NIM : 18416248201029
Kelas : Fm18C
PROGRAM STUDY FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2020
ANTIDOTUM
Pengertian Antidotum
Nama Antidotum :
( Acetylgysteine Antidot )
“ 1. KERACUNAN SIANIDA “
Nama Antidotum
Frekuensi pemberian Antidotum
• Hidroksobolamin dan natrium
tiosulfat. • Arang aktif: bila keracunan masih
dalam wktu 4 jam
( co:epine[rine , arang aktif ,
natrium bikarbonate, lorazepam, • Natrium bikarbonat : digunakan
amilnitrit ) terjadi asidosis
• Lorazepam: digunakan bila terjadi
kejang
Jenis keracunan • Amil nitrit : merupakan antidotum
• Antidotum digunakan untuk yang digunakan sementara dengan
mengatasi sianida cara dihitup
Mekanisme kerja keracunan sianida
• Nama Antidotum
Deferoxamine
• Doses Antidotum
500mg / 2ml kandungan desferal, serta 2gr/8ml desferal.Injeksi intervena
diberikan secara lambat selama 8 hingga 12 jam dengan dosis 40 mg/kg/hari
selama 5 hingga 7 hari setiapminggunya.
• Mekanisme Kerja
Merupakan salah satu agen ion chelator.Obat ini digunakan untuk mengurangi
kadar besi pada pasien yang telah melakukan transfusi darah secara berulang.
“ 5. Keracunan Pestisida “
• Nama Antidotum
Pralidoksim mesilat
• Dosis Antidotum
Injeksi intravena lambat (dilarutkan dalam 10-15 mLaqua pro injection)
diberikan dalam 5-10 menit , dosis awal30 mg/kg bb diulang setiap 4-6 jam
atau dengan infus intravena , 8 mg/kg bb/jam, biasanya dosis maksimum 12g
dalam 24jam.
“ 6. Keracunan Paracetamol “
• Nama Antidotum
N-Asetilsistein
• Dosis Antidotum
Diberikandengan loading dose 140mg/kg Bb secara oral, lalu dosis berikutnya
40mg/kgBb diberikan setiap 4jam .Lrutkan asetilsistein kedalam air , jus atau
larutan soda.Bila terjadi muntah, spontan maka pemberian asetilsistein dapat
dilakukan melalui sonde lambung.
• Mekanisme Kerja
Mensubsitusi glutation, meningkatkan sintesis glutation dan meningkatkan
konjugansi sulfat pada paracetamol.
“7. Keracunan Isoniazid
• Nama Antidotum
Pyridoxine
• Dosis Antidotum
Maksimal 150mg /hari.Awalnya 200-600 mg pyridoxine digunakan. Dosis
diturukan menjadi 30-50mg/hari setelah respon yang adekuat.
• Mekanisme kerja
Farmakologoi pyridoxine atau vitamin B6 adalah sebagai kofaktor atau
koenzim dalam metabolisme glukosa, dan lipid pyridoxine dikonversi
menjadi pridoxal phoshatesuatu koenzim aktif yang berfungsi untuk
metabolisme glukosa, liid asam amino,sfingomielin,neurotransmiter
seperti serotonin,norepinefrin serta aminolevulinic acid yang
berhubungan dengan sintesis heme.
“ 8. Keracunan Warfarin “
• Nama Antidotum
Vitamin K
• Dosis Antidotum
Pada pasien dewasa dan remaja yang menderita gangguan pembekuan
darah,dosisnya adalah 2,5 25mg.Dosis bisa ditingkatkan sampai 25-50mg dan
diulangi 12-48jam berikutnya.
• Mekanisme Kerja
Berperan penting dalam proses pembekuan darh, yairu dengan membentuk
faktor pembekuan darah dihati.
Vitamin K bekerja dengan cara mensistensis protombin dan faktor pembekuan
darah lainnya melalui aktivitas protombin dengan reaksi karbosiklase gugus
pada rresidu protein.
“ 9. Keracunan Carbamate “
• Nama Antidotum
Atropine
• Dosis Antidotum
0,8 mg IM. Jika tidak ada efek apapun setelah 30menit penggunaan atau
gejala keracunan justru bermunculan , berikan 2 mg , Im , setiap satu jam
hingga gejala reda atau hilang sama sekali.
• Mekanisme Kerja
Secara umum atropine menghambat aktivitas kelenjar yang di atur oleh sistem
saraf parasimpatis.Hal ini karena terjadi atropine adalah antagonis reversibel
yang kompetitif dari reseptor setilkolin muskarinik.
“ 10. Keracunan Heparin “
• Nama Antidotum
Protamine sulfat
• Dosis Antidotum
Injeksi intravena selama lebih kurang 10menit, 1 mg menetralkan 100 unit
haparin(mukosa) atau 80 unit heparin ( paru) bila diberikan waktu 15menit
setelah heparin.
• Mekanisme Kerja
Ini adalah peptida yang sangat katonik yang beriikatan dengan heparin atau
heparin atau berat molekul yang rendah (LMWH) untuk pasangan ion yang
stabil, yang tidak memiliki aktivitas antikoagulan.
“ 11. Keracunan golongan Opium “
• Nama Antidotum
Nalokson
• Dosis Antidotum
Tanpa hipoventilasi: dosis awal diberikan 0,4mg iv (pelan-pelan atau
diencerkan)
Dengan hipoventilasi :Dosis awal diberikan 1-2mg iv.
• Mekanisme Kerja
Kompetitif sebagai opoid antagonis dengan cara berikatan reseptor opioid
sistem saraf pusat.
“ 12. Keracunan Beta Bloker
• Nama Antidotum
Glukagon
• Dosis dan frekuensi pemberian Antidotum
2-10 mg/kg BB (untuk anak 50-150 mcg/kg BB ) dalam glukosa 5%
pemberian glukagon 2-10 mg/kg BB (untuk anak 50-150 mcg/kg BB ) didalam
glukosa 5% dilanjutkan dengan infus iv 50mcg/kg bb/jam.
• Mekanisme Kerja
Glukagon dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, jika
digunakan dengan obat penghambat beta (beta bloker), sperti etenolol atau
metoprolol.
“13. Keracunan bahan penyebab methemoglobinemia “
• Nama Antidotum
Methylen blue
• Dosis dan frekuensi pemberian antidotum
1-2mg/kg atau 0,1 ml larutan 1% kg iv. Pelan infuse pada penderita
kekurangan G6PD, tambahkan vit.C 1 gr iv. Pelan atau 200mg oral 3x/hari
untuk mencegah hemolis karena methylen blue
• Mekanisme kerja
Meningkatkan kadar gula darah
“ 14. Keracunan Teofilin “
• Nama Antidotum
Esmolol
• Dosis dan Frekuensi pemberian Antidotum
Loading infusion of 500mcg/kg/menit (0,5mg/kg/menit) selama1 menit.
• Mekanisme Kerja
Agen penutup beta 1-slective (cardioselective) adrenergic reseptor.
Obat ini bekrja sebagai agen penutup beta 1-selective( cardioselective)
adrenergic reseptor.
“ 15. Keracunan Benzodiazepin “
• Nama Antidotum
Flumazenil
• Dosis dan frekuensi pemberian Antidotum
0,1mg i.v. dengan internal 1 menit sampai dicapai efek yang diinginkan atau
mencapai dosis kumulatif 3mg.
• Mekanisme Kerja
• Flumazenil mempunyai afinitas terhadap resepor benzodiazepin lebih
tinggi dibandingkan golongan benzodiazepine sehingga bekerja dengan
menepati reseptor tersebut.
Dosis Karbon Aktif
KONDISI USIA DOSIS
25-100 g dalam dosis tunggal , atau 50-100
yang dibagi kedalam beberapa jadwal
Dewasa konsumsi.Dosis alternatif adalah 25 mg tiap
Keracunan dua jam , atau 50 mg tiap 4 Jam
Antidotum adalah penawar racun, sedangkan anti oksi adalah penawar terhadap zat yang
beracun ( toksik ) terhadap tumbuh. Antidotum lebih di fokuskan terhadap over dosis
atau dosis toksik dari suatu obat .