Anda di halaman 1dari 19

Inisiasi 8

KESUKSESAN DAN CARA MENCAPAI KESUKSESAN


DALAM PERSPEKTIF AJARAN BUDDHA

Oleh: Puja Subekti, S.Ag.,M.Pd.B.,M.M

ABSTRAK

Segala sesuatu muncul karena adanya sebab dan kondisi. Kebahagiaan diperoleh karena
adanya sebab kebajikan, demikian juga penderitaan yang datang dan menimpa juga karena
adanya sebab yang telah ditanam. Buddha sebagai guru yang sempurna dapat memahami
segala sebab dan akibat dari suatu perbuatan. Buddha mengajarkan ajarannya hanya demi
kebahagiaan, keselamatan dan pembebasan mahluk-mahluk. Ajaran yang diajarkan oleh
Buddha adalah ajaran yang diperoleh dari pemahaman yang sempurna terhadap kebenaran.
Ajaran Buddha secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: bagian
pertama adalah ajaran tentang pelaksanaan sila yang akan menghasilkan kebahagiaan,
kegembiraan, keselamatan, dan kedamaian yang akan menjadi landasan yang kondusip bagi
pelaksanaan spiritual yang lebih tinggi, yang kedua adalah ajaran tentang pelaksanaan
Samadhi yang akan menghasilkan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian dan konsentrasi yang
akan menjadi kekuatan untuk mengendalikan pikiran dari cengkeraman kekotoran batin, yang
ketiga adalah ajaran tentang kebijaksanaan yang harus dimiliki untuk merealisasi kebenaran
sehingga membebaskan batin dari kebodohan yang menjadi kondisi untuk mencapai
pembebasan. Ajaran sila, samdhi, dan panna telah diajarkan oleh Buddha kepada umat
manusia agar manusia dapat hidup sesuai dengan kebenaran dan mendapatkan kebahagiaan
dalam hidup sekarang dan yang akan datang. Ajaran Buddha adalah ajaran yang dapat
membimbing umat manusia untuk meraih kesuksesan, baik kesuksesan yang bersifat duniawi
maupun kesuksesan yang melampaui keduniawian dalam hidup sekarang dan hidup yang
akan datang.

I.PENDAHULUAN

Kesuksesan merupakan harapan yang selalu diperjuangkan setiap manusia. Saya, anda dan
semua manusia jika ditanya “Apakah yang diinginkan?”, maka dengan enteng akan langsung
menjawab bahwa saya ingin Sukses!. Jika selanjutnya manusia ditanya kembali “apakah
kesuksesan itu?”, manusia akan sulit untuk menjawabnya karena kesuksesan itu sendiri
adalah relatip. Kesuksesan secara umum adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan, jika
manusia memiliki suatu target yang ingin dicapai kemudian dengan daya upaya manusia itu
berjuang untuk mencapai targetnya dan mampu untuk mencapai targetnya itu maka manusia
tersebut dikatakan telah meraih kesuksesan.
Ukuran kesuksesan bagi setiap manusia tidaklah sama. Kesuksesan bagi satu manusia belum
tentu dirasakan kesuksesan apabila terjadi pada manusia lain, hal ini tergantung pada target
masing-masing manusia. Apapun ukuran suatu kesuksesan yang terpenting adalah segala
kesuksesan yang diinginkan tujuanya hanya untuk menciptakan kebahagiaan bagi dirinya.
Setiap manusia telah belajar berbagai cara untuk mencapai kesuksesan, karena manusia telah
mempelajari berbagai cara untuk mencapai kesuksesan hendaknya manusia sebagai umat
Buddha wajib mengerti dan mengikuti ajaran Buddha tentang cara-cara mencapai
kesuksesan.
Buddha telah menunjukkan kebenaran kepada umat manusia. Pentunjuk tentang kebenaran
yang telah disampaikan oleh Hyang Buddha telah dicatat dalam tulisan-tulisan yang disebut
sebagai Tripitaka. Didalam Tripitaka salah satu bagianya adalah Sutta Pitaka, Sutta Pitaka
merupakan catatan tentang petunjuk kebenaran yang telah dikotbahkan langsung oleh Hyang
Buddha. Dalam Sutta Pitaka manusia akan menemukan petunjuk kebenaran yang lengkap
mengenai cara-cara untuk mencapai kesuksesan yang sebenarnya.
Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang membawa kebahagiaan bagi diri
manusia dan tidak merugikan mahluk lain, membawa kebahagiaan dalam hidup sekarang dan
membawa kebahagiaan dalam hidup yang akan datang. Dalam kotbahnya Hyang Buddha
telah menunjukan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan terhadap lima hal
yang akan membawa pada kebahagiaan. Kelima hal yang diinginkan oleh setiap manusia
adalah; 1) Ingin memiliki kesehatan dan berusia panjang, 2) Ingin memiliki kekayaan yang
berlimpah, 3) Ingin memiliki keelokan jasmani, 4) Ingin memiliki pangkat, jabatan dan nama
yang termasyhur, 5) Setelah meninggal ingin dilahirkan di alam berbahagia.
Setiap manusia pada dasarnya secara alami memiliki keinginan terhadap lima hal ini, setiap
manusia telah berjuang dengan berbagai cara untuk mencapai kelima hal ini, tetapi tidak
setiap manusia dapat mengikuti jalan yang benar sehingga apa yang diinginkan ini sering
tidak dapat tercapai. Jika manusia tidak memiliki pengertian yang benar terhadap kesuksesan
dan cara untuk mencapai kesuksesan, itu dapat menyebabkan manusia-manusia akan semakin
terjerumus di dalam penderitaan. Perjuangan untuk mencapai kesuksesan jika tidak didasari
pengertian yang benar justru nantinya hanya akan menimbulkan berbagai bentuk sebab
penderitaan dan  penderitaan.
Hyang Buddha telah mencapai penerangan sempurna sehingga beliau mengerti dengan benar
apapun sebab dan akibatnya dari suatu tindakan. Kesuksesan merupakan suatu akibat,
kesuksesan membutuhkan sebab dan perjuangan agar terwujud. Hyang Buddha memiliki
welas asih kepada semua mahluk sehingga beliau berkenan untuk menunjukkan jalan yang
benar untuk mencapai kesuksesan. Hyang Buddha telah mengkotbahkan tentang cara-cara
yang benar untuk mencapai kesuksesan yang telah tercatat dalam Tipitaka. Manusia sebagai
umat Buddha sekarang hendaklah bersemangat untuk mengkaji Tipitaka yang isinya
merupakan petunjuk untuk mencapai kesuksesan.
Menyadari bahwa manusia semua menginginkan kesuksesan dan kesuksesan yang ingin
manusia capai adalah kesuksesan yang benar maka dalam Jurnal ini penulis akan berusaha
untuk mengemukakan cara-cara yang praktis untuk mencapai kesuksesan itu. Cara-cara yang
dikemukakan dalam makalah ini merupakan kajian terhadap beberapa Sutta yang telah
dikotbahkan oleh Hyang Buddha.

