Anda di halaman 1dari 6

Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Sectio Caesarea sebagai Faktor Risiko Kejadian Asfiksia Neonatorum

Fadhilah Fanny
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatus dalam 24 jam pertama kehidupan. Kejadian asfiksia
pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu
persalinan dengan sectio caesarea. Namun komplikasi sewaktu-waktu dapat timbul akibat proses persalinan ini. Anestesi
pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran darah dengan mengubah tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik
secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan asfiksia. Selain itu tidak adanya kompresi dada seperti
pada kelahiran per vaginam bayi yang lahir dengan sectio caesarea mengandung cairan lebih banyak dan udara lebih sedikit
di dalam parunya selama enam jam pertama setelah lahir. Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu persalinan dengan sectio caesarea.
[Majority. 2015;4(7):1-5]

Kata kunci: APGAR, asfiksia, neonatus, sectio caesarea.

Caesarean Section as a Risk Factor of Neonatal Asphyxia


Abstract
Asphyxia is one of the main causes of neonatal deaths in the first 24 hours of life. Asphyxia in newborns can be caused by
various factors such as labor to the action of factors that delivery by sectio caesarea. However, complications can arise at
any time as a result of this delivery process. In sectio caesarea anesthesia may affect blood flow by changing the perfusion
pressure or vascular resistance either directly or indirectly, which can cause asphyxia. Besides the absence of chest
compression as in the vaginal birth of babies born with sectio caesarea contain more fluid and less air in his lungs during the
first six hours after birth. The incident of asphyxia in newborn infants can be caused by various factors, such as delivery
factors with the act of venerating delivery by sectio caesarea. [Majority. 2015;4(7):1-5]

Keywords: APGAR, asphyxia, neonatus, sectio caesarea.

Korespondensi: Fadhilah Fanny, e-mail fadhilahfanny94@gmail.com

Pendahuluan neonatus meninggal setiap tahun karena


Di negara berkembang, sectio caesarea asfiksia.3 Anestesi pada sectio caesarea dapat
merupakan pilihan terakhir untuk mempengaruhi aliran darah dengan mengubah
menyelamatkan ibu dan janin pada saat tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik
kehamilan dan atau persalinan kritis. Angka secara langsung maupun tidak langsung.
kematian ibu karena sectio caesarea yang Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dapat
terjadi sebesar 15,6% dari 1.000 ibu dan pada disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
sectio caesarea sebesar 8,7% dari 1.000 adalah dari faktor persalinan dengan tindakan
kelahiran hidup sedangkan kematian neonatal yaitu persalinan dengan sectio caesarea.3
dini sebesar 26,8% per 1.000 kelahiran hidup.1
Pertolongan operasi persalinan merupakan Isi
tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan Asfiksia adalah keadaan yang ditandai
ibu maupun bayi. Bahaya persalinan operasi dengan hipoksemia (penurunan paCO2),
masih tetap mengancam sehingga perawatan hiperkarbia (peningkatan paCO2), dan
setelah operasi memerlukan perhatian untuk asidosis/penurunan pH 7. Asfiksia neonatorum
menurunkan angka kesakitan dan kematian.2 adalah keadaan yang merupakan kelanjutan
Insiden asfiksia neonatorum di negara dari kegawatan janin atau fetal distress
berkembang lebih tinggi dari pada di negara intrauterin yang disebabkan oleh banyak hal.4
maju. Di negara berkembang, lebih kurang 4 Kegagalan pernafasan asfiksia pada bayi
juta bayi baru lahir menderita asfiksia sedang disebabkan karena beberapa faktor, salah
atau berat, dari jumlah tersebut 20% satunya adalah faktor persalinan yang meliputi
diantaranya meninggal. Di Indonesia angka partus lama, partus dengan tindakan seperti
kejadian asfiksia kurang lebih 40 per 1000 sectio caesarea, ekstraksi vakum, dan ekstraksi
kelahiran hidup, secara keseluruhan 110.000 forcep. Kegagalan pernafasan pada bayi baru

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 57


Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

lahir disebabkan oleh persalinan dengan cukup menyebabkan metabolisme janin


tindakan, partus lama, trauma kelahiran, menuju metabolisme anaerob, sehingga terjadi
infeksi serta penggunaan obat-obatan selama timbunan asam laktat dan piruvat, kemampuan
persalinan.5 untuk transportasi O2 dan membuang CO2 tidak
Ada beberapa faktor etiologi asfiksia cukup sehingga metabolisme janin berubah,
neonatorum.5 Faktor maternal disebabkan oleh menjadi menuju anaerob yang menyebabkan
hipotensi, syok dengan sebab apapun, anemia asidosis, dapat terjadi pada bentuk plesenta
maternal, penekanan respirasi, malnutrisi, previa, solusio plasenta, pecahnya sinus
asidosis, dehidrasi, dan supine hipotensi yang marginalis, pecahnya vasa previa, dan dapat
dapat mengakibatkan aliran darah menuju menyebabkan aliran darah menuju janin akan
plasenta akan berkurang sehingga O2 dan mengalami gangguan sehingga nutrisi dan O2
nutrisi makin tidak seimbang untuk memenuhi makin berkurang sehingga metabolisme janin
kebutuhan metabolisme, transportasi O2 akan beralih menuju metabolisme anaerob
makin turun sehingga konsumsi O2 janin tidak yang menimbulkan asidosis.10
terpenuhi, metabolisme janin sebagian menuju Patofisiologi terjadinya hipoksia
metabolisme anaerob sehingga terjadi dimulai dengan frekuensi jantung dan tekanan
timbunan asam laktat dan piruvat, serta darah pada awalnya meningkat dan bayi
menimbulkan asidosis metabolik, semuanya melakukan upaya megap-megap. Bayi
memberikan kontribusi pada penurunan kemudian masuk periode apnea primer. Bayi
konsentrasi O2 dan nutrisi dalam darah yang yang menerima stimulasi adekuat selama
menuju plasenta sehingga konsumsi O2 dan apnea primer akan mulai melakukan usaha
nutrisi janin makin menurun.3 nafas lagi. Bayi-bayi yang mengalami proses
Faktor uterus disebabkan oleh aktivitas asfiksia lebih jauh berada dalam tahap apnea
kontraksi memanjang dan gangguan vaskuler. sekunder. Apnea sekunder cepat menyebabkan
Dari kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian jika bayi tidak benar-benar didukung
aliran darah menuju plasenta makin menurun oleh pernafasan buatan dan bila diperlukan,
sehingga O2 dan nutrisi menuju janin makin kompresi jantung. Selama apnea sekunder,
berkurang. Timbunan glukosanya yang frekuensi jantung dan tekanan darah, warna
menimbulkan energi pertumbuhan melalui O2, bayi berubah dari biru ke putih karena bayi
dengan hasil akhir CO2 atau habis karena baru lahir menutup sirkulasi perifer sebagai
dikeluarkan melalui paru atau plasenta janin, upaya memaksimalkan aliran darah ke organ-
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, organ, seperti jantung, ginjal dan adrenal.
metabolisme beralih menuju metabolisme Selama apnea, penurunan oksigen yang
anaerob yang menimbulkan asidosis. Faktor tersedia menyebabkan pembuluh darah di
plasenta disebabkan oleh degenerasi paru-paru mengalami kontriksi. Vasokontriksi
vaskularnya, solusio plasenta, dan ini menyebabkan paru-paru resisten terhadap
pertumbuhan hipoplasia primer yang akan ekspansi sehingga mempersulit kerja
mengakibatkan fungsi plasenta akan berkurang resusitasi.6
sehingga tidak mampu memenuhi O2 dan Dalam periode singkat, kurang oksigen
nutrisi metabolisme janin, metabolisme beralih menyebabkan metabolisme pada bayi baru
menuju metabolisme anaerob dan akhirnya lahir berubah menjadi metabolisme anaerob,
asidosis dengan pH darah turun. Faktor tali terutama karena kurangnya glukosa yang di
pusat antara lain adalah kompresi tali pusat, butuhkan untuk sumber energi pada saat
simpul mati dan hilangnya Jelly Wharton. Hal kedaruratan. Neonatus yang lahir melalui
ini dapat mengakibatkan aliran darah menuju sectio caesarea, terutama jika tidak ada tanda
janin berkurang, tidak mampu memenuhi O2 persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari
dan nutrisi, dan metabolisme berubah menjadi pengurangan cairan paru dan penekanan pada
metabolisme anaerob.7 toraks sehingga mengalami paru-paru basah
Faktor janin antara lain adalah infeksi, yang lebih persisten. Situasi ini dapat
anemia janin, dan perdarahan. Dari faktor mengakibatkan takipnea sementara pada bayi
tersebut dapat mengakibatkan kebutuhan baru lahir atau disebut juga transient
metabolisme makin tinggi, sehingga ada tachypnea of the newborn (TTN).7
kemungkinan tidak dapat dipenuhi oleh aliran Asfiksia terjadi karena gangguan
darah dari plasenta, aliran nutrisi dan O2 tidak pertukaran gas dan pengangkutan O2 dari ibu

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 58


Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

ke janin, sehingga terdapat gangguan dalam dengan menyayat dinding rahim.11 Sectio
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. caesarea adalah suatu persalinan buatan, di
Kadar O2 tidak cukup dalam darah disebut mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah dinding rahim dengan syarat rahim dalam
disebut hiperapnea. Akibatnya dapat keadaan utuh serta berat janin di atas 500
menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau gram.12 Definisi lain sectio caesarea adalah
campuran dengan asidosis metabolik karena suatu pembedahan guna melahirkan anak
mengalami metabolisme yang anaerob serta lewat insisi pada dinding abdomen dan
juga dapat terjadi hipoglikemia.8 uterus.13
Diagnosis hipoksia janin dapat dibuat Sectio caesarea dapat diklasifikasi
dalam persalinan dengan ditemukannya tanda- menjadi sectio caesarea klasik atau corporal
tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu yaitu insisi memanjang pada segmen atas
mendapat perhatian.9 Denyut Jantung Janin uterus. Seksio sesar trans peritonealis
memiliki frekuensi normal adalah antara 120- profunda adalah insisi pada segmen bawah
160 denyut semenit, selama his frekuensi ini rahim, teknik ini paling sering dilakukan. Sectio
bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi caesarea extra peritonealis: rongga peritoneum
kepada keadaan semula. Peningkatan tidak dibuka. Dulu dilakukan pada pasien
kecepatan denyut jantung umumnya tidak dengan infeksi intra uterin yang berat.
besar artinya, akan tetapi apabila frekuensi Sekarang jarang dilakukan. Sectio caesarea
turun sampai di bawah 100 x/mnt di luar his hysterectomy setelah seksio sesar dikerjakan
dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu histerektomi dengan indikasi atonia uteri,
merupakan tanda bahaya.10 plasenta akreta, myoma uteri, infeksi intra
Mekoneum pada presentasi sungsang uterin yang berat.13
tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi Read dkk pada tahun 2007 mengatakan
kepala mungkin menunjukkan gangguan pelaksanaan persalinan sectio caesarea ada 2,
oksigenasi dan harus menimbulkan yaitu sectio caesarea terencana atau elektif
kewaspadaan. Asalnya mekoneum dalam air dan sectio caesarea darurat atau emergensi.
ketuban pada presentasi kepala dapat Sectio caesarea terencana adalah tindakan
merupakan indikasi untuk mengakhiri sectio caesarea yang telah direncanakan dan
persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan dipersiapkan dengan teliti sebelum periode
mudah. Penggunakan amnioskopi yang melahirkan, seperti pada kasus panggul sempit,
dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil presentasi lintang, herpes genitalia, dan
pada kulit kepala janin dan diambil contoh plasenta previa totalis. Sectio caesarea darurat
darah janin. Darah ini diperiksa pH nya. adalah tindakan yang dilakukan dengan
Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. persiapan, informed consent dan dukungan
Apabila pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal itu yang sangat cepat dilakukan untuk upaya
dianggap sebagai tanda bahaya oleh beberapa penyelamatan ibu dan bayi. Sectio caesarea
penulis.3 emergensi dilakukan pada plasenta previa
Anamnesis guna menegakkan diagnosis dengan perdarahan yang mengancam, solusio
asfiksia perlu dilakukan. Beberapa pertanyaan plasenta, fetal distress, dan persalinan tak
yang perlu ditanyakan meliputi gangguan atau maju. Risiko tindakan emergenci section
kesulitan waktu lahir, lahir tidak caesarea meningkatkan resiko bedah secara
bernafas/menangis, kondisi air ketuban umum, dimana ibu tidak siap secara psikologis
bercampur mekoneum. Adapun pemeriksaan menghadapinya.13
fisik perlu dicari bayi tidak bernafas atau nafas Adapun indikasi sectio caesarea terdiri
megap-megap, denyut jantung < 100 x/menit, dari indikasi absolut dan relatif. Indikasi absolut
kulit sinosis, pucat dan tonus otot menurun seperti kesempitan panggul yang sangat berat
serta untuk diagnosis asfiksia tidak perlu Neoplasma yang menyumbat jalan lahir.12
menunggu nilai APGAR Score.3 Indikasi relatif merupakan kondisi kelahiran
Salah satu penyebab terjadinya asfiksia lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan
pada bayi yang baru lahir adalah sectio adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran
caesarea. Sectio caesarea adalah persalinan lewat section caesarea akan lebih aman bagi
untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram ibu, anak ataupun keduanya.
atau lebih, melalui pembedahan di perut

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 59


Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Neonatus yang dilahirkan dengan kasus memiliki faktor risiko lain yang
sectio caesarea, terutama jika tidak ada tanda dimungkinkan menjadi penyebab asfiksia
persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari neonatorum seperti adanya lilitan tali pusat,
pengeluaran cairan paru dan penekanan pada kehamilan dengan preeklampsia, kala II yang
toraks sehingga mengalami gangguan lama, kehamilan prematur, kelainan kongenital
pernafasan yang lebih persistan. Kompresi pada bayi, oligohidrammoni serta ketuban
toraks janin pada persalinan kala II mendorong bercampur mekoneum.14
cairan untuk keluar dari saluran pernafasan.14 Bahkan penelitian yang dilakukan oleh
Proses kelahiran dengan sectio caesarea Kolas pada tahun 2006 pada 18.653 kelahiran
memicu pengeluaran hormon stress pada ibu di 24 sentral persalinan. Penelitian yang
yang menjadi kunci pematangan paru-paru dilakukan selama enam bulan mendapatkan
bayi yang terisi air. Tekanan yang agak besar bahwa bayi yang dilahirkan secara sectio
seiring dengan ditimbulkan oleh kompresi dada caesarea mendapatkan resiko dua kali untk
pada kelahiran per vaginam dan diperkirakan mendapatkan perawatan di ruang intensive
bahwa cairan paru-paru yang didorong setara care. Selain itu Kolas juga mendapatkan bahwa
dengan seperempat kapasitas residual anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea
fungsional. Jadi, pada bayi yang lahir dengan berisiko mengalami kelainan paru-paru.
sectio caesarea mengandung cairan lebih Kejadian perawatan di ruang intensive care
banyak dan udara lebih sedikit di dalam berkisar 5,2% sampai 9,8% dari kelahiran dan
parunya selama enam jam pertama setelah kelainan paru-paru didapatkan 0,8% sampai
lahir. Kompresi toraks yang menyertai 1,6%.10
kelahiran per vaginam dan ekspansi yang Hasil serupa juga didapatkan oleh
mengikuti kelahiran, mungkin merupakan Zanardo, peneliti mendapatkan risiko 2,6 kali
suatu faktor penyokong pada inisiasi untuk mengalami risiko kelainan pernapasan
respirasi.15 pada bayi yang dilahirkan melalui sectio
Sitepu pada tahun 2011 meneliti caesarea jika dibandingkan melalui persalinan
tentang hubungan antara jenis persalinan per vaginam. Peneliti menggunkan 1284
dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD responden dengan operasi sectio caesarea
Dr. M Soewandhie Surabaya. Berdasarkan elektif tanpa komplikasi yang diikuti 3 tahun
data studi pendahuluan di RSUD Dr. M. sebelum melahirkan. Resiko ini meningkat jika
Soewandhie didapatkan bahwa 63,57% dari analisis gangguan pernapasan dipisah
kasus asfiksia tahun 2010 bayi lahir dengan berdasarkan jenis kelainannya. Resiko untuk
persalinan tindakan. Prosedur pengumpulan terjadi respiratory distress syndrome
data pada penelitian ini adalah pengambilan meningkat menjadi 5,6 kali dan transient
data sekunder dengan melihat riwayat jenis takipneu of newborn menjadi 2,8 kali.6
persalinan dan faktor-faktor risiko terjadinya Penelitian oleh Hansen yang
asfiksia neonatorum melalui rekam medik di mengamati kelahiran dari tahun 1998 sampai
RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya periode 2006 di Denmark terhadap 34.458 kelahiran
Januari – Juni tahun 2011. Hasil penelitian mendapatkan adanya peningkatan risiko
didapatkan sebanyak 73,0 % dari jenis gangguan pernapasan pada bayi yang
persalinan tindakan bayi mengalami asfiksia dilahirkan dengan cara sectio caesarea
neonatorum, sedangkan 66,9% dari jenis emergensi jika dibandingkan dengan melalui
persalinan normal bayi tidak mengalami persalian per vaginam. Risiko akan meningkat
asfiksia neonatorum.16 menjadi 3,9 kali lebih tinggi pada sectio
Terdapat hubungan antara sectio caesarea emergensi jika dibandingkan dengan
caesarea dengan asfiksia neonatorum yang melalui persalian per vaginam.7
berarti neonatus yang dilahirkan secara sectio
caesarea akan lebih sering mengalami asfiksia Ringkasan
neonatorum. Kejadian asfiksia neonatorum Sectio caesarea merupakan pilihan
pada bayi yang dilahirkan dengan persalinan terakhir untuk menyelamatkan ibu dan janin
tindakan yaitu 100% pada persalinan ekstraksi pada saat kehamilan dan atau persalinan kritis.
vakum dan persalinan sungsang, 60,78% pada Anestesi pada sectio caesarea dapat
persalinan seksio sesar dan 56% pada induksi mempengaruhi aliran darah dengan mengubah
persalinan. Sebanyak 36,77% dari responden tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 60


Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

secara langsung maupun tidak langsung yang tertiary referral centre in london. J
dapat menyebabkan kejadian asfiksia. Selain Pregnancy. 2015;2015:627-810.
itu tekanan yang agak besar seiring dengan 7. Hansen A K, Wisborg K, Uldbjerg N. Elective
ditimbulkan oleh kompresi dada pada kelahiran caesarean section and respiratory morbidity
per vaginam dan diperkirakan bahwa cairan in the term and near-term neonate. Acta
paru-paru yang didorong setara dengan Obstet Gynecol. 2011;86:389–394.
seperempat kapasitas residual fungsional. Jadi, 8. Hübner M, Reisenauer C, Abele H. Welchen
pada bayi yang lahir dengan sectio caesarea Stellenwert hat die primäre Sectio caesarea.
mengandung cairan lebih banyak dan udara Geburtsh Frauenheilk. 2010;70:911–913.
lebih sedikit di dalam parunya selama enam 9. Manuaba, Ida Bagus Gde. Penyakit
jam pertama setelah lahir. kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: Salemba Medika; 2012.
Simpulan 10.Kolas T, Saugstad O D, Daltveit A K. Planned
Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir cesarean versus planned vaginal delivery at
dapat disebabkan oleh berbagai faktor term: Comparison of newborn infant
diantaranya adalah dari faktor persalinan outcomes. Am J Obstet Gynecol.
dengan tindakan yaitu persalinan dengan 2012;195:1538–1543.
sectio caesarea. 11.Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri. Jakarta:
EGC; 2011.
Daftar Pustaka 12.Aslam HM, Saleem S, Afzal R, Iqbal U,
1. Schuller RC, Surbek D. Sectio caesarea: Saleem SM, Shaikh MWA and Shahid N. Risk
actual controversy. Ther Umsch. factors of birth asphyxia. Ital J Pediatric.
2014;71(12):717–22. 2014; 40: 94.
2. Sibuea DH. Manajemen Seksio Sesarea 13. Saifuddin, BA. Buku Acuan Nasional
Emergensi; Masalah Dan Tantangan. Pidato Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Neonatal. Jakarta: YBPSP; 2007.
dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit 14. Cunningham GF, Leveno, Kenneth J.
Kandungan FK USU. 2007 19 Juli; Medan. Obstetri
Sumatera Utara: USU; 2007 Williams. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005.
3. Dewi Y. Operasi caesar, pengantar dari a 15. Straight, Barbara R. Keperawatan Ibu dan
sampai z. Jakarta: EDSA Mahkota; 2007. Bayi
4. Varney, H. Buku ajar maternitas edisi 4 Baru Lahir. Jakarta: EGC; 2014.
volume 2. Jakarta: EGC; 2007. 16.Neneng YB, Sitepu. Hubungan antara Jenis
5. OxornH. Patologi dan fisiologi persalinan. Persalinan dengan Kejadian Asfiksia
Jakarta: Yayasan Essentia Medika; 2010. Neonatorum di RSUD Dr. M Soewandhie
6. McDonnell S, Chandraharan. Determinants Surabaya [skripsi]. Surabaya: Program Studi
and outcomes of emergency caesarean S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
section following failed instrumental Universitas Airlangga; 2011.
delivery: 5-year observational review at a

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 61


Fadhilah Fanny | Sectio caesarea Sebagai Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum

Majority | Volume 4| Nomor 8 |November 2015| 62

Anda mungkin juga menyukai