Kelompok E-Pendidikan Kimia A - 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BESERTA CONTOH

OLEH :
KELOMPOK E

1. ASKAR
2. HARNIDA
3. FOURI EKADIANI
4. KHUZNUL KHOTIMAH
5. MUH. DANYAL DARMAWANCANDRA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

           
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
sederhana ini pada tepat waktu. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Strategi & Metode Pembelajaran Kimia”. Adapun materi yang di
bahas dalam makalah ini yaitu “Media Pembelajaran Beserta Contohnya”.
            Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan
dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.
            Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin bahwa
penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan, oleh karena itu penulis
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
            Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih!

Makassar, 5 September 2020


Penulis

Kelompok E
DAFTAR ISI

SAMPUL…………...............................................................................................1
KATA PENGANTAR……...................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I  PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang…...........................................................................................4
B.       Rumusan Masalah..........................................................................................5
C.       Tujuan Penulisan............................................................................................5
D. ManfaatPenulisan.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran …….………................................................6
B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ……………………………………….8
C. Media Pembelajaran dalam Kimia
C. Analogi dalam Media Pembelajaran …………………………………………......11
D. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran ………………………………..12
BAB  III PENUTUP
A.  Kesimpulan.....................................................................................................15
B.  Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK telah membawa perubahan yang sangat signifikan
terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budya
maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaiatan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut
adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru,
sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara
baik berdaya guna dan berhasil guna.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,
sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik / fasilitator telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Mengingat begitu
besarnya peran media dalam pembelajaran makalah ini diharapkan dapat membantu
kita sebagai calon guru dalam mengenal berbagai media pembelajaran dan
karakteristiknya dan dimafaatkan dalam untuk kita mengajar untuk kedepannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran?
3. Bagaimana media pembelajaran dalam kimia?
4. Apa saja analogi dalam pembelajaran kimia?
5. Apa kelebihan dan kekurangan media pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran
3. Untuk mengetahui media pembelajaran dalam kimia
4. Untuk mengetahui analogi media pembelajaran kimia
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media pembelajaran

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh makalah ini yaitu sebagai referensi
tambahan pada pokok bahasan Media Pembelajaran dan Contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin ‘Medius’, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Para ahli mengemukakan definisi Media Pembelajaran.
Menurut Rossi dan Breidle (Arsyad, 2003: 3), media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya
Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.  Secara
khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Sedangkan
menurut Gerlach dan Ely (1971), dalam buku (Arsyad, 2003: 3) mengartikan
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan
sekolah marupakan media.
Dalam buku (Sumiharsono, 2017: 9) Heich, dkk (1985), mengemukakan
bahwa media pembelajaran merupakan pembawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan untuk pembelajaran atau mengandung maksud-maksud
pembelajaran. Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dengan pembelajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras. Menurut H.Malik (1994)
mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajar dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. AECT (Asociation Of
Education And Communication Technologi) mendefinisikan media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Ringkasnya
media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran.
Para ilmuan pegagogis dan pendidikan di inggris melaksanakan sebuah survei
tentang efesiensi pembelajaran dari beragam metode pengajaran. Berikut adalah
kerucut pengalaman belajar yang bisa membedakan daya serap peserta didik
terhadap suatu obyek pengetahuan tertentu.

Dari kerucut pengalaman belajar di atas, diketahui bahwa peserta didik akan
mencapai hasil belajar 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang di dengar,
30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan di dengar, 70 % dari
apa yang dikatakan, dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Salah satu gambar yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah Dale’s Cone of Experience
(Dale, 1969). Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar
dari yang paling kongkrit sampai yang paling abstrak, klasifikasi tersebut
dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience)

Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan.


Namun demikian bahwa urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi
pembelajaran harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, melainkan dimulai
dari jenis pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
didik.
Penggunaan media pembelajaran tidak harus dilihat atau dinilai dari segi
kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya
dalam membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hamalik (Arsyad,
2004 : 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


1. Fungsi Media Pembelajaran
Terdapat dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita
ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan
fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama
tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran
yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya.
Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami
oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa
apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa
kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas
kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu
manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut
membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar
oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan peserta didik.

Menurut Danim (1993: 103), media pembelajaran khususnya media


visual memiliki empat fungsi yaitu:
1) Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
2) Fungsi afektif, yaitu media visual dapat terlihat dari tingkat kenyamanan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah sosial dan ras.
3) Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi komprensatoris, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau secara verbal.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu kimia (sains) diperoleh melalui
serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan
hipotesis (dugaan sementar) yang diikuti pengujian, gagasan-gagasan. Ilmu
kimia lebih menekankan pada pengalaman belajar yang lebih nyata, yang
melibatkan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Alat peraga
kimia merupakan salah satu perangkat yang cukup penting untuk membantu
tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Adapun manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah :
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa,
sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi
2) Kegiatan siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau
wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,
dan lain-lain.
3) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing dengan kehidupan di sekitarnya.
4) Dapat memberikan contoh yang selektif
5) Dapat merangsang berfikir analisis
6) Dapat menciptakan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan
b. Manfaat Bagi Guru
1) Dapat memberikan pedoman dalam merumuskan tujuan pembelajaran
2) Dapat memberikan sistematika mengajar
3) Dapat memudahkan kendali pelajaran
4) Dapat membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian
5) Dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam mengajar
6) Dapat meningkatkan kualitas pengajaran

C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Kimia


Media Pembelajaran dalam kimia dapat berupa alat peraga dapat
dikelompokkan dalam alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik.
Pembuatan alat peraga sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan
dapat dibuat sendiri. Alat peraga kimia sederhana merupakan benda yang
digunakan untuk mempermudah pemahaman materi kimia dan terbuat dari bahan
yang mudah dan murah harganya, serta dapat dibuat secara mudah oleh guru mata
pelajaran kimia. Alat peraga yang akan dibuat minimal harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Nilai guna dan manfaat alat peraga yang akan dibuat penggunaannya sesuai
dengan pokok bahasan.
2. Mudah dipahami oleh peserta didik.
3. Bahan-bahan untuk membuat alat peraga tersebut tersedia di alam sekitar
sekolah atau lingkungan hidup peserta didik hingga mudah untuk didapat.
4. Apabila diperlukan bahan-bahan yang harus dibeli maka harga bahan relatif
murah sehingga terjangkau oleh peserta didik, guru atau sekolah.
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia di sekolah harus disertai dengan kegiatan praktikum
(percobaan). Seperti yang dikemukakan oleh Druxes dkk. (1995), sains adalah
pelajaran eksprimen, yaitu pelajaran yang harus disertai percobaan Salah satu
sasaran praktikum (percobaan) adalah menuntun dan melatih siswa untuk berfikir
dari abstrak ke kongkrit. Selama ini kegiatan yang berlangsung di laboratorium
adalah dengan menggunakan alat-alat yang mahal dan canggih. padahal
eksperimen dapat dilakukan di mana saja dengan bahan yang biasa dikenal oleh
siswa sehari-hari dan alat-alat yang murah.
Kegiatan praktikum sesungguhnya tidak selalu harus dilakukan
dilaboratorium khusus, seperti yang dikemukakan oleh Djohar (1985) bahwa alam
sekitar atau laboratorium dapat digunakan sebagai tempat eksplorasi obyek dan
gejala alam serta tempat pengembangan kreatifitas siswa. Namun sebagian
sekolah memiliki laboratorium dengan peralatan atau media yang yang kurang
lengkap. Untuk mengatasi kondisi ini guru dituntut untuk mengembangkan
inovasinya dengan membuat alat peraga sehingga guru dapat melakukan proses
pembelajaran dengan lebih menarik dan kreatif.
Janice Pratt VanCleave dalam buku nya Gembira Bermain dengan Ilmu Kimia
(101 Percobaan yang Pasti Berhasil) membawa kimia keluar dari dalam
laboratorium profesional dan masuk ke dalam kehidupan sehari-hari.
Percobaanpercobaan tersebut bertujuan untuk memperlihatkan bahwa ilmu kimia
merupakan bagian dari hidup kita sehari-hari. Diantara percobaan yang
dilakukuan oleh Janice pratt vancleave adalah sebagai berikut :
1. Pokok bahasan : Larutan
Tujuan : Untuk mengamati larutnya zat dalam pelarut
Alat Peraga : Gelas bening, bubuk sari buah-buahan ,tusuk
gigi yang pipih
Langkah kerja :
o Isi gelas dengan air
o Pilih sari buah-buahan yang memiliki warna gelap seperti anggur, ceri
(raspberry) dan lain-lain
o Dengan menggunakan sisi lebar dari tusuk gigi, ambil bubuk sari
buah-buahan, kemudian taburkan bubuk tersebut secara perlahan
diatas permukaan air - Amati dari sisi samping gelas
o Terus tambahkan bubuk tersebut sampai air bewarna seluruhnya
Hasil : terbentuknya ulat-ulat warna yang mengendap
ke bawah melalui air, mengendap berarti jatuh
ke dasar gelas
Mengapa : kristal-kristal larut dalam air ketika kristal-
kristal itu jatuh, larut artinya suatu zat pecah
menjadi partikel-partikel yang lebi kecil dan
menyebar dalam zat pelarutnya, benda yang
larut atau zat pelarut, adalah kristal-kristal
bubuk sari buahbuahan dan pelarutnya adalah
air, gabungan dari zat terlarut dan zat pelarut
menghasilkan suatu larutan
2. Pokok bahasan : asam dan basa
Tujuan : untuk membuat kertas percobaan yang akan
menunjukkan adanya basa
Alat peraga : kantung plastik dengan risleting penutup,
sendok teh, 1/2 cangkir alkohol, ¼ sendok teh
bubuk kunyit, kertas saringan, cangkir, loyang,
mangkuk besar
Langkah kerja :
o Isi cangkir sepertiganya dengan alkohol
o Aduk seperempat sendok teh bubuk kunyit kedalam alkohol
o Tuangkan larutan itu kedalam mangkuk
o Celupkan kertas saringan ke dalam larutan kunyit
o Letakkan tiap-tiap kertas saringan diatas loyang dan biarkan
mengering
o Potong kertas yang sudah mengering dengan ukuran 1 ½ x 3 inci
o Simpan cari-carik dalam kantong palstik dan tutup risletingnya.
Hasil : kertas kunyit yang sudah mengering berwarna
kuning menyala
Mengapa : indiaktor adalah benda yang mempunyai
perubahan warna yang tertentu atau spesifik,
kunyit atau kunir adalah indikator bagi suatu
basa. Perubahan warnanya mulai dari kuning
sampai merah.
3. Pokok bahasan : Asam dan basa
Tujuan : Untuk membuat dan mencoba sebuah larutan basa
Alat peraga : 2 sendok makan abu kayu, cangkir, sendok makan,
kertas kunyit (yang telah disipakan pada percobaan
diatas)
Langkah kerja :
o Tuangkan dua sendok makan abu kayu kedalam cangkir, abu kayu
adalah abu yang tertinggal sewaktu kayu dibakar
o Isi cangkir dengan air dan aduk
o Celupkan salah satu ujung kertas kunyit kedalam larutan abu tersebut
Hasil : Kertas yang berwarna kuning berubah menjadi merah
Mengapa : Abu kayu mengandung suatu zat kimia yang
dinamakan garam abu (kalium karbonat) garam abu
bersifat basa dan kertas kunyit berubah menjadi merah
jika dicelupkan kedalam larutan basa
4. Pokok bahasan : Asam dan basa
Tujuan : untuk menetralkan suatu larutan basa Alat peraga :
kertas kunyit yang telah disiapkan pada percobaan
sebelumnya, amanoiak untuk keperluan rumah tangga,
cuka , 2 buah pipet tetes
Langkah kerja :
o Celupkan salah satu ujung kertas kunyit kedalam amoniak
o Isi pipet tetes dengsn cuka
o Teteskan cuka pada ujung kertas kunyit yang tadi dicelubkan kedalam
amoniak
Hasil : Amoniak mengubah kertas kunyit menjadi merah,
tetesan cuka mengubah kembali warna merah menjadi
kuning
Mengapa : Amonika adalah basa dan cuka adalah asam,
gabungan dari asam dan basa akan saling
menghapuskan sifat keduannya, hasil yang terjadi tidak
bersifat asam maupun basa, amoniak yang bersifat basa
mengubah kertas kunyit menjadi merah, tetesan cuka
mengubahnya menjadi omonika yang tidak bersifat
basa, hal ini menjadikan kertas kembali bewarna
aslinya yaitu kuning
5. Pokok bahasan : Materi
Tujuan Percobaan : untuk menunjukkan bahwa udara adalah contoh dari
materi dan materi membutuhkan ruang
Alat Peraga : kantong plastik kosong
Langkah kerja :
o Isilah kantung dengan membuka ujungnya dan menggerakkannya
sehingga terisi udara
o Tutup bagian atasnya dengan cara memelintir bagian ujungnya oleh
tanganmu
o Tekan kantung itu dengan kantung yang lain
Hasil : kantung itu memberikan gaya tolak terhadap tekanan
tadi
Mengapa : Molekul-molekul udara mengisi kantung dan menekan
didalam kantung. molekul-molekul gas ini memberikan
tekanan lebih banyak ke luar dari pada tekanan yang
kita lakukan ke dalam, kalau ada tekanan yang besar,
molekulmolekul udara akan bergerak mendekat satu
sama lainnya dan menyebabkan balon kempes, kita
tidak akan dapat menghasilkan gaya tekan sebesar ini

D. Media Pembelajaran Kimia melalui Analogi Konsep


Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National Education Associaton mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Jadi apapun alat yang dapat membantu/mempermudah guru untuk
menyampaikan suatu konsep kepada siswa itu bisa di sebut media pembelajaran,
walaupun bisa berbentuk batu atau daun sekalipun. Apa lagi pada konsep-konsep
pelajaran kimia yang kompleks dan cenderung abstrak lebih banyak simbol-
simbol sehingga sangat sulit untuk memahaminya,maka sangat di butuhkan
sebuah media pembelajaran yang dapat membantu/mempermudah memahami
konsep-konsep tersebut.
Berdasarkan penelitian telah teridentifikasi sebuah variasi model yang
digunakan oleh para ilmuwan dan para ahli, walaupun kebanyakan dari kita tidak
menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu model. Hal yang paling mudah
kita jumpai yaitu penggunaan gambar bola dan batang untuk menggambarkan
struktur kimia, kedua gambar tersebut merupakan suatu model. Rumus kimia
juga merupakan suatu model yang digunakan para ahli untuk meringkas materi
mengenai stoikiometri dan aspek-aspek struktur kimia suatu zat dengan cara yang
tepat dan sesuai. Penggunaan model atau analogi ini untuk membantu
membangun gagasan dan teori sebagaimana para ahli dan ilmuwan memahami
fenomena kimia.
Penerapan analogi ini bertujuan agar dapat menggunakan cara pandang
murid dalam melihat dunia dan menggunakan gagasan yang umum untuk
menggambarkan konsep-konsep kimia. Ada hal menarik yaitu ada beberapa teori
kimia yang sangat abstrak, namun hanya sedikit penggunaan analoginya.
Berikut 13 Analogi-analogi bermanfaat yang dapat digunakan dalam
pengajaran konsep-konep kimia yang abstrak :
a. Analogi Stadion Olahraga untuk Atom Hidrogen
b. Analogi Balon untuk Bentuk Molekul
c. Analogi Pesta Dansa di Sekolah untuk Kesetimbangan Kimia
d. Analogi Tata Surya untuk Struktur Atom
e. Analogi Terowongan untuk Katalis
f. Analogi Butiran Beras untuk Bilangan Avogadro
g. Analogi Permainan Peran untuk Reaksi Kimia
h. Analogi Roti Isi Daging Lapis untuk Stoikiometri
i. Analogi Permainan Lempar Sasaran untuk Tumbukan Molekul yang Efektif
j. Analogi Sepak Bola untuk Asam Basa yang Kuat dan Lemah
k. Analogi Kipas Angin Listrik untuk Awan Elekron
l. Analogi Rak Buku untuk Tingkat Energi Atom pada Suatu Atom
m. Para Murid di dalam Sekolah dan Wujud Zat
Contoh analogi konsep pembelajaran kimia yaitu analogi roti isi lapis
untuk stoikiometri. Stoikiometri adalah konsep yang sulit dipahami para murid.
Para murid mungkin tidak familiar dengan kombinasi dan peraturan valensi, tetapi
kebanyakn murid suka makan dan mengenal roti isi. Analogi roti isi ini dapat
digunakan untuk menjelaskan gagasan pereaksi terbatas. Analogi ini melibatkan
dua roti tawar dan satu lapis. Di dalam kerangka kimia, C diwakili oleh lapis, O
diwakili oleh roti tawar, dan CO2 diwakili roti tawar isi lapis. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
C + O2 → CO2
Lapis dan roti tawar dibuat untuk membuat roti isi. Tanyakan pada murid,
“Jika saya memiliki tiga lapis, berapa roti tawar yang diperlukan untuk membuat
roti isi?”. Analogi ini diharapkan dapat membantu murid membayangkan pereaksi
roti isi berikut jumlahnya yang dibutuhkan dalam membuat satu roti isi.

E. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran


Dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan
guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara
kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1. Memperjelas penyajian pembelajaran tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film atau
model.
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film
atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
tame lapse atau high speed photografi.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dll
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat
pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan
dan minat masing-masing.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan
mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar
belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi
dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Namun ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual
anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak
menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual.
Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru
dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat
bantu tersebut diabaikan. Sementara itu, Kelemahan audio visual adalah terlalu
menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada unsur yang amat penting
yaitu media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Media
mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat
menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton,
siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa
dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

B.         Saran
Sebaiknya bagi seorang pendidik dapat memi;ih dan menggunakan media
pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran yang disampaikan dan meningkatkan motivasi belajar
pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002. Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers.

Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah,  Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Edgar Dale. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Cipta Jaya.

Harjanto. 2002. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sumiati, dkk. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wahana Prima.

Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta.

Sumiharsono, Rudy dan Hisbiyatul Hasanah. 2017. Media Pembelajaran. Jember:


Pustaka Abadi.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Kencana.

S. Sadiman, Arie,. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina . 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai