Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ringkasan Keperawatan Komunitas

Pertemuan I dan II

NAMA : YHEFIN SAMPE PARENDEN


NIM : 201801137
KELAS : III C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020
Pertemuan I
Konsep Dasar Kegawat-Daruratan di Komunitas

A. Pengertian Komunitas
1. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari
tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
2. Pengertian komunitas yaitu sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan.
3. keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra .
B. Tahap Pencegahan
Tujuan :
1. Tujuan umum yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus yaitu :
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
Tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan langsung ( Direct care ) terhadap individu,
keluarga,kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok.

3. Strategi Pelayanan Kesehatan


a. Locality development => yang menekankan pada peran serta masyarakat dan
masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan
dan evaluasi.
b. Social planning => dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi.
c. Social action => adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oeh pemerintah untuk perubahan yang mendasar

4. Tindakan yang Diberikan


a. Non- medis :cara meminta pertolongan ,transportasi dan menyediakan alat alat
b. Medis : kemampuan medis berupa pengetahuan maupun keterampilan :BLS,ALS

5. Ruang Lingkup Gadar


a. Dapat melakukan primary survey dan secondery survey
b. Dapat menggunakan tahapan ABCDE dalam Primery Survey
c. Resusitasi pada kasus kegawat daruratan

C. Pengertian IGD
IGD Yaitu suatu tempat /unit dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan
dan peralatan khusus yang memberikan pelayanan gawat darurat yang merupakan
penanggulangan gawat darurat yang terorganisir. Pasien gawat darurat adalah Pasien yang
beresiko terancam jiwanya dan menjadi cacat secara tiba – tiba.

Sifat gawat darurat adalah :


1. Perlu pertolongan segera cepat, tepat dan aman (scta)
2. Punya masalah patologis,psikologis,lingkungan dan keluarga
3. Tidak sabar menunggu informasi

Perawat Gawat Darurat adalah :


1. Orang yang terdekat dengan pasien
2. Paling mengetahui perlengkapan pasien saat dirawat
3. Mampu mengenal gejala dan pertolongan sebelum dokter datang
4. Bertanggung jawabatas perkembangan dan tindakan yang dilakukan
5. Mampu melakukan pencacatan
6. Berfikir dan berinisiatif
Karakteristik Perawat Gawat Darurat
1. Melakukan askeb dalam situassi urgent dan non urgent
2. Triase dan prioritas
3. Disaster dan preparednes

Peran dan Fungsi Perawat Gawat Darurat


1. Memberi pelayanan
2. Manajemen administrasi
3. Pendidikan
4. Konsultasi
5. Advokasi
6. Penelitian
Pertemuan II
Pengukuran dalam Epidemiologi, Surveilens Epidemiologi dan Skrining
Penyakit Menular

A. Pengukuran dalam Epidemiologi


1. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi
Rumus:
Proporsi : x / (x+y) x k

2. Ratio
Ratio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung. Ratio digunakan
untuk menyatakan besarnya kejadian
Rumus:
Ratio = (x/y) k
Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan Ratio= x : y = 1 : 2

3. Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan
kejadian tertentu dalam masyarakat
Rumus:
Rate = (x/y) k
X: angka kejadian
Y: populasi berisiko
K: konstanta (angka kelipatan dari 10)

4. Prevalence Rate
Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu. PR yang ditentukan
pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate. PR yang
ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2019 s/d 31 Desember 2019) disebut
Periode Prevalence Rate

5. Pengukuran Angka Kesakitan/ Morbiditas


a. Incidence Ratem Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu.
b. Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.

6. Pengukuran Mortality Rate


a. CDR ( Crude Death Rate) adalah angka kematian kasar atau jumlah seluruh
kematian selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
b. SDR ( Specific Death Rate) adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu
selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
c. CFR (Case Fatality Rate) adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit
tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut
d. MMR (Maternal Mortality Rate) = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah
kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum)
per 100.000 kelahiran hidup
e. IMR ( Infant Mortality Rate) = AKB = angka kematian bayi adalah jumlah kematian
bayi (umur <1tahun) per 1000 kelahiran hidup
f. NMR (Neonatal Mortality Rate) = AKN = Angka Kematian Neonatal adalah jumlah
kematian bayi sampai umur < 4 minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup
g. PMR ( Perinatal Mortality Rate) = AKP = angka Kematian Perinatal adalah jumlah
kematian janin umur 28 minggu s/d 7 hari seudah lahir per 1000 kelahiran hidup

B. Survilance
1. Definisi
a. Surveilans menurut WHO adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk diambil tindakan.
b. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Masrochah, 2006)

2. Manfaat Surveilans Epidemiologi


a. Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
b. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
c. Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
d. Identifikasi faktor risiko dan penyebab lainnya
e. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
f. Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
g. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
h. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan
kesehatan dimasa datang
i. Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program
pada tahap perencanaan.

3. Tujuan Surveilans Epidemiologi


Tujuan surveilans epidemiologi tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai
dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan
serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara menyeluruh (Buton, 2008).
4. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan
a. Surveilans epidemiologi penyakit menular Merupakan analisis terus menerus dan
sistematika terhadap penyakit menular dan faktor resiko untuk upaya pemberantasan
penyakit menular.
b. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular Merupakan analisis terus
menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko untuk
mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
c. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku Merupakan analisis
terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor resiko untuk mendukung
program penyehatan lingkungan.
d. Surveilans epidemiologi masalah kesehatan Merupakan analisis terus menerus
dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor resiko untuk mendukung
program-program kesehatan tertentu.
e. Surveilans epidemiologi kesehatan matra Merupakan analisis terus menerus dan
sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung
program kesehatan matra (Depkes RI, 2003).

5. Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan


Mekanisme kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya.
b. Perekaman, pelaporan dan pengolahan data
c. Analisis dan intreprestasi data
d. Studi epidemiologi
e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut.
g. Umpan balik.

6. Jenis Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi


a. Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan
1) Surveilans epidemiologi rutin terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor resiko
kesehatan.
2) Surveilans epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus
kesehatan
3) Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
4) Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
periode tertentu serta populasi atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih
mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau factor resiko
kesehatan.

b. Penyelenggaraan berdasarkan aktifitas pengumpulan data


1) Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemilogi dimana unit
surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan
kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
2) Surveilans pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi dimana unit
surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.

c. Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan


1) Pola kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang
berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana
2) Pola selain kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan
yang berlaku untuk keadaan di luar KLB dan atau wabah dan atau bencana

d. Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan


1) Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana
data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan
pendukung pemeriksaan.
2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans
dimana data diperoleh berdasarkan pemerksaan laboratorium atau peralatan
pendukung pemeriksaan lainnya.

7. Komponen system
a. Tujuan yang jelas dan dapat diukur
b. Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans
epidemiologi dengan dukungan tenaga profesional.
c. Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara-cara
memperoleh data, cara mengolah data, cara-cara melakukan analisis, sarana
penyebaran atau pemanfaatan data dan informasi epidemiologi serta mekanisme
kerja surveilans epidemiologi.
d. Dukungan advokasi peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran.
e. Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi
f. Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dan pertukaran
data dan informasi epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan surveilans
epidemiologi.
g. Indikator kinerja : Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dilakukan melalui
jejaring surveilans epidemiologi antara unit-unit surveilans dengan sumber data,
antara unit-unit surveilans dengan pusat-pusat penelitian dan kajian, program
intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya.

8. Langkah-langkah kegiatan surveilans


a. Pengumpulan data
b. Pengolahan dan penyajian data
c. Analisis data
d. Penyebar luasan informasi
e. Umpan Balik
f. Investigasi Penyakit Berpotensi KLB
g. Tindakan Penanggulangan
h. Evaluasi

C. Skrining Penyakit Menular


Penyaringan atau  screening adalah upaya mendeteksi/mencari  penderita dengan penyakit
tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada
atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan
sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan  penyakit atau kelainan yang
belum diketahui dengan menggunakan tes,  pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
secara cepat membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan orang yang
tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.

Macam-macam skrining meliputi :


1. Mass Screening adalah screening yang dilakukan secara masal (melibatkan populasi
secara keseluruhan)
2. Selectiv Screening adalah screening yang dilakukan pada kelompok tertentu
3. Singgle Disease Screening adalah screening yang dilakukan pada satu jenis penyakit
saja Contoh :skrining HIV
4. Multiphasic Screeninga Adalah screening yang dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode tertentu.
5. Chase Finding Screning adalah screening yang dilakukan karena  penemuan kasus baru.

Anda mungkin juga menyukai