Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FISIOTERAPI OLAHRAGA

DOSEN PENGAMPU

Tri Wahyu Wulandari, S.FIS., M.FIS.

DI SUSUN OLEH

Mutiara Sari EFT10180106

PROGRAM STUDI D-III FISIOTERAPI

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

BANJARMASIN

2020
A. Perbedaan Latihan Fisik dan Latihan Teknik

1. Latihan Fisik
Latihan fisik (exercise) adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur,
terukur, dan terus-menerus sehingga dapat meningkatkan kebugaran fisik. 
Latihan fisik merupakan salah satu komponen training selain latihan teknik,
latihan taktik dan latihan mental. Tujuan umum training adalah untuk
mempersiapkan atlet menghadapi pertandingan. Sedangkan latihan fisik dilakukan
guna mengembangkan dan meningkatkan kondisi fisik atlet dengan 9 unsur
kesegaran jasmani sebagai parameternya. Untuk mencapai hasil optimal, latihan
fisik harus dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Pemanasan (warm up)
Pemanasan berfungsi untuk mengurangi cedera. Selain itu, dapat dicapai
manfaat latihan yang lebih baik karena otot yang telah siap lebih produktif
daripada otot yang mulai dari keadaan relaksasi. Tahap pemanasan dianggap
selesai jika sudah terjadi peningkatan temperatur tubuh sebesar 1-2 derajat
celcius atau ditandai dengan keluarnya keringat.
b. Latihan inti
Dalam latihan inti, dilakukan pengarahan terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang dimaksud adalah unsur kesegaran jasmani dan bagian tubuh.
c. Pendinginan (cool down)
Pada pendinginan dilakukan gerakan fisik dengan intensitas yang menurun
secara bertahap hingga semua fisiologi tubuh kembali ke keadaan sebelum
berolahraga.
2. Latihan Fisik Terprogram
Suatu latihan fisik dapat dikategorikan sebagai latihan fisik yang terprogram jikan
meliputi faktor-faktor di bawah ini:
a. Intensitas latihan
Intensitas latihan merupakan faktor utama yang mempengaruhi efek latihan
terhadap fisiologi tubuh. Program latihan yang baik dimulai dari intensitas
minimal kemudian ditingkatkan bertahap agar terbentuk adaptasi. Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan intensitas latihan,
antara lain:
1) Jenis kelamin
2) Usia
3) Status kesehatan
Perlu dilakukan pemeriksaan fisik pada setiap atlet sebelum
mengikuti program latihan untuk menilai respon fisiologi tubuh
terhadap beban yang akan diberikan. Pemeriksaan sederhana
yang sering dilakukan adalah tes jalan, yaitu dengan
menghitung jumlah nadi setelah atlet jalan cepat 5 menit
dilanjutkan istirahat 10 menit. Jika denyut nadi kurang dari 100
kali per menit, dinyatakan baik. Namun jika lebih, dinyatakan
kurang baik dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu,
juga dipertimbangkan kesukaran jasmani, misalnya pada atlet
yang sedang cedera.

b. Tipe latihan
Tipe latihan akan memberikan efek secara spesifik pada fisiologi tubuh.
Sebagai contoh, sit up berefek pada otot perut, lari jauh berefek pada
kardiovaskuler, dan sebagainya.
c. Lama latihan
Lama latihan berhubungan terbalik dengan intensitas latihan. Latihan dengan
intensitas yang tinggi dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat,
begitupula sebaliknya. Untuk mendapat efek optimal suatu latihan tanpa risiko
cedera, dianjurkan latihan inti selama 30 menit setiap hari.
d. Frekuensi latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah ulangan latihan, biasanya dalam 1 minggu.
Tiga kali seminggu merupakan frekuensi yang optimal. Salah satu poin
penting adalah jarak antarlatihan tidak lebih dari 2 hari. Latihan otot 15 hari
sekali hampir tidak memberi efek. Frekuensi latihan berhubungan dengan
intensitas dan lama latihan. Makin lama dan makin tinggi intensitas tiap
latihan, akan semakin sedikit frekuensi latihan tiap minggu.
e. Peningkatan latihan
Tubuh akan mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diberikan dalam
bentuk tingkat kesegaran jasmani. Latihan terprogram bertujuan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani, oleh sebab itu harus dilakukan peningkatan
stimulus latihan. Kelima faktor di atas harus dalam porsi yang tepat. Jika
porsinya berlebihan, akan berbahaya dan berisiko menyebabkan cedera.
Sedangkan jika kurang, latihan yang dilakukan akan tidak bermanfaat.

