Anda di halaman 1dari 14

MENELAAH STRUKTUR DAN

KEBAHASAAN TEKS
CERPEN
Oleh: Joko Prasetyo, S.Pd.
KOMPETENSI Kompetensi Dasar
DASAR DAN
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI Indikator
Peserta didik mampu

TUJUAN
PEMBELAJARAN
STRUKTUR TEKS CERITA PENDEK

Komplikasi

Orientasi Resolusi
STRUKTUR TEKS CERITA PENDEK
• Berisi pengenalan tokoh, latar,
Orientasi watak tokoh, dan konflik

• Berisi hubungan sebab akibat sehingga


Komplikasi muncul masalah hingga masalah
memuncak
• Ditandai dengan adanya konflik
Evaluasi yang mulai diarahkan pada
pemecahannya
• Berisi penyelesaian masalah dari
Resolusi konflik yang terjadi.
Contoh analisis struktur teks Cerpen

Orientasi

pengenalan latar

pengenalan tokoh
Komplikasi

Muncul
permasalahan
(konflik) Dua bulan kemudian. Waktu panen tembakau tiba. Orang-orang sibuk memetik
daun tembakau. Para laki-laki yang kebanyakan berkerudung sarung dan
memakai topi monyet tiap malam sibuk ngrajang daun tembakau, sedangkan
para wanita ada yang bikin makanan-minuman dan ada yang nganjang, menata
rajangan daun tembakau pada rigen-rigen. Biasanya lembur sampai pagi. Sore
Puncak hari orang-orang sibuk ngentasi rigen-rigen dan mengemasi rajangan daun
tembakau yang sudah kering ke dalam kranjang yang terbuat dari pelepah
permasalahan pohon pisang yang dikeringkan terlebih dahulu. Suasana hampir duapuluh
(Klimaks) empat jam ramai di sana-sini. Di rumah-rumah sampai di jalan-jalan, bahkan di
setiap tanah lapang. Semuanya sibuk dengan urusan tembakau.
“Kok hanya sekian, Kang Man, harga tembakau saya? Katanya tembakau saya
akan terjual mahal.” kata Nur Kuncung tidak puas dengan harga yang
ditawarkan Man Thole.
“Tapi sesaji saya kan tidak pernah telat dan selalu komplit, Kang.”

Evaluasi “Iya, saya tahu. Tapi pesen saya pasti nggak dijaga. Sebab sepertinya ada orang
selain kita tahu tentang ndaru yang jatuh di sawahmu. Bisa jadi ada yang jopa-
japu, mencoba menghilangkan kasiat ndaru itu. Bisa saja Pardi dan Yu Jariyah,
istrimu itu keceplosan ngomong sama orang lain. kan saya tidak bisa menjamin.
Konflik menurun Pokoknya harga dari juragan hanya segini. Terserah Dik Nur, mau menerima atau
(menuju pemecahan) tembakaumu akan nganggur di kranjang.” Man Thole hendak pergi.
“Tapi, Kang………”
“Itu kalau Dik Nur pengen tembakaunya laku.” Agak cuek.
“Ee.........baiklah, Kang. Daripada nggak laku....” Nur Kuncung pasrah.

Resolusi Beberapa bulan kemudian. Man Thole selesai membangun


rumahnya dan mengganti motor tuanya dengan motor baru.
Adapun Nur Kuncung hanya mampu melunasi hutang modal bibit
dan biaya perawatan tembakau dulu serta beberapa kredit baju-baju
buat lebaran anak-anaknya yang dijanjikan akan dibayar setelah
Pe nye l e s a i a n panen tembakau.
Musim kemarau tahun ini telah usai. Menyusul musim tembakau
masalah juga selesai. Musim penghujan tiba. Kang Nur Kuncung mulai
menggarap sawahnya dan menanaminya dengan tanaman padi. Dan
mulai lagi hutang bibit serta biaya perawatannya.
CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN
1. Menggunakan kalimat deskriptif
Kalimat deskrptif adalah kalimat yang menggambarkan suatu objek, hal, orang,
atau peristiwa sehingga pembaca seperti melihat, mendengar, atau merasakan
sendiri. Kalimat deskriptif dalam cerpen biasanya digunakan untuk
menggambarkan latar dan tokoh.
 Penggambaran Latar
Contoh kalimat:
Matahari belum nongol sepenuhnya. Hanya semburat merahnya saja terciprat
memenuhi ufuk timur. Kabut tipis masih menyelimuti kaki Sindoro itu. Paduan
suara binatang malam mulai lirih, berganti sahutan kokok ayam jantan dan
satu-satu burung-burung pagi mulai berkicau.
 Penggambaran tokoh
Contoh kalimat:
Wajahnya kasar seperti tengkorak, kulitnya liat seperti belulang, pipinya selalu
menonjol oleh susur tembakau yang ada dalam mulutnya.
CIRI KEBAHASAAN TEKS CERPEN

2. Menggunakan kata/kalimat ekspresif


Kata/kalimat ekspresif adalah penggunaan kata/kalimat yang mampu
mengekspresikan perasaan pengarang melalui tuturan tokoh. Biasanya
pengarang akan menggunakan kata seru (interjeksi), kata serapan, atau
penggunaan simbol tertentu.
Contoh kalimat:
“Tapi, Mabokne. Aku benar-benar melihat ndaru itu.”
“Alaah, itu tahayul!”
“Wis, lah! Kamu seringnya begitu. Semua didebat. Mentang-mentang dulu
pernah nyantri. Pokoknya mbokne harus siap-siap selamatan sesuai
petunjuk Kang Man nanti. Aku pergi dulu ke sawah.” Nur Kuncung terus
ngacir pergi, lupa minum kopi yang baru saja dibuatkan istrinya.
3. Menggunakan Majas
Majas atau gaya bahasa merupakan pemanfaatan kata atau kalimat untuk
memperoleh efek tertentu. Dengan majas, teks akan memiliki efek lebih indah, imajinatif,
dan ekspresif. Berikut beberapa majas yang sering digunakan dalam cerpen.

• Majas perulangan kata, frasa, atau kalimat yang dianggap

1. Repetisi penting.
• Contoh: Aku pergi tanpamu, aku datang tanpamu. Aku
hidup tanpamu, aku mati tanpamu.

• Majas yang menghaluskan kata-kata yang dianggap kasar

2. Eufemisme atau kurang sopan.


• Contoh: Sejak seminggu lalu, ayahku dibebastugaskan.
(bukan dipecat)

• Majas yang merendahkan diri sendiri agar terkesan tidak

3. Litotes sombong.
• Contoh: Maaf, saya hanya dapat membawakan bingkisan
sekadarnya. (padahal membawa bingkisan sangat mewah)
• Majas yang menggunakan beberapa kata bersinonim secara
4. Pleonasme bersamaan dalam satu kalimat.
• Contoh: Anak Pak Kades memang amat sangat cerdas sekali.

• Majas yang memberi makna secara berlebihan.


5. Hiperbola • Contoh: Harga cumi menggila di pasar. (kata menggila melebih-
lebihkan makna sangat mahal)

6. Simile
• Majas yang menyamakan suatu objek rumit dengan objek yang
lebih sederhana. Ciri majas simile adalah penggunaan kata seperti,
bagaikan, laksana, ibarat, bak, dan kata pembanding lainnya.
• Contoh: bentuk alisnya aneh seperti semut hitam besar berbaris.
• Majas yang menggunakan perlambangan untuk
7. Metafora menyatakan sesuatu.
• Contoh: Ia harus bekerja membanting tulang.

• Majas yang mengumpamakan benda mati sebagai

8. Personifikasi manusia (person).


• Contoh: Awan hitam melahap langit dengan
buasnya.

• Majas yang menyatakan suatu hal secara

9. Ironi berkebalikan dengan maksud menyindir.


• Contoh: Rapi sekali seragammu yang tak pernah
disetrika itu.
 Setelahmemahami struktur dan kebahasaan
cerpen, saatnya menguji pemahaman kalian
dengan mengerjakan lembar kerja yang akan
diberikan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai