Dosen Pengampu :
Oleh
DIII FISIOTERAPI
BANJARMASIN
2020
LAPORAN KASUS
Anamnesis Umum
Nama :R
Umur : 11 tahun
Agama : Islam
Anamneis Khusus
Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga yang serupa dengan
yang di alami pasien, keluarga pasien memang banyak yang pendek dan mengalami
keterlambatan motorik.
Medika Mentosa :-
Anamnesis Sistem
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Suhu : 36,8 ˚C
Antropometri
Berat Badan : 15 kg
Kesadaran pasien normal. Bentuk kepala dan wajah lebih besar ( dahi dan hidung lebih menonjol
dibandingkan orang normal). Bentuk posture tubuh pasien lumbar kifosis. Rangka badan terlihat
normal dengan sedikit pengecilan pada rongga dada. Adanya hiperektensibility dari banyak
sendi. Lengan dan kaki pasien pendek. Adanya keterbatasan ROM. Terjadinya pembengkokan
pada tungkai.
Palpasi
Ketika dilakukan palpasi suhu dan kontur kulit pasien normal. Tidak terdapat odema, namun
terdapat spasme dan tenderness.
Pemeriksaan Spesifik
Pemeriksaan Klinis
Neurologi Hipotonia
Keterlambatan motoric
Intelejensi normal disertai deficit minimal terhadap
visual-spatial tasks
Gambaran kraniofasial Pembesaran tulang kalvarial dan berlawanan dengan
pengecilan dari tulang dasar tengkorak dan tulang
wajah
Megalensefalik dengan pelebaran frontal
Hipoplasia pada wajah tengah
Maloklusi gigi
Skeletal Disproporsi perawakan badan, laki-laki dewasa
tinggi 131± 5,6 cm; wanita 124± 5,9 cm
Rangka badan terlihat normal dengan sedikit
pengecilan rongga dada
Pemendekan tulang proximal tubuh disertai lipatan
kulit berlebihan
Brakidaktili dan konfigurasi lengan segitiga
Gibbus torakolumnar (lumbar kifosis) pada masa
bayi dan akan berubah menjadi lordosis lumbal pada
saat mulai pergerakan
Hiperekstensibility dari banyak sendi, terutama sendi
lutut
Ekstensi dan rotasi terbats pada siku
Genuvarum
2. Pemeriksaan Posture
Bentuk vertebra lumbar kifosis ( dimulai saat adanya gerakan pada anak tersebut )
3. Pemeriksaan aktivitas daily living
No. Item yang dinilai Skor
1. Makan 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong lauk, mengoles
mentega dll
2 = Mandiri
Hasil : 2
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
Hasil : 0
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur
Hasil : 0
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal mengancing
baju)
2 = Mandiri
Hasil : 2
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
Hasil : 2
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
Hasil : 0
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
Hasil : 2
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
Hasil : 2
9. Mobilitas (berjalan di 0 = Immobile (tidak mampu)
permukaan datar)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
Hasil : 3
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Hasil : 1
1. Skor 20 : Mandiri
2. Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
3. Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
4. Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
5. Skor 0-4 : Ketergantungan Total
Diagnosis Fisioterapi
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pasien mengalami keterlambatan motorik
dikarenakan pasien mengalami achondroplasia
Problematika fisioterapi
1. Impairment
- Pertumbuhan tulang yang tidak normal
- Keterlambatan motorik
- Gangguan pernapasan (kelainan pada rongga dada)
2. Functional limitations
Keterbatasan ROM terutama dalam melakukan gerakan ekstensi dan rotasi elbow
3. Disability
Keterbatasan dalam melakukan beberapa aktivitas sehari-hari
Tujuan fisioterapi
Tujuan jangka pendek :
- Memperbaiki motorik pasien
- Mengurangi gangguan pernapasan
- Mencegah terjadinya gangguan postural
Tujuan jangan panjang :
Intervensi Fisioterapi
1. Gangguan pernapasan
Pasien kadang-kadang mengalami gangguan pernapasan akibat adanya secret atau
sputum. Gangguan ini bisa diatasi dengan diberikan chest fisioterapi seperti
1. Postural drainage
2. Clapping/perkusi
3. Batuk efektif
4. Pursed lip breathing
5. Diaphragmatic Breathing Exercise
Chest fisioterapi bias juga untuk meningkatkan ekspansi rongga dada dan
memperkuat otot pernafasan.
Memonitor berat badan dan tinggi badan pasien setiap bulannya. Pengukuran rasio
segmen ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
2. Kemampuan motorik
Latihan kemampuan motorik pasien dengan menggunakan Neurostructure yang
merupakan modalitas terapeautik dan non invansif yang bertujuan untuk memperbaiki
perkembangan, keterlambatan dan fungsi sistem saraf pusat pada anak dengan
berbagai masalah kasus perkembangan. Metode ini memfokuskan pada mekanisme
perkembangan dan pembelajaran gerakan secara natural.
3. Mencegah agar tidak terjadi komplikasi seperti kifosis dan gangguan postural lainnya
maka berikan motivasi kepada orangtua nya agar anaknya bisa mandiri untuk
melaksanakan aktivitas fungsional