BAB II PEMBAHASAN

A.Deskripsi Umum

Kesuksesan merupakan harapan yang selalu diperjuangkan setiap manusia. Saya, anda dan
semua manusia jika ditanya “Apakah yang diinginkan?”, maka dengan enteng akan langsung
menjawab bahwa saya ingin Sukses!. Jika selanjutnya manusia ditanya kembali “apakah
kesuksesan itu?”, manusia akan sulit untuk menjawabnya karena kesuksesan itu sendiri
adalah relatif. Kesuksesan secara umum adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan, jika
manusia memiliki suatu target yang ingin dicapai kemudian dengan daya upaya manusia itu
berjuang untuk mencapai targetnya dan mampu untuk mencapai targetnya itu maka manusia
tersebut dikatakan telah meraih kesuksesan.
Ukuran kesuksesan bagi setiap manusia tidaklah sama. Kesuksesan bagi satu manusia belum
tentu dirasakan kesuksesan apabila terjadi pada manusia lain, hal ini tergantung pada target
masing-masing manusia. Apapun ukuran suatu kesuksesan yang terpenting adalah segala
kesuksesan yang diinginkan tujuanya hanya untuk menciptakan kebahagiaan bagi dirinya.
Setiap manusia telah belajar berbagai cara untuk mencapai kesuksesan, karena manusia telah
mempelajari berbagai cara untuk mencapai kesuksesan hendaknya manusia sebagai umat
Buddha wajib mengerti dan mengikuti ajaran Buddha tentang cara-cara mencapai
kesuksesan.
Buddha telah menunjukkan kebenaran kepada umat manusia. Pentunjuk tentang kebenaran
yang telah disampaikan oleh Hyang Buddha telah dicatat dalam tulisan-tulisan yang disebut
sebagai Tripitaka. Didalam Tripitaka salah satu bagianya adalah Sutta Pitaka, Sutta Pitaka
merupakan catatan tentang petunjuk kebenaran yang telah dikotbahkan langsung oleh Hyang
Buddha. Dalam Sutta Pitaka manusia akan menemukan petunjuk kebenaran yang lengkap
mengenai cara-cara untuk mencapai kesuksesan yang sebenarnya.
Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang membawa kebahagiaan bagi diri
manusia dan tidak merugikan makhluk lain, membawa kebahagiaan dalam hidup sekarang
dan membawa kebahagiaan dalam hidup yang akan datang. Dalam kotbahnya Hyang Buddha
telah menunjukan bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan terhadap lima hal
yang akan membawa pada kebahagiaan. Kelima hal yang diinginkan oleh setiap manusia
adalah; 1) Ingin memiliki kesehatan dan berusia panjang, 2) Ingin memiliki kekayaan yang
berlimpah, 3) Ingin memiliki keelokan jasmani, 4) Ingin memiliki pangkat, jabatan dan nama
yang termasyhur, 5) Setelah meninggal ingin dilahirkan di alam berbahagia.
Setiap manusia pada dasarnya secara alami memiliki keinginan terhadap lima hal ini, setiap
manusia telah berjuang dengan berbagai cara untuk mencapai kelima hal ini, tetapi tidak
setiap manusia dapat mengikuti jalan yang benar sehingga apa yang diinginkan ini sering
tidak dapat tercapai. Jika manusia tidak memiliki pengertian yang benar terhadap kesuksesan
dan cara untuk mencapai kesuksesan, itu dapat menyebabkan manusia-manusia akan semakin
terjerumus di dalam penderitaan. Perjuangan untuk mencapai kesuksesan jika tidak didasari
pengertian yang benar justru nantinya hanya akan menimbulkan berbagai bentuk sebab
penderitaan.
Hyang Buddha telah mencapai penerangan sempurna sehingga beliau mengerti dengan benar
apapun sebab dan akibatnya dari suatu tindakan. Kesuksesan merupakan suatu akibat,
kesuksesan membutuhkan sebab dan perjuangan agar terwujud. Hyang Buddha memiliki
welas asih kepada semua makhluk sehingga beliau berkenan untuk menunjukkan jalan yang
benar untuk mencapai kesuksesan. Hyang Buddha telah mengkotbahkan tentang cara-cara
yang benar untuk mencapai kesuksesan yang telah tercatat dalam Tipitaka. Manusia sebagai
umat Buddha sekarang hendaklah bersemangat untuk mengkaji Tipitaka yang isinya
merupakan petunjuk untuk mencapai kesuksesan.
Menyadari bahwa manusia semua menginginkan kesuksesan dan kesuksesan yang ingin
manusia capai adalah kesuksesan yang benar maka dalam Penelitian ini penulis akan
berusaha untuk mengemukakan cara-cara yang praktis untuk mencapai kesuksesan itu. Cara-
cara yang dikemukakan dalam penelitian ini merupakan kajian terhadap beberapa Sutta yang
telah dikotbahkan oleh Hyang Buddha terutama Culakammavibhanga Sutta.
Berdasarkan penelaahan dan identifikasi tentang kesuksesan dan cara-cara utama mencapai
kesuksesan dalam Culakammavibhanga Sutta dapat penulis tampilkan dalam tabel berikut ini.
Tujuan dari menampilkan kesuksesan dan cara-cara utama mencapai kesuksesan dalam
Culakammavibhanga Sutta agar mudah untuk memahami setiap cara-cara yang menjadi dasar
tercapainya kesuksesan.

B.PEMBAHASAN

1.Kesuksesan Menurut Ajaran Buddha


Menurut kamus bahasa Indonesia Sukses berarti berhasil, kesuksesan berarti keberhasilan.
Setiap manusia ingin berhasil dan setiap manusia dapat berhasil. Dalam ajaran Buddha juga
ditunjukkan tentang hal-hal yang dapat diperjuangkan setiap manusia hingga berhasil.
Buddha telah menunjukkan bahwa segala sesuatu adalah proses sebab akibat, jadi apapun
yang manusia inginkan pasti akan berhasil apabila manusia dapat menciptakan sebab-sebab
dan kondisinya. Pada umumnya manusia dikatakan sukses apabila ia telah memiliki
kekayaan, pangkat dan jabatan, ketenaran dan kemasyhuran.
Jika menurut dari definisi kesuksesan berarti bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah
relatif. Suatu hal yang telah direncanakan kemudian dapat dicapai, itulah yang disebut
kesuksesan. kesuksesan dapat dicapai setiap saat, setiap hari. Dalam ajaran Buddha
ditunjukkan bahwa ada dua bentuk kesuksesan, yaitu; kesuksesan yang bersifat keduniawian
dan kesuksesan yang menuju pembebasan.
Dalam Anguttara-Nikaya, Hyang Buddha menjelaskan kepada Perumah tangga bahwa ada
lima hal yang diinginkan, dicintai dan disukai tetapi jarang diperoleh dalam dunia ini. Kelima
hal tersebut adalah; Umur panjang, keelokan, kekayaan, kemasyhuran, dan kelahiran kembali
di alam surga. Berdasarkan sabda Buddha dapat dijelaskan bahwa sebenarnya secara umum
setiap manusia selalu berjuang untuk mendapatkan kelima hal tersebut. Jika kelima hal
tersebut dapat berhasil dicapai maka manusia akan menganggap dirinya sukses. Walaupun
hal ini dianggap sangat berharga tetapi manusia harus ingat bahwa hal-hal ini tidak kekal
adanya, hanya seperti air di daun talas beberapa saat kemudian akan menguap dan hilang.
Hal-hal yang tidak kekal ini disebut duniawi karena tidak kekal dan terus menimbulkan
nafsu-nafsu.
Lebih lanjut dalam Anguttara-Nikaya Hyang Buddha juga menjelaskan kepada para Bhikku
tentang kesia-siaan pencapaian keduniawian, Buddha menjelaskan bahwa tak banyak artinya
bertambahnya sanak keluarga, kekayaan, kemasyhuran namun meningkatnya kearifan itulah
keberhasilan yang tinggi.
Berdasarkan ajaran Buddha, kesuksesan yang sebenarnya adalah keberhasilan dalam
mengembangkan kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan  manusia akan mampu mencapai
segala bentuk kebahagiaan hingga pembebasan tertinggi. Menembus kebenaran dengan
kebijaksanaan  akan membuahkan pembebasan, pembebasan dari ketidak-kekalan,
pembebasan dari segala nafsu-nafsu. Hal-hal inilah yang disebut kesuksesan yang melampaui
keduniawian.

a.Kesuksesan Duniawi

Sesuai penjelasan dalam Anguttara Nikaya dan Culakammavibhanga Sutta bahwa kesuksesan
duniawi adalah keberhasilan mendapatkan dan mencapai hal-hal yang masih dicengkram
ketidak-kekalan dan nafsu-nafsu duniawi. Ada lima hal yang diinginkan setiap manusia dan
dapat dicapai, lima hal tersebut adalah; 1) kesehatan dan usia yang panjang, 2) kekayaan, 3)
keelokan, 4) kemasyhuran dan pangkat-jabatan, 5) kelahiran kembali di alam surga. Manusia
selalu menginginkan kelima hal ini dan senantiasa memperjuangkannya, hal-hal ini dapat
dicapai oleh setiap manusia, tetapi tak pernah dapat dipertahankan.

1)Kesehatan dan Usia Panjang

Kesehatan adalah berkah yang tak ternilai harganya namun banyak manusia yang bodoh yang
tak pernah menghargai dan mensyukuri berkah kesehatan. Jika manusia memiliki kesehatan
maka manusia akan dapat melakukan kegiatan apapun yang diinginkan, dapat mengejar cita-
citanya dan yang terhebat adalah mampu menikmati hal-hal yang dicapainya. Banyak
diantara manusia yang rela mengorbankan kesehatan untuk hal yang lebih murah dari
kesehatan. Jika ada manusia yang memiliki kebijaksanaan pastilah tidak akan menukar
kesehatan yang dimiliki dengan hal-hal duniawi. Diantara berkah-berkah duniawi, kesehatan
adalah berkah yang tertinggi. Belum ada manusia yang mau diberi penyakit kanker walaupun
dibayar setinggi-tingginya.
Berbahagialah semua manusia yang masih diberkahi kesehatan, bersyukurlah semua manusia
yang masih diberkahi kehidupan. Jika setiap saat manusia mau merenungkan tentang
kesehatan yang masih manusia miliki maka setiap saat manusia akan selalu merasa
bersyukur, jangan sampai ketika telah tiba waktunya untuk sakit baru manusia menyadari
bahwa kesehatan itu sangat bermanfaat. Jika ingin mengerti betapa mahalnya sebuah
kesehatan bangunlah pagi hari kemudian rasakan betapa nikmatnya menarik nafas dan tiada
rasa sakit dibadan, jangan sampai ketika penyakit telah datang kemudian manusia baru
menyadari bahwa kesehatan itu mahal.
Usia panjang adalah hal yang diinginkan oleh setiap manusia yang hidup. Semua manusia
akan merasa gemetar apabila dihadapkan dengan hal yang bisa merenggut nyawanya. Hal ini
menunjukkan bahwa pada hakikatnya setiap manusia takut akan kematian dan mengharapkan
hidup terus menerus. Kehidupan sangatlah berharga, karena dengan kehidupan inilah manusia
dapat melakukan kebajikan-kebajikan dan karya-karya yang bermanfaat bagi manusia lain.
Manusia mengharapkan untuk hidup lebih lama, hal yang terbaik adalah mengerti bahwa
hidup itu sangat berharga sehingga manusia hendaknya memanfaatkan setiap saat dari hidup
manusia. Buddha mengajarkan bahwa bermaknanya suatu kehidupan tidak tergantung pada
panjang pendeknya usia, tetapi hidup akan bermakna apabila diisi dengan perbuatan yang
bajik dan mulia.
Setiap manusia mengingnginkan untuk menjadi sehat dan berumur panjang, tetapi sehat yang
sebenarnya adalah sehat batinnya dan sehat badannya. Sehat batinnya berarti senantiasa
memiliki kedamaian dan selalu memikirkan tentang kebajikan-kebajikan. Sehat badannya
berarti terbebas dari penyakit-penyakit yang kronis dan berat. Usia panjang yang sebenarnya
adalah senantiasa dalam kesadaran dan dapat memanfaatkan setiap saat kehidupannya untuk
melakukan kegiatan yang bajik dan bermanfaat.

