Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr. Rosmala Dewi. M.Pd.

DISUSUN OLEH :

MAULIDYA KHAIRUNNISA

(1203351035)

BIMBINGAN KONSELING REGULER C 2020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb.

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat ,
karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “ CRITICAL BOOK
REPORT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK’’ ini tepat pada waktunya. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan kepercayaan
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Tugas ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
kemudian dari pada itu penulis juga menyadari bahwa dalam membuat tugas Critical Report ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penulis meminta maaf jika ada kata
penulisan dan tata bahasa yang salah. Dan penulis berharap agar para pembaca agar memberikan
kritikan atau saran yang positif dan motivasi agar saya bisa lebih baik lagi dalam penulisan.

Demikian semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya

Terimakasih

Wassalamua’laikum wr,wb.

Medan, 26 September
2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………

1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………

1.3 Manfaat ……………………………………………………………………………….

BAB II ISI BUKU ………………………………………………………………………………

2.1 Identitas Buku …………………………………………………………………………

2.2 Ringkasan Buku ………………………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………………………

3.1 Kelebihan dan kekurangan buku utama ………………………………………………

3.2 kelebihan dan kekurangan buku pembanding …………………………………………

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………

4.1 Kesimpulan CBR ………………………………………………………………………

4.2 Saran …………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical Book Report adalah penugasan mahasiswa untuk mendeskripsikan dan menganalisis
serta mencari kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut dan mengetahui poin-poin penting
yang terdapat dalam buku dan tidak lupa membuat identitas buku dan daftar pustaka yang tidak
meninggalkan membuat nama penulis serta penerbit buku tersebut. Hasil penugasan ini dapat
menjadi karya ilmiah mahasiswa dan secara tidak langsung dapat membantu mahasiswa
membuat karya ilmiah dan membantu mahasiswa dalam berpikir kritis.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, serta mengetahui arti penting Perkembangan Peserta Didik bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan pendidikan.

1.3 Manfaat

Manfaat pembuatan tugas ini adalah dapat mengetahui informasi mengenai Perkembangan
Peserta Didik serta dapat menumbuhkan pola pikir yang lebih kritis bagi mahasiswa ataupun
pembaca.
BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

Identitas Buku Utama

Judul Buku : Psikologi perkembangan peserta didik

Penulis : Dra. Desmita, M.Si.

Penerbit : Pt Remaja Rosdakarya

Tahun Terbit : 2011

Kota Terbit : Bandung

Isbn : 979-692-950-3

Gambar Buku :

Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik

Edisi : Edisi Cetakan Pertama


Penulis : Dr. Masganti Sit, M.Ag

Penerbit : PERDANA PUBLISHIN

Tahun Terbit : 2012

Kota Terbit : Medan

Isbn : 978-602-8935-11-1

Gambar Buku :

2.2 Ringkasan Buku

A. Buku Utama

BAB I

Pengertian Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoretis
dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu
psikologi umum dan psikologi khusus.

Psikologi umum adalah psikologi teoretis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental


mnausia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dann teori-teoori
psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi teoteris yang menyelidiki segi-segi
khusus aktivitas mental manusia. Psikologi khusus ini terdiri atas:

 Psikologi perkembangan
 Psikologi social
 Psikologi kepribadian
 Psikologi abnormal
 Psikologi diferensial

Mengacu pada pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat
dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang
berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.

Tujuan Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Maka tujuan psikologi perkembangan peserta didik adalah:

 Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta


kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan mempunyai ciri-ciri
universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam lingkungan
social budaya mana saja.
 Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik fisik, kognitif,
maupun psikososial.
 Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa
perkembangan tertentu.
 Mempelajari tingkah laku pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda

Manfaat Psikologi Perkembangan Peserta Didik

Banyak manfaat yang akan diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari
perkembangan peserta didik ini, diantaranya:

1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat
memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons
yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
3. Pengetahuan tentang perkembagan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan
perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
4. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk
sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahanyang akan terjadi pada tubuh
5. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan
belajar berjalan misalnya, dapat diberikan kesempatan untuk melakukannya dan
dorongan untuk tetap berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai.

BAB II KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Hakikat Perkembangan

Istilah perkembangan (development) dalam psikolohi merupakan sebuah konsep yang


cukup kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung
didalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.

Perkembangan

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dala kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia yang diawali dari saat perubahan dan berakhir dengan kematian.

Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang


berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap
berikutnya, agar kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa perubahan dan berakhir dengan
kematian.

Pertumbuhan

Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Menurut C.P Chaplin


(2002) mengartikan pertumbuhan adalah satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari
bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.

Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran dengan
bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya. Dengan demikian,
istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjukkan pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada
keruntuhannnya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau
perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.

Kematangan

Istilah “kematangan” yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang, sseperti tumbuhan, kematangan
juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman
atau kemasakan.

Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai

 Perkembnagan, proses mencapai kemasakan usia/masak


 Proses perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah
laku khusus spesies (jenis, rumpun)

Jadi, kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir,
timbul dan bersatu dengan pembawaanya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu.

Perubahan

Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang


menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup, untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri
atau yang biasanya disebut “ aktualisasi diri” merupakan factor yang sangat penting. Tujuan in
dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi
manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.

