Anda di halaman 1dari 4

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.

504
pulau, membuat Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia yakni kurang lebih sejumlah 267.000.000 (dua ratus enam
puluh juta) jiwa. Dengan jumlah tersebut membuat Indonesia menjadi target pasar bagi
berbagai industri yang tertarik untuk memperlebar lini produksi dan skala bisnisnya, sehingga
sektor industri menjadi salah satu kontributor terbesar bagi perkembangan perekonomian
nasional salah satunya industri rokok. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, pada tahun
2012 mulai berkembang rokok elektrik atau disebut juga dengan vape di Indonesia. Vape
sendiri sudah ada sejak tahun 1930, namun baru mulai populer pada tahun 2003 Vape banyak
digemari oleh kalangan remaja, dikarenakan kandungan liquid yang memiliki rasa yang
beraneka ragam. Selain itu, vape digemari masyarakat karena digadang-gadang mampu
menghilangkan kebiasaan merokok konvensional. Oleh karena itu vape menjadi sebuah trend
yang banyak muncul di toko-toko vape berskala kecil maupun berskala besar, penjual biasnya
menjual vape beserta liquid vape dengan berbagai jenis varian rasa. Tingginya minat
masyarakat terhadap vape, membuat peluang usaha vape menjadi usaha yang memiliki
prospek keuntungan yang tergolong tinggi. Melihat adanya peluang yang besar ini,
mendorong Sendy untuk membuat vape beserta liquidnya.

Pada awal tahun 2017, Sendy merupakan mahasiswa S2 (Strata Dua) Fakultas
Pertanian disebuah Universitas di Jogjakarta. Pada mulannya Sendy merupakan pengemar
vape, dikarenakan vape telah menjadi hal yang paling digemari dan sudah menjadi lifestyle
kaum milenial. Dari kegemarannya mengkonsumsi vape yang menjadi lifestyle, akhirnya
Sendy berfikir untuk memproduksi liquid sendiri untuk dikonsumsi. Setelah membuat liquid
dan dikonsumsi sendiri Sendy juga berfikiran untuk membagikan kepada rekan-rekannya.
Dari beberapa rekannya yang mencoba liquid buatan Sendy, ternyata rasanya lumayan enak
maka dari itu Sendy mencoba untuk menjual liquid tersebut kepada rekan yang lainnya.
Karena harga vape dan liquid terbilang lebih mahal dari rokok konvensional maka beberapa
teman Sendy berpindah ke rokok konvensional. Beberapa orang juga menganggap liquid
Sendy tidak sesuai dengan harga, karena rasa dari liquid yang hampir sama dengan liquid
yang dijual dipasaran, hal ini membuat Sendy merasa gagal dengan usaha yang ia lakukan.

Kegagalan tersebut tidak mengurangi semangat Sendy untuk melakukan percobaan


kedua. Pada Juni 2017 Sendy melakukan percobaan kedua, ia tak mau gagal lagi dalam
usahanya. Maka dari itu sebelum melakukan percobaan yang kedua ini Sendy membaca
beberapa artikel dan buku, dari hasil berbagai riset tersebut Sendy menemukan sebuah
tanaman, yang bernama coffea gratiae, tanaman tersebut merupakan jenis tanaman kopi yang
mempunyai cita rasa yang berbeda. Dalam artikel disebutkan dijelaskan bahwa Coffea
gratiae merupakan tanaman kopi yang memiliki kandungan AB-CHMINACA pada
bunganya dan dapat meningkatkan cita rasa yang nikmat jika orang menikmatinya. Setelah
membaca artikel tersebut ia berpikir untuk mencampurkn kandungan dari bunga kopi ke
dalam liquid vape. Seketika itu hal ini juga mengingatkan Sendy pada dosen yang pernah
mengatakan tentang wilayah yang lumayan luas di daerah Sleman. Setelah mencari informasi
tempat tersebut, benar saja masyarakat yang berada di Desa Ledoksambi itu berkebun dengan
sistem tumpang sari. Sebelum Sendy mendatangi Desa Ledoksambi yang terletak di daerah
Kaliurang Sleman, Sendy berkenalan dengan Vania Ayu selaku anak dari Bagus Suharjo
melalui media sosial. Setelah berkenalan dengan Vania Ayu tanpa berfikir panjang Sendy
mendatangi Desa Ledoksambi untuk menemui Vania Ayu. Sesampainya di Desa
Ledoksambi Vania Ayu mengenalkan Sendy kepada Ayahnya, dari perkenalan dan
pertemuan tersebut Sendy bermaksud menggali informasi lebih lanjut mengenai berkebun
dengan sistem tumpang sari yang dilakukan masyarakat setempat.

Bagus Suharjo sendiri adalah penduduk asli Desa Ledoksambi Kaliurang, Sleman.
Bagus yang memiliki kebun beberapa hektar yang ditanami dengan menggunakan sistem
tumpang sari. Lahan perkebunan yang ditanami tanaman teh dan stroberi ini menghasilkan
banyak manfaat dan keuntungan yang sangat memuaskan. Hasil kebun yang didapatkan
dikenal luas oleh masyarakat, selain itu produk yang dihasilkan juga mempunyai kualitas
yang baik, untuk memasarkan produknya Bagus juga memanfaatkan media sosial untuk
menjual hasil kebun yang didapatkannya. Selanjutnya, Sendy juga meminta izin kepada
Bagus untuk menanam Coffea gratiae di lahannya dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut
dapat meningkatkan perekonomian Desa Ledoksambi secara signifikan. Merespon hal ini,
Bagus sangat mendukung niat baik yang disampaikan Sendy. Kemudian diadakanlah sebuah
paruman desa untuk menindak lanjuti rencana tersebut dan hasilnya disetujui oleh krama
desa, lalu diputuskan melalui pararem desa adat setempat, maka penduduk Desa Ledoksambi
sepakat untuk melakukan perjanjian kerja sama.

Selang beberapa lama, tepatnya pada bulan Januari 2018, setelah menerima bunga
Coffea gratiae dari Bagus Suharjo, Sri Sari dan Yoga Praharja yang merupakan anak buah
Sendy, kemudian mereka mengolah bunga tersebut menjadi bubuk dan dicampurkan ke
dalam liquid. Pada percobaan ini, liquid tersebut berhasil dan diproduksi. Kemudian Sendy
mengembangkan hasil penelitiannya dengan memperbanyak produk liquid untuk ditawarkan
kepada rekan-rekanya. Akhir dari percobaan tersebut membuahkan hasil, ternyata menurut
rekan Sendy liquid buatannya memiliki cita rasa yang menarik dan enak. Seiring dengan
perkembangan teknologi akhirnya Niko yang merupakan rekan dari Sendy mempromosikan
liquid ke media sosial. Beberapa orang tertarik dan memesan liquid bermerk “GENTS”
tersebut. Dari usaha yang Sendy miliki, omzet yang Sendy dapatkan lumayan banyak,
pemesanan bukan hanya melalui media sosial tetapi konsumen juga mendatangi rumah Sendy
untuk memesan liquidnya. Atas bantuan dan masukan Margaret orang kepercayaannya
Sendy, Sendy pun juga menjual liquidnya ke toko-toko di wilayah Jogja dan juga ia pasarkan
ke beberapa kota di Indonesia. Pada Maret tahun 2018, semua toko telah beroperasi secara
penuh. Atas peningkatan keuntungan yang diperoleh Sendy maka dari itu ia ingin menyewa
sebuah lahan yang berdekatan dengan lahan Bagus Suharjo untuk memperbanyak produksi
tanaman Coffea gratiae. Akhirnya ia pun memerintahkan Fauzi Alamsyah untuk meminta
Bagus Suharjo mengelola lahan tersebut.

Juli 2018, pemerintah Indonesia mulai melegalkan peredaran vape dan liquid melalui
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/PMK.010/2017 tentang Tarif
Cukai Hasil Tembakau. Seiring dengan dilegalkannya peredaran vape dan liquid, maka
Sendy hanya menerima pembelian melalui akun media social. Perubahan penjualan yang
awalnya dimulai terang-terangan melalui media sosial dan toko-toko, sekarang hanya
menerima pemesanan secara online. Pada Juli 2019, Adit seorang anak muda yang gemar
mengonsumsi vape seringkali memesan liquid hasil produksi Sendy, bahkan bisa dibilang
Adit sebagai konsumen tetapnya.

Beberapa bulan kemudian orang tua Adit mencurigai akan perubahan fisik maupun
sikap Adit yang menurut mereka aneh. Karena orang tua Adit merupakan seorang dokter,
tanpa sepengetahuan Adit orang tuanya pun mengambil sampel liquid yang dimiliki Adit
untuk diuji di laboratorium. Dari hasil uji laboratorium ternyata liquid tersebut positif
mengandung zat AB-CHMINACA, 5-fluoro-ADB, FUB-AMB. Akhirnya orang tua Adit
melaporkan pemilik akun “GENTS VAPE STORE” ke pihak yang berwajib, dengan bukti
adanya hasil uji laboratorium yang telah didapatkannya .

Dari laporan yang telah disampaikan ibu Susiani (orang tua Adit) kepada pihak yang
berwajib, kemudian polisi bergerak cepat untuk melacak akun yang digunakan Sendy untuk
menjual liquidnya. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, kemudian
polisi menemukan lokasi yang digunakan untuk memproduksi liquid tersebut. Sesampainya
di tempat, polisi langsung menggeledah dan menyita 2 (dua) buah mesin yang digunakan
Sendy untuk memproduksi liquid, selain itu masih ada beberapa botol liquid hasil produksi
yang masih tersimpan dirumah Sendy di jl. Bimosari Tahunan, kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta untuk diuji lebih lanjut guna memastikan bahwa memang benar terkandung zat
ABCHMINACA. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebanyak 1000 (seribu) botol liquid yang
siap jual positif mengandung zat AB-CHMINACA.

November 2019, pihak yang berwajib kemudian melanjutkan penyelidikan ke lahan


milik Sendy. Namun, penyelidikan mengalami kendala dikarenakan dalam pararem desa adat
tersebut, dijelaskan “Riantukan krama desa jagi nincapang perekonomian ring desa, desa
ngedadosang kramane nglaksanayang utsaha-utsaha minakadi maubuhan, meadolan, miwah
sane lianan. Khususnyane utsaha ring tegalan krama desa kapiteketin nganggen tumpang
sari. Utsaha sane sampun kamargiang olih soang-soang krama desa, sapa sira nenten
kedadosang ngulgul utsaha punika.” sehingga pihak berwenang tidak diizinkan melakukan
penyidikan oleh pendesa adat atas dasar pararem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai