“KEPUTUSAN (BESCHIKKING)”
OLEH :
NAMA : FAHRIYANI ANANDA
NIM : 11000118130571
KELAS : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (A)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS HUKUM
HALAMAN COVER ………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………
1.3. Tujuan
……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ketetapan ………………………………………………………………
2.2. Syarat-syarat Pembuatan ketetepan ……………………………………………………
2.3. Unsur-unsur Ketetapan ………………………………………………………………..
2.4. Macam-Macam Ketetapan……………………………………………………………..
2.5. Batalnya Suatu KTUN ………………………………………………………………
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
· Penetapan tersebut tertulis dan dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU No.5 Tahun 1986, ketetapan memiliki definisi yang
mengandung unsur-unsur dalam KTUN yaitu sebagai berikut:
· Penetapan Tertulis
Secara teoritis, hubungan hukum public senantiasa bersegi satu (tindakan hukum
administrasi adalah tindakan hukum sepihak). Oleh karena itu, hubungan hukum publik berbeda
halnya dengan hubungan hukum dalam bidang perdata yang selalu bersifat dua pihak karena
dalam hukum perdata disamping ada kesamaan kedudukan juga ada asas otonomi berupa
kebebasan pihak yang bersangkutan untuk mengadakan hubungan hukum atau tidak serta
menentukan apa isi hubungan hukum itu. Ketika pemerintah dihadapkan pada peristiwa konkret
dan pemerintah memiliki motivasi dan keinginan untuk menyelesaikan peristiwa tersebut,
pemerintah diberi wewenang untuk mengambil tindakan hukum sepihak dalam bentuk ketetapan
yang merupakan hasil dari tindakan hukum yang dituangkan dalam bentuk tertulis.
KTUN bersifat Konkrit berarti objek yang diputuskan dalam KTUN itu tidak abstrak,
tetapi berwujud,tertentu atau dapat ditentukan. Dalam hal apa dan kepada siapa
keputusan itu dikeluarkan,harus secara jelas disebutkan dalam keputusan. Atau dalam
rumusan lain,objek dan subjek dalam keputusan harus disebut secara tegas.
KTUN bersifat individual artinya tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat
maupun hal yang dituju. Kalau yang dituju lebih dari seorang,tiap-tiap nama orang yang
terkena disebutkan. Tindakan Tata Usaha dalam menyatakan kehendaknya- dengan
maksud terjadi perubahan pada lapangan hukum publik yang bersifat umum,seharusnya
dituangkan dalam bentuk Peraturan (regeling).
KTUN bersifat final berarti sudah definitif sehingga dapat menimbukan akibat hukum.
Ketetapan yang masih memerlukan persetujuan instansi atasan atau instansi lain belum
bersifat final sehingga belum dapat menimbulkan suatu hak atau kewajiban pada pihak
yang bersangkutan.
Ketetapan merupakan wujud konkrit dari tindakan hukum pemerintahan. Secara teoritis,
tindakan hukum berarti tindakan-tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan akibat
hukum tertentu. Dengan demikian, tindakan hukum pemerintahan merupakan tindakan hukum
yang dilakukan oleh organ pemerintahan untuk menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu
khususnya dibidang pemerintahan atau administrasi negara.
Subjek hukum terdiri dari manusia dan badan hukum. Berdasarkan hukum keperdataan,
seseorang atau badan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti orang yang berada dalam
pengampuan atau perusahaan yang dinyatakan pailit tidak dapat dikualifikasi sebagai subjek
hukum. Ketetapan sebagai wujud dari tindakan hukum publik sepihak dari organ pemerintahan
ditujukan pada subjek hukum yang berupa seseorang atau badan hukum perdata yang memiliki
kecakapan untuk melakukan tindakan hukum.
Ketetapan positif menimbulkan hak atau kewajiban bagi yang dikenai ketetapan.
Sedangkan ketetapan negatif tidak menimbulkan perubahan dalam keadaan hukum yang telah
ada. Ketetapan negatif dapat berbentuk: pernyataan tidak berkuasa, pernyataan tidak
diterima atau suatu penolakan.
- Menurut Prins, ada empat macam ketetapan kilat: ketetapan yang bermaksud mengubah
redaksi ketetapan lama.
Bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga
memperkenankannya asalsaja diadakan secara yang ditentukan masing-masing hal konkrit maka
keputusan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat
suatu izin (vergunning).
- Yang menciptakan keadaan hukum baru hanya terhadap suatu objek saja
a. Batal mutlak.
Batal mutlak adalah semua perbuatan yang pernah dilakukan dianggap belum pernah ada. Aparat
yang berhak menyatakan adalah hakim melalui putusannya.
2) Sebagian perbuatan dianggap sah, yang batal hanya sebagiannya saja. Aparat yang berhak
menyatakan adalah yudikatif dan eksekutif.
c. Dapat dibatalkan.
Dapat dibatalkan adalah semua perbuatan yang dilakukan dianggap sah, pembatalan berlaku
semenjak dinyatakan batal. Aparat yang berhak menyatakan adalah umum (eksekutif, legislatif
dan lain-lain).
Menurut teori functionare de faite, suatu Keputusan Tata Usaha Negara tetap dianggap berlaku
walaupun tidak memenuhi syarat diatas (formil dan materiil), apabila memenuhi 2 (dua) syarat
yang bersifat komulatif, yaitu:
a. Tidak absahnya keputusan itu karena kabur, terutama bagi penerima keputusan.
Suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat dinyatakan hapus jika memenuhi unsur-unsur
dibawah ini:
b. Dicabut atau dinyatakan tidak berlaku oleh aparat yang berwenang (yudikatif, eksekutif dan
legislatif);
c. Apabila dikeluarkan suatu Keputusan Tata Usaha Negara baru yang substansinya sama dengan
Keputusan Tata Usaha Negara yang lama;
d. Apabila peristiwa hukum yang menjadi motifasi lahirnya keputusan tersebut sudah tidak
relevan lagi. Hal ini didasarkan pada pendapat Van poe lie dalam teori rebus sic stantibus yang
menyatakan bahwa setiap peristiwa hukum terjadi karena adanya motifasi-motifasi tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Ketetapan atau Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata
Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat
konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
2. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membuat ketetapan diantaranya syarat
formil maupun materil.
3. Unsur-unsur dari sebuah ketetapan antara lain adalah Penetapan tersebut tertulis dan
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara. Berisi tindakan hukum dalam
bidang Tata Usaha Negara. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Bersifat konkrit, individual dan final. Menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
3.2. Saran
1. saya mengharapkan kritikan untuk makalah ini yang membangun dan dapat
menyelesaikan masalah agar kedepananya makalah ini bisa menjadi makalah yang
seutuhnya.
2. saya berharap makalah ini bisa memberikan informasi dan wawasan kepada para
pembaca.