Secara garis besarnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi
kedalam empat bentuk, yaitu:

1. Perubahan dalam ukuran besarnya


2. Perubahan-perubahan dalam proporsi
3. Hilangnya benuk atau ciri-ciri lama
4. Timbul atau lajirnya bentuk ciri-ciri baru

Hukum Kesatuan Organis

Menurut hokum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan sat penjumlahan atau suatu
kumpulan unsur yang berdiri sendiri.

Pertumbuhan dan perkembangan adalah diferensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-
unsur atau bagian-bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan
dari bagian-bagian.

Hukum Tempo Perkembangan

Menurut hokum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.
Artinya ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, da nada pula yang lambat.
Adanya hokum tempo perkembangan ini, seharusnya orangtua tidak peril merasa kecewa apabila
anaknya mengalami perkembangan yang lambat dibandingkan dengan anak tetangga.
Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah (dipercepat) sedikit, tetapi tidak
dapat dipaksakan. Misalnya ada orangtua yang menggap dirinya bijaksana, dengan berusaha
mengajari anaknya yang belum bersekolah membaca, menulis, dan berhitung.

Fase-Fase Perkembangan

Fase perkembangan maksudnya adalah penahapan atau periodesasi tentang kehidupan


manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.meskipun masing-
masing anak mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang
secara umum, ternyata terdapat tanda-tanda atau ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara
anak yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil-hasil penelitian paraa ahli terlihat bhawa
dasar yang digunakan untuk mengadakan periodesasi perkembangan anak ternyata berbeda-beda
satu sama lain. Secara garis besarnya terdapat empat dasar pembagian fase-fase perkembangan
ini, yaitu:

1. Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis


2. Kndep didaktis
3. Ciri-ciri psikologis
4. Konsep tugas perkembangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa perkembangan tiap-tiap individu tidak


sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai fakto-faktor. Secara garis besarnya, factor-faktor
tersebut dapat dibedakan atas tiga factor yaitu

 Factor yang berasal dari dalam diri individu


Semenjak dari dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan
kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Diantara factor-faktor didalam diri yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
 Bakat atau pembawaan
Anak yang dilahirkan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat
diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang
terkandung dalam diri anak.
 Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang
dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk hidung, bentuk
badan, suatu penyakit.
Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah,pendiam dan
sebagainya.
 Dorongan dan instink
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu
atau bertindak pada saatnya.
 Factor-faktor yang berasal dari luar diri individu
Diantara factor-faktor luar yang memengaruhi perkembangan individu adalah
1. Makanan
2. Iklim
3. Kebudayaan
4. Ekonomi
5. Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
 Factor-faktor umum
Factor-faktor umum mkasudnya unusr-unsur yang dapat digolongkan kedalam kedua
penggolongan tersebuut,yaitu factor dari dalam dan dari luar diri individu. Dengan kata
lain, jika factor-faktor yang memengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari
kedua unsur tersebut, maka dikatakan sebagai factor umum. Diantara factor-faktor umum
yang memengaruhi perkembangan adalah:
 Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu factor umum yang memengaruhi perkembangan
anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan
perkembangan.
 Jenis kelamin
Jenis kelamin juga memegang peranan yang penting dalam perkembangan fisik
dan mental seorang anak.
 Kelenjar gondok
Penelitian dalam bidang enderinologi menunjukkan betapa pentingnya peranan
yang dimainkan oleh kelenjar gondok terhadap perkembangan fisik dan mental
anak-anak.
 Kesehatan
Mereka yang kesehatan mental dan fisik baik dan sempurna akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang memadai.
 Ras
Ras juga turut mempengaruhi perkembangan seseorang, misalnya anak-anak dari
ras Mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami perkembangan fisik lebih cepat
dibandingkan dengan anak-anak dari bangsa-bangsa eropa utara.

Karakteristik Umum Peserta Didik

Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan yang secaara
khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP, SMA). Aspek-aspek
perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi: perkembangan fisik
motoric dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing
aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu
memberikan layanan pendidikan atau menggunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik perkembangan tersebut.

BAB III VARIASI INDIVIDUAL PESERTA DIDIK

Pengertisn Peserta Didik

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurur fitrahnya masing-
masing, sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.

Teori-teori tentang hakikat peserta didik

1.Pandangan Psikodinamika

Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia.

2.Pandangan Behavioristik

Behavioristic adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson, seorang ahli psikolog amerika, pada tahun 1930 sebagai
reaksi atas teori psikodonamika.

3.Pandangan Humanistik

Teori ini menyiarkan penolakan terhadap pendapat bahwa tingkah laku manusia semata-
mata ditentukan oleh factor di luar dirinya. Sebaliknya, teori ini melihat manusia sebagai actor
dalam drama kehidupan, bukan reactor terhadap instink atau tekanan lingkungan

4.Pandangan Psikologi Transpersonal

Psikologi transpersonal sebenarnya merupakan kelanjutan atau lebih tepatnya


pengembangan dari psikologi humanistic. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikolog.

Perbedaan individual peserta didik

Secara umum, perbedaan individual dapat atas dua yaitu perbedaan secara vertical dan
perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertical adalah perbedaaan individu dalam aspek
jasmaniah, seperti tingkat keceerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, temperamen, dan
sebagainya. Berikut ini beberapa aspek individual peserta didik.
 Perbedaan fisik motoric
 Perbedaan inteligensi
 Perbedaan kecakapan bahasa
 Perbedaan psikologis

BAB IV KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Teori Kebutuhan

Setia individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi


kebutuhan-kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda sati
sama lain.

Ciri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi antara lain

Menyenangi situasi dimana ia memikul tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya
Menyenangi adanya umpan balik yang cepat, nyata dan efesien atas segala perbuatannya
Dalam menentukan tujuan prestasinya ia lebih memiliki resiko yang moderat dari pada
resiko yang kecil
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

BAB V Perkembangan Fisik Peserta

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat
penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.\

Pengertian Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (bio-logical growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert dan Hoffnung
(1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat hormone dan lain-lain),
dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motoric dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak.


Pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan
orang lain. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap,
yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap anak-anak hingga masa prapubertas (3-10
tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan tahap remaja/adolesen (usia 12 tahun keatas).
Berdasarkan tahapan diatas, maka anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukkan dalam tahap
prapubertas dan pubertas awal.
Karakterisktik Perkembangan Fisik Peserta Didik

Pada usia sekolah dasar ini merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relative
seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas.

 Keadaan berat dan tinggi badan anak usia sekolah.


 Masa pubertas (10 sampai 14 tahun).
 Proporsi tubuh.
 Kematangan seksual.

BAB VI Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berakitan
langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka disekolah.

Pengertian Perkembangan Kognitif

Secara sederhana kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berfikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis
yang berkaitan dengan bagaiamana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

 Ide-ide dasar teori piaget


Dalam menekuni perkembangan berfikir anak-anak. Piaget menemukan bahwa pikiran
anak kecil berbeda secara kualikatif dibandingkan dengan anak yang lebih besar dengan
kata lain piaget menolak defenisi tentang intlegensi yang didasarkan pada jumlah
jawaban yang betul dari suat tes intelejensi. Masalah intelejensi yang sesungguhnya
adalah menemukan perbedaan berfikir pada anak-anak berbagai usia.
 Tahap perkembangan kognitif piaget
Dalam hal ini piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahap,
yaitu: tahap sensori penghubung motori (sejak lahir sampai 2 tahun), tahap pra
operasional (usia 2 tahun sampai 7 tahun), tahap konkret operasional (usia 7 sampai 11
tahun), dan tahap operasional formal usia 11 tahun keatas.
Menurut piaget perkembangan dari masing-masing tahap tersebut merupakan hasil
perbaikan dari perkembangan tahap sebelumnya hal ini berarti bahwa menurut teori
tahapan piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualikatif yang
bersifat invariant, selalu tetap tidak meolompat atau mundur. Perubahan-perubahan
kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
serta adanya pengorganisasian struktur berfikir.
Skema atau struktur kognitif adalah suatu pola sistematis dari tindakan perilaku pikiran dan
strategi pemecahan masalah yang memberika suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi
berbagai tantangan dan jenis situasi.

Adaptasi atau struktur fungsional adalah sebuah istilah yang digunakan piaget untuk
menunjukkan pentingnya pola hubungan imdividu dengan lingkungannya dengan proses
perkembanga kongnitif

Karakteristi Perkembanga Peserta Didik

 Usia sekolah (sekolah dasar)


Ini berarti bahwa anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berfikir
melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat
mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi serta tahu beberapa
aturan atau strategi berfikir, seperti penjumlahan, pengurangan, penggandaan.
 Negasi
 Hubungan timbal balik (resiprokasi)
Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak mengetahui
deratan benda-benda betambah panjang, tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan
deretan lain. Karena anak mengetahui hubungan timbal balik antara panjang dan kurang
rapat.
 Identitas
Keterbatasan lai yang terjadi dalam kemampuan berfikir konkrit anak ialah egosentrisme.
Artinya anak belum mampu membedakan antara perbuatan-perbuatan antara objek-objek
yang secara langsung dialami dengan perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang hanya
ada dalam pikiran.
 Remaja (SMP dan SMA)
Pada tahap ini anak yang menginjak usia remaja sudah dapat berfikir secara abstrak dan
hipotetis, sehingga ia mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi,
sesuatu yang bersifat abstrak. Pemikiran remaja tidak lagi terbatas disini dan sekarang,
mereka sudah mampu memahami waktu historis dan ruang luar angkasa.
Remaja ditahap operasi formal dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari
dengan tentang dimasa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka juga
sudah mampu berfikir secara sistematik, mampu berikir dalam kerangka apa yang
mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi.

BAB VII Perkembangan Proses Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan system pemrosesan


informasi sebagai alternatife terhadap teori kognitif piaget.
Para ahli teori pemrosesan informasi tidak selalu setuju tentang mekanisme tertentu yang terlibat
dalam belajar dan mengingat informasi. Meskipun demikian, beberapa orang dari mereka setuju
atas beberapa ide dan konsep dari teori ini yaitu:

1. Input dari lingkungan hanya memberikan pengaruh yang kecil bagi proses kognitf
2. Memori manusia melibatkan 2 mekanisme penyimpanan yaitu memori aktif dan memori
jangka panjang
3. Perhatian adalah penting dalam proses pembelajaran
4. Manusia mengontrol bagaimana ia memproses informasi

Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang
,memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya tanpa persepsi
yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomenal,
informasi atau data yang senantiasa mengitarinya.

Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah pamiliar didengar dalam percakapan sehari-
hari. Persepsi berasal dari bahasa inggris “perception”, yang diambil dari bahasa latin
“perception, yang berarti menerima atau mengambil.

Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi fikirannya. Artinya, persepsi
seseorang akan memungkinkannya untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi stimulus.

Dalam psikologi kontemporer persepsi secara umum diperlakukan sebagai variable campur
tangan yang dipengaruhi, oleh faktor-faktor stimulus dan faktor-faktor yang ada pada subjek
yang menghadapi stimulus tersebut.

Mekanisme Persepsi

Jadi, persepsi lebih kompleks dan luas dari pengindraan (mendengar, melihat, atau
merasakan). Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya 3 komponen
utama, yaitu seleksi, penyusunan, penafsiran.

1. Seleksi adalah proses penyaringan terhadap indra pada stimulus.


2. Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata, atau
menyederhanakan informasi yang kompleks kedalam suatu pola yang bermakna
3. Penafsiran adalah proses menerjamahkan atau menginterpretasikan informasi atau
stimulus kedalam bentuk tingkah laku sebagai respon.

Memori atau Ingatan


Memori merupakan unsur dari inti perkembangan kognitif sebab segala bentuk belajar dari
individu dari melibatkan ekonomi. Dengan memori, individu dimungkinkan untuk dapat
menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu.

Pengertian Memori

Dapat dipahami bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa memori bahwa system kognitif
manusia yang mempunyai fungsi menyimpa informasi atau pengetahuan.

Tipe-Tipe Sistem Memori

1. Memori Sensoris (Pencatatan Inderawi)


2. Memori Jangka Pendek
3. Memori Jangka Panjang

Atensi (perhatian)

Atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek perkembangan kognitif yang penting
dalam perspektif pemrosesan informasi. Sejumlah psikolog memandang atensi mempunyai
peranan dalam proses persepsi.

Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multi dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam system kognitif.

Perkembangan atensi

Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini memiliki arti yang sangat
penting selama tahun-tahun prasekolah. Penelitian telah menunjukkan bahwa hilangnya atensi
(habituation) jika diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan dengan tingginya kecerdasan
pada tahun-tahun prasekolah.

BAB VIII PERKEMBANGAN KETERAMPILAN KOGNITIF

Metakognitif

Seiring dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak usia sekolah mulai berusaha mengetahui
tentang pikirannya sendiri, tentang bagaimana ia belajar dan mengingat situasi-situasi yang
dialami setiap hari, mulai menyadari proses-proses kognitifnya dan bagaimana seseorang dapat
meningkatkan penilaian kognitif mereka, serta memilih strategi-strategi yang cocok untuk
meningkatkan kinerja kognitif mereka.

Pengertian Metakognisi

Metakognisi (metacognition) merupakan sebuah konstruks psikologi yang kompleks. Untuk


lebih memahami pengertian dari istilah metakognisi ini.
Metakognitif tidak sama dengan kognitif atau proses berpikir (seperti membuat perbandingan,
ramalan, menilai, membuat sintesis atau menganalisis). Sebaliknya metakognitif merupakan
suatu kemampuan dimana individu berdiri diluar kepalanya dan mencoba untuk memahami cara
ia berpikir atau memahami proses kognitif yang dilakukannya dengan melibatkan komponen-
komponen perencanaan.

Komponen Metakognitif

 Pengetahuan metakognitif

Pengetahuan metakognitif meliputi usaha monitoring dan refleksi atas pikiran-pikiran saat ini.
Menurut John Flavell (1976) pengetahuan metakognitif secara umum dapat dibedakan menjadi 3
variabel yaitu:

1.Variabel individu
2. Variabel tugas
3. variable strategi
 Aktivitas kognisi

Aktivitas kognisi disebut juga pengaturan kognisi (regulation of cognition) mencakup usaha-
usaha siswa memonitor, mengontrol atau menyesuaikan proses kognitifnya dan merespons
tuntutann tugas atas perubahan kondisi.

Perkembangan Metakognitif

Penelitian Flavel tentang metakognitif lebih difokuskan pada anak-anak. Flavel menunjukkan
bahwa anak-anak yang masih kecil telah menyadari adannya pikiran, memiliki keterkatian atau
terpisah dengan dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara
akurat atau tidak akurat, dan secara aktif menengahi interpretasi tentang realitas dan emosi yang
dialami. Anak-anak usia3 tahun telah mampu emahami bahwa pikiran adalah peristiwa mental
internal yang menyenangkan yang referensial (merujuk pada peristiwa-peristiwa nyata atau
hayalan.

Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting diskusi oleh
seorang peseta didik dalam belajar atau meecahkan masalah. Strategi kognitif merupakan
kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah analisis, sintesis dan evaluasi. Srtaegi kognitif
ini dapat diplajari oleh peserta didik.

Pengertian strategi kognitif

Menurut Bell Gledder (ddalam Paulina Pannen, 2001), strategi kognitif merupakan proses
berpikir induksi, dimana siswa belajar untuk membangun pengetahuan berdasarkan fakta atau
prinsip yang diketahuinya. Strategi kognitif tidak berhubungan dengan materi bidang ilmu
tertentu, karena merupakan keterampilan berpikir siswa yang internal dan dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu. Ini terlihat ketika siswa mempelajari materi satu bidang ilmu,
mereka juga terlibat dalam proses untuk menggembangkan strategi kognitif.

Jenis-jenis strategi kognitif

Terdapat berbagai jenis strategi kognitif yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar dan
memecahkan masalah. West, Farmer dan Wolff (1991) mengidentifikasi 4 jenis strategi kognitif,
yaitu:

 Chunking. Strategi chunking dilakukan dengan cara mengorganisasikan materi secara


sistematis melalui proses mengurutkan, mengkalifikasi, dan menyusun.
 Spatial. Strategi spatial merupakan strategi untuk menunjukkan hubungan antara satu hal
dengan hal lain
 Multipurpose. Multipurpose merupakan strategi kognitif yang dapat digunakan untuk
berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan mnemonics

Gaya kognitif

Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan
pendidikan. Ide ini berkembang pada penelitian mengenai bagaimana individu menerima dan
mengorganisasi informasi dari lingkungan sekitarnya.

Pengertian gaya belajar

Menurut Woolfolk (1995) didalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat,
mengenal, dan mengorganisir informasi. Setiap individu akan memilih cara yang lebih disukai
dalam memproses dan mengorganisasi informasi sebagai respon terhadap stimuli lingkungannya.

Tipe Gaya Kognitif

Gaya impulsif dan reflektif. Menunjukkan tempo kognitif dan kecepatan berpikir
Field dependence dan independence. Gaya field dependence merupakan tipe gaya
kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.

BAB IX PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial peserta didik yang
penting dipahami oleh seorang guru. Hal ini karena konsep diri merupakan salah satu variable
yang menentukan dalam proses pendidikann.

Pengertian konsep diri


Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan
penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita merasa
tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana
yang kita harapkan.

Konsep diri dan harga diri

Jadi, harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatiif.
Evaluasi individu terlihat dari penghargaan yang ia berikan terhadap eksistensi dan keberarartian
diri. Individu yang memiliki harga diri positif dan menerima dan menghargai dirinya sendiri
sebagaimana adanya serta tidak cepat-cepat menyalahkan dirinya atas kekurangan atau ketidak
sempurnaan dirinya.

Dimensi konsep Diri

1. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau
penjelasan dari ‘ siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-citakan
dimasa depan.
3. Penelitian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.

BAB X PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA


DIDIK

Pengertian Kemandirian

Erikson (dalam Monks, dkk, 1989) menyatakan kemandirian adalah usaha untuk
melepaskan diri dari orang tua denga maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri
sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri kreatif dan
inisiatif, engatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-
keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain.
Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari
pengaruh penilaian pendapat keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik
diarahkan akan lebih bertanggung jawabb terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:

 Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan diri
sendiri
 Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
 Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
 Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert Havighurst (1972) membedakan kemandirian atas tiga bentuk kemandirian, yaitu:

 Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain
 Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang lain
 Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi
 Kemandirian social, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain
yang tidak tergantung pada aksi orang lain

Pentingnya kemandirian bagi peserta didik

Pentingnya kemandirian bagi peserta didik, tidak dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan
dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kehidupan peserta didik.
Pengerauh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang
sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar,
penyalahunaan obat dan alcohol, perilaku agresif, dan berbagaimperilaku menyimpang yang
sudah mengarahkan pada tindak criminal

Penyesuain diri

Penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan
semua reaksi individu terhadap tuntunan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam individu
itu sendiri. Dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut seluruh aspek
kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dan luar dirinya.

Faktor-faktor yang memengaruhi penyesuain diri

Faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri dari dilihat dari konsep psikogenik dan
sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bhawa penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat
kehidupan soosial individu. Pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang
kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek:

o Hubungan orang tua anak


o Iklim intelekual keluarga
o Iklim emosional keluarga

BAB XI PERKEMBAGAN RESILIENSI PESERTA DIDIK


Pengertian resiliensi

Resiliensi (daya lentur dan ketahanan) adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki
seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah,
meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang
tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal
yang wajar untuk diatasi.

Ciri-ciri dan faktor-faktor risiliensi

Seperti halnya dalam memberikan definisi, para ahli juga berbeda pendapat dalam merumuskan
ciri-ciri yang dapat menggambarkan karakteristik seorang yang resilien. Bernard (1991)
misalnya, seorang yang resiliensi biasanya memiliki empat sifat-sifat umum yaitu:

 Social competence (kompetensi social) kemampuan untuk memunculkan repons yang


positif dari orang lain
 Problem solving (keterampilan pemecahan masalah/metakognitif) perencanaan yang
memudahkan untuk mengendalikan diri sendiri dan memanfaatkan akal sehatnya untuk
mencari bantuan dari orang lain.
 Autonomy (ekonomi) suatu kesadaran tentang identitas diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak secara independen serta melakukan pengontrolan terhadap lingkungan.
 A sense of purpose and future (kesadaran akan tujuan dan masa depan) kesadaran akan
tujuan-tuujuan, aspirasi pendidikan, ketekunan, penghargaan dan kesadaran akan suatu
masa depan yang cemerlang..

BAB XII PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antarpribadi. Peserta didik


sebagai pribadi yang unik adalah makhluk individu, sekaligus makhluk social. Interaksi social
dapat menyebabkan seseorang menjadi dekat dan merasakan kebersamaan, namunn sebaliknya,
dapat pula menyebabkan seseorang menjadi jauh dan tersisih dari suatu hubungan interpersonal.

Hubungan dengan Keluarga

Keluarga merupakan unit social yang terkecil yang memiliki peranan penting dan menjadi dasar
bagi perkembangan psikososial anak dalam konteks social yang luas. Untuk itu, dalam
memahami perkembangan psikososial peserta didik, perlu dipelajari bagaimana hubungan anak
dengan keluarga.

Karakteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Keluarga

Hubungan orangtua dan anak berkembang dengan baik apabila kedua pihak saling memupuk
keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang sangat penting. Perkembangan
yang dialami anak sama sekali bukan alasan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan dimasa
kecilnya. Hal ini justru aka membantu orangtua dalam menjadi terbukanya jalur komunikasi.

Peran periode ini, orangtua dan anak-anak telah memiliki sekumpulan pengalaman masa lalu
bersama, dan pengalaman ini membuat hubungan keluarga menjadi bertambah unik dan penuh
arti. Studi mendokumentasikan mengenai gagasan ini dengan menganalisis surat-surat yang
ditulis oleh anak-anak usia sekolah pada salah satu surat kabar local dengan tema “apa yang
membuat ibu jadi terhormat”.

B. Buku Pembanding

BAB I PERKEMBANGAN INDIVIDU


A.Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangaan

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism yang
disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu organisme
yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.

Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.

Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Perkembangan
merupakan proses menyeluruh ketika individu beradapatasi dengan lingkungannya.
perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapantahapan tertentu.
Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut.

B. Prinsip-perinsip Perkembangan

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:

Perubahan fisik ·

Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan
lain sebagainya. Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak.

Perubahan mental
Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi. · Hilangnya
ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap sosial yang, misalnya
egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.

Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:

1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.


2. Peran kematangan dan belajar
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat
Diramalkan
4. Semua individu berbeda emua individu berbeda
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
7. Perkembangan dibantu rangsangan
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan

C.Teori-teori Perkembangan

 Perkembangan kognitif

Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan berpikir
manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa seorang anak berperan
aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap berpikir manusia menurut Piaget
bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan bahwa anak-anak melewati tahap-
tahap perkembangan kognitif dengan urutan yang tidak pernah berubah dengan keteraturan yang
sama.

 Naturalisme

Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan caracaranya sendiri melihat,


berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak mengembangkan kemampuan
berbeda-beda di tingkat pertumbuhan yang berbeda.

D. Tahap-tahap Perkembangan

Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:

1. Periode Pranatal, Periode pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai
anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
psikhis yang sangat penting bagi seorang anak.
2. Masa Bayi Baru Lahir, Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai dua
minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi.
3. Masa Bayi, Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada
masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
4. Masa Anak-anak Awal, Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam
tahun. Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak.
5. Masa Anak-Anak Akhir , Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun.
Masa ini dipandang sebagai anak sekolah dasar.
6. Masa Puber, Masa puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai limabelas tahun.
7. Masa Remaja, Masa remaja dimulai dari usia limabelas sampai delapan belas tahun. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
8. Masa Dewasa Dini, Masa dewasa dini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh
tahun.
9. Masa Dewasa Madya, Masa dewasa madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam
puluh tahun.
10. Masa Usia, Lanjut Masa usia lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Manurut Hurlock (1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal
akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang.
Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang
berkaitan dengan perkembangan seseorang yaitu:

 Inteligensi
 Seks
 Kelenjar-kelenjar
 Kebangsaan (ras)
 Posisi dalam keluarga
 Makanan
 Luka dan penyakit
 Hawa dan sinar
 Kultur (budaya)

BAB II PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK


A. Perbedaan-Perbedaan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi sejak masa anak-anak sampai usia lanjut.
Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-
ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi
fisik. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak perempuan meliputi:

 Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi


panjang).
 Pertumbuhan payudara.
 Pembesaran pinggul Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota
badan menjadi panjang).
 Pertumbuhan payudara.
 Pembesaran pinggul
 Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan
 Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya
 Bulu kemaluan menjadi keriting
 Menstruasi atau haid
 Tumbuh bulu-bulu ketiak.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak laki-laki meliputi:

 Pertumbuhan tulang-tulang
 Testis (buah pelir) membesar
 Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap
 Awal perubahan suara
 Ejakulasi (keluarnya air mani)
 Bulu kemaluan menjadi keriting
 Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya
 Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot)
 Tumbuh bulu ketiak. - Akhir perubahan suara
 Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
 Tumbuh bulu di dada

B.Perbedaan Kepribadian

personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems
that determine his unique adjustments to his environment” [kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang menentukan keunikan
seseorang beradaptasi dengan lingkungannya]. Perpaduan emosi stabil dan tidak stabil
melahirkan tiga pola kepribadian yaitu introversi-ekstraversi, neuriotis, dan psikotis. Ketiga pola
kepribadian tersebut memilki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ekstraversi-introversi
Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi,
periang, dominan, dan suka berspekulasi. Sifat utama intraversi antara lain tidak sosial, pendiam,
pasif, ragu, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan
terkontrol.

b. Neurotis

Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh kecemasan, depresi, merasa bersalah,
percaya diri rendah, tegang, irasional, malu-malu, larut dalam suasana hati, dan emosional.

c. Psikotisme

Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin, agresif, egosentris, impersonal,
implusif, anti sosial, tidak berempati, kreatif, dan bebal.

C.Perbedaan Temperamen

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau
merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang
yang cenderung menentukan cara ia berpikir, bertindak, dan merasa. Karakteristik fisik
seseorang berkaitan erat dengan temperamennya. Sadar atau tidak, temperamen berpengaruh
kuat dalam tingkah laku individu seharihari. Pengenalan terhadap temperamen seseorang dapat
menjadi dasar praduga bagaimana reaksinya bila dihadapkan pada situasi tertentu.

BAB III PERKEMBANGAN FISIK


A.Perkembangan Fisik

Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia lanjut.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa,
dan usia lanjut Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia
lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut. Pertumbuhan fisik manusia dipengaruhi faktor internal dan eksternal,
sehingga bayi kembar sekalipun tidak memiliki irama perkembangan fisik yang sama, jika
tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda.

B.Tahapan Perkembangan Manusia

1. Perkembangan Fisik Pada Masa Anak-anak

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa anak-anak terdiri dari pertumbuhan dan
perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar merupakan
perkembangan kemampuan anak menggunakan seluruh anggota badan (otot-otot besar) untuk
melakukan sesuatu. Pada usia 3-5 tahun, perkembangan motorik kasar anak antara lain: berjalan
dengan berbagai variasi, berlari, memanjat, melompat, menari, melempar, menangkap, dan lain
sebagainya. Termasuk perkembangan fisik anak adalah kemampuan mengontrol buang air besar
dan kecil.

2. Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja

Perubahan yang paling dirasakan remaja adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses
perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak sebagai persiapan
menjadi dewasa. Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja laki-laki dan perempuan
sebagai berikut:

 Laki-laki
1. Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
3. Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
4. Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
5. Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
6. Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (dua tahun setelah rambut pubis)
7. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)
a. Perempuan
1. Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
3. Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
4. Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
5. Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
6. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)

Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan


karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis
kelamin. Pada remaja putra perkembangan seksual primer dan skunder dimulai dengan
mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis,
tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.

C.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

Faktor-faktor keturunan antara lain gen yang mempengaruhi tinggi badan,berat badan, warna
kulit, warna mata, dan warna rambut. Faktor hereditas juga berkaitan dengan puncak
perkembangan (milestones). Faktor lingkungan (environment) seperti iklim, kesehatan, gizi, pola
asuh, dan kasih sayang orang tua juga mempengaruhi perkembangan fisik anak.

D.Permasalahan Perkembangan Fisik


Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan
akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan mereka
terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang
diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-
idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.

BAB IV PERKEMBANGAN KOGNITIF


A. Pengertian Kognitif

Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Menurut Terman kemampuan kognitif
adalah kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Colvin menyatakan kemampuan kognitif adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Piaget menskemakan perkembangan kognitif
manusia sebagai berikut:

 Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)


 Tahap Preoperasional (2-7 tahun)
 Tahap Operasioanal Kongkrit (7-11 tahun)
 Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)

Bruner menjabarkan konsep pokok dalam perkembangan kognitif, yaitu: Perkembangan


intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus, Pertumbuhan
tergantung pada perkembangan intelektual dan sistem pengolahan informasi yang dapat
menggambarkan realita, Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk
mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain melalui katakata atau symbol, Interaksi antara
guru dengan siswa sangat penting bagi perkembangan kognitif, Bahasa menjadi kunci
perkembangan kognitif, Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan
menyelesaikan berbagai alternatif secara simultan.

Menurut pandangan Vygotsky, perkembangan kognitif menekankan pada pengaruh budaya.


Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara inter-psikologi
(interpsychological) melalui interaksi sosial dan intra-psikologi (intrapsychological) dalam
benaknya. Internalisasi dipandang sebagai transformasi dari kegiatan eksternal ke internal. Ini
terjadi pada individu bergerak antara interpsikologi (antar orang) dan intra-psikologi (dalam diri
individu).

Kemampuan berpikir seseorang menentukan kemampuan berbahasanya. Sebaliknya,


kemampuan berbahasa seseorang merupakan cerminan kemampuan berpikirnya. Perkembangan
bahasa merupakan proses untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari ucapan-ucapan,
memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana dari bahasa tersebut.
BAB V PERKEMBANGAN SOSIAL
A. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai dalam hubungan sosial.


Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama.

B.Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan tingkah laku sosial dalam
interaksi sosial di antaranya:

1. Pembangkangan (Negativisme) Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap


penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
keinginan anak.
2. Agresi (Agression), Agresi adalah perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal)
maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustrasi
(rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini
diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang, dan lain
sebagainya.
3. Berselisih (Clashing), Oleh sebab itu orang itu harus menjadi penengah yang adil dalam
perselisihan anak, dan tidak bersikap membela anak atau menyalahkan anak. Orang tua
atau guru harus melihat peselisihan tersebut dari perspektif anak dengan mendengarkan
anak menjelaskan penyebabnya
4. Menggoda (Teasing) Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda
merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan
atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya. Misalnya anak-
anak memberi gelar tertentu kepada temannya atau saudaranya untuk membuat mereka
marah.
5. Persaingan (Rivaly), Persaingan adalah Keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestise dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial


1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan, termasuk perkembangan sosial. Kondisi dan tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan
yang bertujuan mengembangkan kepribadian lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola
pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga
mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional, di samping itu kematangan dalam
berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
di dalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak.

BAB VI PERKEMBANGAN EMOSI


Pengertian Emosi

Teori James-Lange emosi berpendapat bahwa sebuah peristiwa menyebabkan rangsangan


fisiologis terlebih dahulu dan kemudian seseorang menafsirkan rangsangan ini. Setelah
interpretasi dari rangsangan terjadi seseorang mengalami emosi.

Jenis-jenis Emosi

Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi sekunder. Emosi
primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira, sedih, marah, dan
takut. Emosi sekunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer dan
bersifat lebih kompleks. Emosi sekunder berasal dari kesadaran dan evaluasi diri. Emosi
sekunder antara lain malu, iri hati, dengki, ujub, kagum, takjub, dan cinta.

BAB VII PERKEMBANGAN MORAL


Perkembangan moral adalah per- kembangan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, kesadaran untuk melakukan
perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa cinta terhadap perbuatan baik.

Turiel (2007) menyatakan ada perbedaan antara moralitas dan konvensi sosial bagi anak.
Menurutnya perilaku moral, seperti memukul seseorang tanpa alasan, memiliki efek intrinsik
(misalnya kejahatan) terhadap kesejahteraan orang lain. Inti dari ciri kognisi moral berpusat pada
pertimbangan terhadap efek perilaku tertentu terhadap kesejahteraan orang lain.
Penelitian Masganti (2009) tentang kompetensi moral anak usia dini menujukkan bahwa
pengembangan moral anak harus dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

1. Mengenalkan/mendiskusikan nilai-nilai moral kepada peserta melalui diskusi dilema moral.


Misalnya mendiskusikan kebersihan lingkungan: mengapa, siapa, dan bagaimana
penyelesaiannya.

2. Mengajak peserta didik melakukan alternatif-alternatif yang dipilih dalam melakukan nilai-
nilai moral yang telah didiskusikan. Misalnya membuang sampah pada tempatnya atau bersedia
mengutip sampah yang ada di lingkungan sekolah.

3. Mengajak peserta didik mengenali/mengungkapkan perasaan yang muncul setelah melakukan


alternatif pemecahan masalah moral yang dipilih. Misalnya setelah seminggu progam
membersihkan sekolah dilaksanakan, siswa dikumpulkan untuk mengatakan berbagai
perasaannya setelah melakukan kesepakatan membersihkan lingkungan sekolah.

BAB VIII PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA


A.Dimensi-dimensi Perkembangan Remaja

 Dimensi Biologis

Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang
anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya
sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dan lain-
lain. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang
berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone.

 Dimensi Kognitif

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.

 . Dimensi Moral

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena
mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai
dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan
merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.

 Dimensi Sosial-Emosional
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka
terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan;
sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek
atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan
mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan
mampu bertanggung jawab.

B. PERMASALAHAN REMAJA DAN AKIBATNYA

 Penyalahgunaan Narkoba
 Seks bebas
 Merokok
 Bolos sekolah

Akibat-akibat yang ditimbulkan dari berbagai permasalahan akhlak remaja di atas antara lain:

 Terkena HIV/AID
 Mencuri, menodong, mencopet, dan sejenisnya
 Bunuh Diri
 Berkelahi dengan teman atau antar sekolah
 Kebut-kebutan
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama

Kelebihan:

Dalam buku utama memiliki sampul yang bagus. Isi didalamnya terdapat pengertian, tujuan,
manfaat dan faktor perkembangan peserta didik sehingga membuat buku menjadi lengkap dan
penulis dapat memahaminya. Jenis font dan layout yang digunakan bagus dan bahasa yang
digunakan didalam buku tersebut mudah dipahami dan dimengerti.

Kekurangan:

Didalam buku utama masih ada terdapat penulisan kata yang salah, sebaiknya diperbaiki agar
lebih baik lagi, pada buku tidak terdapat rangkuman pada setiap bab. Tidak terdapat gambar
ilustrasi.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding

Kelebihan:

Dalam buku pembanding ini memiliki sampul buku yang cukup bagus. Isi dalam bukunya juga
sudah jelas karena dalam materi ini penulis memaparkan maksud dan tujuan dari membaca
setiap poin dari setiap materi dan penulis juga memaparkan contoh-contoh. Buku ini juga banyak
menggunakan pendapat para ahli sehingga dapat menguatkan dasar dari tiap materi. Terdapat
gambar contoh perkembangan peserta didik mulai dari usia dini hingga remaja sehingga penulis
tidak bosan untuk membacanya.

Kekurangan:

Buku ini masih menggunakan bahasa asing sehingga sulit dipahami dan dimengerti oleh
sipembaca.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kedua buku ini yang sudah saya bandingkan saya dapat menyimpulkan bahwa kedua buku
ini sangat bagus dan cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari perkembangan peserta didik
karena didalam buku ini isinya sudah bagus. Meskipun setiap buku memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing tetapi pada dasarnya kedua buku ini pasti memiliki tujuan yang sama
yaitu bagaimana cara pembaca agar dapat mengerti dengan mudah tentang materi yang
dijelaskan didalam buku tersebut.

4.2 Saran

Hanya perlu menambahkan media gambar didalam buku agar para pembaca tidak merasa bosan
dengan tulisan saja tetapi mereka akan semangat dalam belajar dan membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Desmita, M.Si. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Pt Remaja
Rosdakarya

Dr. Masganti Sit,M.Ag. 2012. Perkembangan Peserta Didik.Medan:Perdana Publishin

Anda mungkin juga menyukai