Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN


LIMBAHNYA

YAYASAN PURA RAHARJA


RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
Jl. Raya Brosot Bangeran Bumirejo Lendah Kulon Progo
Email : rspuraraharjamedika@gmail.com
Telp. 0877 3816 7116
YAYASAN PURA RAHARJA
RSU PURA RAHARJA MEDIKA
JL. RAYA BROSOT BANGERAN BUMIREJO LENDAH KULON PROGO
Solusi Smart & Tepat Untuk Sehat
Telp. +62877 3816 7116, email : rspuraraharjamedika@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
NOMOR : 1105/RSPR/SK.MFK/II/2019
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN LIMBAH B3
DIRUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan yang baik dan sesuai
denganperaturan perundang – undangan yang berlaku , maka
Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika memandang perlu
adanya Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan
Limbah B3;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur;
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
2. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Limbah Radioaktif;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V/1996
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun
2007 tentang BakuMutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel
Uap;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2013
tentang Simbol dan Label Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURA
RAHARJA MEDIKA TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN LIMBAH B3 DI RUMAH
SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA.
KESATU : Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun dan Limbah B3 di
Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika tercantum dalam lampiran
keputusan ini
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kulon Progo


Pada tanggal : 12 Februari 2019

DIREKTUR
RSU PURA RAHARJA MEDIKA,

dr. Rita Ivana Ariyani, MMR


NIP.0290110
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................. 2
D. Batasan Operasional...................................................................................................... 2
E. Landasan Hukum.......................................................................................................... 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................... 5
BAB III STANDAR FASILITAS.......................................................................................... 7
A. Denah Ruang................................................................................................................. 7
B. Standar Fasilitas............................................................................................................ 7
BAB IV TATA LAKSANA................................................................................................... 9
A. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)........................................................ 9
1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)...................................................... 9
2. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)..................................................... 9
3. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)................................................. 9
4. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................................12
5. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................................13
B. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)................................................15
1. Identifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).............................................15
2. Pemisahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).............................................16
3. Pengemasan dan Pelabelan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)....................16
4. Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)........................................17
5. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................17
6. Transportasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)...........................................18
7. Pengolahan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).................................................................................................................18
8. Penanganan Limbah Benda Tajam................................................................................18
BAB V LOGISTIK........................................................................................................................20
BAB VI KESELAMATAN KERJA..............................................................................................21
BAB VII PENGENDALIAN MUTU............................................................................................22
BAB VIII PELAPORAN...............................................................................................................24
BAB IX PENUTUP.......................................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen atau pengelolaan dan penanganan bahan kimia berbahaya dan beracun
atau lebih populer dengan istilah B3 dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja,
merupakan aspek yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Banyak terjadi
kecelakaan yang disebabkan karena ketidaktahuan operator ataupun pekerja dalam
mengenali dan menangani B3 tersebut.
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan
diantisipasi,sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi
pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit. Disamping itu akan menimbulkan dampak
yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat.
Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini
mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan yang terkandung
didalamnya dan menjadi mata rantai penyebab penyakit, selain itu juga dapat menjadi
sumber pencemaran lingkungan udara, air dan tanah.
Limbah rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis unit penghasil dan jenis
pengelolaannya, dan secara garis besar limbah rumah sakit digolongkan menjadi limbah
medis dan non medis. Limbah medis Rumah Sakit termasuk ke dalam kategori limbah
berbahaya dan beracun (B3) yang sangat penting untuk dikelola secara benar. Sebagian
limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk
kategori infeksius. Semua limbah tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tidak
membahayakan manusia maupun lingkungan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas lingkungan Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika


melalui pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbahnya.

