DISUSUN OLEH :
WULANDARI (17011032)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
pemimpin militer dan politik Prancis yang menjadi terkenal saat Perang Revolusioner.
Sebagai Napoleon I, dia adalah Kaisar Prancis dari tahun 1804 sampai tahun 1814, dan
kembali pada tahun 1815. Napoleon berasal dari sebuah keluarga bangsawan lokal
selama lebih dari satu dasawarsa ketika memimpin Prancis melawan koalisi dalam
kontinental sebelum kekalahan terakhirnya pada tahun 1815. Karena merupakan salah
sekolah militer di seluruh dunia dan ia tetap salah satu tokoh politik yang paling terkenal
Dalam persoalan-persoalan sipil, Napoleon mempunyai sebuah pengaruh yang besar dan
hukumnya yang kekal adalah Kitab Undang-undang Napoleon, yang telah digunakan
dalam berbagai bentuk oleh seperempat sistem hukum dunia, dari Jepang sampai Quebec.
Dalam organisasi militer, Napoleon mengenalkan istilah korps, yang terdiri atas
kumpulan divisi. Pembentukan korps ini juga didukung oleh besarnya pendaftaran tentara
kesatuan tentara yang lebih besar dari divisi. Napoleon juga dikenal dengan penggunaan
memilih artileri yang memiliki mobilitas tinggi agar bisa mendukung taktik manuver
yang sering digunakannya dalam pertempuran. Salah satu artileri yang sering digunakan
adalah meriam Sistem Tahun XI yang sebenarnya lebih merupakan inovasi dari meriam
Sistem Gribeauval.
1.3 Tujuan
LANDASAN TEORI
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di
mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks,
yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di
sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.
1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik
itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik
merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan,
keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap
bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok
atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di
dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar
anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna
mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan
sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau
organisasi.
suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi
yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak
aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu
Penyebab konflik
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan
yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika
berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan
berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh
sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi
untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal
pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang
menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para
petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat
kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya
diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan,
hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan
mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar
kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh
dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh
menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar
untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak
akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang
biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-
nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser
menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai
kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang
cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak,
akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan
1. Konflik dalam diri individu (conflict within the individual), adalah konflik yang terjadi
karena memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang
adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
3. Konflik antar individu dan kelompok (conflict among individual and groups), adalah
konflik yang terjadi karena terdapat individu yang gagal beradaptasi dengan norma-
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same
organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan
5. Konflik antar organisasi (conflict among organization), adalah konflik yang terjadi
karena tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan dampak
6. Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individual in
different organization), adalah konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku anggota
1. Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada pengembangan
organisasi.
2. Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada pengembangan
organisasi.
Macam-macam konflik berdasarkan posisi seseorang dalam struktur organisasi
1. Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki jabatan yang
2. Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki kedudukan/jabatan yang
3. Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang posisi
4. Konflik peran, adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran yang lebih dari
satu.
1. Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi
1. Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi
2. Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu.
3. Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh
seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok.
4. Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak
1. Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok
atas tuntutannya.
2. Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan
ketegangan.
1. Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
2. Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat
METODOLOGI
Dalam pembuatan tugas ini, saya menggunakan beberapa metode deskriptif dalam pengumpulan
1. Pengadaan diskusi terkait masalah yang berhubungan dengan kasus yang diberikan
2. Dengan mencari informasi dan referensi melalui situs situs yang ada di internet
BAB IV
PEMBAHASAN
Napoleon Bonaparte adalah ahli strategi perang terbaik sepanjang sejarah. Ia menjadi
panutan para jenderal dan panglima di zona pertempuran, bahkan hingga ratusan tahun
kemudian.
Karier militernya menanjak pesat setelah dia berhasil menumpas kerusuhan yang dimotori
kaum pendukung royalis atau kerajaan dengan cara yang sangat mengejutkan: menembakkan
meriam di kota Paris dari atas menara. Peristiwa itu terjadi tahun 1795 saat Napoleon berusia
26 tahun.
Kemudian ia berhasil membawa kemenangan gilang gemilang Prancis atas Austria dan
Prusia, bahkan nyaris menguasai seluruh daratan Eropa, dengan jalan mengobarkan perang
maupun diplomasi. Pria Korsika itu melakukan setidaknya dua kesalahan fatal. Salah satunya
Invasi yang diharapkan berakhir dengan kemenangan besar itu justru berubah jadi
malapetaka. Hari itu, 14 September 1812, pasukan Kaisar Prancis itu memasuki Moskow.
Hanya sedikit dari 275 ribu warganya yang masih ada, tak ada satupun tentara Rusia yang
tertinggal. Nyaris kosong melompong. Kondisi tersebut jelas di luar dugaan. Napoleon
menginvasi Rusia dengan maksud memaksa Tsar Alexander I tetap mengikuti sistem
kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan
menginvasi Polandia. Namun, Alexander I menolak, sebab sistem itu bakal menghancurkan
Armée, kekuatan militer terbesar di Eropa pada masanya, untuk menyerbu Rusia. Pasukan itu
terdiri atas lebih dari 500 ribu serdadu. Tak hanya dari Prancis tapi dari Prusia, Australia, dan
negara lainnya yang berada di bawah kekuasaan Napoleon. Rekam jejak keberhasilan militer
pria yang lahir pada 1769 itu terletak pada memobilisasi pasukannya dengan cepat dan
menyerang seketika. Namun, itu ternyata tak mempan di Rusia. Padahal Moskow adalah
target invasi Prancis kala itu, setelah Rusia kalah dalam Pertempuran Borodino. Napoleon
mengira, dengan merebut kota itu, Alexander I akan dipaksa takluk. Namun nyaris tak ada
apapun di kota itu. Para pejabat tsar kabur, tak ada persediaan bahan pangan untuk disantap
pasukan yang lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Sang panglima besar pun menempati
sebuah rumah di luar Moskow. Rusia ternyata menerapkan strategi membumihanguskan kota
sambil mundur teratur. Dua jam setelah tengah malam, kebakaran melanda Moskow.
Napoleon segera menuju Istana Kremlin, di mana pria itu menyaksikan api yang terus
berkobar dan membesar. Laporan-laporan aneh bermunculan, yang mengatakan para patriot
Rusia menyulut api. Tiba-tiba kebakaran terjadi di Kremlin, diduga dilakukan oleh polisi
militer Rusia yang segera dieksekusi setelah tertangkap. Dengan kebakaran yang kian hebat,
Napoleon dan para pengikutnya dipaksa melarikan diri ke pinggiran Moskow. Mereka nyaris
tewas tercekik asap. Tiga hari kemudian, api padam, dua pertiga kota binasa, tinggal abu dan
debu gosong. Buntut dari bencana itu, Napoleon masih berharap Alexander akan
menawarkan perdamaian "Saudaraku yang terhormat. Moskow yang indah dan magis tak
bersisa lagi. Bagaimana bisa Anda mengirim kota terindah di dunia itu menuju ke
kehancuran, sebuah kota yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk membangunnya?,"
tulis Napoleon dalam surat untuk Tsar Alexander, seperti dikutip dari situs History, Selasa
(13/9/2016). Api diduga dikobarkan atas perintah Gubernur Jenderal Moskow, Feodor
Rostopchin -- meski yang bersangkutan menolak tuduhan itu. Siapapun yang melakukannya,
Alexander mengatakan, bumi hangus atas Moskow justru telah 'menerangi jiwanya'. Ia tak
Jadi yang terlibat dalam konflik ini yaitu Austria, Prusia, Tsar Alexander (Rusia)
bertolak dari Moskow yang tinggal puing. Tak disangka, tentara pimpinan Komandan Rusia,
Jenderal Mikhail Kutuzov muncul dan mengobarkan pertempuran pada 19 Oktober 1812 di
Maloyaroslavets. Grande Armée yang kocar-kacir akhirnya mundur dari lokasi yang subur di
wilayah selatan. Saat manuver mundur itulah, tentara Napoleon terus-terusan menderita
akibat gempuran pasukan Rusia yang tanpa ampun. Tak berdaya akibat kelaparan, suhu beku
di bawah nol derajat Celcius, dan tombak mematikan Cossack, pasukan Napoleon mencapai
Sungai Berezina akhir bulan November, dekat perbatasan dengan Prancis yang diduduki
Lithuania. Namun, sungai yang awalnya beku tiba-tiba mencair, air deras menggelegak,
sementara pihak Rusia telah menghancurkan jembatan di Borisov. Para insinyur Napoleon
meninggalkan 10 ribu serdadu yang terjebak di sisi lainnya. Meski tentara tsar tak sampai
menyerang, mereka yang tertinggal mengalami penderitaan tak terkira akibat tak ada
makanan, tubuh yang payah, dan udara yang beku. Pada Desember tahun itu, Napoleon
meninggalkan pasukannya menuju Paris. Kabar berembus bahwa sang kaisar tewas dan para
Paris pada 18 Desember 1812. Enam hari kemudian, Grande Armée akhirnya lolos dari
Rusia, setelah babak belur dan kehilangan lebih dari 400 ribu tentara selama invasi yang
pun bangkit untuk mengalahkan Napoleon pada tahun 1814. Buntut dari kekalahannya,
Napoleon diasingkan ke Pulau Elba. Namun, ia berhasil melarikan diri ke Prancis pada awal
1815 dan membentuk pasukan baru yang menikmati kesuksesan sekilas sebelum kekalahan
yang menyakitkan di Waterloo pada bulan Juni 1815 -- yang konon tak lepas dari campur
diasingkan ke pulau terpencil Saint Helena, di mana ia meninggal enam tahun kemudian.
Konflik ini berlangsung dari tahun 1812-1815. Dimana pada tahun 1815 menjadi kekalahan
Tak berdaya akibat kelaparan, suhu beku di bawah nol derajat Celcius, dan tombak mematikan
Cossack, pasukan Napoleon mencapai Sungai Berezina akhir bulan November, dekat perbatasan
dengan Prancis yang diduduki Lithuania. Namun, sungai yang awalnya beku tiba-tiba mencair,
air deras menggelegak, sementara pihak Rusia telah menghancurkan jembatan di Borisov. Para
insinyur Napoleon kemudian masih s empat membangun dua jembatan penyeberangan di
Studienka. Namun, desakan Rusia memaksa pihak Prancis membakar infrastruktur penghubung
itu meninggalkan 10 ribu serdadu yang terjebak di sisi lainnya. Meski tentara tsar tak sampai
menyerang, mereka yang tertinggal mengalami penderitaan tak terkira akibat tak ada makanan,
tubuh yang payah, dan udara yang beku. Pada Desember tahun itu, Napoleon meninggalkan
pasukannya menuju Paris. Kabar berembus bahwa sang kaisar tewas dan para jenderalnya
Eropa, hanya disertai segelintir pembantunya. Ia mencapai Paris pada 18 Desember 1812. Enam
hari kemudian, Grande Armée akhirnya lolos dari Rusia, setelah babak belur dan kehilangan
lebih dari 400 ribu tentara selama invasi yang berujung kekalahan telak. Mengetahui
kekalahan Napoleon Bonaparte, wilayah Eropa lain pun bangkit untuk mengalahkan Napoleon
pada tahun 1814. Buntut dari kekalahannya, Napoleon diasingkan ke Pulau Elba. Namun, ia
berhasil melarikan diri ke Prancis pada awal 1815 dan membentuk pasukan baru yang menikmati
kesuksesan sekilas sebelum kekalahan yang menyakitkan di Waterloo pada bulan Juni 1815.
Napoleon kemudian diasingkan ke pulau terpencil Saint Helena, di mana ia meninggal enam
tahun kemudian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Napoleon adalah seorang yang besar visi dan imajinasinya. Selama pemerintahannya sebagai
kaisar, ia memiliki kelebihan akan visi tentang kemuliaan-Nya. Juga ia merancang taktik militer
revolusioner yang baik di depan untuk setiap pemimpin militer pada masanya.Sekali lagi, kita
melihat bahwa kepemimpinan dengan visi sangat penting. Sebelum Anda dapat memimpin
orang-orang, orang juga perlu mengetahui dari mana Anda memimpin mereka. Bersiaplah untuk
berbagi visi organisasi Anda setiap saat, karena itu mengilhami orang untuk pergi jauh bersama
Anda. Napoleon melihat pentingnya ketekunan dalam mencapai kemenangan. Kita akan melihat
bahwa sebagian jelas dalam bukunya ia akan datang kembali untuk mengambil alih tahta