3. Latihan Teknik

Salah satu faktor latihan dalam mencapai prestasi adalah teknik. teknik
merupakan faktor latihan yang kedua setelah fisik. walaupun faktor yang kedua,
latihan teknik harus diberikan lebih awal dari pada latihan fisik. Penguasaan
teknik yang baik akan memudahkan dalam menerapkan taktik bermain ataupun
bertanding.  

Menurut Suharno (1975), teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian
dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti
dalam cabang olahraga. Latihan teknik merupakan latihan keterampilan untuk
meningkatkan kesempurnaan teknik (skill). Keterampilan teknik merupakan
kemampuan melakukan gerakan-gerakan teknik yang diperlukan dalam cabang
olahraga. Menurut Bompa (1994), teknik mencakup keseluruhan struktur teknik
dan bagian-bagian yang tergabung dengan seksama dan gerakan-gerakan yang
efisiean seorang atlet dalam usahanya melakukan tugas
berolahraga. Keterampilan teknik merupakan bagian penting dalam pencapaian
prestasi. Tanpa keterampilan teknik yang baik maka seorang atlet tidak mungkin
akan mampu menampilkan permainan atau gaya yang baik dan benar dalam
suatu cabang olahraga. Teknik dalam setiap cabang olahraga akan selalu
berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan permainan yang semakin tinggi
tuntutannya, yaitu pencapaian keterampilan dan prestasi yang
setinggi mungkin. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan
keterampilan teknik secara proporsional harus mendapat prioritas utama dalam
suatu susunan program latihan.

a. Tujuan Latihan Teknik


Tujuan latihan teknik adalah untuk mempertinggi keterampilan gerakan
teknik dan memperoleh otomatisasi gerakan teknik dalam suatu cabang
olahraga. Otomatisasi gerakan ditandai oleh hasil gerakan yang ajeg dan
konsisten, sedikit sekali atau jarang melakukan kesalahan gerakan, dalam
situasi dan kondisi yang berbeda-beda dan berubah-ubah selalu dapat
melakukan gerakan dengan konsisten.  
b. Teknik
Teknik dibedakan menjadi tiga katagori yaitu teknik dasar, teknik
menengah dan teknik tinggi. Pengatagorian teknik tersebut berdasarkan
tingkatan kesulitan dalam melakukan gerakan, kebutuhan kemampuan
fisik yang mendukung keterampilan teknik, banyaknya aspek lain yang
mempengaruhi gerakan, kompleksitas dan variasi gerakan teknik yang
memerlukan koordinasi, dan tuntutan kebutuhan keterampilan teknik
gerakan dalam permainan.
1) Teknik dasar
Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses melakukan
gerakan merupakan fondamen dasar, gerakan dilakukan dalam
kondisi sederhana dan mudah. Latihan teknik dasar biasanya
dilakukan oleh seseorang yang baru mempelajari teknik suatu
cabang olahraga tertentu dan mempunyai tingkat penguasaan
keterampilan pemula. Bahan latihan yang diberikan tentunya
dimulai dari bagian-bagian gerakan teknik dasar  yang paling
sederhana dan mudah. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan
teknik dasar secara keseluruhan, tetapi masih dengan tingkat
kesulitan gerakan yang rendah. Gerakan teknik keselurugan
tersebut masih sangat mudah, belum banyak  kombinasi dan
variasi gerakan yang lebih sulit.adalah suatu teknik dimana proses
melakukan gerakan merupakan fondamen dasar, gerakan
dilakukan dalam kondisi sederhana dan mudah. Latihan teknik
dasar biasanya dilakukan oleh seseorang yang baru mempelajari
teknik suatu cabang olahraga tertentu dan mempunyai tingkat
penguasaan keterampilan pemula. Bahan latihan yang diberikan
tentunya dimulai dari bagian-bagian gerakan teknik dasar  yang
paling sederhana dan mudah. Kemudian dilanjutkan dengan
gerakan teknik dasar secara keseluruhan, tetapi masih dengan
tingkat kesulitan gerakan yang rendah. Gerakan teknik
keselurugan tersebut masih sangat mudah, belum banyak 
kombinasi dan variasi gerakan yang lebih sulit.
2) Teknik menengah
Teknik menengah adalah suatu teknik dimana dalam melakukan
gerakan menuntut penggunaan kecepatan, kekuatan, kelincahan
dan koordinasi yang lebih tinggi daripada teknik dasar. Teknik
menengah merupakan lanjutan dari teknik dasar. Untuk dapat
melakukan teknik menengah harus menguasai keterampilan
teknik dasar lebih dahulu.
3) Teknik tinggi
Teknik tinggi adalah suatu teknik dimana dalam melakukan
proses gerakan menuntut tempo yang tinggi, koordinasi,
keseimbangan, ketepatan yang tinggi serta gerakan tersebut sulit,
simultan dalam kondisi yang sangat berat (Bompa: 1994). 

c. Langkah-langkah latihan gerakan teknik adalah sebagai berikut:


1) Pertama, pelatih memberikan penjelasan dan memperagakan
gerakan teknik secara keseluruhan tentang gerakan teknik yang
akan dilatihkan.
2) Kedua, atlet melakukan latihan gerakan teknik dasar dengan
memperhatikan kunci-kunci gerakan. 
3) Ketiga, atlet melakukan latihan gerakan teknik dasar secara utuh
dalam situasi dan kondisi yang sederhana.
4) Keempat, tempo latihan ditingkatkan dan mengulang-ulang latihan
teknik dasar dengan menggunakan kekuatan, kecepatan dan
koordinasi yang agak lebih sulit.
5) Kelima, mempersulit jenis dan bentuk-bentuk latihan teknik
6) Keenam, latihan keterampilan teknik lanjutan yang lebih tinggi.
7) Ketujuh, meningkatkan efektifitas gerakan teknik dibarengi dengan
pembentukan fisik.
8) Kedelapan, mencoba keterampilan teknik dalam situasi permainan
sederhana.
9) Kesembilan, penguasaan keterampilan teknik secara sempurna dan
otomatis yang diterapkan dalam pertandingan. (Suharno: 1985).

B. Menentukan, Menyusun dan Mengaplikasikan pola latihan pada atlet


1. Menentukan Pola Latihan
Sebelum menyusun program latihan pelatih harus mengetahui kondisi awal
setiap pemanah yang akan dilatih. Untuk itu diperlukan tes diagnosis
kemampuan awal kepada atlet. Diagnosis bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh atlet, sehingga dalam menentukan beban
latihan akan tepat dan sesuai dengan keadaan. Selain itu, tes awal juga untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada atlet, sehingga keadaan
yang masih kurang merupakan prioritas program latihan yang perlu
ditingkatkan. Sedangkan yang sudah baik penekanannya pada pemeliharaan
kemampuan.
Adapun biodata atlet yang diambil, antara lain:
a. Kegiatan yang dilakukan sebelumnya,
b. Tinggi dan berat badan;
c. Denyut jantung istirahat;
d. Frekuensi latihan; dan
e. Kondisi kesehatan (pernah sakit atau belum).
Hal itu sangat diperlukan untuk menentukan dosis latihan setiap pemanah dan
untuk menilai kemajuan yang dicapai selama proses latihan.

2. Menyusun Pola Latihan


a. Analisis Masalah
1) Kondisi fisik
2) Kemampuan teknik
3) Kemampuan taktik
4) Keadaan mental
5) Sarana dan prasarana
6) Kemampuan pelatih
7) Program latihan
8) Lawan latih tanding.
b. Merumuskan Rencana Latihan
1) Banyaknya latihan dalam seminggu
2) Hari apa yang akan dipakai untuk latihan
3) Berapa lama waktu latihan untuk setiap kali pertemuan
4) Fasilitas apa yang digunakan untuk latihan.
c. Penjabaran Rencana Latihan
1) Diagram periodisasi
2) Penyebaran materi latihan
3) Menentukan jumlah pertemuan
4) Merencanakan siklus mikro
d. Penentuan Jumlah Pertemuan
1) Tahap persiapan (4 – 5 bulan atau sekitar 18 minggu)
2) Tahap pertandingan (5 bulan atau sekitar 20 minggu)
3) Tahap transisi (1 – 2 bulan atau sekitar 4 minggu)

Maka jumlah pertemuan dalam setahun adalah :


Tahap persiapan 6 x 18 minggu = 108 kali pertemuan
Tahap pertandingan 6 x 20 minggu = 120 kali pertemuan
Tahap transisi 6 x 4 minggu = 24 kali pertemuan

3. Pengaplikasian Program Latihan


Pelaksanaan program latihan merupakan kegiatan latihan yang dilaksanakan
sehari-hari dengan berpedoman pada unit latihan harian yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai