Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Pengelolaan Kuliatas Air Budidaya Udang Lobster Di BBRBALP

Kabupaten Buleleng Bali


Lembar Pengesahan
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ketrampilan dan
kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan yang dilakukan di perguruan
tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek dalam skala kecil dengan intensitas
yang terbatas. Agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di
dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di
instansi/lembaga yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah
lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa dapat
memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa
pelatihan kerja untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk
dapat terjun langsung di masyarakat tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi
dengan perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga ketrampilan (skill) dan
pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.
Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan magang
industri. Magang adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada lembaga/instansi yang relevan dengan
pendidikan yang diambil mahasiswa dalam perkuliahan. Bentuk kegiatan yang dilakukan
adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di lokasi magang.
Untuk mengisi waktu luang pada waktu libur semester genap ini , maka bermaksud
mengikuti kegiatan magang yang akan dilaksanakan di BBRBALP Kabupaten Buleleng Bali
ini merupakan salah satu tempat dimana budidaya udang lobster yang memiliki management
pengairan yang baik.
Dengan melakukan kegiatan magang di BBRBALP Kabupaten Buleleng Bali ini,
kami mengharapkan dapat menimba ilmu secara langsung mengenai bagaimana
menggunakan air yang berkualitas untuk budidaya Udang Lobster yang dilakukan di
BBRBALP ini dalam rangka mendapatkan benih lobster yang baik dan juga berkualitas.

1.2 Tujuan Kegiatan


 Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga
secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang
budidaya perairan.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang di
jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di lapangan.
d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan
penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke
masyarakat.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah,
dan perusahaan.

1.3 Manfaat Magang


Manfaat yang didapat dari pelaksanaan magang di BBRBALP Kabuten Buleleng Bali
antara lain :
a. Memperoleh ilmu pengetahuan bagaimana cara memanage pengairan budidaya udang
lobster untuk menghasilkan lobster yang berkualitas unggul
b. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal
bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lobster

Cherax sp adalah Nama Latin Lobster Air Tawar. Nama latin lobster air tawar yang
lainnya antara lain procambarus clarki, yaby, monticola, zebra dan lain sebagainya, akan
tetapi Cherax sp merupakan nama latin lobster air tawar yang banyak dibudidayakan. Dalam
klasifikasi lobster air tawar memang merupakan hewan bercangkang. Cangkang akan
mengelupas secara periodik seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Nama latin lobster air
tawar dicirikan dari tubuh terbagi menjadi 2 bagian, bagian depan terdiri atas kepala dan dada
yang disebut chepalothorax  dan bagian belakang yang terdiri atas badan serta ekor yang di
sebut abdomen. Nama latin lobster air tawar jenis Cherax sp.
memiliki Cephalothorax  ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace) yang berfungsi
untuk melindungi otak, insang, hati dan lambung. Bagian kepala dan perut dihubungkan
dengan bagian yang bernama subcephalothorax .

Jenis lobster air tawar memiliki kelopak kepala depan yang


disebut rostrum, bentuknya meruncing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari 6 ruas pada
ruas pertama terdapat sepasang mata yang bertangkai. Tubuh mengalami modifikasi sehingga
dapat digunakan untuk kepentingan sebagai berikut: makan, bergerak, menopang insang,
organ sensor seperti pada antenna dan antenula. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sungut
yang sangat kecil yang disebut antenula dan yang sangat besar disebut antena. Untuk ruas
keempat, kelima dan keenam terdapat rahang (mandibula), maxilla I dan maxilla II ketiga
bagian ini berfungsi sebagai alat makan.

Pada bagian kepala terdapat lima pasang kaki (periopoda). Kaki pertama, kedua dan
ketiga mengalami perubahan bentuk dan fungsi sebagai capit (chela). Capit pertama
berfungsi sebagai senjata menghadapi musuh, capit tersebut juga berfungsi sebagai
penangkap mangsa yang bergerak lebih cepat. Capit kedua dan ketiga berfungsi seperti
tangan manusia yaitu untuk menyuapi mulut pada saat makan. Dua pasang kaki lainnya
sebagai kaki jalan (walking legs). Jenis lobster air tawar untuk konsumsi memiliki ukuran
capit lebih besar dibandingkan jenis lobster air tawar yang lain. Abdomen merupakan bagian
tubuh antara cephalothorax dan telson abdomen, bagian ini ditutup oleh lapisan keras yang
terdiri 5 segmen dikenal dengan pleura yang susunannya kearah telson menyerupai susunan
genteng.

Pada bagian bawah abdomen terdapat kaki renang (Pleopoda) yang strukturnya


berupa selaput tipis dan masing-masing terdiri tiga ruas selain untuk berenang pleopoda juga
berfungsi sebagai tempat melekat telur pada lobster betina. Telson merupakan bagian paling
belakang dari tubuh lobster. Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu satu helai telson  dan
empat helai uropoda keseluruhan bagian telson berfungsi untuk berenang atau bergerak,
dalam keadaan terancam atau kaget lobster bergerak ke belakang secara cepat
kearah peripoda (Bahtiar, 2006). Pada permukaan dorsal cephalothorax terdapat
dua carina  ke luar kearah posterior dan rostrum dan dua carina pada daerah orbital.
Panjang carapace dapat mencapai 9cm lebih tergantung pada umur individu. Perbandingan
panjang cephalothorax dengan abdomen pada umumnya bernilai 1:1 berat badan berkisar
antara 300-600g, panjang tubuh mencapai 14 inci, kandungan daging
pada abdomen mempunyai rata-rata 30% dari total berat badannya tambahan 5-10% daging
dalam capit (Showalter, 2006).

2.2 Tingkah Laku Induk

Pada pemijahan lobster, jantan meletakkan massa spermatoforik di bagian


sternum lobster betina, yaitu mulai dari bagian sebelah belakang celah genital sampai
ujung bagian belakang dari sternum. Peletakan massa spermatoforik ini berlangsung
beberapa saat sebelum telur dikeluarkan. Massa spermatoforik yang baru dilepaskan
bersifat lunak, kemudian mengeras dan warna yang semula jernih berubah menjadi
kehitaman. Fertilisasi terjadi pada saat telur yang dikeluarkan dari celah genital ditarik
ke arah abdomen oleh pasangan kali kelima. Pasangan kali kelima betina ini
mempunyai bentuk yang berbeda dengan pasangan kaki kelima jantan. Capit pada
pasangan kaki betina menyobek selaput yang membungkus massa spermatoforik pada
saat menarik telur ke arah abdomen. Dengan demikian, pada saat telur tertarik ke arah
abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek dan terjadilah
fertilisasi. Telur-telur yang telah dibuahi dan berada di dalam bagian perut lobster betina
mengalami beberapa kali pembelahan sel. Setelah 30 jam, telur- telur dilepaskan dari
ovarium melalui ovidak dan bergerak melintasi massa spermatoforik, keluar dari tubuh
induk betina, diletakkan pada kaki renang sebagai kantong pengeraman (brood
chamber) (Cobb dan Phillips, 1980). Telur melekat pada plumose setae, bulu halus pada
sisi pinggir kaki renang bagian dalam pada keempat kaki renang (kiri dan kanan).
Pada awal pengeraman, telur masih berwarna jingga atau stadia awal
perkembangan embrio sampai embrio memasuki stadia prenauplius, kaki renang
(pleopod) yang berjumlah 4 pasang sekali-kali dikibaskan. Pergerakan pleopod
cenderung meningkat dengan semakin meningkatnya perkembangan embrio, ketika
embrio memasuki stadia nauplius sampai menetas. Induk selalu menggerakkan pleopod
diduga berfungsi sebagai penyuplai oksigen, untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
embrio dan menjaga supaya kotoran tidak melengket pada telur. Selama pengeraman,
badan selalu ditekuk dan telson menutupi telur, namun ketika telur mulai menetas
abdomen mulai diluruskan dan kaki renang selalu dikibaskan. Beberapa posisi induk
saat menetaskan telurnya, yaitu berada di sudut akuarium dengan posisi menungging
sambil mengibaskan kaki renang dan dibarengi karukan kaki- kaki jalan pada massa
telur, posisi tersebut sering dilakukan oleh induk betina Pada induk lobster yang
memijah di alam kemudian dipelihara di dalam wadah terkontrol, waktu mengerami
telurnya sangat bervariasi, tergantung stadia perkembangan embrio saat mulai
dipelihara. Makin sempurna perkembangan embrio saat ditangkap di alam, akan makin
cepat waktu pengeraman di dalam media terkontrol. Induk lobster, P. homarus pada
awal mulai dipelihara dengan embrio berwarna jingga dan berbintik mata mulai menetas
setelah 3 hari. Menurut Slamet dan Imanto, (1989) waktu yang diperlukan oleh telur
lobster dari saat pembuahan sampai telur menetas (masa inkubasi) bervariasi antara 16
sampai 22 hari (rata-rata 19,7 hari). Crawford (1921 dalam Marx and Herrnkind 1986)
mengemukakan bahwa periodei nkubasi spiny lobster berlangsung selama tiga minggu.
Penetasan telur dikontrol oleh embrio dan diduga oleh induknya sendiri. Induk
mempercepat penetasan dengan menggarut telur yang siap menetas dengan
menggunakan kaki jalan ke-5 sambil mengibaskan kaki renangnya sampai telur dalam
gendongannya terlepas menjadi larva.

2.3. Pengairan Budi Daya Lobster


Cara Budidaya Lobster Air Tawar Dimulai Dengan Seleksi Indukan Budidaya
lobster air tawar dapat dimulai dengan menyeleksi indukan. Dengan seleksi indukan lobster
air tawar yang baik, maka proses budidaya lobster air tawar akan menjadi lebih maksimal.
Berikut adalah ciri-ciri indukan lobster air tawar secara baik :
A. Ciri-ciri Indukan Lobster Air Tawar Yang Siap Dipijahkan:
 Berusia minimal 6 bulan

 Memiliki panjang minimal 10 cm

 Memiliki bentuk tubuh indukan betina dan indukan jantan yang ideal.
B. Ciri-ciri Indukan Betina Lobster Air Tawar Yang Baik :

 Ukuran kepala lebih kecil daripada ukuran badan.

 Memiliki berat rata-rata 64, 73 gram.

 Dijumpai alat kelamin yang normal, berupa lubang pada pangkal kaki ketiga dari
bawah untuk mengeluarkan telur.

 Berumur minimal 4-7 bulan.


C. Ciri-ciri Indukan Jantan Lobster Air Tawar Yang Baik :

 Ukuran kepala lebih besar dari pada badan.

 Memiliki berat rata-rata 62, 79 gram.

 Terdapat garis merah pada capitnya.

 Terdapat tanda atau bercak warna merah pada capik sebelah luarnya yang
menandakan bahwa lobster telah matang gonad atau siap kawin.

 Berumur minimal 4-7 bulan.


Cara Mengawinkan Lobster Air Tawar

Setelah mendapatkan indukan lobster air tawar yang baik, maka langkah selanjutnya
dalam budidaya lobster air tawar yaitu mengawinkan lobster air tawar. Berikut cara
mengawinkan lobster air tawar :
 Cara mengawinkan lobster air tawar yaitu dengan dipijahkan, atau memberi tempat
persembunyian dengan panjang sesuai tubuhnya dan jumlah sesuai dengan betinanya.

 Tempat persembunyian bisa dibuat dengan pipa paralon berdiameter 2 inchi dan
panjang 20 cm, atau disesuaikan dengan jenis dan panjang indukan.

 Lobster air tawar dipijahkan di dalam bak selama 2-3 minggu hingga terjadi proses
perkawinan indukan.

 Jika menggunakan metode perkawinan massal, padat tebar maksimal 25 pasang per
meter persegi.
Persiapan Bak Pemijahan Lobster Air Tawar

 Bak pemijahan lobster air tawar tergantung pada ukuran dan tingkat kepadatan. Untuk
pemijahan, biasanya 1- 2 ekor induk jantan dengan 3 ekor induk betina.

 Kepadatan tebar dalam kolam pemijahan bisa diatur dengan 3 – 5 ekor/ m2.

 Shelter atau tempat persembunyian yang digunakan harus sesuai dengan ukuran
indukan.

 Aplikasikan 50 gram/ m2 GDM SaMe dengan cara ditebar merata.

 Aplikasikan 6 gram/ m2 GDM Black BOS dengan cara dilarutkan didalam air,
kemudian siramkan ke dalam kolam.
Proses Pemijahan Lobster Air Tawar

 Menyiapkan bak pemijahan dengan kepadatan 3 – 5 ekor/ m2.

 Semprot/siramkan secara merata SOC GDM Organik dengan dosis 6 ml/ m2.

 Pilih indukan betina dan jantan yang unggul. Perbandingan lobster air tawar yang
dipijahkan adalah 1-2 jantan : 3 betina.

 Menyiapkan shelter dengan ukuran yang sesuai dengan tubuh indukan, kemudian.

 Menjaga ketinggian air selalu stabil di kisaran 30 cm dengan suhu 23 – 29 0 Celsius


agar proses pemijahan dapat berlangsung dengan baik.

 Pemberian makan dapat dilakukan sehari 2 kali dengan dosis 3% dari total bio mass
dalam sehari.

 Tunggu selama 2 -3 minggu sampai terjadi proses perkawinan indukan. Setelah


terlihat tanda-tanda bertelur, induk betina dipindahkan ke akuarium lainnya.
Penanganan  dan Penetasan Telur Lobster Air Tawar

Dalam budidaya lobster air tawar, penanganan dan penetasan telur harus diperhatikan.
Induk bertelur dipindahkan dengan cara diangkat bersamaan dengan tempat
persembunyiannya. Harus dilakukan secara hati-hati. Jarak penampungan induk bertelur dan
juga ruang pengeraman baiknya tidak terlalu jauh, ayitu sekitar 150 meter. Pegeraman telur
dilakukan dalam bak yang disesuaikan dengan kehidupan lobster di alam selama 3 – 5
minggu. Pada minggu pertama, telur masih berbentuk bulat dan berwarna kuning. Kemudian,
telur menjadi coklat kehitaman dan mulai tampak bagian-bagian tubuh. Setelah satu bulan,
tubuh telah terbentuk sempurna, kemudian dalam waktu 3 – 4 hari seluruh benih akan
terlepas dari tubuh induknya.

Proses Persiapan Bak Pendederan

 Bak pendederan harus disesuaikan dengan kehidupan lobster di alam, mulai dari
kedalaman, tekanan air, suhu, hingga pH.

 Temperatur air kolam berkisar 24-31o C.

 pH 6-8

 Kandungan amoniak dalam air maksimal 1,2 ppm.

 Tingkat kekeruhan air 30-40 cm.

 Aplikasikan 50 gram/ m2 GDM SaMe dengan cara ditebar merata.

 Aplikasikan 6 gram/ m2 GDM Black BOS dengan cara dilarutkan didalam air,
kemudian siramkan ke dalam kolam.

 Kedalaman air bisa sedalam 25 – 30 cm dengan kepadatan 20 – 50 ekor/ m2.

 Beri persembunyian berupa potongan pipa paralon atau roster untuk tempat
persembunyian.
Proses Pendederan Lobster Air Tawar

 Burayak diletakkan dalam wadah pengeraman sampai usia 7 – 15 hari.

 Pemberian pakan 2 kali sehari berupa cacing sutera, cacing beku, atau pelet udang
paling kecil sebanyak 2 – 3% berat burayak.

 Setelah usia 7 – 15 hari lakukan penjarangan kepadatan dengan kerapatan 20 – 50


ekor/ m2.

 Semprot/siramkan secara merata SOC GDM Organik dengan dosis 6 ml/ m 2. Ulangi
pengaplikasian setiap 10 hari sekali secara rutin.
9. Syarat Lokasi Kolam Lobster Air Tawar
 Budidaya lobster air tawar dapat dilakukan dengan media akuarium ataupun kolam.
Untuk kolam, biasanya digunakan kolam terpal/semen.

 Ukuran kolam umumnya 200 x 200 x 50 cm bagi burayak satu indukan, atau ukuran 2
x 1 x 0,5 meter untuk 1000 ekor bibit lobster.
 Pastikan bahwa kolam telah terbebas dari zat-zat pencemar air.

