Anda di halaman 1dari 8

30

BAB 3
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Standar Kompetensi: Mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan


dalam mengkaji pendekatan, jenis, langkah dan strategi,
inovasi/difusi dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian, serta
penyusunan proposal penelitian kependidikan.

Kompetensi Dasar : Mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan


dalam mengkaji, Landasan Teori, dan Hipotesis Penelitian

Indikator :

1. Menerangkan fungsi teori dalam kegiatan peneliitian


2. Menjelaskan kaitan antara teori dengan variable
3. Menerangkan fungsi kerangka pikir dalam kegiatan penelitian
4. Menjelaskan kaitan kerangka berpikir dengan paradigma penelitian
5. Menjelaskan maksud hipotesis dalam penelitian
6. Mampu menyusun menjadi suatu rangkaian mulai dari: judul, rumusan
masalah, paradigma dan mengajukan hipotesis.

2. Peta Konsep Skhema 1


31

Skhema 2

Skhema 3
32

3. Uraian Materi

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses


penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian. Landasan teori ini perlu ditegaskan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Adanya
landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data.

Teori adalah alur logika untuk penalaran, yang merupakan seperangkat


konsep, defenisi, dan preposisi yang disusun secara sistmatis. Secara umum teori
mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala. Mengapa banyak pengusaha
besar yang bangkrut di era reformasi ini. Dapat dijelaskan melalui berbagai teori,
setelah pengusaha besar bangkrut, maka bagaimana akibatnya terhadap perekonomian
nasional (fungsi prediksi). Supaya harga-harga tidak mahal, maka apa yang perlu
dilakukan (fungsi control)

Dalam kaitannya dengan penelitian, maka fungsi teori yang pertama


digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variable yang akan
diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta)
adalah untuk merumuskan hipotesis dan mnyusun instrument penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya
fungsi teori yang ketiga (kontrol) digunakan mencandra/membahas hasil penelitian,
dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah.

Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka


berpikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian.

A. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang


teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Berapa
jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada
jumlah variable yang diteliti. Semakin banyak variable yang diteliti, maka akan
semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
33

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-


variabel yang diteliti, melalui pendefenisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam
dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variable yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian


dapat digunakan sebagai indicator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang
diteliti atau tidak. Variable-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan
baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variable yang
diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian,


maka peneliti harus rajin membaca. Untuk dapat membaca dengan baik, maka
peneliti harus mengetaui sumber-sumber bacaan, dapat berbentuk buku-buku teks,
ensiklopedia, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian.

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga criteria, yaitu relevansi dari
hasil penelitian, kelengkapan dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah).
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variable yang diteliti dengan teori
yang dikembangkan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca,
kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu, makin baru sumber yang digunakan
maka akan semakin mutakhir teori.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai


berikut :

1. Tetapkan nama variable yang diteliti dan jumlah variabelnya.


2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variable yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topic yang relevan dengan setiap
variable yang diteliti.
4. Cari defenisi setiap variable yang akan diteliti setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih
defenisi yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
5. Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variable yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
34

atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus


dicantumkan.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara
variable yang akan ditelii. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen dan dependen. Pertautan antar variable tersebut selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir.

Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam


penelitian tersebut -berkenaan dengan dua variable atau lebih. Apabila penelitian
hanya mambahas sebuah variable maka yang dilakukan peneliti disamping
mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variable, juga argumentasi
terhadap variasi besaran variable yang diteliti.

Penelitian yang berkenaan dengan dua variable atau lebih, biasanya


dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu
dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi


argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang
menjadi obyek permasalahan. Criteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

C. Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,


setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang
bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
35

baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empiric.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan


pendekatan kuantitatif, pada penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi
justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

1. Bentuk-bentuk Hipotesis

Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah


penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu; rumusan masalah deskriptif (variable mandiri), komparatif
(perbandingan), dan asosiatif (hubungan) oleh karena itu, maka bentuk hipotesis
penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Hubungan deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban semntara terhadap masalah
komparatif, dan hipotesis asosisatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap
masalah asosiatif//hubungan.

2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah, dan Hipotesis

Pada bab sebelumnya telah disampaikan paradigma penelitian. Dengan


paradigma penelitian itu, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk
merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan
untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis.

Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah


penelitian, yaitu masalah descriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma,
rumusan masalah, dan hipotesis penelitian.

a. Judul penelitian
Hubungan antara gaya kepemimpinan manajer perusahaan dengan prestasi
kerja karyawan.

b. Paradigma penelitiannya adalah:

X Y
36

c. Rumusan masalah:
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan ? (masalah
deskriptif)
2) Seberapa baik prestasi kerja karyawan ? (masalah deskriptif)
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
manajer dengan prestasi kerja karyawan ? (masalah asosiatif)
4) Bila sampel penelitiannya golongan I, II, dan III, maka rumusan masalah
komparatifnya adalah:
- Adakah perbedaan persepsi antara pegawai golongan I, II, dan III
tentang persepsi kerja karyawan ? (masalah komparatif)
- Adakah perbedaan persepsi antara pegawai golongan I, II, dan III
tentang prestasi kerja karyawan ? (masalah komparatif)

d. Rumusan hipotesis penelitian:


1) Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer kurang baik, dan nillainya
paling tinggi 60 % dari criteria yang diharapkan.
2) Prestasi kerja karyawan kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
manajer dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik
kepemimpinan manajer, maka akan semakin baik prestasi kerja karyawan.
4) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan manajer , antara
golongan I, II, dan III.
5) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara golongan I, II,
dan III.

Untuk bisa diuji dengan statistic, maka data yang akan didapatkan harus
diangkakan. Untuk bisa diangkakan maka diperlukan instrument yang memiliki skala
pengukuran. Untuk judul di atas ada dua instrument yaitu; gaya kepemimpinan
manajer dan prestasi kerja karyawan.

4. Ringkasan
1. Teori adalah alur logika untuk penalaran, yang merupakan seperangkat
konsep, defenisi, dan preposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum
teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation),
meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
37

2. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang


teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan /dideskripsikan,
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada
jumlah variable yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu
dikemukakan.
3. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara
variable yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variable dependen dan independen. Pertautan antar variable tersebut
selanjutnya dirumuskan ke dalam paradigma penelitian. kriteria utama agar
suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur
pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang
membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
4. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
5. Bentuk-bentuk hipotesis penelitianer sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan maslah deskriptif, komparatif, dan
asosiatif. Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

5. Latihan
1. Terangkanlah fungsi teori dalam kegiatan penelitian
2. Jelaskanlah kaitan antara teori dengan variable
3. Terangkanlah fungsi kerangka piker dalam kegiatan penelitian
4. Jelaskanlah kaitan antara kerangka berpikir dengan paradigm a penelitian
5. Jelaskanlah yang dimaksud dengan hipotesis penelitian
6. Susunlah menjadi suatu rangkaian mulai dari: judul, rumusan masalah,
paradigm, dan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai