25,5 cm
4. KSPR : 10
5. Skala Nyeri : 6
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Simetris, rambut panjang sedikitbergelombang, hitam, sedikit kusam,
kulitkepala bersih, rambut tidak berketombe,tidak rontok,
tidak ada lesi.
Muka : Simetris, bersih, tidak ada lesi, sedikitpucat, tidak ada oedem, tidak ada
coasmagravidarum, wajah tampak tegang, keluarkeringat.
Mata : Simetris, sklera putih tidak icterus,conjungtiva merah muda, tidak ada
katarak.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak adapernapasan cuping hidung.
Mulut dan gigi : Simetris, bibir tampak pucat dan kering,tidak ada stomatitis,
gigi bersih, tidak adakaries gigi.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidakada lesi.
Leher : Tidak tampak pembengkakan kelenjartyroid, tidak tampak
pembengkakakn venajugularis, tidak tampak tumor atau
massa.
Ketiak : tidak tampak pembengkakan kelenjarlimphe.
Dada : simetris, hiperpigmentasi areola mammae,puting susu menonjol, tidak
ada retraksidada, dan tidak terdapat lesi.
Abdomen : Pembesaran sesuai usia kehamilan, terdapat strie livide,
terdapat linea nigratidak ada bekas luka operasi.

35
Vulva : tidak tampak luka parut, tidak ada varices,tidak oedem, tampak keluar
lendirbercampur darah (bloody show).
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada varises,tidak ada gangguan
pergerakan.
Ektremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidakada
gangguan pergerakan.
2. Palpasi
Kepala : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak adabenjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroiddan tidak ada bendungan vena
jugularis.
Ketiak : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe,tidak ada nyeri tekan
Mamae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapatpembengkakan, tidak
terdapat benjolanabnormal, kolostum sudah keluar (+/+)
Abdomen
Leopold I : TFU pertengahan px-pusat, pada bagianfundus teraba lunak, bulat,
tidak melenting(bokong).
Leopold II : Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagianjanin yang panjang, datar
dan keras sepertipapan, sedangkan pada sebelah kanan perutibu
teraba bagian-bagian kecil tanagan dankaki janin. (PUKI),
Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bulat,keras, melenting (kepala
janin) dan sudahmasuk PAP
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP(divergen) 3/5
TFU menurut Mc. Donalad : 31 cm
TBBJ : (TFU-11) x 155
(31-11) x 155= 3100 gram
3. Auskultasi
Dada : Pernafasan normal, Tidak terdengar ronchidan wheezing
Abdomen (DJJ) : (+) 145x/menit
4. Perkusi
Refleks patella : Reflek patella pada kaki kanan dan kiri ibu(+/+)

c. Pemeriksaan dalam
Tanggal : 21 – 03 – 2015 Jam : 09.30 WIB

36
Pembukaan : 5 cm
Efficement : 50 %
Ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
Dominator : Ubun –ubun kecil
Molase : tidak ada penumpukan sutura
Bagian Kecil : tidak teraba bagian terkecil janin
Hodge : II
Penurunan kepala janin : 3/5
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan
Langkah II. Merumuskan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
A. Diagnosis kebidanan / nomenklatur
1) Diagnosa
GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, LetakKepala,
Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif denganKeadaan Umum Ibu dan
Janin Baik.
a. Ds
Ibu mengatakan ini kehamilan ke empatnya dengan usiakehamilan 9 bulan dan
perutnya terasa kenceng-kenceng menjalarhingga punggung sejak tanggal 21 –
03 – 2015 jam 02.00 WIByang disertai keluar lendir bercampur darah.
b. Do
Keadaaan umum : baik
Kesadaran : kompos metis
TP : 01 – 04 2015
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,6 oC
RR : 21 x/menit
Nadi : 82 x / menit
Leopold I : teraba bokong
Lepold II : Puki
Leopold III : Teraba Kepala
Lepolod IV : Divergen ( 3/5)

37
TFU Mc.Donald : 31 cm
TBBJ : 3100 gram
VT: Pembukaan 5 cm, eff 50 %, ketuban + ,presentasi belakang kepala,
dominatorUUK, penyusupan 0, tidak teraba bagiankecil janin, Hodge
II,
His : 4 x 10’38’’
2) Masalah
a. Ds
Ibu merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya dan bayinya
b. Do
Inspeksi Muka : Pada pemeriksaan fisik wajah tampak ibutegang dan
takut menghadapi persalinan.
Skala Nyeri :6
3) Kebutuhan
a. Rasa nyaman.
b. Asuhan sayang ibu meliputi Dukungan emosional dan mobilisasi.
c. Observasi TTV
d. Observasi kemajuan persalinan
e. Persiapan persalinan.

Langkah III. Mengantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial


Tidak ada
Langkah IV. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Tidak ada

Langkah V. Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh


a. Diagnosa
GIVP30003 UK 39 Minggu, Aterm, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, LetakKepala,
Kesan jalan lahir normal, Inpartu Kala I Fase Aktif denganKeadaan Umum Ibu dan
Janin Baik.
b. Tujuan

38
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4-8 jam diharapkanpersalinan ini dapat
berlangsung tidak lebih dari ± 18 jam, secaraspontan, ibu tidak cemas dan rasa
nyeri yang dirsakan ibu berkurang.
c. Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan kepada Klien dan keluarga
R) Ibu bisa lebih kooperatif dengan Bidan.
2. Lakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
R) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dapat mencegahterjadinya
infeksi nosokomial
3. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R) Memberitahu hasil pemeriksaan dapat membuat ibu mengertikeadaannya
saat ini
4. Pantau tekanan darah, suhu, denyut jantung, nadi, his,pembukaan,
penurunan dan cairan ketuban.
R) pemantauan digunakan untuk mengetahui kemajuan persalinanpada ibu.
5. Melakukan asuhan sayang ibu yang terdiri dari :
a. Mengajari ibu teknik relaksasi pernafasan yang benar
R) teknik relaksasi pernafasan dapat mengurangi nyeri
yangdirasakan ibu.
b. Minta ibu tidur miring kiri atau posisi yang dianjurkan.
R) tidur miring kiri dapat membuat sirkulasi ibu ke janinmenjadi
lancar.
c. Beri dukungan dan dengarkan keluhan bu
R) memberi dukungan dan mendengarkan keluhan ibu
dapatmembuat ibu tenang.
d. Beri ibu minum yang cukup
R) member ibu minum yang cukup dapat mencegah dehidrasi.
e. Minta ibu untuk berkemih sesering mungkin
R) kandung kencing yang penuh dapat menghambatpenurunan
kepala bayi.
6. Pijat punggung ibu secara perlahan dengan metode CounterPressure
R) Memijat punggung dengan Counter Pressure dapatmengurangi nyeri
dan mencegah terjadinya persalinan lama.
7. Kolaborasi dengan Tim Medis

39
R) Melakukan kolaborasi dengan Tim Medis atau Bidanpembimbing dapat
membantu proses persalinan dengan amansesuai langkah Asuhan persalinan
Normal.

Langkah Vi. Implementasi

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaannya


a. Keadaan umum : Baik
b. TTV : TD : 120/80 mmHg, N:80x/mnt, S: 36,7 0C,R:20x/mnt
c. DJJ : 140x/mnt
d. Pembukaan 5cm,ketuban utuh,presentasi kepala,kesan jalan lahir normal
2. Menjelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri dan pegal-pegal pada punggungnya yaitu
dengan diberikan Couterpresurre
3. Jelaskan pada ibu tentang pengertian,manfaat,dan prosedur counter pressure yaitu :
a. Pengertian counter pressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan
tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau bisa juga menggunakan bola
tenis.
b. Manfaat counter pressure adalah mengurangi rasa nyeri karena kontraksi
c. Prosedur counter pressure adalah melakukan penekanan pada sacrum dengan
tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan kemudian kembali lagi ke
lumbal dengan gerakan seperti kupu-kupu
4. Memberikan informed consent pada ibu tentang Counter presure pada ibu hamil
5. Melakukan Counter presurepada ibu hamil dengan prosedur:
a. Mengecek tidak ada luka pada daerah yang akan dilakukan penekanan
b. mencuci tangan
c. mengistrusikan pasien untuk melepas dan mengganti pakaian yang digunakan
dengan kain yang telah disediakan
d. posisikan klien untuk tidur menyamping
e. ambil lotion/minyak secukupnya di telapak tangan terapis
f. melakukan penekanan titik meridian pada daerah pinggang yaitu pada sacral
foramen
g. menekan daerah sacrum mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak
tangan setiap kontraksi selama 20 detik, lepaskan dan tekan lagi dan seterunya
selama kontraksi

40
h. penekanana awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara bertahap
kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tapi tidak sakit
6. lakukan evaluasi dan dokumentasi

Langkah Vii. Evaluasi


1. Ibu dan keluaraga senang dengan hasil pemeriksaan dalam batas normal.
2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan cara-cara melakukan Counter presure
4. Ibu sudah mendatangani informed consentyang diberikan untuk melakukan
tindakan Counter presure
5. Telah dilakukan Counter presurepada ibu
6. Sudah melakukan pendokumentasian

PEMBAHASAN

41
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. S 
umur 36 tahun GivPiiiA0M0 dengan nifas normal di BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah,
SST. S.Psi Ds. Keboan. Tanggal 21 Maret 2015 pukul 09.30 wib Ny S datang ke
BPM Hj.Tutik Rif’atun Ni’mah, SST. S.Psi dan mengatakan ingin memeriksakan
keadaan dan bayinya, ibu mengatakan perut kencang-kencang tembus hingga
pinggang sejak tanggal 21 Maret 2015 jam 02.00 WIB yang disertai adanya
pengeluaran cairan lendir darah dari jalan lahir.
ibu megatakan merasa khawatir terhadap keadaanya dengan yang ibu rasakan
saat ini maka, ibu tersebut memerlukan terapi menurut penelitian (Pasongli,2014)
Counterpressure Massage yang merupakan metode pemijatan dengan teknik Adanya
stimulasi (seperti vibrasi, menggosok-gosok atau masase) mengakibatkan pesan yang
berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang
berlawanan ini menutup subtansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak
tidak mencatat pesan nyeri tersebut. Dengan pemberian masase teknik
counterpressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju
medulla spinalis dan otak, selain itu tekanan kuat pada teknik ini dapat mengaktifkan
senyawa endrophine yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak,
sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan status
penurunan sensasi nyeri sehingga  membantu memberikan rasa tenang dan rasa
nyaman, pada saat menjelang atau di saat proses persalinan akan berlangsung
Pasongli, 2014
Menurut penelitian (Pasongli,2014), Masase counterpressure merupakan
tehnik masase yang memiliki kontribusi besar dalam menurunkan / mengurangi nyeri
persalinan kala I fase aktif hal ini dapat terjadi dengan beberapa kemungkinan
diantaranya adalah kebenaran Teori Gate Kontrol yang mengatakan bahwa selama
proses persalianan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat saraf besar
kearah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi
memproyeksikan pesan nyeri ke otak.
Ibu telah dilakukan tindakan massage counterpressure dan megatakan
kekhawatirannya sudah agak berkurang, maka dapat diketahui intensitas nyeri ibu
inpartu kala I fase aktif persalinan normal di Ds. Keboan, sebelum dilakukan
counterpressure yaitu memiliki nyeri sangat berat dan setelah dilakukan
counterpressure nyeri yang dirasakan menurun menjadi nyeri berat dan nyeri sedang

42
sehingga dapat diketahui bahwa masase counterpressure efektif dapat menurunkan
intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan normal di Ds. Keboan.

43
PENUTUP

A. SIMPULAN
Counter Pressure, merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan menggunakan teknik pijat dapat meredakan nyeri dengan menghambat sinyal
nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke seluruh jaringan.Pijatan yang
diberikan kepada ibu bersalin selama dua puluh menit setiap kontraksi akan lebih
terbebas dari rasa sakit. Pijatan tersebut akan merangsang tubuh untuk melepaskan
endorphin yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit dan menciptakan perasaan
nyaman. Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman
dalam persalinan
B. SARAN

3. Bagi penulis
Mengharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara nyata
dalam memberikan asuhan kebidanan persalinan dengan conter pressure. Untuk
penelitian dengan kasus yang sama, berharap dapat meningkatkan anamnesa yang
lebih baik untuk menunjang masalah potensial yang membutuhkan data
penunjang dari anamnesa, sehingga mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

4. Bagi Profesi
Mengharapkan agar dapat lebih meningkatkan dalam pengembilan keputusan yang
cepat dan tepat dalam memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh khususnya
bagi ibu bersalin untuk mencegah terjadinya komplikasi.

5. Bagi Institusi

a. Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan baik secara teori maupun
dengan praktik di lahan agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan khususnya untuk penataksanaan persalinan

b. Rumah Sakit
Mutu pelayanan baik dari segi sarana dan prasarana, namun untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang maksimal perlu system yang baik agar dalam

44
pelayanan tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan, sehingga
mengakibatkan kemungkinan buruk yang dapat terjadi seperti komplikasi-
komplikasi dari kasus yang terjadi berakhir dengan kematian.

45
DAFTAR PUSTAKA

TES FORMA
1. Andriana, Evariny. 2017. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer
2. Mochtar, R. (2008). Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif dan Obstetri Sosial. Jakarta:
EGC
3. Rohani, et al. 2011. Asuhan Kebidanan PadaMasa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
4. Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
5. Budiarti, K Dewi.Hubungan AkupresurDengan Tingkat Nyeri dan Lama
Persalinan Kala I Pada Ibu Primipara DiGarut. 2011
6. Ikhtiarinawati, Fitriana. 2010. Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Tingkat
Nyeri Persalinan Kala I. Program Studi D III Kebidanan Univeritas Lamongan. Rohani,
Reni saswita dan Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika
7. Dinas Kesehatan. 2018. Profil Kesehatan Provindi Jawa Tengah Tahun 2017. Jawa
Tengah: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Diakses tanggal 18 Februari 2019.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2017/13
_Jateng_2017.pdf
8. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.Profil Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2015
[Diaksesatanggala17aDesembera2018].Didapatadarihttp://www.depkesjatengprov.go.id/r
esources/download/profil/PROFIL KAB KOTA 2014/3322 Jateng Kab Semarang
2015.pdf
9. Ilmiah Shofa W. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika
10. Danuatmaja, Sonny dan Miellasari, Mila. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta : Puspa Swara.
11. Oxorn, Harry dan Forte, William R. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta : CV Andi.
12. Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : Deepublish.

46
13. Lathifah Neng S dan Iqmy Ledy O. 2018. Pengaruh L14 Terhadap Peningkatan
Kontraksi Pada Kala I Persalinan.
14. Rahmawati, R.; Arifa, S.; Widiastuti, A. (2013). “Pengaruh Pijat Punggung Terhadap
Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan Perdarahan Persalinan pada
Primigravida.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol.8, no.5.
15. Dewi, R.. 2013. Pengaruh Teknik Counter-Pressure Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien
Inpartu Kala I Fase Laten.
16. Pasongli, Rantung & Pesak. (2014). Efektifitas counterpressure terhadap penurunan intensitas
nyeri kala I fase aktif persalinan normal. Di akses tanggal 1 juni 2020
17. Agustin, Ranti; Cahyawati, Fitnaningsih Endang; Hidayati, Ririn Wahyu. Pengaruh
Counter Pressure Massage Terhadap Penurunan Nyeri Bersalin Kala I Fase Aktif Di
Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Gamping. 2019.
18. Seri Pasongli, Maria Rantung, Ellen Pesa. 2014. Efektifitas Counterpressure Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent
Manado. Jurnal Ilmiah Bidan Issn : 2339-1731
19. Nadia, Ajeng Tias Endarti. 2016. Pengaruh Massage Counter-Pressure Terhadap
Adaptasi Nyeri Persalinan Kala 1 Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 8(2);September 2016
20. Dian Puspita Yani, Nurul Jannatun Wahida, Ike Johan Prihatini. 2018. The Influence Of
Massage Counterpressure On Pain Rate Reduction In First Stage Active Phase Labor
Process. The 2nd Joint International Conferences | Http://Proceeding.Tenjic.Org/Jic2 |
Isbn: 978-602-5842-03-0
21. Dina Anggraini, Triana Sri Hardjanti. 2019. Effects Of Hegu Point Suppressor (Li 4) And
Birth Ball Technique On Labor Pain: A Review. Proceedings Of International Conference
On Applied Science And Health No. (4)
22. Retty Nirmala Santiasari, Detty Siti Nurdiati, Wiwin Lismidiati. 2018. Effectiveness Of
Effleurage And Counter-Pressure Massages In Reducing Labor Pain. Health Notions,
Volume 2 Number7 (July 2018) Issn 2580-4936
23. Siti Aminah. 2017. Perbedaan Efektifitas Teknik Firm Counter Pressure Dengan Teknik
Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase
Aktif Di Rs Aura Syifa Kota Kediri Tahun 2017. Jurnal Kebidanan Vol 3, No 3, Juli
2017 : 157-164
24. U. F. Lisa, M. Jalina, And Marniati. 2017. Comparison Of Relaxation With
Counterpressure Massage Techniques For Reduce Pain First Stage Of Labor. Rd

47
Electronic And Green Materials International Conference 2017 (Egm 2017) Aip Conf.
Proc. 1885, 020179-1–020179-5; Doi: 10.1063/1.5002373
25. Azam hamid zadeh,Msc, Farangis shah pourian, Msc, Rooh angiz jams hidiorak, Phd,
Akram sadat montazeri,Msc, Ahmad Khosravi, Msc. 2012. Effects Of Li4 Acupressure
On Labor Pain In The First Stage Of Labor. Journal Midwifery Womens Health

2012;57:133–13 of Midwifery & Women’s Health

48

Anda mungkin juga menyukai