2)Kekayaan

Manusia dilahirkan kedunia ini telah memiliki sebagian karma yang akan mempengaruhi
keadaan hidupnya. Ada manusia yang dilahirkan di dalam keluarga yang serba kekurangan,
ada manusia yang dilahirkan di dalam keluarga yang serba kecukupan. Ada manusia yang
telah bekerja keras tetapi tidak juga memiliki kekayaan, ada manusia yang bekerja dengan
santai tapi mampu memiliki kekayaan. Kekayaan yang dimiliki manusia merupakan hasil
perbuatan masa lalu dan kerja keras masa sekarang.
Manusia akan bahagia apabila memiliki rumah yang megah bagai istana, manusia akan
bahagia apabila selalu menaiki mobil-mobil yang elit, manusia akan bahagia apabila selalu
dapat mengenakan pakaian yang sangat mahal dan keren, manusia akan berbahagia apabila
badanya selalu dihiasi dengan emas dan permata, manusia akan bahagia apabila selalu dapat
menyantap makanan dan minuman yang lezat-lezat, tetapi apakah benar demikian? Apakah
semua manusia yang tinggal dirumah megah selalu berbahagia, apakah mereka yang naik
mobil mewah, menggunakan perhiasan, makan makanan yang lezat-lezat betul- betul selalu 
bahagia?. Untuk memiliki hal-hal yang mewah inilah sehingga manusia berjuang untuk
mengumpulkan kekayaan.
Setiap manusia dapat memiliki kekayaan. Kekayaan bukanlah segalanya , tetapi dengan
kekayaan manusia dapat melakukan kebajikan-kebajikan, dengan kekayaan manusia dapat
menopang kehidupanya, menopang kehidupan Ayah Ibunya, sanak saudaranya dan dapat
membantu sesamanya. Kekayaan yang dimiliki oleh manusia yang arif akan menciptakan
kebahagiaan dan berbagai kebajikan, tetapi kekayaan yang dimiliki oleh manusia yang bodoh
dapat menimbulkan bencana dan kejahatan. Setiap manusia mengingnginkan kekayaan, tetapi
kekayaan yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk mensyukuri setiap hasil usahanya
dan mampu menumbuhkan rasa puas.

3)KeElokan

Kebahagiaan yang luar biasa akan dialami seorang ibu ketika melihat anak yang
dikandungnya selama Sembilan bulan lahir dengan tubuh yang sempurna dan elok, tak sedikit
manusia yang dilahirkan dalam kondisi tidak sempurna dan tidak elok. Hal yang
membahagiakan pernah terjadi pada manusia ketika masa-masa remaja manusia mendengar
manusia lain mengatakan dengan tulus bahwa dirinya tampan atau cantik menggoda. Sering
manusia melihat manusia-manusia yang memiliki fisik yang tidak elok mendapat hinaan dan
cacian, sebaliknya manusia sering melihat manusia-manusia yang memiliki jasmani yang
elok mendapatkan berbagai keberuntungan. Ada manusia yang cantik atau ganteng kemudian
menjadi bintang film yang terkenal hingga membuat ia menjadi kaya raya. Ada wanita yang
sangat miskin tetapi menjadi manusia yang kaya mendadak karena ia memiliki fisik yang
sempurna dan elok kemudian dipersunting oleh pengusaha yang kaya raya.
Keelokan mendatangkan berbagai keberuntungan, keelokan mendatangkan berbagai
kemudahan, tetapi keelokan banyak yang menimbulkan bencana dan musibah. Keelokan
yang dimiliki oleh manusia yang berhati mulia akan mendatangkan berbagai berkah
kebajikan, keelokan yang dimiliki manusia yang berhati jahat akan mendatang berbagai
bencana.
Setiap manusia berharap dirinya memiliki keelokan, setiap manusia dapat memiliki keelokan.
Manusia dikatakan memiliki keelokan yang sebenarnya apabila fisiknya bagus dan tingkah
lakunya juga bagus. Manusia jelek akan tua dan mati, manusia elok juga akan tua dan mati.
Keelokan tidaklah kekal, bagi yang memiliki keelokan jangan sombong dan melekat, bagi
yang jelek jangan sombong dan putus asa, elok atau jelek asalkan selalu berbuat kebajikan
tetap akan memperoleh kebahagiaan.

4)Pangkat, Jabatan dan Kemasyhuran

Raja Asoka yang sangat terkenal pernah melakukan kejahatan besar yang menimbulkan
banyak penderitaan dengan kekuasaanya, tak lama kemudian dengan kekuasaanya Raja
Asoka mampu melakukan kebajikan-kebajikan yang sangat besar yang membawa
kebahagiaan bagi rakyatnya, bahkan binatang-binatang yang berada dalam wilayah
kekuasaanya. Dengan pangkat, jabatan dan kemasyhuran manusia dapat melakukan kebajikan
besar, dengan pangkat, jabatan dan kemasyhuran manusia dapat menindas dan melakukan
kejahatan besar.
Tak salah jika manusia berjuang untuk menduduki suatu pangkat dan jabatan, tetapi manusia
mesti berhati-hati jika telah memiliki pangkat dan kekuasaan jika masih memiliki
keserakahan dan kebencian. Pangkat, jabatan dan kemasyhuran hendaklah digunakan sebagai
kekuatan dan kendaraan untuk menunaikan kebajikan-kebajikan yang besar. Janganlah
pangkat, jabatan dan kemasyhuran menyebabkan manusia menjadi sombong, kejam, dan
rakus. Terberkahilah mereka yang telah memiliki jabatan dan kemasyhuran yang digunakan
untuk kebajikan.

5)Kebahagiaan di Alam Surga

Manusia sehat akan meninggal dunia, manusia panjang umur akan meninggal dunia, manusia
cantik akan meninggal dunia, manusia ganteng akan meninggal dunia, manusia kaya akan
meninggal dunia, seorang raja akan meninggal dunia, seorang presiden akan meninggal
dunia, manusia sakit akan meninggal dunia, manusia miskin meninggal dunia, manusia jelek
meninggal dunia, para pelayan dan buruh meninggal dunia, manusia bajik meninggal dunia,
manusia jahatpun meninggal dunia, semua manusia meninggal dunia. Siapa yang tak akan
meninggal dunia?.
Manusia beragama A setelah kematiaan ingin lahir di alam bahagia, manusia beragama  B
setelah kematiannya ingin lahir di alam yang bahagia, manusia beragama C setelah
kematianya ingin lahir di alam bahagia, manusia yang tak beragama setelah kematianya juga
bermimpi untuk lahir di alam yang bahagia. Buddha dengan kebijaksanaanya telah
menunjukkan bahwa kehidupan akan berkelanjutan, kematian bukanlah akhir segalanya,
kematian akan mengawali suatu bentuk kehidupan yang lain.
Di dalam ajaran Buddha ditunjukkan bahwa dalam sistem bumi manusia ini terdapat 31
tingkat alam kehidupan. 31 alam kehidupan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar
yaitu;  Alam dugati ( alam penderitaan terdiri dari 4 alam), Alam Sugati (Alam kebahagiaan
terdiri dari 27 alam kehidupan). Bagi umat Buddha kelahiran di Alam kebahagiaan berarti
lahir di alam sugati sesuai dengan karma baik yang telah diperbuat.
Alam surga memiliki berbagai bentuk kebahagiaan; usia kehidupanya lebih panjang,
memiliki tubuh yang lebih elok, memiliki tubuh yang sehat, dapat menikmati berbahagai
kesenangan. Seberapapun panjang usia di alam surga, seberapapun nikmatnya di alam surga,
tetap di situ akan mengalami kematian. Kelahiran di alam surga adalah baik, tetapi kelahiran
di alam surga bukanlah tujuan utama, tujuan utama manusia adalah pembebasan.

b.Kesuksesan Spiritual

Jika dalam hidup ini manusia hanya mengejar  kesenangan-kesenangan duniawi, memiliki
harta, memiliki tahta, memiliki kemasyhuran nama, memiliki wanita-wanita dan menikmati
pesta hura-hura maka hidup ini akan terasa sangat hampa dan sia-sia. Berapa batas jumlah
harta? Berapa batas tinggi tahta? Berapa batas luasnya kemasyhuran nama? Berapa batas
kepuasan terhadap wanita? Berapa batas besar dan lamanya pesta?. Jika tak satu manusiapun
mampu memberi batas-batas kesenangan duniawi berarti kesenangan duniawi tidak ada
batasnya, jika kesenangan duniawi tidak ada batasnya sampai kapankah manusia akan
menghentikan pengejaran-pengejaran itu?.
Betapapun hebatnya kesuksesan yang telah dicapai oleh manusia mengenai hal-hal duniawi
pada akhirnya hanya akan menimbulkan kebosanan dan kekecewaan. Apapun yang telah
diraih oleh manusia pada akhirnya akan dirampas dan dipisahkan oleh kematian, segala
kesuksesan yang diraih di dunia ini dalam bentuk-bentuk keduniawian tidaklah dapat
menolong pada saat ajal menjemput. Kebenaran tentang adanya saat dimana manusia semua
akan meninggal dunia dan terpisah dari hal-hal yang manusia miliki, secara alami membuat
manusia harus memikirkan tentang hal-hal yang berkenaan dengan spiritual.
Hyang Buddha telah menunjukkan kebenaran bahwa tujuan tertinggi dari berjuang dalam
spiritual adalah membersihkan batin hingga mencapai pembebasan. Pembebasan dari
kelahiran dan kematian adalah akhir dari segala penderitaan. Mencapai pembebasan, bebas
dari segala kemelekatan dan bebas dari kelahiran dan kematian. Inilah kesuksesan dalam
spiritual yang sebenarnya.

2.Cara-cara Utama mencapai Kesuksesan dalam Culakammavibhanga Sutta

Dalam Culakammavibhanga-Sutta, Hyang Buddha menjelaskan kepada muridnya kebenaran


bahwa semua makhluk adalah pemilik tindakan mereka, pewaris tindakan mereka; mereka
berasal dari tindakan mereka, terikat pada tindakan mereka, memiliki tindakan mereka
sebagai tempat berlindung. Tindakanlah yang membedakan makhluk-makhluk menjadi
inferior atau superior. Sabda Buddha tersebut merupakan petunjuk bahwa setiap hal yang
diinginkan oleh manusia haruslah diperjuangkan dengan cara menanam bibit perbuatanya
yang akan membuahkan akibat sesuai yang diharapkan oleh manusia.
Segala kesuksesan yang dicapai oleh setiap manusia bukanlah sesuatu yang datang secara
kebetulan. Segala sesuatu yang terjadi pada setiap manusia adalah proses sebab-akibat.
Manusia lahir kedunia akan membawa bidang tanahnya masing-masing, di dalam bidang
tanah itu sudah terdapat sumber air yang akan mendatangkan air bagi kehidupan. Ada bidang
tanah yang memiliki mata air yang tidak dalam sehingga pemilik hanya perlu menggali
sebentar akan dapat memperoleh air yang berlimpah. Ada bidang  tanah yang memiliki mata
air yang agak dalam, sehingga pemiliknya memerlukan usaha yang tekun agar dapat
memperoleh air berlimpah. Ada bidang tanah yang memiliki mata air yang dalam, sehingga
pemiliknya membutuhkan kerja keras dan keuletan agar dapat memperoleh air yang
berlimpah. Ada bidang tanah yang memiliki mata air yang sangat dalam, sehingga
pemiliknya harus bekerja sangat keras untuk memperoleh air yang berlimpah. Ada bidang
tanah yang tidak memiliki mata air, sehingga walaupun pemiliknya telah bekerja keras untuk
menggalinya tetap tidak akan memperoleh air.
Bidang-bidang tanah yang dimiliki oleh setiap manusia merupakan warisan dari kehidupan
yang lalu dan hasil kerja keras saat ini. Demikian juga keadaan manusia-manusia akan
berbeda keadaanya sesuai dengan timbunan karma masa lampau dan kerja keras masa
sekarang. Jika dalam kehidupan yang lalu manusia banyak melakukan kebajikan, maka dalam
hidup sekarang manusia akan mewarisi bidang tanah yang luas dengan sumber mata air yang
berlimpah, jika dalam kehidupan yang lampau manusia tak pernah berbuat kebajikan maka
dalam hidup sekarang, manusia akan mewarisi bidang-bidang tanah tandus tanpa mata air.
Walaupun manusia mewarisi bidang tanah yang luas dengan mata air yang banyak, manusia
tetap harus melakukan suatu usaha untuk mendapatkan air yang berlimpah itu. Demikian juga
apabila dalam kehidupan ini manusia hanya mewarisi bidang-bidang tanah yang tandus
manusia juga bisa berusaha untuk membuat tanah tersebut menjadi subur dan memiliki
sumber mata air.
Demikianlah, berdasarkan perumpamaan di atas manusia dapat memahami, bahwa dalam
hidup ini walaupun manusia mengerti kalau manusia memiliki tabungan karma baik tetapi
tetap saja manusia harus berusaha agar menjadi sukses, sebaliknya jika manusia mengerti
bahwa manusia tak memiliki tabungan karma baik manusiapun tidak boleh berputus asa,
tetapi manusia harus banyak bekerja keras dan bersamaan melakukan perbuatan bajik agar
manusia juga dapat mencapai kesuksesan.
 
a.Cara Mencapai Kesehatan dan Usia Panjang

Dalam Culakammavibhanga-Sutta,  Hyang Buddha menjelaskan kepada siswanya tentang


jalan mencapai kesehatan dan usia panjang. Buddha menjelaskan bahwa seorang laki-laki
atau perempuan yang meninggalkan pembunuhan makhluk-makhluk hidup, tidak melakukan
pembunuhan makhluk-makhluk hidup; dengan tongkat dan senjata yang disingkirkan, dia
menyebarkan belas kasih kepada semua makhluk hidup. Karena melakukan dan menjalankan
perbuatan baik seperti itu pada saat meninggal dunia, setelah meninggal dunia dia akan
terlahir di alam bahagia, dan jika terlahir lagi di alam manusia maka dimanapun dia
dilahirkan akan berumur panjang. Jadi jelas bahwa tidak melakukan pembunuhan,
penganiayaan adalah jalan untuk memperoleh kesehatan dan usia panjang. Tidak membunuh,
tidak menganiaya makhluk apapun, sebaliknya selalu berusaha untuk mengasihi dan
menolong makhluk adalah syarat utama yang menjadi sumber tercapainya kesehatan dan usia
yang panjang.
Lebih rinci berdasarkan ajaran Buddha dapat dijelaskan bahwa agar manusia memiliki usia
yang panjang manusia harus menghindari dan tidak melakukan pembunuhan terhadap
makhluk apapun juga, dengan alasan apapun manusia tidak berhak untuk membunuh
makhluk lain. Semua makhluk pada hakikatnya menginginkan untuk hidup lama, semua
makhluk akan takut pada kematian. Manusia sayang dengan orang tuanya, manusia sayang
dengan sanak saudaranya, manusia sayang dengan diri manusia, demikian juga makhluk lain
juga menyayangi orang tuanya, sanak saudaranya dan dirinya sendiri. Jika manusia tidak mau
dibunuh hendaklah jangan membunuh makhluk lain dengan alasan apapun.
Buddha juga menjelaskan bahwa barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya dengan
cara menganiaya makhluk lain yang juga menginginkan kebahagiaan maka setelah kematian
ia tak akan memperoleh kebahagiaan. Ajaran Buddha mengajak manusia untuk melihat
kebenaran apa adanya, Jika manusia sebagai manusia mencari keselamatan dan mencari
kebahagiaan dengan cara membunuh makhluk lain, maka yang akan manusia peroleh bukan
keselamatan tetapi bencana, bukan kebahagiaan tetapi penderitaan. Sebaliknya jika manusia
mencari keselamatan dan mencari kebahagiaan dengan cara melindungi dan membahagiakan
makhluk lain maka manusia akan memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang
sebenarnya.
Lebih jelas lagi dalam Culakammavibhanga Sutta, Hyang Buddha mengajarkan aspek aktif
untuk mencapai kesehatan dan usia panjang, Beliau mengajarkan jika seorang laki-laki atau
perempuan tidak suka melukai makhluk-makhluk hidup dengan tangan, dengan bongkahan,
dengan tongkat, atau dengan pisau. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan baik
seperti itu pada saat meninggal dunia, setelah meninggal dunia dia akan terlahir di alam
bahagia, dan jika terlahir lagi di alam manusia maka dimanapun dia dilahirkan akan memilki
kesehatan. Inilah siswa, jalan yang membawa manusia memiliki kesehatan.
Manusia dapat melihat dalam kehidupan nyata ada manusia yang selalu sehat, ada manusia
yang sering sakit-sakitan, ada manusia yang mengidap penyakit yang mematikan, mengapa
hal ini bisa terjadi? Hal ini dapatlah dipastikan terjadi akibat perbuatan masing-masing, jika
manusia suka menyakiti makhluk lain pasti dia akan banyak terserang penyakit, sebaliknya
jika manusia suka melindungi makhluk lain dan menolong makhluk lain pastilah dia akan
memiliki kesehatan yang baik.
Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya dengan tidak menganiaya makhluk lain
yang juga menginginkan kebahagiaan maka setelah kematian ia akan memperoleh
kebahagiaan. Ajaran Buddha menyadarkan manusia bahwa sesungguhnya kebahagiaan hanya
akan diperoleh manakala manusia mampu memberikan kebahagiaan kepada makhluk lain.
Hal yang paling nyata yang dapat manusia jadikan sebagai refleksi kebenaran adalah ketika
ada kejadian peperangan, peperangan sering terjadi karena manusia memaksakan kehendak
untuk mendapatkan kebahagiaanya dengan mengorbankan manusia lainya. Dalam setiap
peperangan akhirnya mengakibatkan terjadinya pembunuhan dan penganiayaan dan
dampaknya akan terasa berkepanjangan. Jadi, dari mengorbankan makhluk lain untuk
memenuhi kebahagiaan justru hanya akan menimbulkan kematian, penyakit dan penderitaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh
kesehatan dan usia panjang;
a) Menghindari dan tidak melakukan pembunuhan terhadap makhluk apapun, dengan alasan
apapun.
b) Menghindari dan tidak melakukan penyiksaan, penganiayaan terhadap makhluk apapun,
dengan alasan apapun.
c) Melindungi dan menolong makhluk-makhluk yang terancam dan menderita
d) Memancarkan cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk
e) Membiasakan batin agar selalu rilek dan gembira
f) Jangan terlalu banyak keinginan, selalu bersyukur  dan merasa puas
g) Makan yang teratur , makan-makanan yang alami
h) Istirahat yang cukup
i) Olah raga yang teratur

b.Cara Mencapai Kekayaan

Buddha telah mengajarkan tentang cara utama mencapai kekayaan dalam


Culakammavibhanga-Sutta, Buddha menjelaskan jika seorang laki-laki atau perempuan suka
memberikan makanan, minuman, pakaian, kendaraan, rangkaian bunga, wangi-wangian,
obat-obatan, tempat tidur, tempat berdiam, dan lampu kepada para pertapa dan manusia bajik.
Karena melakukan dan menjalankan perbuatan baik seperti itu pada saat meninggal dunia,
setelah meninggal dunia dia akan terlahir di alam bahagia, dan jika terlahir lagi di alam
manusia maka dimanapun dia dilahirkan akan menjadi kaya. Inilah siswa, jalan yang
membawa seseorang memiliki kekayaan.
Berdasarkan ajaran tersebut dapat dijelaskan bahwa manusia lahir kedunia ini telah
membawa tabungan kekayaannya masing-masing. Manusia yang dalam kehidupan
lampaunya banyak melakukan dana maka begitu lahir kedunia ini mereka telah diberkahi
dengan keadaan yang serba berkecukupan, walaupun demikian manusia tetap harus bekerja
dan berusaha untuk mempertahankan dan mengembangkan kekayaannya. Bagi manusia yang
lahir kedunia ini dengan kondisi yang serba kekurangan tetap dapat berjuang untuk memiliki
kekayaan. Kekayaan yang dimiliki bagaikan panen buah padi, manusia yang bijaksana
mengerti berapa bagian hasil panen yang akan digunakan untuk kebutuhan dan berapa bagian
yang harus ditanam kembali agar mendatangkan panen yang lebih berlimpah.
Buddha juga telah mengajarkan tentang karakter atau perbuatan yang akan membawa
kekayaan dan kebahagiaan bagi manusia awam dalam kehidupan ini. Apakah yang empat itu?
Memilki ketekunan(Utthana-sampada), memiliki keseksamaan(Arakkha-sampada), memilki
sahabat yang baik(Kalyana-mittata), hidup yang seimbang(sama-jivikata).
Dalam kehidupan ini maka setiap manusia secara alami akan menjalankan suatu pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga mengumpulkan kekayaan. Dalam menjalankan
pekerjaanya maka seseorang haruslah menjalankan prinsip-prinsip kerja yang baik seperti
yang diajarkan oleh Buddha. Yaitu: memiliki ketekunan (utthana-sampada),  memiliki
keseksamaan (arakkha-sampada), memiliki sahabat yang baik (kalyana-mittata), hidup
seimbang (sama- jivikata),
Ketekunan berarti bersemangat tidak malas, ahli dalam bidang yang digelutinya. Ketekunan
adalah prinsip yang akan mendukung setiap pekerjaan menjadi sukses, dengan ketekunan
manusia akan mampu mengembangkan setiap pekerjaan yang digelutinya. Seorang pedangan
dengan ketekunan akan dapat menjadi pengusaha yang sukses, seorang petani dengan
ketekunan akan menjadi petani yang sukses. Pekerjaan apapun hendaknya dikerjakan dengan
tekun hingga menghasilkan hasil yang memuaskan.
Keseksamaan, keseksamaan berarti mampu melindungi, merawat apa yang telah
diperolehnya dari kerja keras. keseksamaan diperlukan agar apapun yang telah diperolehnya
tidak hilang sia-sia dan tidak dihamburkan dengan sia-sia.  Manusia mampu untuk bekerja
hingga dapat mengumpulkan harta yang banyak tetapi jika manusia ini tidak mampu menjaga
dan menggunakan apa yang telah diperolehnya secara baik maka manusia inipun tidak akan
memiliki kekayaan. Jadi keseksamaan diperlukan untuk menjaga pendapatan atau milikinya
dengan baik.
Pergaulan yang baik berarti memiliki teman-teman yang berkelakuan bajik dan memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang positip. Pertemanan akan sangat mempengaruhi pola hidup setiap
manusia, jika manusi bergaul dalam lingkungan pemabuk, penjudi, pelacuran, perampokan
dan lingkungan pesta maka secara alami manusia akan mengikuti pola hidup yang tidak bajik
ini. Jika manusia bergaul dalam lingkungan yang kondusip maka manusiapun akan memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang positip. Jadi pergaulan sangatlah berpengaruh bagi
keberlangsungan tingkat kehidupan individu manusia. Bergaulah dengan orang-orang yang
memiliki kebiasaan yang positip.
Kehidupan yang serasi atau seimbang, adalah hidup yang memperhatikan kemampuan yang
dimiliki, memperhatikan penghasilanya untuk mengatur pengeluarannya. Hidup seimbang
berarti memperhatiakan antara pendapatan dan pengeluaran, pengeluaran tidak boleh
melebihi pengeluaran. Manusia hendaknya tidak boros untuk hal-hal yang tidak penting dan
tidak perlu, manusia juga hendaknya jangan pelit untuk menggunakan hartanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Manusia juga harus mampu untuk
menggunakan hartanya untuk berbuat kebajikan dengan berdana dan menyokong orang
tuanya. Hal-hal inilah yang perlu dimiliki manusia untuk mendapatkan kekayaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan langkah-langkah agar mencapai kesuksesan
dalam hal kekayaan sebagai berikut;
a) Berbuat bajik dengan cara berdana, memilki hati yang dermawan
b) Bergembira dan senang berdana kepada Triratna
c) Bergembira dan senang berdana kepada orang tua
d) Bergembira dan senang berdana kepada mereka yang membutuhkan
e) Memiliki ketrampilan
f) Memilki ketekunan
g) Memiliki semangat
h) Suka bekerja keras
i) Tidak berfoya-foya, tidak boros
j) Memiliki teman-teman yang bajik
k) Memiliki kebijaksanaan dalam mengatur keuanganya.

c.Cara Mencapai KeElokan

Buddha telah mengajarkan tentang cara utama mencapai keelokan dalam


Culakammavibhanga-Sutta, Buddha menjelaskan jika manusia laki-laki atau perempuan tidak
memiliki watak pemarah, tidak mudah marah; bahkan bila dikritik dia tidak marah, tidak
tersinggung, tidak bersikap bermusuhan dan tidak penuh kebencian. Karena melakukan dan
menjalankan perbuatan baik seperti itu pada saat meninggal dunia, setelah meninggal dunia
dia akan terlahir di alam bahagia, dan jika terlahir lagi di alam manusia maka dimanapun dia
dilahirkan akan menjadi elok rupawan. Inilah jalan yang membawa manusia memiliki
keelokan.
Keelokan dirawat untuk kebajikan akan mendatangkan berkah dan keberuntungan, sudah
selayaknya manusia berusaha untuk memilki keelokan agar dapat membahagiakan sesama
dengan kekuatan keelokan yang didasari kebajikan. Jika manusia sekarang dilahirkan dalam
keadaan yang elok maka manusia harus menggunakan keelokan itu untuk menciptakan
kebahagiaan bagi sesama, tetapi jika saat ini manusia di lahirkan dalam keadaan yang tidak
elok maka manusia dapat membangun keelokan dari dalam sehingga seperti apapun keadaan
manusia tetap dapat membuat manusia lain merasa senang dengan keberadaannya.
Keelokan dimiliki karena sebab yang lalu dan pengaruh pola hidup yang sekarang. Keelokan
karena sebab yang lalu diperoleh ketika manusia lahir, ada manusia yang lahir dengan kulit
hitam, ada manusia yang lahir dengan kulit kuning, ada manusia yang lahir dengan kulit
putih. Ada manusia yang lahir dengan rambut lurus, ada yang lahir dengan rambut keriting.
Ada manusia yang lahir dengan hidung yang mancung dan ada yang lahir dengan hidung
yang pesek. Baik atau buruk, apa yang telah dibawa ketika lahir tidak dapat ditolak atau
diharapkan, semua telah sesuai dengan perbuatan yang lampau. Inilah yang dimaksud
keelokan depengaruhi perbuatan yang lampau.
Keelokan dimiliki karena usaha dalam kehidupan sekarang, jika manusia telah lahir dengan
cirri-ciri fisik yang elok tetapi kemudian dalam perjalanan hidupnya ia menjalankan
kebiasaan yang negatip maka kebiasaan hidupnya akan mempengaruhi bentuk fisiknya,
sebagai contoh manusia yang memiliki kebiasaan malas, berlebihan dalam hal makan, suka
mengkonsumsi minuman yang memabukkan dan selalu bersikap pemarah maka dapat
dipastikan bahwa manusia ini akan memiliki tubuh fisik dan penampilan yang tidak elok. Jika
manusia terlahir dengan ciri-ciri fisik yang kurang elok tetapi dalam perjalanan hidupnya ia
menjalankan kebiasaan yang baik seperti: tidak malas, suka berolah raga, teratur dalam pola
makan, rajin merawat tubuhnya, menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan, selalu
bersikap ramah dan murah senyum maka dengan kebiasaan yang baik ini akan menghasilkan
penampilan yang elok. Inilah yang dimaksud bahwa keelokan juga dapat dipengaruhi dengan
usaha-usaha dalam kehidupan sekarang.
Demikianlah, bahwa Keelokan bukanlah suatu kebetulan, keelokan tanpa sikap dan hati yang
penuh kebajikan tak akan sempurna. Memiliki rupa yang elok, memiliki perbuatan yang elok,
memiliki ucapan yang elok, memilki batin yang elok, inilah keelokan yang sebenarnya yang
dapat dicapai oleh setiap manusia. Jika manusia ingin memiliki keelokan yang sebenarnya
maka manusia harus melakukan perbuatan sebagai berikut;
a) jangan memiliki watak pemarah dan jangan suka marah-marah
b) jangan mudah tersinggung, penuh toleransi
c) jangan suka bermusuhan, selalu bersahabat dan selalu memaafkan
d) jangan memiliki kebencian, penuh cinta kasih kepada semua makhluk
e) Selalu bersyukur, selalu tenang karena mudah puas
f) Selalu ramah dan murah senyum
g) Teratur dalam hal makan
h) Rajin mandi, pandai merawat dan merias diri
i) Selalu rapih dan sopan

d.Cara Mencapai Pangkat, Jabatan dan Kemasyhuran

Buddha telah mengajarkan tentang cara utama mencapai Pangkat, Jabatan dan Kemasyhuran
dalam Culakammavibhanga-Sutta, Buddha menjelaskan jika seorang laki-laki atau
perempuan tidak keras kepala dan tidak sombong; ia menghormat kepada manusia yang patut
dihormati, bangkit berdiri pada kehadiran manusia yang patut dihormati, menawarkan tempat
duduk kepada manusia yang pantas ditawari tempat duduk, memberikan jalan kepada
manusia yang pantas diberikan jalan, dan memberi hormat kepada semua yang patut
dihormati. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan baik seperti itu pada saat
meninggal dunia, setelah meninggal dunia dia akan terlahir di alam bahagia, dan jika terlahir
lagi di alam manusia maka dimanapun dia dilahirkan akan dilahir di kalangan atas. Inilah
jalan yang membawa seseorang memiliki pangkat atau kedudukan.
Tidak semua manusia yang berjuang dan berusaha untuk memiliki kedudukan tinggi
kemudian memperolehnya, tetapi ada manusia  yang dengan usaha dan perjuangan yang
sangat mudah dapat memperoleh kedudukan yang tinggi. Jika manusia dalam kehidupan ini
lahir dikalangan atas itu karena rasa hormat yang selalu manusia kembangkan dalam
kehidupan yang lampau, jika manusia saat ini berada di kalangan atas manusiapun harus
semakin rendah hati dan semakin menghormati semua makhluk. Jika manusia sekarang lahir
dikalangan yang tidak terhormat, manusia tidak dapat memiliki kedudukan, manusiapun tidak
harus merasa rendah diri , sebaliknya manusia harus semakin sadar untuk membangun
kehormatan itu saat ini juga. Manusia dapat berjuang untuk memperoleh kehormatan dengan
cara mengembangkan sikap yang rendah hati, selalu berbuat kebajikan dan dapat
menghormati siapapun.
Lebih mendalam lagi Buddha mengajarkan cara-cara yang lebih aktif untuk mencapainya,
Buddha menjelaskan jika manusia laki-laki atau perempuan tidak memiliki sifat iri-hati,
manusia yang tidak iri, tidak membenci, dan tidak menggerutu karena perolehan; rasa
hormat, penghormatan, pujian, rasa salut, dan rasa kagum yang diterima oleh manusia lain.
Karena melakukan dan menjalankan perbuatan baik seperti itu pada saat meninggal dunia,
setelah meninggal dunia dia akan terlahir di alam bahagia, dan jika terlahir lagi di alam
manusia maka dimanapun dia dilahirkan akan menjadi pejabat dan berpengaruh. Inilah jalan
utama yang membawa manusia memiliki pengaruh dan jabatan.
Ada manusia yang memiliki kewibawaan sehingga mudah untuk memilliki pengaruh
terhadap manusia lain dan mudah menduduki suatu jabatan, ada manusia yang sudah
bersusah-payah untuk mencari pengaruh, mencoba untuk mempengaruhi manusia lain namun
dia tetap tak memiliki pengaruh tersebut. Jika manusia mempunyai pengaruh yang besar
manusia akan mampu mengarahkan manusia untuk berbuat kebajikan,  jika manusia memiliki
pengaruh yang besar manusia akan mampu mempengaruhi banyak manusia untuk berbuat
yang tidak bajik, tetapi manusia sebagia orang yang arif akan dapat menggunakan
pengaruhnya untuk mengarahkan manusia lain menuju kebajikan.
Hal yang bagus apabila dengan tujuan bajik manusia berjuang untuk mencapai kedudukan,
jabatan dan kemasyhuran. Agar manusia dapat memperoleh hal-hal ini maka manusia harus
melakukan hal bajik sebagai berikut;
a) Hidup bebas dari kesombongan, selalu mengembangkan kerendah-hatian
b) Berbahagia dan tulus menghormati semua makhluk
c) Bebas dari sifat iri-hati, selalu bergembira atas kebahagiaan makhluk lain
d) Selalu tulus dan rela mengucapkan selamat kepada mereka yang berhasil
e) Suka membantu dan melindungi mereka yang lemah
f) Ramah tamah dalam perbuatan dan ucapan
g) Gemar belajar dan menuntut kearifan
h) Berdisiplin dan bertanggung jawab
i) Selalu bersikap, berpenampilan dan berbuat dengan kesopanan

e.Cara Mencapai Kebahagiaan di Alam Surga

Buddha telah banyak menjelaskan tentang keberlangsungan kehidupan yang akan datang,
kehidupan yang akan datang ditentukan oleh setiap perbuatan yang dilakukan dalam
kehidupan sekarang. Buddha menjelaskan praktik-praktik kehidupan yang dapat
menghantarkan setiap makhluk mencapai kelahiran di alam surga dalam kehidupan
mendatang. Buddha juga sering menekankan agar manusia benar-benar menyadari tentang
kehidupan yang akan datang yang harus dipersiapkan dalam kehidupan sekarang. Dalam
Metta-Sutta, Buddha menjelaskan bahwa manusia harus berlatih melakukan perbuatan yang
bermanfaat  yang menghasilkan kebahagiaan yang berlangsung lama: dermawan, hidup
seimbang, mengembangkan pikiran yang penuh cinta kasih. Dengan mengembangkan tiga
perbuatan ini, yaitu perbuatan yang membuahkan kebahagiaan, manusia bijaksana terlahir
kembali dalam kebahagiaan, dalam alam surga atau dewa.
Untuk mencapai kelahiran di alam surga, selain prakti kebajikan dalam aktifitas sehari-hari,
Buddha juga mengajarkan tentang praktik spiritual yang lebih intensif yang dapat membawa
manusia mendapatkan kelahiran di alam surga, praktik spiritual ini disebut praktik uposatha
atau dalam bahasa umum disebut puasa. Dalam Anguttara Nikaya, Buddha menjelaskan
kepada para Bhikku bahwa jika manusia Pria atau wanita dalam hidup ini melakukan
Uposatha yang sempurna di dalam delapan faktor atau sila, maka dengan hancurnya tubuh,
setelah kematian, ada kesempatan bagi mereka untuk terlahir kembali ditengah-tengah para
dewa di alam Empat Raja Besar.
Dalam Anguttara Nikaya lebih dalam lagi Buddha menjelaskan tentang empat hal yang akan
membuat manusia mencapai kesuksesan dalam hidup sekarang dan kehidupan yang akan
datang. Buddha menjelaskan kepada para Perumah tangga bahwa ada empat hal yang
membawa pada perolehan kekayaan, usia yang panjang, kemasyhuran, dan kelahiran di alam
surga. Keempat hal itu adalah; Kemantapan dalam keyakinan, kemantapan dalam moralitas,
kemantapan dalam kedermawanan, dan kemantapan dalam kebijaksanaan.
Berdasarkan ajaran dalam sutta dapat dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki kekuatan
untuk membuat sebab yang akan membuahkan  terlahir di alam bahagia. Hidup ini sangat
singkat, apapun perolehan yang dapat manusia kumpulkan adalah sangat sementara untuk
manusia nikmati dan manusia miliki. Menyadari hal ini dengan benar hendaklah manusia
juga harus mengutamakan untuk melakukan hal-hal yang benar-benar dapat menemani
manusia dalam setiap alam kehidupan. Manusia harus memiliki sesuatu yang dapat
melindungi, menopang, dan  membahagiakan manusia, dimanapun manusia berada bahkan
harus dapat menyertai manusia kealam berikutnya. Hal-hal yang sangat berharga ini telah
ditunjukkan oleh Hyang Buddha; memiliki keyakinan yang benar, memiliki moralitas yang
mulia, memiliki kedermawanan yang besar, memiliki kearifan yang terang.
Keyakinan yang benar adalah yakin terhadap Buddha, Dhamma, Sangha. Moralitas yang
mulia adalah; tidak melakukan pembunuhan terhadap makhluk apapun juga, tidak mengambil
apapun yang tidak diberikan, tidak melakukan asusila, tidak berbicara yang tidak benar dan
tidak bermanfaat, tidak mengkonsumsi zat yang dapat merusak kesadaran. Kedermawanan
yang besar adalah selalu berkeinginan untuk memberi dan membahagiakan semua makhluk,
selalu berbahagia atas kebahagiaan semua makhluk, selalu berharap agar semua makhluk
berbahagia dan sukses. Kearifan yang terang adalah; memahami hal-hal yang bajik sebagai
yang bajik, memahami hal-hal yang tidak bajik sebagai yang tidak bajik, memahami bahwa
segala sesuatu tidak patut dilekati, memahami pembebasan sejati sebagai kebahagiaan
tertinggi. Dengan memiliki hal-hal ini pastilah manusia akan terlahir di alam surga dan
akhirnya mencapai kebahagian pembebasan.
Inilah hal-hal yang harus dimiliki dan disempurnakan agar sekarang dan kelak terlahir di
alam surga dan bahagia;
a) Memiliki keyakinan yang mantap pada Buddha, Dhamma, sangha
b) Hidup bermoral yang mantap
c) Dengan keyakinan tekun melaksanakan latihan Uposatha
d) Batinya dipenuhi dengan kedermawanan
e) Hidup penuh dengan cinta kasih
f) Suka menolong
g) Selalu bersyhukur
h) Memiliki kearifan

f.Cara Mencapai Kesuksesan Spiritual

Buddha telah menunjukkan bahwa setiap makhluk memiliki benih keBuddhaan, sehingga
setiap makhluk memiliki potensi untuk mencapai KeBuddhaan atau pembebasan atau
mencapai keksuksesan Spiritual. Kesuksesan spiritual dapat dibangun dalam kehidupan
sehari-hari, kesuksesan spiritual tidaklah terpisah sama sekali dari kehidupan duniawi. Jika
manusia telah memiliki keyakinan yang kuat terhadap Triratna dan kemudian manusia
memiliki tekad yang kuat untuk mengembangkan batinnya agar mencapai tingkatan spiritual
tertinggi maka manusia dapat mengubah kegiatan duniawi manusia menjadi kegiatan
spiritual.
Satu hal yang pasti bahwa pencapaian spiritual adalah terkikisnya kekotoran batin,
terbebasnya batin dari keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Pada umumnya manusia 
sebagai  umat awam akan selalu menginginkan kekayaan, kemasyhuran, usia panjang,
kehidupan surga, tetapi kebenaran tetaplah kebenaran bahwa itu semua tidak akan pernah
menghentikan permasalahan-permasalahan. Permasalahan-permasalahan batin manusia akan
terhentikan apabila manusia telah sukses dalam spiritual.
Kesuksesan spiritual adalah kesuksesan yang tertinggi karena tujuan menjalani spiritual
dalam ajaran Buddha adalah mencapai pembebasan, bebas dari segala kemelekatan, bebas
dari kelahiran dan kematian. Kebebasan ini adalah kebebasan yang tanpa batas, tak akan
berubah dan kekal. Batin manusia hanya akan terbebas dari kemelekatan dan mencapai
pembebasan apabila manusia telah melihat segala hal dan kondisi sebagai mana adanya.
Manusia melekat terhadap hal-hal dan kondisi karena manusia tertipu pada perwujudan
palsunya akibat kebodohan manusia. Manusia melihat ada wanita cantik yang perlu manusia
dambakan, manusia mendengar ada suara merdu yang perlu manusia kejar, manusia merasa
ada sentuhan yang menyenangkan yang perlu manusia nikmati, manusia mengecap ada rasa
makanan yang lezat yang perlu manusia puaskan, semua ini adalah ilusi yang tertampak nyata
bagi manusia. Pada kebenaran yang sesungguhnya tidak ada hal-hal yang pantas manusia
kejar atau manusia lekati.
Untuk mencapi kesuksesan spiritual yang tertinggi manusia harus melihat karakteristik dari
segala hal dan fenomena yang sebenarnya yaitu; segala hal dan fenomena itu dicengkarm
Tilakkhana, kalau manusia mampu memahami ini maka manusia akan mencapai kesuksesan
Spiritual.
Tilakkhana adalah kebenaran yang mutlak, disadari atau tidak disadari tilakkhana tetaplah
mencengkram dan menguasai, dipahami atau tidak dipahami Tilakkhana tetaplah nyata.
Apabila manusia tidak mampu memahami kebenaran tilakkhana maka manusia tidak akan
pernah terlepas dari kemelekatan, tidak akan pernah mempunyai rasa puas dengan apa
adanya.
Namun apabila manusia telah mampu menekan kekotoran batin kemudian mampu
menjernihkan batin maka hasilnya manusia ini memiliki pandangan benar yang dapat
digunakan untuk memahami kebenaran Tilakkhana. Oleh sebab itu Hyang Buddha
memberikan ajaran yang bertahap yaitu; Sila (Disiplin, Kesucian tingkah laku), Sammadhi
(Konsentrasi, ketenangan pikiran), Panna (Pandangan terang, kesucian batin). Semua latihan
yang diajarkan Hyang Buddha semua pada akhirnya hanya akan digunakan sebagai
penerangan di dalam batin yang dapat menembus dan memahami kebenaran tertinggi yaitu
kebenaran Tilakkhana. Dengan dipahaminya kebenaran Tilakkhana secara mendalam
berangsur- angsur segala kemelekatan di dalam batin manusia akan terkikis dan habis.
Sila (kesucian tingkah laku), Samadhi (kesucian pikiran), Panna (kesucian pandangan),
praktek ini adalah jalan yang membawa pada kesucian. Hyang Buddha memahami
kemampuan makhluk-makhluk, sehingga Hyang Buddha mengajarkan cara praktek yang
bertahap. Cara praktek itu adalah Jalan Ariya Berunsur Delapan. Manusia yang menempuh
praktek Jalan Ariya Berunsur Delapan pertama-tama memiliki pandangan benar berdasarkan
keyakinan yaitu dengan cara belajar dan mendengar. Dengan pandangan benar ini manusia
mempunyai keyakinan terhadap kebenaran hukum sebab akibat, empat kebenaran mulia,
Delapan Jalan Utama dan kebenaran tilakkhana. Setelah manusia memiliki pandangan benar
berdasarkan keyakinan, kemudian mulai mengembangkan pikiran yang benar yaitu pikiran
yang bebas dari, keserakahan, kebencian, iri hati, niat jahat, kemudian pikiran dikembangkan
dalam cinta kasih, kepuasan dan kedamaian.
Setelah memiliki pikiran benar manusia dapat memiliki kemampuan untuk mengendalikan
ucapan, perbuatan, dan memilih penghidupan yang benar. Setelah memiliki pikiran benar dan
perbuatanya selalu terkendali manusia itu akan memiliki kegembiraan, kedamaian, terbebas
dari gangguan. Kegembiraan dan kedamaian menimbulkan semangat untuk terus
membersihkan segala niat dari hal-hal yang buruk dan mengembangkan tekad-tekad
kebajikan mental.
Dengan memiliki kedamaian, semangat, dan perhatian benar terhadap segala perbuatan
jasmani dan batin, kemudian menerapkannya secara terus-menerus hingga akan
menghasilkan samadhi yang benar. Dengan samadhi yang benar, dimana pikiran mencapai
konsentrasi yang tak tergoyahkan yang akan menumbuhkan pikiran yang murni, Dengan
pikiran yang murni ini akan memunculkan pandangan terang, dengan pandangan terang
manusia akan memahami secara langsung bahwa semua bentuk dan fenomena dicengkram
tilakkhana yaitu: segala bentuk dan fenomena  tidak kekal, karena segala bentuk dan
fenomena tidak kekal jika melekat padanya akan menimbulkan ketidakpuasan, kekecewaan,
ratap tangis, yang tiada akhir, inilah kenyataan bahwa semua bentuk dan fenomena
mengandung dukkha. Segala bentuk tidak kekal selalu berubah setiap saat, tidak dapat
dipertahankan, tidak dapat dikuasai, inilah kenyataan bahwa semua bentuk dan fenomena
adalah kosong tanpa aku yang kekal, kosong tanpa inti yang kekal. Setelah memahami
kebenaran ini, muncullah rasa bosan terhadap segala bentuk dan fenomena, kemudian
muncullah pelepasan terhadap segala nafsu keinginan dan kemelekatan, terciptalah kebebasan
dan dicapailah kebahagiaan sejati.
Perenungan terhadap ketidakkekalan juga akan membuat manusia maju dalam spiritual.
Merenungkan kebenaran ketidakkekalan sangat baik bagi manusia yang melatih kehidupan
spiritual, Buddha menjelaskan bila seorang benar-benar mantap dalam memahami
ketidakkekalam maka akan melihat enam manfaat, enam manfaat tersebut adalah; semua
bentukan akan tampak sebagai tidak kekal, pikiran tidak akan bergembira di dalam apapun
yang bersifat duniawi. Pikiran tidak akan terikat pada keadaan seluruh dunia. Pikiran akan
cenderung menuju Nibbana. Belenggu-belenggu akan dibuang.
Dengan merenungkan kebenaran ketidakkekalan akan menimbulkan pengetahuan bahwa
semua bentukan adalah tidak kekal, selalu berubah terus-menerus. Karena meyadari semua
selalu berubah timbullah kesadaran bahwa segala bentuk yang dilekati tidak dapat dijadikan
obyek kepuasan. Jika menyadari bahwa semua bentukkan tidak akan dapat memuaskan
timbullah pengertian adanya kesia-siaan dalam kemelakatan terhadap bentuk dan fenomena,
kemudian akan ditinggalkannya kemelekatan terhadap segala bentuk di dunia, kemudian
pikiran menjadi bebas dan mencapai kebahagiaan yang sempurna.
Selanjutnya untuk mencapai kesuksesan spiritual maka manusia juga dapat merenungkan
tentang kenyataan adanya dukkha. Dalam Anguttara Nikaya Buddha menjelaskan tentang
enam manfaat merenungkan kebenaran tentang dukkha, yaitu; persepsi kemuakan akan
muncul di dalam diri terhadap semua bentukan, dapat melihat kedamaian di dalam nibbana,
kecenderungan-kecenderungan yang mendasari akan tercabut akarnya, akan menjadi manusia
yang telah menyelesaikan tugasnya, dan akan melayani Sang Guru dengan cinta kasih.
Berdasarkan penjelasn Buddha tentang perenungan terhadap kebenaran dukkha dapat
dijelaskan bahwa dengan merenungkan kebenaran tentang dukkha, manusia akan meyadari
bahwa dalam semua bentuk dan fenomena mengandung dukkha. Dengan memahami bahwa
semua bentukan adalah dicengkeram dukkha, timbullah kemuakkan pada semua bentukkan,
yang menumbuhkan ketidakmelekatan pada dunia. Dengan tidak adanya kemelakatan
terciptalah kebebasan dan kedamaian terhapuslah semua kekotoran batin.
Selanjutnya untuk mencapai kemajuan dalam kesuksesan spiritual juga harus merenungkan
tentang kebenaran anatta. Buddha menjelaskan bila manusia melihat enam manfaat ini,
sudahlah cukup baginya untuk memantapkan persepsi tanpa diri di dalam semua hal tanpa
kecuali. Apakah yang enam itu ? aku akan menjauh dari seluruh dunia. Pengertian-pengertian
“aku” akan lenyap di dalam diriku. Pengertian-pengertian “milikku” akan lenyap di dalam
diriku. Aku akan memiliki pengetahuan yang tidak umum. Aku akan dengan jelas mengerti
sebab-sebab dan fenomena yang muncul dari sebab-sebab yang saling bergantungan.
Berdasarkan penjelasan Buddha tentang manfaat merenungkan kebenaran anatta dapat
dijelaskan bahwa dengan merenungkan ketanpa-akuan di dalam semua bentukkan, manusia
akan menjauhkan diri dari segala bentukan. Pandangan salah terhadap keakuan akan lenyap,
pandangan salah terhadap kepemilikan akan lenyap. Pandangan terang bahwa segala apapun
yang dikumpulkan dilekati pada akhirnya akan terpisah dari manusia, dan manusia harus
tidak melekat secara membuta terhadap segala bentukan dan fenomena. Pandangan jelas
terhadap segala sesuatu yang saling bergantungan akan muncul. Pandangan terang bahwa
segala bentukan muncul karena sebab-sebab yang saling bergantungan tanpa adanya
eksistensi terpisah. Demikianlah manfaat memahami kebenaran Tilakkhana yaitu hilangnya
nafsu keinginan tercapailah kebahagiaan sejati.
Dari urain diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai kesuksesan spiritual manusia harus
memiliki dan melakukan hal sebagai berikut:
a) Memiliki keyakinan yang sempurna terhadap Triratna
b) Menjalankan kehidupan dengan sila yang sempurna
c) Menjalani hidup dengan penghidupan yang benar
d) Mengembangkan batin dengan Samadhi hingga sempurna
e) Mencapai kebijaksanaan hingga menembus hakikat segala hal dan fenomena yang
dicengkram tilakkhana
f) Membebaskan batin dari segala kemelekatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1.Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang membawa kebahagiaan bagi diri
manusia dan tidak merugikan makhluk lain, membawa kebahagiaan dalam hidup sekarang
dan membawa kebahagiaan dalam hidup yang akan datang. Menurut ajaran Buddha, manusia
dapat mencapai kesuksesan dalam hal-hal yang masih dipengaruhi oleh kondisi duniawi dan
dapat mencapai kesuksesan dalam hal yang tak terpengaruh kondisi duniawi,
2.Menurut Culakammavibhanga Sutta, Kesuksesan duniawi yang dapat dicapai oleh manusia
adalah; 1) Kesehatan dan usia panjang, 2) keelokan, 3) kekayaan, 4) jabatan dan
kemasyhuran, 5) kelahiran di alam surga,
3.Cara Utama Mencapai Kesehatan dan Usia Panjang adalah; Menghindari dan tidak
melakukan pembunuhan terhadap makhluk apapun, dengan alasan apapun. Menghindari dan
tidak melakukan penyiksaan, penganiayaan terhadap makhluk apapun, dengan alasan apapun.
Melindungi dan menolong makhluk-makhluk yang terancam dan menderita,
4.Cara Utama Mencapai Kekayaan adalah; Berbuat bajik dengan cara berdana, memilki hati
yang dermawan, Bergembira dan senang dalam Berdana
5.Cara Utama Mencapai Keelokan adalah; tidak memiliki watak pemarah, tidak mudah
marah bahkan bila dikritik dia tidak marah, tidak tersinggung, tidak bersikap bermusuhan dan
tidak penuh kebencian.
6.Cara Utama Mencapai Pangkat, Jabatan dan Kemasyhuran adalah; Hidup bebas dari
kesombongan, selalu mengembangkan kerendah-hatian, Berbahagia dan tulus menghormati
semua makhluk bebas dari sifat iri-hati, selalu bergembira atas kebahagiaan makhluk lain,
Selalu tulus dan rela mengucapkan selamat kepada mereka yang berhasil, Suka membantu
dan melindungi mereka yang lemah.
7.Cara Utama Mencapai Kelahiran Kembali di Alam Surga adalah; Memiliki keyakinan yang
Benar dan Sempurna pada Buddha, Dhamma, Sangha, Menjalankan Sila dengan Tekun,
Dengan keyakinan tekun melaksanakan latihan Uposatha, Mempraktikan Kebajikan-
kebajikan.

B.SARAN

1.Hendaknya Umat Buddha memahami bahwa kesuksesan yang seharusnya dicapai adalah
kesuksesan yang membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan makhluk lain. Umat Buddha
juga harus yakin bahwa setiap manusi memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan duniawi
dan kesuksesan melampui keduniawian.
2.Hendaknya Umat Buddha dalam usaha mencapai segala kesuksesan yang ingin dicapainya
selalu menggunakan cara-cara yang benar sesuai ajaran Buddha terutama yang terdapat
dalam Culakammavibhanga Sutta. Umat Buddha hendaknya meyakini bahwa ajaran Buddha
merupakan petunjuk langsung untuk mencapai kesuksesan.

Daftar Pustaka

Acharya Buddharakkhita. 1985.The Dhammapada: The Buddha’s Path Of Wisdom. Kandy,


Srilanka: Buddhist Publication Society.
Aggacitta Bhikkhu. 1999. Dying To Live:The Role of Kamma in Dying and Rebirth. Penang:
Sukhi Hotu Sdn PHd.
Bhikkhu P.A Payutto. Good, Evil and Beyond Kamma in The Buddha’s Teaching. Buddha
Dharma Education Asossiation Inc.
Bhikkhu Bodhi. 2012. The numerical discourses of the Buddha : a translation of the
Anguttara Nikaya. Boston: Wisdom Publication.
Bhikkhu Nanamoli and Bhikkhu Bodhi. 1995. The middle length discourses of the Buddha : a
new translation of the Majjhima Nikaya. Boston: Wisdom Publication.
Dr Peter D Satina. Fundamental Of Budhism. Buddha Dharma Education Assosiation Inc.
Dhammananda, Sri. 2005. Keyakinan Umat Buddha. Yayasan Penerbit Karaniya. Jakarta.
Howard, Roy. 2001. Hermeneutika Wacana Analisis, Psikososial, dan Ontologis. Bandung:
Nuansa.
Maorice Walshe. 1995.The Long Discourses of the Buddha A Translation of the Digha
Nikaya. Boston: Wisdom Publication.
Thubten Gyatso. 1999. Transporming Problem Into the path. Singapura: Amitabha Budhist
Center.
Sayadaw U Silananda. Volition An Introduction to the Law of Kamma. Buddha Dharma
Education Asossiation Inc.
Anggawati, L.,dan W. Cintiawati. (penerjemah). 2001. Khuddakapatha. Kota    Mungkit:
Vihara Bodhivamsa
Rahardjo, Mudjia. 2008. Dasar-Dasar Hermeneutika: Antara Intensionalisme dan
Gadamerian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ricoeur, Paul. 1981. Hermeneutics & The Human Sciences. New York. The Press Syndicate
of The University of Cambridge.
Sangharakhsita. 2004. Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.
Sumaryono, E., Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat, cet.III,Yogyakarta: Kanisius, 1993
Suryabrata, S., 2003.  Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2003. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah – Skripsi –Tesis –
Desertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo Bandung.
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Terakhir diperbaharui: Senin, 17 April 2017, 09:44

Anda mungkin juga menyukai