Anda di halaman 1dari 7

MESIN PEMANAS MELEDAK, DUA PEKERJA TEWAS

Anisa Rahmania​1​, Barnabas Yubileola B.W.L​2​, dan Lailia Nilasari​3


Department of Metallurgy and Materials Engineering

Esturizqi Utami​4​ dan Zahra Aqila Fadjrie​5


Department of Chemical Engineering

NPM :
1​
1806149362, 2​​ 1806149394, 3​​ 1806201913, 4​​ 1806150074, dan 5​​ 1806150194
Analisis ​5 W + 1 H
(What)​
Peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi pada peristiwa ini merupakan meledaknya

sebuah mesin pemanas pada pabrik karet. (Where)​ Kecelakaan kerja ini terjadi pada pabrik pengolah
karet yang dimiliki oleh PT.Matrix yang terletak di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi,

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. (When)​ Meledaknya mesin pemanas ini terjadi pada hari Selasa,
17 Maret 2015 ketika pekerja sedang membuka pintu sebuah mesin pemanas yang macet.
(How)​
Ketika para pekerja sedang melakukan pengawasan dan membuka pintu mesin, rupanya
pintu tersebut tidak dapat dibuka karena macet. Beberapa saat kemudian setelah para pekerja
mengalami kesulitan tersebut, mesin pemanas ini tiba-tiba saja meledak dan merontokkan pintu

tersebut hingga mengenai pekerja yang sedang melakukan pengawasan. (Who)​ Akibat dari kejadian
ini, kedua pekerja yaitu Mochammad Irfan (28) dan Yusuf Efendi (30) tewas mengenaskan di

tempat kejadian. (Why)​ Meledaknya mesin pemanas ini diduga akibat tekanan tinggi yang ada pada
mesin, sehingga ketika mesin dibuka sebagian saat pintunya macet terjadi ketidakseimbangan
tekanan yang berakibat pada meledaknya mesin pemanas ini. Akibat dari peristiwa kecelakaan
kerja ini, dua orang pekerja pabrik karet PT.Matrix ini meninggal dunia dan perusahaan
mengalami kerugian yang besar.

Regulasi yang Berkaitan


Dalam operasi suatu proyek di dalam perusahaan, tentunya regulasi sangatlah diperlukan
demi mendapatkan suasana kerja yang nyaman dan terhindar dari adanya kecelakaan kerja.
Berkaitan dengan berita ini, ada beberapa regulasi yang nampaknya harus dijalankan untuk
menunjang aktivitas di perusahaan tersebut.
Secara garis besar, suatu perusahaan tentunya harus memenuhi regulasi keselamatan
kerja, yang diatur di dalam UU No. 1 Tahun 1970. Perusahaan tentunya wajib menjamin
keselamatan kerja dari para pekerjanya dan memberikan uang ganti rugi yang sepadan apabila
terjadi suatu kecelakaan kerja akibat kekeliruan perusahaan. Kemudian, regulasi yang berkaitan
erat adalah UU No. 50 Tahun 2012 yang membahas mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. Hendaknya suatu perusahaan memiliki manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang jelas dan dapat dimengerti oleh seluruh pekerja. Dengan
demikian, apabila terjadi sesuatu di waktu tertentu, alur birokrasi sehubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan dapat dengan mudah diikuti dan tidak mempersulit
pihak yang dirugikan. Terakhir, regulasi yang mungkin berkaitan adalah PERMENAKER No. 37
Tahun 2016 yang membahas K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun. Peraturan ini juga harus
menjadi perhatian perusahaan yang membutuhkan mesin - mesin produksi untuk menunjang
operasional dari perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan agar nanti seluruh mesin dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan.
Dari ketiga peraturan dasar yang dibuat oleh pihak pemerintah, perusahaan tentunya
dapat melakukan implementasi aspek keselamatan kerja di dalam ruang lingkup perusahaan itu
sendiri dengan pembuatan regulasi internal yang diperuntukkan bagi para pekerja saja. Pertama,
perlu dibuat regulasi seputar ketentuan standardisasi mesin yang digunakan untuk melakukan
operasional dari perusahaan. Ketentuan standardisasi ini tentunya sangat berguna untuk
menyamaratakan kualitas dari mesin yang ada di perusahaan dan menjamin keselamatan
pemakainya. Mesin yang sudah distandardisasi tentunya telah diuji kelayakan sehingga
penggunanya tidak perlu memiliki kekhawatiran yang lebih saat mengoperasikan mesin yang
hendak digunakan.
Kedua, perlu juga dibuat regulasi seputar Standard Operating Procedure ( SOP ). SOP
dapat dijadikan sebagai acuan penggunaan mesin agar penggunanya dapat menjalankan mesin
dengan baik dan aman. Dengan adanya SOP, diharapkan tidak ada kesalahan penggunaan mesin.
Ketiga, pihak perusahaan juga seharusnya membuat regulasi mengenai perawatan dan
maintenance mesin yang ada di perusahaan. Regulasi ini seharusnya dapat berjalan dengan
konsisten sehingga mesin tidak mudah rusak dan mengalami kecacatan yang malah mengurangi
nilai fungsi dari mesin tersebut.
Keempat, pihak perusahaan juga seharusnya tidak boleh melupakan mengenai pembuatan
regulasi pengenaan alat pelindung diri saat sedang bekerja dengan mesin. Meskipun hal ini
dilakukan untuk berjaga - jaga, namun tidak ada salahnya alat pelindung diri ini digunakan untuk
mengurangi dan meminimalisir adanya potensi bahaya yang mengancam diri, terutama dari segi
fisik. Dalam pembuatannya, APD juga harus menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dan
tidak mudah rusak sehingga dapat benar - benar melindungi para pekerjanya.
Terakhir, mungkin pihak perusahaan dapat membuat regulasi penanggung jawab pada setiap
ruangan dan mesin, sehingga orang yang akan mengurus suatu mesin tidak berganti - ganti dan
merupakan orang yang memang sudah benar - benar handal dalam mengoperasikan mesin,
sehingga hafal betul bagaimana cara mengoperasikan dan memiliki penyelesaian tersendiri
apabila terjadi masalah pada mesin yang digunakannya,

Regulasi yang Dilanggar


Dalam kecelakaan kerja yang terjadi pada peristiwa ini, dimungkinakan terjadi
pelanggaran regulasi yang berakibat pada kecelakaan kerja dan akhirnya menimbulkan korban
jiwa akibat ini. Dalam mengoperasikan sebuah pabrik, seharusnya pabrik tersebut dapat
mengikuti regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah dalam peraturan-peraturan keselamatan
kerja. Namun jika dilihat dari kecelakaan yang terjadi pada pabrik karet ini, bisa diindikasikan
terdapat beberapa regulasi yang tidak diikuti dengan baik oleh pemilik dan pengelola dari pabrik
ini.
Regulasi yang mungkin dilanggar oleh perusahaan pabrik karet ini adalah
PERMENAKER No.37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun. Regulasi ini
mungkin saja dilanggar oleh pemilik pabrik dikarenakan kurangnya maintenance yang dilakukan
secara rutin oleh pabrik. Hal ini terlihat dari berita yang menyatakan bahwa pintu mesin
bertekanan itu macet sehingga tidak bisa dibuka. Akibat dari pintu mesin bertekanan yang macet
ini adalah kurangnya stabilitas tekanan di dalam mesin yang menyebabkan mesin tersebut
meledak.
Hal lain yang mungkin menjadikan indikasi pelanggaran regulasi ini adalah tidak adanya
Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas mengenai penggunaan mesin ini. Ini
menyebabkan para pekerja tidak mengetahui langkah-langkah yang jelas dalam mengoperasikan
peralatan dan mesin yang digunakan di pabrik. Hal ini menyebabkan para pekerja hanya
mengandalkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki untuk mengoperasikan
peralatan dan mesin tanpa mengetahui langkah-langkah yang seharusnya. Hal ini ditandai dari
kedua pekerja yang menjadi korban dari kecelakaan ini. Meskipun dikatakan pintunya macet,
namun seharusnya pekerja membaca dial yang menunjukkan tekanan pada mesin berada
diambang batas aman untuk dibuka. Namun pada kenyataannya, pekerja membuka mesin secara
paksa dan macet, tanpa melihat tekanan aman terlebih dahulu. Karena itu, kondisi yang tidak
aman ini menyebabkan mesin ini meledak karena adanya tekanan yang tidak stabil atau terlalu
tinggi dan menyebabkan kecelakaan kerja.
Regulasi lain yang mungkin dilanggar adalah mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur dalam UU No.50 Tahun 2012. Dalam hal ini dapat
dilihat bahwa tidak adanya indikator yang dapat menandakan mesin tersebut dapat dibuka
dengan aman atau tidak. Sehingga ketika pekerja membuka mesin itu, tekanan yang berada di
dalamnya masih berada dalam batas yang tidak aman dan akhirnya menimbulkan ledakan.

Solusi/Saran
Karena digunakan secara terus menerus dan seringnya kontak yang terjadi dengan bahan
kimia, masalah-masalah pada mesin industry sering sekali terjadi. arena digunakan secara terus
menerus dan seringnya kontak yang terjadi dengan bahan kimia, masalah-masalah pada mesin
industry sering sekali terjadi. Hal ini dikarenakan minimnya perawatan yang diberikan untuk
menjaga mesin industry tetap dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu, perawatan yang tepat
sangat penting dilakukan agar mesin dan peralatan industri dapat berfungsi dengan efektif. Akan
tetapi, banyak kasus dimana mesin industry tiba-tiba mengalami masalah yang cukup signifikan
sehingga mesin tidak dapat dipergunakan. Jika hal ini terjadi, maka proses produksi pun akan
terhambat. Untuk menghindari hal semacam ini, hendaknya dari awal peralatan dan mesin
industri diperhatikan dengan baik perawatan dan kebersihannya.
Dalam keadaan darurat dimana komponen industry tiba-tiba mengalami kerusakan,
perawatan yang sederhana tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Oleh karena itu,
dibutuhkan perawatan emergency yang bisa dengan cepat mengatasi masalah yang terjadi.
Cara perawatan yang tepat pada mesin bisa dilakukan dengan:
● Sediakan Spare Parts
Menyediakan spare parts yang berkualitas memang membutuhkan biaya yang tidak
sedikit, namun, hal ini jauh lebih baik jika dibandingkan harus memperbaiki mesin
manufaktur yang sudah rusak. Perusahaan bisa mencegah kerusakan dengan
menyediakan spare parts mesin manufaktur yang berkualitas. Ketika Anda menyediakan
spare parts berkualitas terdapat tanda-tanda kerusakan, Anda dapat langsung
menggantinya.
● Latih Operator Mesin
Tidak sedikit kerusakan mesin terjadi akibat operator mesin yang salah mengoperasikan
mesin manufaktur atau yang biasa disebut human error. Human error bisa menyebabkan
kerugian paling besar di perusahaan. Penyebabnya adalah kurangnya atau minimnya
pengetahuan sang operator dalam mengoperasikan mesin. Oleh karena itu, melakukan
pelatihan pada operator atau karyawan secara berkala memang sangat penting.
● Lakukan Pengecekan Berkala
Dengan melakukan pengecekan mesin manufaktur secara berkala, perusahaan dapat
mendeteksi tanda-tanda kerusakan lebih awal, dan dapat mengurangi risiko kerusakan
yang terjadi.
● Pengembangan dan Pelatihan Karyawan
Dengan melakukan pelatihan kepada karyawan manufaktur karena dapat diakibatkan dari
salahnya pengoperasian mesin yang dilakukan karyawan. Karyawan yang
mengoperasikan mesin tersebut sebaiknya tahu kapan mesin rusak, kapan mesin harus
diperbaiki atau bahkan kapan harus dilakukan perawatan.
Referensi
https://news.okezone.com/read/2015/03/18/340/1120148/mesin-pemanas-meledak-dua-pekerja-t
ewas​ . Diakses Pada Hari Senin, 5 Oktober 2020 Pukul 20.18

Anda mungkin juga menyukai