1
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi pedoman dalam pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di
Rumah Sakit Pura Raharja Medika.
b. Menjadi pedoman dalam pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
di Rumah Sakit Pura Raharja Medika.
c. Menjadi pedoman mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
pengelola limbah.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbah
Bahan Berbahaya Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika meliputi :
1. Inventarisasi b3 dan limbahnya
2. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan
4. Pemberian label pada B3 serta limbahnya
5. Pelaporan dan investigasi tumpahan
6. Dokumentasi
7. MSDS

D. Batasan Operasional
Beberapa batasan/definisi:
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya (PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun).
2. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.
3. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
4. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
5. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
6. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berebntuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non
medis.
7. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif serta darah, yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah setiap limbah yang mengandung
bahan berbahaya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk dalam limbah B3 adalah limbah
yang memenuhi satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan limbah
lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi dapat diketahui termasuk jenis
limbah B3.
9. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, dan
pengobatan.
10. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pisau bedah, dll.
11. Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular, limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.
12. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
13. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
14. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama paracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik.
15. Limbah farmasi ini berasal dari obat-obat kadaluawarsa, obat-obat yang terbuang
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat-obat yang dibuang oleh pasien, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh
institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-
obatan.
16. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, laboratorium, dan proses sterilisasi.
17. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
18. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 adalah tempat yang digunakan untuk
menyimpan Limbah B3 yang dihasilkan oleh RS Pura Raharja Medika yang terdiri
dari Limbah medis, lampu TL bekas, oli.

E. Landasan Hukum
1. Undang–Undang Nomor: 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2. Undang–Undang Nomor: 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
danBeracun;
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Limbah
Radioaktif;
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 472/ MENKES/ PER/ V/ 1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 07 Tahun 2007 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 14 tahun 2013 tentang Simbol
dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Tanggung Jawab
1. Direktur
a. Memastikan bahwa semua prosedur, kebijakan dan peraturan yang berhubungan
dengan penanganan limbah dilaksanakan dan dipatuhi dengan konsisten.
b. Menyediakan semua SDM, peralatan dan perlengkapan untuk pengelolaan dan
pengendalian limbah.
c. Memastikan semua karyawan mengetahui adanya kebijakan, prosedur dan peraturan
tentang pengelolaan limbah.
d. Memastikan rumah sakit telah memiliki ijin pengelolaan limbah yang masih berlaku
dari Dinas Lingkungan Hidup atau Pemerintah Daerah setempat sesuai peraturan yang
berlaku.
2. Kepala Bidang Umum dan Keuangan
a. Bertanggung jawab atas operasional pelaksanaan penanganan limbah di rumah sakit.
b. Memantau pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilaksanakan di rumah sakit sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
c. Membuat catatan jumlah dan jenis limbah yang dikumpulkan / ditampung di tempat
penampungan sementaran
d. Melakukan pelabelan jenis limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit.
3. Kepala Unit/ Sanitarian
a. Memastikan setiap limbah yang dihasilkan dari aktifitas yang ada dalam area kerja
yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Memastikan di area kerjanya ada tempat/ bak penampungan sampah sementara.
c. Memastikan limbah dikumpulkan/ditampung sementara dalam tempat penampungan
limbah yang sesuai.
4. Paramedik/Perawat
a. Membuang limbah B3 dan non B3 dalam tempat/bak penampungan sementara yang
telah disediakan.
b. Meminimalisasi pemakaian dan penggunaan bahan B3 dan bahan non B3.
5. Petugas Cleaning Service
a. Mengumpulkan dan menangani limbah non B3 dan limbah B3 lainnya dalam tempat
penampungan sementara yang telah disediakan.
b. Mengumpulkan dan membuang semua limbah domestik non B3 dan limbah B3 dari
setiap tempat sampah sementara yang berada dilokasi Rumah Sakit Umum Pura
Raharja Medika ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).

c. Membuat catatan jumlah limbah Non B3 dan limbah B3 yang dikumpulkan kemudian
melaporkan kepada Sanitarian pada akhir bulan.

d. Mengangkut limbah B3 dan non B3 ke tempat penampungan sementara dengan


menggunakan kereta khusus angkut limbah
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Terlampir

B. Standar Fasilitas
1. Limbah Padat
Standar fasilitas sarana dan prasarana dalam pengelolaan limbah di rumah
sakit disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Persyaratan tersebut meliputi:
a. Tempat pewadahan limbah medis padat:
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2) Pada setiap sumber penghasil limbah padat medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.
3) Untuk benda-benda tajam ditampung pada tempat khusus (safety box).
4) Tempat pewadahan limbah padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan disinfektan
apabila akan digunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah
dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan
kembali.
5) Jenis wadah dan label limbah padat medis sesuai kategorinya
No Kategori Warna Lambang keterangan
Kontainer/kantong
plastik
1. Radioakt Merah Kantong boks timbal
if dengan simbol
radioaktif

2. Sangat Kuning Kantong plastik


infeksius kuat, anti bocor, atau
kontainer yang dapat
disterilisasi dengan
otoklaf
3. Limbah Kuning Kantong plastik kuat
infeksius dan anti bocor, atau
, patologi kontainer
dan
anatomi
4. Sitotoksi Ungu Kontainer plastik
s kuat dan anti bocor

5. Limbah Coklat - Kantong plastik atau


kimia kontainer
dan
farmasi

b. Tempat penampungan sementara


Persyaratan tempat penampungan sementara limbah disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun. Persyaratan tersebut antara lain:
1) Lokasi bebas banjir dan tidak rawan bencana alam
2) Desain dan konstruksi bangunan mampu melindungi limbah dari hujan dan sinar
matahari
3) Memiliki penerangan dan ventilasi
4) Memiliki saluran drainase dan bak penampung
5) Terdapat alat pemadam api dan kotak P3K.

2. Limbah Cair
Standar fasilitas sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair disesuaikan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Persyaratan tersebut antara lain:
a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air,
dan limbah harus mengalir lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan.
b. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan
c. Air limbah dari dapur dilengkapi dengan penangkap lemak
d. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah dilakukan setiap sebulan sekali.
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengadaan B3 dilakukan oleh distributo B3 yang telah memiliki ijin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam pengadaannya, distributor wajib menyertakan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safet Data Sheet (MSDS)).
2. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam
karakteristik B3 sesuai dengan PP nomor 101 Tahun 2014, sebagai berikut:
a. Mudah meledak
b. Mudah menyala
c. Reaktif
d. Infeksius
e. Korosif, dan/atau
f. Beracun
3. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan yg
aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety,
resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama
b. Penyimpanan B3 Golongan Gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
b) Pengaturan suhu/panas/cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering
(2) Hindari cahaya langsung matahari
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
(4) Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan tetap
optimal
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan
angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung dsb
maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
c. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai
dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan pemberitahuan
dilarang merokok
d. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(2) suhu sejuk dan kering
(3) hindari cahaya langsung matahari
(4) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(5) Hindarkan kenaikan suhu
b) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan tetap
optimal
e. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran
dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
f. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadahan dan penandaan
B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci
g. Penyimpanan B3 Korosif
Daerah penyimpanan bahan ini harus terpisah dan bagian bangunan
lainnya dengan dinding dan lantai tak tembus dan disertai perlengkapan untuk
penyaluran tumpahan. Bahan-bahan korosif melalui proses kimiawi akan
menyebabkan kerusakan berat bila bersentuhan dengan jaringan hidup atau jika
bocor akan merusak atau akan menghancurkan barang atau alat angkutan dan
juga dapat mengakibatkan bahaya-bahayalainnya.
Syarat penyimpanan Bahan-bahan Korosif:
a) Ruang dingin danberventilasi
b) Disimpan terpisah dari bahan-bahan beracun
c) Wadah tertutup dan beretiket
d) Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, kaca mata, masker dan gloves
4. Penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dengan faktor resiko bahayanya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang
tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
5. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a. Penanganan Tumpahan B3
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan
yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut,
korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan
bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk
bahanbahan mikrobiologi). Penanganan tumpahan B3 secara umum adalah:
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun
detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS).
b. Penanganan Terpapar B3 pada Kulit
1) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menujusumberair terdekat dan
lepaskan seluruh pakaian yang menutupbagian yang terkontaminasi
2) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower)
3) Membersihkan kontaminasi dengan sabun
4) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan kimia yang
melepa uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
5) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli atau Unit Gawat Darurat bila
memerlukan pertolonganmedis lebih lanjut
c. Penanganan Terpapar B3 pada Mata
1) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan
posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi
2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan sejumlah
air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit
3) Memastikan air yang disiram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya
4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
5) Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli dan Unit Gawat Darurat bila
memerlukan pertolongan medis lebih lanjut.

B. Pengelolaan Limbah
1. Identifikasi jenis limbah
Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan gas. Sedangkan kategori
limbah medis padat terdiridari benda tajam, limbah infeksius, limbah patologi,
limbah sitotoksik, limbah tabung bertekanan, limbah genotoksik, limbah farmasi,
limbah dengan kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif. Jenis
dan asal limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Jenis Limbah Sumber
Limbah B3
1. Infeksius
a. Limbah benda tajam : jarum
suntik+spuit, ampul Ruang UGD, Unit Kamar Bedah,
b. Limbah non tajam : kain Unit Laboratorium, Unit Rawat
Padat kassa, selang infuse, kantong Jalan, Unit Rawat Inap
darah, selang kateter, selang
NGT
2. Obat kadaluarsa Unit Farmasi
3. Lampu TL bekas Semua ruangan
1. Infeksius Ruang UGD, Unit Kamar Bedah,
Unit Laboratorium, Unit Rawat
Jalan, Unit Rawat Inap
Cair
2. Oli bekas Sisa operasional genzet
3. Cairan beracun (Fixer & Unit Radiologi
Developer)
Limbah Non B3
1. Plastik, kertas, botol, kaleng, Administrasi dan perkantoran,
kardus, kayu, daun, sisa makanan. kegiatan kebersihan dan rumah
tangga, unit transportasi/ambulance.

2. Pemisahan Limbah
Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan limbah
sesuai dengan jenisnya. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya, antara lain:
 Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh
masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning. Contoh: sampel
laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi,
cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-
lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien infeksi saluran
cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di transmisikan lewat darah
atau cairan tubuh lainnya.
 Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan
tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam. Contoh: sampah
rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor.
 Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan
kedalam wadah tahan tusuk dan air. Contoh: jarum, spuit, ujung infus, benda
yang berpermukaan tajam.
 Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair
(spoelhoek).
3. Pengemasan dan Pelabelan limbah B3
Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3 harus memenuhi hal-hal berikut ini:
 Kemasan B3 dan limbah wajib diberi simbol dan label yang sesuai.
 B3 dapat dikemas ulang dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan dan
keamanan.
 Simbol dan label B3 diberikan pada kemasan, tempat penyimpanan, dan tempat
pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Simbol dan label yang mengalami kerusakan wajib diganti dengan yang baru.
No. Kategori Wadah/ kemasan Lambang
1 Kimia cair Jerigen

2 Infeksius Kantong plastik


kuning

3 Infeksius tajam Safety box

4 Olie bekas Jerigen

5 Lampu TL Kardus

4. Penanganan Limbah Benda Tajam/Pecahan Kaca


 Janganmenekuk atau mematahkan benda tajam.
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
 Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan tusuk dan tahan
air dan tidak bisa dibuka lagi.
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai.
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).
 Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
 Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah tangga.
 Wadah Penampung Limbah Benda Tajam:
o Tahan bocor dan tahan tusukan
o Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan
o Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
o Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan
o Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
o Ditangani bersama limbah medis
5.
6. Pengangkutan Limbah
Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan
mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer, petugas menggunakan APD ketika
mengangkut limbah.
7. Penyimpanan Limbah B3
 Limbah padat medis disimpan di tempat penampungan sementara sebelum
diangkut oleh pihak ketiga untuk dimusnahkan.
 Setiap limbah yang masuk tempat penampungan sementara (TPS) dilakukan
pencatatan pada logbook.
 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
 Beri label pada kantong plastik limbah.
 Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari.
 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup limbah tidak boleh ada
yang tercecer.
 Gunakan APD ketika menangani limbah.
 TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga
kebersihannya dan kondisi kering.
8. Transportasi
a. Kantong limbah padat medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
b. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
c. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari:
 Topi/helm;
 Masker;
 Pelindung mata;
 Pakaian panjang (coverall)
 Apron untuk industri;
 Pelindung kaki/sepatu boot; dan
 Sarung tangan khusus (disposable glove atau heavy duty gloves)
9. Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat
Pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir limbah padat medis dilakukan
dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.

Secara lebih rinci pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja
Medika dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Jenis Limbah Pengelolaan


Limbah B3
1. Infeksius
a. Limbah benda tajam : a. Dikumpulkan kedalam safety box
jarum suntik+spuit, ampul untuk diserahkan kepada pihak ketiga
b. Limbah non tajam : kain b. Dikumpulkan kedalam kantong
kassa, selang infuse, plastik berwarna kuning untuk
Padat
kantong darah, selang diserahkan kepada pihak ketiga
kateter, selang NGT
2. Obat kadaluarsa Dikembalikan ke distributor
3. Lampu TL bekas Dikumpulkan kedalam kardus di TPS LB3
untuk diserahkan kepada pihak ketiga
1. Infeksius Masuk ke IPAL
2. Oli bekas Dikumpulkan kedalam jerigen untuk
Cair diserahkan kepada pihak ketiga
3. Cairan beracun (Fixer & Dikumpulkan kedalam jerigen untuk
Developer) diserahkan kepada pihak ketiga
Limbah Non B3
1. Plastik, kertas, botol, kaleng, Dikumpulkan kedalam plastik berwarna
kardus, kayu, daun, sisa hitam untuk diangkut oleh DPU Kabupaten
makanan. Kulon Progo
BAB V

LOGISTIK

Dalam menunjang pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika
diperlukan barang atau alat tertentu. Pengelolaan barang atau alat (logistik) berhubungan
dengan bagian Logistik dan bagian keuangan (bendahara). Alur permintaan sebagai berikut:

Unit yang
membutuhkan

Logistik

(Winarni Kristanti)

Bendahara

(Malfiani)
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

1. Setiap melakukan pembersihan yang berhubungan dengan limbah harus menggunakan :


 Sarung tangan karet
 Masker hidung dan mulut
 Cuci tangan, kaki atau bagian tubuh yang terkena air limbah dengan air bersih dan
sabun antiseptic
2. Peralatan listrik
Setiap pengecekan atau perbaikan peralatan listrik lakukan prosedur sebagai berikut :
a. Pengecekan dan perbaikan hanya dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman
b. Aliran listrik pada panel kontrol harus selalu dimatikan selama pekerjaan dilakukan
c. Kunci panel kontrol dan tempelkan catatan ”Sedang dalam perbaikan, Jangan
dinyalakan”. Bila perlu ruang panel dikunci
d. Harus menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang.
e. Ujung baju dan celana harus dikancingkan / diikat sehingga tidak ada bagian dari
pakaian yang menjulur keluar
f. Harus menggunakan sarung tangan karet dan sepatu yang bersol karet dan tidak
berpaku (sebagai isolator) dan semuanya harus selalu dalam keadaan kering
g. Tidak bersandar dan tangan tidak menyentuh apapun selain bagian yang dikerjakan
h. Menggunakan peralatan (obeng, tang, dll) yang berlapis karet atau plastik
i. Lakukan pengetesan tegangan listrik dengan testpen untuk menyakinkan sebelum
pekerjaan dimulai
j. Listrik hanya boleh dinyalakan kembali oleh teknisi yang bersangkutan
3. Peralatan Mekanik
Peralatan mekanik yang dapat membahayakan adalah blower dan pompa.
a. Karena semua peralatan mekanik menggunakan listrik sebagai sumber daya maka
seluruh prosedur pada ”PERALATAN LISTRIK” harus dipenuhi
b. Menggunakan kacamata pelindung pada saat bekerja dekat bagian yang berputar
c. Bila pekerjaan diperkirakan akan memakan waktu cukup lama maka harus
dipertimbangkan akan terjadinya banjir karena pompa- pompa tidak bekerja. Dalam hal
ini sebaiknya kabel sumber daya peralatan yang akan dikerjakan dilepaskan dari panel
kontrol agar panel kontrol dapat dinyalakan kembali
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pengelolaan limbah cair disesuaikan dengan Kepmenkes No. 129
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, meliputi:
A. Baku Mutu Limbah Cair

Nama indikator Baku Mutu Limbah Cair

Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui tercapainya pengolahan limbah cair rumah


sakit sesuai baku mutu yang dipersyaratkan

Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang
dianggap aman bagi kesehatan dan lingkungan yang
merupakan ambang batas yang ditolerir dan diukur
dengan indikator sesuai dengan Perda DIY nomor 7 tahun
2016

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisis 3 bulan sekali

Sumber data Hasil pemeriksaan laboratorium

Standar 100%

Penanggung jawab Unit RT dan IPSRS

B. Pengelolaan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan

Nama indikator Pengelolaan limbah padat berbahaya sesuai dengan


aturan

Dimensi mutu Keselamatan


Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius
di rumah sakit

Definisi operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah hasil proses


pelayanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan
dapat menularkan penyakit dan/atau mencederai.
Pengelolaan limbah padat infeksius harus dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisis 3 bulan sekali

Sumber data Hasil pengamatan

Standar 100%

Penanggung jawab Unit RT dan IPSRS


BAB VIII

PELAPORAN

1. Setiap 3 bulan sekali melakukan pelaporan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo,
Badan Lingkungan Hidup DIY, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
meliputi: hasil pemeriksaan kualitas limbah cair, logbook limbah B3, neraca limbah B3,
dan lembar manifest dari transporter limbah B3.
2. Setiap 6 bulan sekali melakukan pelaporan UKL UPL kepada Dinas Lingkungan Hidup
Kulon Progo dan Badan Lingkungan Hidup DIY.
BAB IX

PENUTUP

Upaya pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit khususnya pngelolaan bahan


dan limbah berbahaya (B3) merupakan hal yang mutlak perludiperhatikan oleh rumah sakit,
hal ini dimaksudkan agar sisa buangan hasil upaya pelayanan kesehatan tidak mencemari
lingkungan dan menimbulkan penyakit bagimasyarakat sekitarnya.Demikian pedoman
Pengelolaan Bahan dan limbah berbahaya (B3) RSU Pura Raharja Medika dibuat agar dapat
menjadi pedoman pelaksanaan pengelolaan limbah di rumah sakit.
PINTU
GERBANG

KM/WC
-0.05

KM/WC
-0.05

AREA
PARKIR
-0.50

GUDANG
SPAH SPAH SPAH GUDANG GUDANG GUDANG
LIMBAH MEDIS
INFEKSIUS
NAIK

LIMBAH B3 GUDANG
UMUM
KELUAR
LIMBAH MEDIS
INFEKSIUS
MUSHOLA
GUDANG
GUDANG
MASUK
KM/WC KM/WC
SPAH
GUDANG
-0.05 -0.05 AREA
PARKIR
-0.50

SPAH
SPAH GUDANG FARMASI
±0.00

RUANG GIZI
±0.00

±0.00 RUANG PELAYANAN


RUANG TUNGGU FARMASI
±0.00
KAMAR JENAZAH

3.00
±0.00
T. CUCI RADIOLOGI
-0.05 R. FISIOTERAPI
KAMAR KAMAR ±0.00
±0.00
±0.00 ±0.00 GUDANG
±0.00

RUANG OXYGEN
±0.00
KM/WC KM/WC KM/WC KM/WC APOTIK RUANG TUNGGU
DAPUR
-0.05 -0.05 -0.05 -0.05 ±0.00 ±0.00
±0.00

SELASAR
KAMAR KAMAR
±0.00 ±0.00 NAIK

SELASAR
KAMAR
±0.00

KM/WC
KAMAR KAMAR KM/WC PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN
-0.05
SELASAR ±0.00 ±0.00 -0.05 ±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00

KM/WC KM/WC
KM/WC
-0.05 -0.05
-0.05
KM/WC KM/WC KM/WC KM/WC
-0.05 -0.05 -0.05 -0.05
LOBBY TERAS
±0.00 -0.05
NAIK
RUANG TUNGGU
KAMAR ±0.00
PINTU ±0.00 DROP
SELASAR KAMAR KAMAR
ZONE
GERBANG ±0.00 ±0.00
SELASAR
-0.20

TERAS
SELASAR UGD UGD -0.05
±0.00 ±0.00
NAIK
RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA
±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00
NURSE STATION
RUANG BAYI NURSE STATION
RUANG JENAZAH RUANG BERSALIN ±0.00
±0.00 ±0.00
±0.00 ±0.00
RUANG JENAZAH KM/WC RUANG LISTRIK
±0.00 -0.05

RUANG
DEKONTAMINASI
±0.00

KETERANGAN :
- SPAH (SUMUR PERESAPAN AIR HUJAN)
T
RUANG AREA PARKIR
DEKONTAMINASI -0.50
±0.00

U S SITEPLAN RENCANA
1 : 300
SITEPLAN RENCANA SPAH SPAH
skala 1 : 300
B
RUANG GENSET RUANG GENSET

00

Anda mungkin juga menyukai