1474 2066 1 PB PDF
1474 2066 1 PB PDF
Fadhilah Fanny
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatus dalam 24 jam pertama kehidupan. Kejadian asfiksia
pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu
persalinan dengan sectio caesarea. Namun komplikasi sewaktu-waktu dapat timbul akibat proses persalinan ini. Anestesi
pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran darah dengan mengubah tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik
secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan asfiksia. Selain itu tidak adanya kompresi dada seperti
pada kelahiran per vaginam bayi yang lahir dengan sectio caesarea mengandung cairan lebih banyak dan udara lebih sedikit
di dalam parunya selama enam jam pertama setelah lahir. Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu persalinan dengan sectio caesarea.
[Majority. 2015;4(7):1-5]
ke janin, sehingga terdapat gangguan dalam dengan menyayat dinding rahim.11 Sectio
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. caesarea adalah suatu persalinan buatan, di
Kadar O2 tidak cukup dalam darah disebut mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah dinding rahim dengan syarat rahim dalam
disebut hiperapnea. Akibatnya dapat keadaan utuh serta berat janin di atas 500
menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau gram.12 Definisi lain sectio caesarea adalah
campuran dengan asidosis metabolik karena suatu pembedahan guna melahirkan anak
mengalami metabolisme yang anaerob serta lewat insisi pada dinding abdomen dan
juga dapat terjadi hipoglikemia.8 uterus.13
Diagnosis hipoksia janin dapat dibuat Sectio caesarea dapat diklasifikasi
dalam persalinan dengan ditemukannya tanda- menjadi sectio caesarea klasik atau corporal
tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu yaitu insisi memanjang pada segmen atas
mendapat perhatian.9 Denyut Jantung Janin uterus. Seksio sesar trans peritonealis
memiliki frekuensi normal adalah antara 120- profunda adalah insisi pada segmen bawah
160 denyut semenit, selama his frekuensi ini rahim, teknik ini paling sering dilakukan. Sectio
bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi caesarea extra peritonealis: rongga peritoneum
kepada keadaan semula. Peningkatan tidak dibuka. Dulu dilakukan pada pasien
kecepatan denyut jantung umumnya tidak dengan infeksi intra uterin yang berat.
besar artinya, akan tetapi apabila frekuensi Sekarang jarang dilakukan. Sectio caesarea
turun sampai di bawah 100 x/mnt di luar his hysterectomy setelah seksio sesar dikerjakan
dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu histerektomi dengan indikasi atonia uteri,
merupakan tanda bahaya.10 plasenta akreta, myoma uteri, infeksi intra
Mekoneum pada presentasi sungsang uterin yang berat.13
tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi Read dkk pada tahun 2007 mengatakan
kepala mungkin menunjukkan gangguan pelaksanaan persalinan sectio caesarea ada 2,
oksigenasi dan harus menimbulkan yaitu sectio caesarea terencana atau elektif
kewaspadaan. Asalnya mekoneum dalam air dan sectio caesarea darurat atau emergensi.
ketuban pada presentasi kepala dapat Sectio caesarea terencana adalah tindakan
merupakan indikasi untuk mengakhiri sectio caesarea yang telah direncanakan dan
persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan dipersiapkan dengan teliti sebelum periode
mudah. Penggunakan amnioskopi yang melahirkan, seperti pada kasus panggul sempit,
dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil presentasi lintang, herpes genitalia, dan
pada kulit kepala janin dan diambil contoh plasenta previa totalis. Sectio caesarea darurat
darah janin. Darah ini diperiksa pH nya. adalah tindakan yang dilakukan dengan
Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. persiapan, informed consent dan dukungan
Apabila pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal itu yang sangat cepat dilakukan untuk upaya
dianggap sebagai tanda bahaya oleh beberapa penyelamatan ibu dan bayi. Sectio caesarea
penulis.3 emergensi dilakukan pada plasenta previa
Anamnesis guna menegakkan diagnosis dengan perdarahan yang mengancam, solusio
asfiksia perlu dilakukan. Beberapa pertanyaan plasenta, fetal distress, dan persalinan tak
yang perlu ditanyakan meliputi gangguan atau maju. Risiko tindakan emergenci section
kesulitan waktu lahir, lahir tidak caesarea meningkatkan resiko bedah secara
bernafas/menangis, kondisi air ketuban umum, dimana ibu tidak siap secara psikologis
bercampur mekoneum. Adapun pemeriksaan menghadapinya.13
fisik perlu dicari bayi tidak bernafas atau nafas Adapun indikasi sectio caesarea terdiri
megap-megap, denyut jantung < 100 x/menit, dari indikasi absolut dan relatif. Indikasi absolut
kulit sinosis, pucat dan tonus otot menurun seperti kesempitan panggul yang sangat berat
serta untuk diagnosis asfiksia tidak perlu Neoplasma yang menyumbat jalan lahir.12
menunggu nilai APGAR Score.3 Indikasi relatif merupakan kondisi kelahiran
Salah satu penyebab terjadinya asfiksia lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan
pada bayi yang baru lahir adalah sectio adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran
caesarea. Sectio caesarea adalah persalinan lewat section caesarea akan lebih aman bagi
untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram ibu, anak ataupun keduanya.
atau lebih, melalui pembedahan di perut
Neonatus yang dilahirkan dengan kasus memiliki faktor risiko lain yang
sectio caesarea, terutama jika tidak ada tanda dimungkinkan menjadi penyebab asfiksia
persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari neonatorum seperti adanya lilitan tali pusat,
pengeluaran cairan paru dan penekanan pada kehamilan dengan preeklampsia, kala II yang
toraks sehingga mengalami gangguan lama, kehamilan prematur, kelainan kongenital
pernafasan yang lebih persistan. Kompresi pada bayi, oligohidrammoni serta ketuban
toraks janin pada persalinan kala II mendorong bercampur mekoneum.14
cairan untuk keluar dari saluran pernafasan.14 Bahkan penelitian yang dilakukan oleh
Proses kelahiran dengan sectio caesarea Kolas pada tahun 2006 pada 18.653 kelahiran
memicu pengeluaran hormon stress pada ibu di 24 sentral persalinan. Penelitian yang
yang menjadi kunci pematangan paru-paru dilakukan selama enam bulan mendapatkan
bayi yang terisi air. Tekanan yang agak besar bahwa bayi yang dilahirkan secara sectio
seiring dengan ditimbulkan oleh kompresi dada caesarea mendapatkan resiko dua kali untk
pada kelahiran per vaginam dan diperkirakan mendapatkan perawatan di ruang intensive
bahwa cairan paru-paru yang didorong setara care. Selain itu Kolas juga mendapatkan bahwa
dengan seperempat kapasitas residual anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea
fungsional. Jadi, pada bayi yang lahir dengan berisiko mengalami kelainan paru-paru.
sectio caesarea mengandung cairan lebih Kejadian perawatan di ruang intensive care
banyak dan udara lebih sedikit di dalam berkisar 5,2% sampai 9,8% dari kelahiran dan
parunya selama enam jam pertama setelah kelainan paru-paru didapatkan 0,8% sampai
lahir. Kompresi toraks yang menyertai 1,6%.10
kelahiran per vaginam dan ekspansi yang Hasil serupa juga didapatkan oleh
mengikuti kelahiran, mungkin merupakan Zanardo, peneliti mendapatkan risiko 2,6 kali
suatu faktor penyokong pada inisiasi untuk mengalami risiko kelainan pernapasan
respirasi.15 pada bayi yang dilahirkan melalui sectio
Sitepu pada tahun 2011 meneliti caesarea jika dibandingkan melalui persalinan
tentang hubungan antara jenis persalinan per vaginam. Peneliti menggunkan 1284
dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD responden dengan operasi sectio caesarea
Dr. M Soewandhie Surabaya. Berdasarkan elektif tanpa komplikasi yang diikuti 3 tahun
data studi pendahuluan di RSUD Dr. M. sebelum melahirkan. Resiko ini meningkat jika
Soewandhie didapatkan bahwa 63,57% dari analisis gangguan pernapasan dipisah
kasus asfiksia tahun 2010 bayi lahir dengan berdasarkan jenis kelainannya. Resiko untuk
persalinan tindakan. Prosedur pengumpulan terjadi respiratory distress syndrome
data pada penelitian ini adalah pengambilan meningkat menjadi 5,6 kali dan transient
data sekunder dengan melihat riwayat jenis takipneu of newborn menjadi 2,8 kali.6
persalinan dan faktor-faktor risiko terjadinya Penelitian oleh Hansen yang
asfiksia neonatorum melalui rekam medik di mengamati kelahiran dari tahun 1998 sampai
RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya periode 2006 di Denmark terhadap 34.458 kelahiran
Januari – Juni tahun 2011. Hasil penelitian mendapatkan adanya peningkatan risiko
didapatkan sebanyak 73,0 % dari jenis gangguan pernapasan pada bayi yang
persalinan tindakan bayi mengalami asfiksia dilahirkan dengan cara sectio caesarea
neonatorum, sedangkan 66,9% dari jenis emergensi jika dibandingkan dengan melalui
persalinan normal bayi tidak mengalami persalian per vaginam. Risiko akan meningkat
asfiksia neonatorum.16 menjadi 3,9 kali lebih tinggi pada sectio
Terdapat hubungan antara sectio caesarea emergensi jika dibandingkan dengan
caesarea dengan asfiksia neonatorum yang melalui persalian per vaginam.7
berarti neonatus yang dilahirkan secara sectio
caesarea akan lebih sering mengalami asfiksia Ringkasan
neonatorum. Kejadian asfiksia neonatorum Sectio caesarea merupakan pilihan
pada bayi yang dilahirkan dengan persalinan terakhir untuk menyelamatkan ibu dan janin
tindakan yaitu 100% pada persalinan ekstraksi pada saat kehamilan dan atau persalinan kritis.
vakum dan persalinan sungsang, 60,78% pada Anestesi pada sectio caesarea dapat
persalinan seksio sesar dan 56% pada induksi mempengaruhi aliran darah dengan mengubah
persalinan. Sebanyak 36,77% dari responden tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tertiary referral centre in london. J
dapat menyebabkan kejadian asfiksia. Selain Pregnancy. 2015;2015:627-810.
itu tekanan yang agak besar seiring dengan 7. Hansen A K, Wisborg K, Uldbjerg N. Elective
ditimbulkan oleh kompresi dada pada kelahiran caesarean section and respiratory morbidity
per vaginam dan diperkirakan bahwa cairan in the term and near-term neonate. Acta
paru-paru yang didorong setara dengan Obstet Gynecol. 2011;86:389–394.
seperempat kapasitas residual fungsional. Jadi, 8. Hübner M, Reisenauer C, Abele H. Welchen
pada bayi yang lahir dengan sectio caesarea Stellenwert hat die primäre Sectio caesarea.
mengandung cairan lebih banyak dan udara Geburtsh Frauenheilk. 2010;70:911–913.
lebih sedikit di dalam parunya selama enam 9. Manuaba, Ida Bagus Gde. Penyakit
jam pertama setelah lahir. kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: Salemba Medika; 2012.
Simpulan 10.Kolas T, Saugstad O D, Daltveit A K. Planned
Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir cesarean versus planned vaginal delivery at
dapat disebabkan oleh berbagai faktor term: Comparison of newborn infant
diantaranya adalah dari faktor persalinan outcomes. Am J Obstet Gynecol.
dengan tindakan yaitu persalinan dengan 2012;195:1538–1543.
sectio caesarea. 11.Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri. Jakarta:
EGC; 2011.
Daftar Pustaka 12.Aslam HM, Saleem S, Afzal R, Iqbal U,
1. Schuller RC, Surbek D. Sectio caesarea: Saleem SM, Shaikh MWA and Shahid N. Risk
actual controversy. Ther Umsch. factors of birth asphyxia. Ital J Pediatric.
2014;71(12):717–22. 2014; 40: 94.
2. Sibuea DH. Manajemen Seksio Sesarea 13. Saifuddin, BA. Buku Acuan Nasional
Emergensi; Masalah Dan Tantangan. Pidato Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Neonatal. Jakarta: YBPSP; 2007.
dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit 14. Cunningham GF, Leveno, Kenneth J.
Kandungan FK USU. 2007 19 Juli; Medan. Obstetri
Sumatera Utara: USU; 2007 Williams. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005.
3. Dewi Y. Operasi caesar, pengantar dari a 15. Straight, Barbara R. Keperawatan Ibu dan
sampai z. Jakarta: EDSA Mahkota; 2007. Bayi
4. Varney, H. Buku ajar maternitas edisi 4 Baru Lahir. Jakarta: EGC; 2014.
volume 2. Jakarta: EGC; 2007. 16.Neneng YB, Sitepu. Hubungan antara Jenis
5. OxornH. Patologi dan fisiologi persalinan. Persalinan dengan Kejadian Asfiksia
Jakarta: Yayasan Essentia Medika; 2010. Neonatorum di RSUD Dr. M Soewandhie
6. McDonnell S, Chandraharan. Determinants Surabaya [skripsi]. Surabaya: Program Studi
and outcomes of emergency caesarean S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
section following failed instrumental Universitas Airlangga; 2011.
delivery: 5-year observational review at a