KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
NOMOR : 1105/RSPR/SK.MFK/II/2019
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN LIMBAH B3
DIRUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
DIREKTUR
RSU PURA RAHARJA MEDIKA,
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................. 2
D. Batasan Operasional...................................................................................................... 2
E. Landasan Hukum.......................................................................................................... 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................... 5
BAB III STANDAR FASILITAS.......................................................................................... 7
A. Denah Ruang................................................................................................................. 7
B. Standar Fasilitas............................................................................................................ 7
BAB IV TATA LAKSANA................................................................................................... 9
A. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)........................................................ 9
1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)...................................................... 9
2. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)..................................................... 9
3. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)................................................. 9
4. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................................12
5. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................................13
B. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)................................................15
1. Identifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).............................................15
2. Pemisahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).............................................16
3. Pengemasan dan Pelabelan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)....................16
4. Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)........................................17
5. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).........................................17
6. Transportasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)...........................................18
7. Pengolahan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3).................................................................................................................18
8. Penanganan Limbah Benda Tajam................................................................................18
BAB V LOGISTIK........................................................................................................................20
BAB VI KESELAMATAN KERJA..............................................................................................21
BAB VII PENGENDALIAN MUTU............................................................................................22
BAB VIII PELAPORAN...............................................................................................................24
BAB IX PENUTUP.......................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen atau pengelolaan dan penanganan bahan kimia berbahaya dan beracun
atau lebih populer dengan istilah B3 dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja,
merupakan aspek yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Banyak terjadi
kecelakaan yang disebabkan karena ketidaktahuan operator ataupun pekerja dalam
mengenali dan menangani B3 tersebut.
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan
diantisipasi,sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi
pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit. Disamping itu akan menimbulkan dampak
yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat.
Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini
mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan yang terkandung
didalamnya dan menjadi mata rantai penyebab penyakit, selain itu juga dapat menjadi
sumber pencemaran lingkungan udara, air dan tanah.
Limbah rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis unit penghasil dan jenis
pengelolaannya, dan secara garis besar limbah rumah sakit digolongkan menjadi limbah
medis dan non medis. Limbah medis Rumah Sakit termasuk ke dalam kategori limbah
berbahaya dan beracun (B3) yang sangat penting untuk dikelola secara benar. Sebagian
limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk
kategori infeksius. Semua limbah tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tidak
membahayakan manusia maupun lingkungan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi pedoman dalam pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di
Rumah Sakit Pura Raharja Medika.
b. Menjadi pedoman dalam pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
di Rumah Sakit Pura Raharja Medika.
c. Menjadi pedoman mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
pengelola limbah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbah
Bahan Berbahaya Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika meliputi :
1. Inventarisasi b3 dan limbahnya
2. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan
4. Pemberian label pada B3 serta limbahnya
5. Pelaporan dan investigasi tumpahan
6. Dokumentasi
7. MSDS
D. Batasan Operasional
Beberapa batasan/definisi:
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya (PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun).
2. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.
3. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
4. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
5. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
6. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berebntuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non
medis.
7. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif serta darah, yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah setiap limbah yang mengandung
bahan berbahaya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk dalam limbah B3 adalah limbah
yang memenuhi satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan limbah
lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi dapat diketahui termasuk jenis
limbah B3.
9. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, dan
pengobatan.
10. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pisau bedah, dll.
11. Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular, limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.
12. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
13. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
14. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama paracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik.
15. Limbah farmasi ini berasal dari obat-obat kadaluawarsa, obat-obat yang terbuang
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat-obat yang dibuang oleh pasien, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh
institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-
obatan.
16. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, laboratorium, dan proses sterilisasi.
17. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
18. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 adalah tempat yang digunakan untuk
menyimpan Limbah B3 yang dihasilkan oleh RS Pura Raharja Medika yang terdiri
dari Limbah medis, lampu TL bekas, oli.
E. Landasan Hukum
1. Undang–Undang Nomor: 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2. Undang–Undang Nomor: 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor: 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
danBeracun;
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Limbah
Radioaktif;
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 472/ MENKES/ PER/ V/ 1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 07 Tahun 2007 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : 14 tahun 2013 tentang Simbol
dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tanggung Jawab
1. Direktur
a. Memastikan bahwa semua prosedur, kebijakan dan peraturan yang berhubungan
dengan penanganan limbah dilaksanakan dan dipatuhi dengan konsisten.
b. Menyediakan semua SDM, peralatan dan perlengkapan untuk pengelolaan dan
pengendalian limbah.
c. Memastikan semua karyawan mengetahui adanya kebijakan, prosedur dan peraturan
tentang pengelolaan limbah.
d. Memastikan rumah sakit telah memiliki ijin pengelolaan limbah yang masih berlaku
dari Dinas Lingkungan Hidup atau Pemerintah Daerah setempat sesuai peraturan yang
berlaku.
2. Kepala Bidang Umum dan Keuangan
a. Bertanggung jawab atas operasional pelaksanaan penanganan limbah di rumah sakit.
b. Memantau pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilaksanakan di rumah sakit sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
c. Membuat catatan jumlah dan jenis limbah yang dikumpulkan / ditampung di tempat
penampungan sementaran
d. Melakukan pelabelan jenis limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit.
3. Kepala Unit/ Sanitarian
a. Memastikan setiap limbah yang dihasilkan dari aktifitas yang ada dalam area kerja
yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Memastikan di area kerjanya ada tempat/ bak penampungan sampah sementara.
c. Memastikan limbah dikumpulkan/ditampung sementara dalam tempat penampungan
limbah yang sesuai.
4. Paramedik/Perawat
a. Membuang limbah B3 dan non B3 dalam tempat/bak penampungan sementara yang
telah disediakan.
b. Meminimalisasi pemakaian dan penggunaan bahan B3 dan bahan non B3.
5. Petugas Cleaning Service
a. Mengumpulkan dan menangani limbah non B3 dan limbah B3 lainnya dalam tempat
penampungan sementara yang telah disediakan.
b. Mengumpulkan dan membuang semua limbah domestik non B3 dan limbah B3 dari
setiap tempat sampah sementara yang berada dilokasi Rumah Sakit Umum Pura
Raharja Medika ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS).
c. Membuat catatan jumlah limbah Non B3 dan limbah B3 yang dikumpulkan kemudian
melaporkan kepada Sanitarian pada akhir bulan.
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Terlampir
B. Standar Fasilitas
1. Limbah Padat
Standar fasilitas sarana dan prasarana dalam pengelolaan limbah di rumah
sakit disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Persyaratan tersebut meliputi:
a. Tempat pewadahan limbah medis padat:
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2) Pada setiap sumber penghasil limbah padat medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.
3) Untuk benda-benda tajam ditampung pada tempat khusus (safety box).
4) Tempat pewadahan limbah padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan disinfektan
apabila akan digunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah
dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan
kembali.
5) Jenis wadah dan label limbah padat medis sesuai kategorinya
No Kategori Warna Lambang keterangan
Kontainer/kantong
plastik
1. Radioakt Merah Kantong boks timbal
if dengan simbol
radioaktif
2. Limbah Cair
Standar fasilitas sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair disesuaikan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Persyaratan tersebut antara lain:
a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air,
dan limbah harus mengalir lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan.
b. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan
c. Air limbah dari dapur dilengkapi dengan penangkap lemak
d. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah dilakukan setiap sebulan sekali.
BAB IV
TATA LAKSANA
B. Pengelolaan Limbah
1. Identifikasi jenis limbah
Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan gas. Sedangkan kategori
limbah medis padat terdiridari benda tajam, limbah infeksius, limbah patologi,
limbah sitotoksik, limbah tabung bertekanan, limbah genotoksik, limbah farmasi,
limbah dengan kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif. Jenis
dan asal limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Jenis Limbah Sumber
Limbah B3
1. Infeksius
a. Limbah benda tajam : jarum
suntik+spuit, ampul Ruang UGD, Unit Kamar Bedah,
b. Limbah non tajam : kain Unit Laboratorium, Unit Rawat
Padat kassa, selang infuse, kantong Jalan, Unit Rawat Inap
darah, selang kateter, selang
NGT
2. Obat kadaluarsa Unit Farmasi
3. Lampu TL bekas Semua ruangan
1. Infeksius Ruang UGD, Unit Kamar Bedah,
Unit Laboratorium, Unit Rawat
Jalan, Unit Rawat Inap
Cair
2. Oli bekas Sisa operasional genzet
3. Cairan beracun (Fixer & Unit Radiologi
Developer)
Limbah Non B3
1. Plastik, kertas, botol, kaleng, Administrasi dan perkantoran,
kardus, kayu, daun, sisa makanan. kegiatan kebersihan dan rumah
tangga, unit transportasi/ambulance.
2. Pemisahan Limbah
Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan limbah
sesuai dengan jenisnya. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya, antara lain:
Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh
masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning. Contoh: sampel
laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi,
cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-
lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien infeksi saluran
cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di transmisikan lewat darah
atau cairan tubuh lainnya.
Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan
tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam. Contoh: sampah
rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor.
Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan
kedalam wadah tahan tusuk dan air. Contoh: jarum, spuit, ujung infus, benda
yang berpermukaan tajam.
Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair
(spoelhoek).
3. Pengemasan dan Pelabelan limbah B3
Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3 harus memenuhi hal-hal berikut ini:
Kemasan B3 dan limbah wajib diberi simbol dan label yang sesuai.
B3 dapat dikemas ulang dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan dan
keamanan.
Simbol dan label B3 diberikan pada kemasan, tempat penyimpanan, dan tempat
pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Simbol dan label yang mengalami kerusakan wajib diganti dengan yang baru.
No. Kategori Wadah/ kemasan Lambang
1 Kimia cair Jerigen
5 Lampu TL Kardus
Secara lebih rinci pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja
Medika dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
LOGISTIK
Dalam menunjang pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika
diperlukan barang atau alat tertentu. Pengelolaan barang atau alat (logistik) berhubungan
dengan bagian Logistik dan bagian keuangan (bendahara). Alur permintaan sebagai berikut:
Unit yang
membutuhkan
Logistik
(Winarni Kristanti)
Bendahara
(Malfiani)
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pengelolaan limbah cair disesuaikan dengan Kepmenkes No. 129
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, meliputi:
A. Baku Mutu Limbah Cair
Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang
dianggap aman bagi kesehatan dan lingkungan yang
merupakan ambang batas yang ditolerir dan diukur
dengan indikator sesuai dengan Perda DIY nomor 7 tahun
2016
Standar 100%
Standar 100%
PELAPORAN
1. Setiap 3 bulan sekali melakukan pelaporan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo,
Badan Lingkungan Hidup DIY, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
meliputi: hasil pemeriksaan kualitas limbah cair, logbook limbah B3, neraca limbah B3,
dan lembar manifest dari transporter limbah B3.
2. Setiap 6 bulan sekali melakukan pelaporan UKL UPL kepada Dinas Lingkungan Hidup
Kulon Progo dan Badan Lingkungan Hidup DIY.
BAB IX
PENUTUP
KM/WC
-0.05
KM/WC
-0.05
AREA
PARKIR
-0.50
GUDANG
SPAH SPAH SPAH GUDANG GUDANG GUDANG
LIMBAH MEDIS
INFEKSIUS
NAIK
LIMBAH B3 GUDANG
UMUM
KELUAR
LIMBAH MEDIS
INFEKSIUS
MUSHOLA
GUDANG
GUDANG
MASUK
KM/WC KM/WC
SPAH
GUDANG
-0.05 -0.05 AREA
PARKIR
-0.50
SPAH
SPAH GUDANG FARMASI
±0.00
RUANG GIZI
±0.00
3.00
±0.00
T. CUCI RADIOLOGI
-0.05 R. FISIOTERAPI
KAMAR KAMAR ±0.00
±0.00
±0.00 ±0.00 GUDANG
±0.00
RUANG OXYGEN
±0.00
KM/WC KM/WC KM/WC KM/WC APOTIK RUANG TUNGGU
DAPUR
-0.05 -0.05 -0.05 -0.05 ±0.00 ±0.00
±0.00
SELASAR
KAMAR KAMAR
±0.00 ±0.00 NAIK
SELASAR
KAMAR
±0.00
KM/WC
KAMAR KAMAR KM/WC PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN
-0.05
SELASAR ±0.00 ±0.00 -0.05 ±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00
KM/WC KM/WC
KM/WC
-0.05 -0.05
-0.05
KM/WC KM/WC KM/WC KM/WC
-0.05 -0.05 -0.05 -0.05
LOBBY TERAS
±0.00 -0.05
NAIK
RUANG TUNGGU
KAMAR ±0.00
PINTU ±0.00 DROP
SELASAR KAMAR KAMAR
ZONE
GERBANG ±0.00 ±0.00
SELASAR
-0.20
TERAS
SELASAR UGD UGD -0.05
±0.00 ±0.00
NAIK
RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA RUANG PERIKSA
±0.00 ±0.00 ±0.00 ±0.00
NURSE STATION
RUANG BAYI NURSE STATION
RUANG JENAZAH RUANG BERSALIN ±0.00
±0.00 ±0.00
±0.00 ±0.00
RUANG JENAZAH KM/WC RUANG LISTRIK
±0.00 -0.05
RUANG
DEKONTAMINASI
±0.00
KETERANGAN :
- SPAH (SUMUR PERESAPAN AIR HUJAN)
T
RUANG AREA PARKIR
DEKONTAMINASI -0.50
±0.00
U S SITEPLAN RENCANA
1 : 300
SITEPLAN RENCANA SPAH SPAH
skala 1 : 300
B
RUANG GENSET RUANG GENSET
00