 Kolam sebaiknya dibangun di tempat yang sejuk, seperti bawah pohon atau tempat
tertutup.
Persiapan dan Pembuatan Kolam Lobster Air Tawar

Dalam pembuatan kolam untuk usaha lobster air tawar, ada dua opsi kolam yang
dapat digunakan, yaitu kolam tanah atau kolam tembok. Berikut adalah beberapa persiapan
yang diperlukan dalam pembuatan kolam

A. Persiapan dan Pembuatan Kolam Lobster Air Tawar di Kolam Tanah


 Lakukan pengeringan air kolam/tambak selama seminggu.

 Aplikasikan 50 gram/ m2 GDM SaMe dengan cara ditebar merata.

 Aplikasikan 6 gram/ m2 GDM Black BOS dengan cara dilarutkan didalam air,
kemudian siramkan ke dalam kolam.

 Isi kolam dengan air seminggu sebelum bibit dilepaskan ke dalamnya.

 Pasang aerator atau kincir air untuk menjaga sirkulasi oksigen dalam kolam.

 Pastikan bahwa kandungan air dalam kolam tanah aman bagi kelangsungan hidup
lobster, mulai dari pH, oksigen, dan tingkat kekeruhan.
B. Persiapan dan Pembuatan Kolam Lobster Air Tawar di Kolam Tembok
 Kolam tembok atau kolam semen umumnya digunakan untuk pemijahan massal dan
pembesaran burayak.

 Aplikasikan 50 gram/ m2 GDM SaMe dengan cara ditebar merata.

 Aplikasikan 6 gram/ m2 GDM Black BOS dengan cara dilarutkan didalam air,
kemudian siramkan ke dalam kolam.

 Dapat dibuat dengan ukuran ideal, yaitu 2 x 2 x 0.,5 meter.

 Kolam sebaiknya direndam terlebih dahulu selama 1 minggu untuk menghilangkan


zat-zat berbahaya dengan memasukkan beberapa belah pelepah pisang ke dalam kolam.
C. Persiapan dan Pembuatan Kolam Lobster Air Tawar di Kolam Terpal
 Persiapkan lahan dengan mengukur ukuran kolam dengan kebutuhan terpal, misalnya
ukuran kolam 4 x 3 meter, maka ukuran terpal sebaiknya 5 x 4 meter.

 Buat dinding kolam dengan menggunakan susunan bambu, pasang terpal dan buatlah
saluran pipa kolam terpal.

 Pastikan saluran pengairan dan pembuangan air telah disesuaikan dengan kondisi di
sekitar kolam.

 Aplikasikan 50 gram/ m2 GDM SaMe dengan cara ditebar merata.


 Aplikasikan 6 gram/ m2 GDM Black BOS dengan cara dilarutkan didalam air,
kemudian siramkan ke dalam kolam.
Tahap Perawatan Kolam Untuk Lobster Air Tawar

A. Tahap Perawatan Kolam Terpal Untuk Lobster Air Tawar


 Pergantian air dapat dilakukan setiap 2 – 3 hari sekali.

 Pastikan bahwa terpal tidak mengalami kebocoran, dan saluran air berfungsi secara
baik untuk menjaga tekanan dan juga kualitas air kolam.

 Tempat-tempat persembunyian lobster baiknya dibersihkan secara berkala.


B. Tahap Perawatan Kolam Tembok Untuk Lobster Air Tawar
 Sama seperti kolam yang lain, pergantian air dapat dilakukan 2 – 3 hari sekali.

 Untuk kolam tebok atau kolam semen, pastikan bahwa air selalu bebas dari zat-zat
berbahahaya dari tembok semen.

 Tempat-tempat persembunyian lobster baiknya dibersihkan.


C. Tahap Perawatan Kolam Tanah Untuk Lobster Air Tawar
 Pergantian air dapat dilakukan 2 – 3 hari sekali untuk menjaga kualitas air.

 Pastikan bahwa kualitas air pada kolam tanah selalu terjaga, baik kekeruhan, oksigen,
maupun tekanannya.

 Tempat-tempat persembunyian lobster baiknya dibersihkan.


Proses Pemindahan Bibit Lobster Air Tawar Dari Bak Pendederan Ke Kolam
Pembesaran
 Pemindahan bibit lobster air tawae dapat dilakukan apabila kolam telah disiapkan,
lobster dipindahkan seminggu setelah air kolam diisi.

 Pastikan bahwa jumlah shelter mencukupi jumlah lobster air tawar yang dipindahkan.
Cara Perawatan Lobster Air Tawar

A. Cara Perawatan Lobster Air Tawar Kecil


Pada lobster air tawar kecil, pemberian pakan perlu diperhatikan. Tempat persembunyian
dapat berua paralon, atau batako dan kayu berlubang. Setelah 10 hari dalam kolam penetasan,
benih dipindahkan ke kolam pembesaran untuk dipelihara selama 2 bulan. Semprot/siramkan
secara merata SOC GDM Organik dengan dosis 6 ml/ m 2. Ulangi pengaplikasian setiap 10
hari sekali secara rutin.

B. Cara Perawatan Lobster Air Tawar Besar


Selain pakan, shelter menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam perawatan
lobster air tawar besar. Shelter yang cocok adalah pipa paralon dengan ukuran panjang 15 20
cm dan diameter 4 inci. Semprot/siramkan secara merata Suplemen Organik Cair GDM
Spesialis Perikanan dengan dosis 6 ml/ m2. Ulangi pengaplikasian setiap 10 hari sekali secara
rutin.

Jenis dan Cara Pemberian Pakan Lobster Air Tawar Kecil

A. Jenis dan Cara Pemberian Pakan Lobster Air Tawar Kecil

Makanan lobster air tawar kecil dapat berupa cacing, sayuran, atau pelet lobster yang
diberikan pagi dan sore sebanyak 2-3% berat burayak. Cara pemberian pakan dapat dilakukan
dengan menebarkan pakan ke kolam lobster air tawar.

B. Jenis dan Cara Pemberian Pakan Lobster Air Tawar Besar

Makanan lobster air tawar besar dapat berupa cacing, sayuran seperti tauge dan wortel,
atau pelet khusus lobster yang dikombinasi dengan sulai pakan buatan, seperti pellet, ikan
tongkol, kombinasi pelet dengan cacing tubifex atau kombinasi ikan tongkol dengan cacing
tubifex. Cara pemberian pakan dapat dilakukan dengan menebarkan pakan ke kolam lobster
air tawar.

Masa Panen Lobster Air Tawar

Bibit dapat dipanen setelah ukuran lobster air tawar mencapai 1 -2 cm, yaitu sekitar
usia 20 hari. Pada usaha ternak lobster air tawar pembesaran, biasanya dapat dipanen pada
usia 6-8 bulan dengan berat rata-rata 100 gram ke atas. Meski begitu, ukuran lobster air tawar
dapat disesuaikan dengan permintaan pasar.
5. PENUTUP

Demikian proposal pengajuan magang ini kami susun, untuk diajukan sebagai pertimbangan
pihak instansi/ lembaga/ perusahaan untuk dapat dipahami bersama dan dapat digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan magang, sehingga besar harapan kami
untuk dapat diijinkan melaksanakan magang di Di BBRBALP Kabupaten Buleleng Bali

Proposal ini masih bersifat fleksibel, segala hal dan ketentuan yang belum ada dan
tercakup dalam proposal ini, dapat direncanakan dan disusun kemudian berdasarkan
kesepakatan bersama sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di instansi/ lembaga,
situasi dan kondisi yang terjadi baik di universitas maupun di instansi/ lembaga.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, 2003. Budidaya Lobster Air Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta


Lukito, A dan Prayugo, S. 2007. Panduan Lengkap Lobster Air Tawar. Penebar Swadaya . Jakarta
Nuraini. S. dan B. Sumiono. 2008. Parameter Udang Barong Di Pantai Selatan
Sukmajaya, Y dan Suharjo, 2003. Mengenal Lebih Dekat Lobster Air Tawar Komoditas
Perikanan Prospektif. Agromedia Pustaka Utama. Sukabumi
Susanto.N. 2010. Prospek Pengembangan Berbagai Jenis Lobster Air Tawar Sebagai Biota
Akuatur di Indonesia. FMIPA Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai