Anda di halaman 1dari 14

A.

Bahasa

Bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang dipakai oleh manusia untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Secara harafiah, bahasa diartikan sebagai sarana yang
dipakai oleh makhluk hidup untuk berkomunikasi da berinteraksi dengan makhluk lainnya.
Bahasa memang menjadi salah satu alat yang dipakai setiap orang dari berbagai belahan
dunia untuk bisa menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Tak bisa dibayangkan
bagaimana kehidupan manusia jika tanpa bahasa. Dan bahasa berkembang secara berbeda-
beda di tiap negara.

a) Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli


1. Sunaryo
Bahasa diartikan sebagai sebuah struktur budaya yang ternyata memiliki kedudukan,
fungsi, serta peran ganda. Bahasa menjadi akar serta produk dari sebuah budaya yang
juga memiliki fungsi sebagai sarana berfikir, pendukung, pertumbuhan dan juga
perkembangan dari ilmu pengetahuan serta teknologi.
2. H. G Brown
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan sumber bunyi dari
organ-organ ujaran yang didengar oleh anggota masyarakat.
3. Harimurti Kridalaksana
Menyatakan bahwa bahasa sebagai sistem bunyi yang bermakna, sehingga digunakan
untuk komunikasi oleh kelompok manusia yang memiliki pikiran sebagai rencana
dialektika.
4. Finoechiaro
Bahasa memiliki pengertian sebagai sistem simbol vokal arbitrer yang memiliki
kemungkinan dari semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu. Atau orang lain
yang ingin mempelajari sistem kebudayaan. Untuk melakukan komunikasi yang
memudahkan sistem interaksi antar sesama manusia.
b) Sejarah Munculnya Bahasa

Dari berbagai data sejarah, bahasa di dunia sangatlah banyak dan beragam.
Diperkirakan, ada sebanyak 6000-7000 bahasa yang ada di dunia. Bahasa mengacu pada
kemampuan kognitif yang bisa dipelajari dan juga digunakan untuk berkomunikasi satu
manusia dengan manusia lainnya secara kompleks. Ada penjelasan atas kumpulan aturan
yang membuat sebuah sistem dalam pengucapan yang muncul karena aturan-aturan
tertentu. Jadi, bahasa juga bergantung pada proses semiosis untuk dapat menghubungkan
isyarat dengan makna tertentu. Berikut ini macam-macam teori sejarah bahasa:

1. Teori Keberlanjutan: Teori ini menyatakan bahwa suatu teori dilandaskan kepada
gagasan yang mempercayai bahwa bahasa adalah komunikasi yang kompleks, dan tak
bisa dikatakan muncul begitu saja. Bahasa pastinya berkembang melalui sistem pra
linguistik yang juga menjadi awal dari para leluhur.
2. Lawan Teori keberlanjutan: Teori keberlanjutan juga menyatakan adanya gagasan
yang berlawanan, di mana bahasa dianggap sebagai sesuatu yang unik dan tidak dapat
dibandingkan dengan apapun, karena tidak ditemukan pada makhluk selain manusia.
Sehingga bahasa pastilah muncul secara tiba-tiba dan berkembang sampai peradaban
manusia hingga saat ini.
3. Bahasa sebagai bawaan lahir: Pengertian lain menyatakan bahwa bahasa lahir sebagai
sebuah bawaan yang sudah tersandi secara genetis. Dan bahasa muncul sebagai
sistem umum yang memiliki ikatan kultural, maka dari itu dapat dipelajari di daerah
tertentu.

c) Manfaat Bahasa
1. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi
Bahasa menjadi salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap bahasa yang disampaikan pasti akan
memiliki makna dan juga hubungan antara satu konsep dengan objek yang
disebutkan. Dengan bahasalah, individu satu dengan lainnya dapat saling memberi
informasi, menerima informasi dan juga menanggapi sebuah informasi atau pesan.
Dengan bahasa pula manusia dapat melakukan komunikasi dua arah.

2. Bahasa dijadikan sebagai identitas dari sebuah suku atau bangsa


Indonesia sendiri memiliki banyak bahasa. Setiap daerah atau suku memiliki
bahasanya sendiri, seperti bahasa Jawa, bahasa Minang, bahasa Aceh, bahasa Sunda,
dan bahasa-bahasa daerah lainnya. Terutama yang berada di daerah Kalimantan atau
Sumatera, bahasa yang digunakan pun berbeda-beda. Dengan begitu, bahasa
dijadikan sebagai salah satu identitas yang dibawa ke mana-mana oleh orang dari
daerah tertentu ketika pergi daerah lainnya. Hal ini juga sama saja dengan bahasa dari
bangsa tertentu. Setiap bangsa juga memiliki bahasa yang berbeda-beda, contohnya
adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dipakai oleh bangsa Indonesia setiap
kali pergi dari daerah di Indonesia ke daerah yang dihuni oleh bangsa asing.

3. Bahasa sebagai sebuah alat untuk bahas resmi negara


Penggunaan bahasa sebagai sebuah alat komunikasi tentu saja dapat digunakan
oleh banyak orang dari daerah manapun. Adanya bahasa yang digunakan sebagai
bahasa resmi dari daerah tertentu, contohnya Indonesia, maka setiap orang dari
bangsa tersebut memiliki kemampuan untuk berbicara dan menggunakan bahasa
resmi tersebut. Jadi, meskipun seseorang memiliki bahasa daerahnya sendiri, mereka
tetap bisa berhubungan dengan orang dari daerah lain menggunakan bahasa resmi
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa inilah
orang dari daerah satu dengan daerah lainnya dapat saling berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain. Bahkan, mereka juga bisa saling bertukar bahasa dan
belajar mengenai bahasa daerah masing-masing.

4. Bahasa untuk mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan


Dalam perkembangan sastra, tentu saja bahasa menjadi hal yang amat penting.
Setiap kebudayaan tentu saja akan memunculkan cerita, puisi, sajak, pantun,
karangan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sastra. Maka dalam
membuat karya sastra tersebut, bahasa menjadi salah satu hal krusial yang musti
dimiliki. Ilmu pengetahuan dan teknologi juga membutuhkan bahasa untuk bisa terus
berkembang. Bahasalah yang digunakan untuk menulis jurnal, menulis hasil
penelitian yang dilakukan, dan untuk menuliskan berbagai macam jenis informasi.
Para peneliti menggunakan bahasa untuk menjelaskan kepada masyarakat bagaimana
hasil penelitian yang telah dilakukannya.

5. Bahasa sebagai pengantar dalam dunia pendidikan


Bahasa juga menjadi salah satu pengantar di dunia pendidikan. Bahasa resmi
Indonesia, yaitu bahasa Indonesia menjadi pengantar bagi seluruh institusi
pendidikan, termasuk di daerah 3T. Jadi, setiap pembelajaran di kelas akan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Meski guru atau dosen juga
bisa menyisipkan penggunaan bahasa daerah. Bahasa sebagai pengantar dunia
pendidikan penting diterapkan supaya setiap anak belajar tentang bahasa yang
digunakan oleh setiap orang yang ada di Indonesia.

d) Struktur Bahasa

Pengertian bahasa tersusun atas sebuah struktur, yaitu wacana, paragraf, kalimat,
kata, fonem, dan juga morfem. Wacana adalah kesatuan tersistem yang diartikan sebagai
suatu komunikasi kebahasaan. Dan umumnya nampak sebagai pertukaran. Adapun
bentuknya disesuaikan dengan tujuan sosial. Lalu paragraf adalah kumpulan dari satu,
dua atau lebih kalimat yang tersusun dalam satu gagasan. Paragraf ini juga sering disebut
dengan alinea. Karena tersusun atas beberapa kalimat, maka paragraf juga memiliki
pokok pikiran tersendiri.

Lalu kalimat juga tersusun atas kumpulan kata-kata yang memiliki makna
tertentu. Kalimat terdiri atas klausa yang digunakan untuk menyusun dan juga
menuangkan gagasan tertentu. Kemudian kata adalah susunan huruf yang menjadi satu
kesatuan yang memiliki makna tertentu. Kata dijadikan sebagai unsur kebahasaan berupa
perasaan dan pemikiran tertentu. Lalu fonem adalah unsur bahasa yang paling kecil dan
juga sangat fungsional. Fonem digunakan untuk membedakan makna dari kata yang
disampaikan. Kemudian morfem adalah unsur terkecil dari bahasa. Bentuknya tidak
mengandung bagian-bagian yang mirip, baik dilihat dari bunyi maupun dari makna yang
terkandung.

e) Jenis-jenis Bahasa

Bahasa memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut:


1. Bahasa lisan: digunakan untuk berkomunikasi secara lisan antar manusia.
2. Bahasa tulisan: pengertian bahasa menyatakan bahwa bahasa digunakan untuk
berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan bahasa
tulisan, atau menggunakan kata-kata secara tertulis.
3. Bahasa isyarat: digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan isyarat-isyarat
tertentu. Seperti bahasa yang digunakan oleh orang dengan tunarungu wicara antara
satu dengan lainnya. Mereka akan menggunakan bahasa isyarat untuk bisa saling
berkomunikasi.
4. Bahasa batin: adalah bahasa uang menggunakan interaksi mental untuk
mengungkapkan isi hati, dan bahasa batin ini tidak memerlukan sarana apapun, baik
kata ataupun isyarat.
5. Bahasa pemrograman: adalah bahasa yang digunakan dalam dunia teknologi. Bahasa
pemrograman digunakan untuk memberikan perintah kepada komputer dengan
menggunakan syntax yang telah diatur oleh bahasa pemrograman itu sendiri.

B. Sastra

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan
berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang
imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui
media bahasa.Pengertian ini diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997: 3) yang berpendapat
bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara bersamaan karena


terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data real
berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menggugah
pembacanya.

Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat
mencerminkan kenyataan. Seperti pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra mempunyai
kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang
nonempiris-supernatural.

a) Pengertian Sastra Menurut Para Ahli


1. Mursal Esten
Mursal Esten (Esten, 1978: 9) berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan dari
fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat
umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap
kehidupan manusia.

2. Terry Eagleton
Sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu
dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan
diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat
bahasa (Eagleton, 2010: 4).

3. Atar Semi
Suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya)
adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium (1988:
8 ).

4. Panuti Sudjiman
Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan
seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya (1990 : 68).

5. Ahmad Badrun
Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan
bahasa dan simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat
imajinatif (1983: 16).

b) Sejarah Kemunculan Sastra


Cikal bakalnya muncul ketika filsuf Yunani, Aristoteles (384-322 SM) lebih dari
2000 tahun yang lalu telah menulis buku yang berjudul Poetica (bahasa Yunani) yang
berarti: puisi, penulis, pembuat. Tulisan ini memuat tentang drama tragedi dan teori
literatur pada umumnya.

Selanjutnya, istilah Poetica dalam kesusastraan disebut dengan bermacam istilah.


Misalnya, W.H. Hudson menyebutnya dengan The Study of Literature (studi
literatur). Literature sendiri berasal dari bahasa latin literatura yang berarti belajar,
menulis atau tata bahasa.

Rene Wellek dan Austin Warren menamainya dengan Theory of Literature (teori


literatur/sastra). Sedangkan Andre Lefevere, menyebutnya dengan Literary
Knowledge atau pengetahuan literatur. Sedangkan A. Teeuw menggunakan
istilah Literary Scholarship yang berarti ilmu sastra.

c) Jenis - Jenis Karya Sastra

Pembagian jenis sastra menurut Sumardjo & Saini (1997: 18) :

1. Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu Puisi dan Prosa

a. Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan
Penulisnya dalam bentuk bait-bait yang diolah sedemikian rupa untuk
menghasilkan tulisan estetis yang dapat menggugah dan memberikan pesan
secara tidak langsung melalui berbagai gaya bahasa.Puisi memiliki jenis yang
beranekaragam seperti puisi: epik, lirik, dramatik, dan masih banyak lagi

b. Prosa
Prosa adalah tulisan berupa cerita atau kisah berplot dalam rangkaian
berbagai peristiwa yang dihasilkan dari imajinasi, cerminan kenyataan dan
atau dari data dan informasi sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah.

Prosa dibagi menjadi dua :


1) Prosa Fiksi

Prosa fiksi adalah tulisan cerita berplot yang dihasilkan dari


imajinasi atau cerminan kenyataan yang dapat diambil juga dari data
real seperti sejarah. Hanya pelaku, nama tempat atau alur ceritanya
saja yang dikarang. Contohnya adalah novel-novel Pramoedya Ananta
Toer yang kaya akan sejarah.

Prosa Fiksi juga dibagi menjadi beberapa jenis :

1. Novel.

Karya prosa fiksi yang ceritanya panjang dan memiliki


rangkaian peristiwa yang detail dan lengkap

2. Novelet.
Jumlah halaman dan durasi ceritanya lebih pendek dari novel
namun tetap jauh lebih panjang dari Cerpen, sekitar 60-150
halaman.

3. Cerita pendek (Cerpen)


Prosa yang aspek masalahnya yang sangat dibatasi, sehingga
menghasilkan cerita yang jauh lebih pendek dari Novel.
2. Drama

Drama adalah kisah yang menggunakan dialog sebagai bahan utama untuk
menyampaikan cerita dan berbagai rangkaian peristiwa yang ada dalam suatu
cerita. Drama dibuat dalam bentuk naskah untuk kemudian dilakonkan dalam
pementasan Seni Teater atau diekranisasi (transformasi) menjadi Film.

Drama dibagi menjadi dua jenis, yaitu Drama Prosa dan Drama Puisi.
Selanjutnya dapat dikategorisasikan lagi menjadi: komedi, tragedi, melodrama,
tragedi-komedi.

3. Sastra Non-Imajinatif
Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata
dan didasarkan pada data-data real yang ilmiah. Karya tulis jenis ini mengambil
informasi dari sumber terpercaya, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar
lebih menarik dan menggugah pembacanya.

Beberapa contoh Sastra Non-Imajinatif adalah : Esai, Kritik, Biografi,


Otobiografi, Sejarah, Memoar, Catatan Harian, dan Surat-surat

d) Fungsi Sastra
Sastra memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan manusia. Amir (2010)
mengungkapkan bahwa beberapa fungsi sastra, yaitu fungsi hiburan, pendidikan,
keindahan, moral, dan religius. Karya ini tidak hanya memberikan perasaan senang
kepada pembaca, namun memberikan pendidikan juga melalui nilai-nilai ekstrinsik yang
terkandung di dalamnya.

Fungsi sastra sebagai berikut :

i. Hiburan (reaktif)
Karya sastra dapat menghibur pembacanya. Menimbulkan tawa dalam cerita yang
kocak, memberikan hiburan intelegen dengan melalui kandungan wawasan
barunya, membangkitkan sensitifitas kemanusiaan melalui kisah tragedi,
menginspirasi dari kisah seseorang, dsb.

ii. Pendidikan (didaktif)


Mendidik adalah sifat alamiah dari karya yang dibuat dengan penuh perhatian
terhadap isi dan bentuk dasarnya. Sehingga dapat memberikan informasi,
pengetahuan, wawasan atau kebijaksanaan (wisdom) baru yang dapat dihubungkan
dengan kehidupan.

iii. Keindahan (estetis)


Seperti puisi, karyanya dapat hanya memberikan keindahan atau nilai estetis yang
disampaikan oleh Penulisnya. Sehingga, keindahan atau gagasan pemikirannya
yang kreatif dapat dinikmati dan menggugah penikmat/pembacanya.Fungsi ini juga
dapat melatih kreatifitas Pembacanya. Karena mereka mempunyai celah untuk
memberikan interpretasi dan pendapat pribadinya dari berbagai kata yang dirangkai
oleh sang Penulis.
iv. Sosial
Sastra dapat menggugah pembacanya untuk menjadi lebih sadar terhadap isu-isu
sosial yang tengah terjadi di dunia. Melalui perumpamaan atau cerminan realita,
tulisan ini juga dapat mengkritik tanpa main hakim sendiri (judging), karena tidak
mengarahkannya langsung pada pihak atau individu yang bersangkutan.

v. Sejarah
Sejarah sudah terlalu sering ditunggangi oleh kepentingan dari pihak yang
diunggulkan pada masanya. Sehingga sejarah dapat menjadi sangat tidak objektif
dan memihak. Sastra dapat menjadi saksi bisu sekaligus pengomentar terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar Penulisnya.

C. Kebudayaan

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael
Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya :

1. EB Taylor, Primitive Culture, 1871


Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
3. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat,
mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,
keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal
4. Keesing
kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang
terakumulasi dan yang ditransmisikan secara sosial
5. Koentjaraningrat
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
6. Rafael Raga Maran
Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya,
yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan
serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.

b) Fungsi Kebudayaan

Mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat
bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu :

1. Hidup lebih baik


2. Lebih manusiawi
3. Berperikemanusiaan
c) Unsur-Unsur Kebudayaan :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (pakaian, perumahan, alat-alat produksi,
transportasi)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,
distribusi )
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
perkawinan)
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Religi
d) Ciri & Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan

a. Ide : tingkah laku dalam tata hidup


b. Produk : sebagai ekspresi pribadi
c. Sarana hidup
d. Nilai dalam bentuk lahir

2. Ciri kebudayaan
a. Bersifat menyeluruh
b. Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu
c. Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

e) Sifat Kebudayaan
a. Beraneka ragam
b. Diteruskan dan diajarkan
c. Dapat dijabarkan :
1. Biologi
2. Psikologi
3. Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan
d. Berstruktur terbagi atas item-item
e. Mempunyai nilai
f. Statis dan dinamis
g. Terbagi pada bidang dan aspek

f) Pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari:

“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian
tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”.

Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara
berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang
khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.

g) Proses Kebudayaan
Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih
bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya:

4. Internalisasi : Merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam kehidupan


manusia
5. Sosialisasi : Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia
memperoleh identitas diri serta ketrampilan-ketrampilan sosial.
6. Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan
kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu
yang alamiah belaka.
7. Difusi : Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga
menjadi satu kebudayaan.
8. Akulturasi : percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam percampuran
itu masing-masing unsurnya masih kelihatan.
9. Asimilasi : proses peleburan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain.
Daftar Pustaka

Topata, Jensen. 2020. Pengertian Bahasa. https://www.mypurohith.com/pengertian-bahasa/


(diakses pada tanggal 11 Oktober 2020)

Ibeng, Parta. 2020. Pengertian Bahasa, Fungsi, Manfaat Menurut Para Ahli.
https://pendidikan.co.id/pengertian-bahasa-fungsi-manfaat-menurut-para-ahli/ (diakses pada
tanggal 11 Oktober 2020)

Esten, Mursal. (1978). Kesusastraan (Pengantar, Teori, dan Sejarah). Bandung: Angkasa.

Eagleton, Terry. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Edisi Terjemahan
Harfiah Widyawati dan Evy Setyarini). Yogyakarta: Jalasutra. (Tautan Informasi Buku).
Semi, Atar. (1988). Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.
Badrun, Ahmad. (1983). Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press.
Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Saryono. (2009). Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri.
Kristanto, Veryan. 2011. Chinese Culture Centre di Yogyakarta. http://e-
journal.uajy.ac.id/1601/6/5TA12254.pdf (diakses pada tanggal 9 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai