DISUSUN OLEH :
MAULIDYA KHAIRUNNISA
(1203351035)
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb.
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat ,
karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “ CRITICAL BOOK
REPORT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK’’ ini tepat pada waktunya. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan kepercayaan
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tugas ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
kemudian dari pada itu penulis juga menyadari bahwa dalam membuat tugas Critical Report ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penulis meminta maaf jika ada kata
penulisan dan tata bahasa yang salah. Dan penulis berharap agar para pembaca agar memberikan
kritikan atau saran yang positif dan motivasi agar saya bisa lebih baik lagi dalam penulisan.
Demikian semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya
Terimakasih
Wassalamua’laikum wr,wb.
Medan, 26 September
2020
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Critical Book Report adalah penugasan mahasiswa untuk mendeskripsikan dan menganalisis
serta mencari kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut dan mengetahui poin-poin penting
yang terdapat dalam buku dan tidak lupa membuat identitas buku dan daftar pustaka yang tidak
meninggalkan membuat nama penulis serta penerbit buku tersebut. Hasil penugasan ini dapat
menjadi karya ilmiah mahasiswa dan secara tidak langsung dapat membantu mahasiswa
membuat karya ilmiah dan membantu mahasiswa dalam berpikir kritis.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, serta mengetahui arti penting Perkembangan Peserta Didik bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan pendidikan.
1.3 Manfaat
Manfaat pembuatan tugas ini adalah dapat mengetahui informasi mengenai Perkembangan
Peserta Didik serta dapat menumbuhkan pola pikir yang lebih kritis bagi mahasiswa ataupun
pembaca.
BAB II
ISI BUKU
Isbn : 979-692-950-3
Gambar Buku :
Isbn : 978-602-8935-11-1
Gambar Buku :
A. Buku Utama
BAB I
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoretis
dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu
psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi perkembangan
Psikologi social
Psikologi kepribadian
Psikologi abnormal
Psikologi diferensial
Mengacu pada pengertian dan pembagian psikologi sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat
dipahami bahwa psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang
berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Banyak manfaat yang akan diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari
perkembangan peserta didik ini, diantaranya:
1. Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat
memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons
yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
3. Pengetahuan tentang perkembagan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan
perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
4. Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk
sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahanyang akan terjadi pada tubuh
5. Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan
belajar berjalan misalnya, dapat diberikan kesempatan untuk melakukannya dan
dorongan untuk tetap berusaha hingga kepandaian berjalan dapat dikuasai.
Hakikat Perkembangan
Perkembangan
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dala kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia yang diawali dari saat perubahan dan berakhir dengan kematian.
Pertumbuhan
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran dengan
bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya. Dengan demikian,
istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjukkan pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada
keruntuhannnya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau
perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Kematangan
Istilah “kematangan” yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang, sseperti tumbuhan, kematangan
juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman
atau kemasakan.
Jadi, kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir,
timbul dan bersatu dengan pembawaanya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu.
Perubahan
Secara garis besarnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi
kedalam empat bentuk, yaitu:
Menurut hokum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan sat penjumlahan atau suatu
kumpulan unsur yang berdiri sendiri.
Pertumbuhan dan perkembangan adalah diferensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-
unsur atau bagian-bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan
dari bagian-bagian.
Menurut hokum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.
Artinya ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, da nada pula yang lambat.
Adanya hokum tempo perkembangan ini, seharusnya orangtua tidak peril merasa kecewa apabila
anaknya mengalami perkembangan yang lambat dibandingkan dengan anak tetangga.
Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah (dipercepat) sedikit, tetapi tidak
dapat dipaksakan. Misalnya ada orangtua yang menggap dirinya bijaksana, dengan berusaha
mengajari anaknya yang belum bersekolah membaca, menulis, dan berhitung.
Fase-Fase Perkembangan
Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan yang secaara
khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP, SMA). Aspek-aspek
perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi: perkembangan fisik
motoric dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing
aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu
memberikan layanan pendidikan atau menggunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik perkembangan tersebut.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurur fitrahnya masing-
masing, sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
1.Pandangan Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia.
2.Pandangan Behavioristik
Behavioristic adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson, seorang ahli psikolog amerika, pada tahun 1930 sebagai
reaksi atas teori psikodonamika.
3.Pandangan Humanistik
Teori ini menyiarkan penolakan terhadap pendapat bahwa tingkah laku manusia semata-
mata ditentukan oleh factor di luar dirinya. Sebaliknya, teori ini melihat manusia sebagai actor
dalam drama kehidupan, bukan reactor terhadap instink atau tekanan lingkungan
Secara umum, perbedaan individual dapat atas dua yaitu perbedaan secara vertical dan
perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertical adalah perbedaaan individu dalam aspek
jasmaniah, seperti tingkat keceerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, temperamen, dan
sebagainya. Berikut ini beberapa aspek individual peserta didik.
Perbedaan fisik motoric
Perbedaan inteligensi
Perbedaan kecakapan bahasa
Perbedaan psikologis
Teori Kebutuhan
Menyenangi situasi dimana ia memikul tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya
Menyenangi adanya umpan balik yang cepat, nyata dan efesien atas segala perbuatannya
Dalam menentukan tujuan prestasinya ia lebih memiliki resiko yang moderat dari pada
resiko yang kecil
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat
penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.\
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (bio-logical growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Menurut Seifert dan Hoffnung
(1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat hormone dan lain-lain),
dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motoric dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Pada usia sekolah dasar ini merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relative
seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas.
Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berakitan
langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka disekolah.
Secara sederhana kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berfikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis
yang berkaitan dengan bagaiamana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Adaptasi atau struktur fungsional adalah sebuah istilah yang digunakan piaget untuk
menunjukkan pentingnya pola hubungan imdividu dengan lingkungannya dengan proses
perkembanga kongnitif
1. Input dari lingkungan hanya memberikan pengaruh yang kecil bagi proses kognitf
2. Memori manusia melibatkan 2 mekanisme penyimpanan yaitu memori aktif dan memori
jangka panjang
3. Perhatian adalah penting dalam proses pembelajaran
4. Manusia mengontrol bagaimana ia memproses informasi
Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang
,memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya tanpa persepsi
yang benar, manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomenal,
informasi atau data yang senantiasa mengitarinya.
Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah pamiliar didengar dalam percakapan sehari-
hari. Persepsi berasal dari bahasa inggris “perception”, yang diambil dari bahasa latin
“perception, yang berarti menerima atau mengambil.
Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi fikirannya. Artinya, persepsi
seseorang akan memungkinkannya untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi stimulus.
Dalam psikologi kontemporer persepsi secara umum diperlakukan sebagai variable campur
tangan yang dipengaruhi, oleh faktor-faktor stimulus dan faktor-faktor yang ada pada subjek
yang menghadapi stimulus tersebut.
Mekanisme Persepsi
Jadi, persepsi lebih kompleks dan luas dari pengindraan (mendengar, melihat, atau
merasakan). Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya 3 komponen
utama, yaitu seleksi, penyusunan, penafsiran.
Pengertian Memori
Dapat dipahami bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa memori bahwa system kognitif
manusia yang mempunyai fungsi menyimpa informasi atau pengetahuan.
Atensi (perhatian)
Atensi atau perhatian juga merupakan salah satu aspek perkembangan kognitif yang penting
dalam perspektif pemrosesan informasi. Sejumlah psikolog memandang atensi mempunyai
peranan dalam proses persepsi.
Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multi dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam system kognitif.
Perkembangan atensi
Aspek-aspek atensi yang berkembang selama masa bayi ini memiliki arti yang sangat
penting selama tahun-tahun prasekolah. Penelitian telah menunjukkan bahwa hilangnya atensi
(habituation) jika diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan dengan tingginya kecerdasan
pada tahun-tahun prasekolah.
Metakognitif
Seiring dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak usia sekolah mulai berusaha mengetahui
tentang pikirannya sendiri, tentang bagaimana ia belajar dan mengingat situasi-situasi yang
dialami setiap hari, mulai menyadari proses-proses kognitifnya dan bagaimana seseorang dapat
meningkatkan penilaian kognitif mereka, serta memilih strategi-strategi yang cocok untuk
meningkatkan kinerja kognitif mereka.
Pengertian Metakognisi
Komponen Metakognitif
Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan metakognitif meliputi usaha monitoring dan refleksi atas pikiran-pikiran saat ini.
Menurut John Flavell (1976) pengetahuan metakognitif secara umum dapat dibedakan menjadi 3
variabel yaitu:
1.Variabel individu
2. Variabel tugas
3. variable strategi
Aktivitas kognisi
Aktivitas kognisi disebut juga pengaturan kognisi (regulation of cognition) mencakup usaha-
usaha siswa memonitor, mengontrol atau menyesuaikan proses kognitifnya dan merespons
tuntutann tugas atas perubahan kondisi.
Perkembangan Metakognitif
Penelitian Flavel tentang metakognitif lebih difokuskan pada anak-anak. Flavel menunjukkan
bahwa anak-anak yang masih kecil telah menyadari adannya pikiran, memiliki keterkatian atau
terpisah dengan dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara
akurat atau tidak akurat, dan secara aktif menengahi interpretasi tentang realitas dan emosi yang
dialami. Anak-anak usia3 tahun telah mampu emahami bahwa pikiran adalah peristiwa mental
internal yang menyenangkan yang referensial (merujuk pada peristiwa-peristiwa nyata atau
hayalan.
Strategi kognitif
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting diskusi oleh
seorang peseta didik dalam belajar atau meecahkan masalah. Strategi kognitif merupakan
kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah analisis, sintesis dan evaluasi. Srtaegi kognitif
ini dapat diplajari oleh peserta didik.
Menurut Bell Gledder (ddalam Paulina Pannen, 2001), strategi kognitif merupakan proses
berpikir induksi, dimana siswa belajar untuk membangun pengetahuan berdasarkan fakta atau
prinsip yang diketahuinya. Strategi kognitif tidak berhubungan dengan materi bidang ilmu
tertentu, karena merupakan keterampilan berpikir siswa yang internal dan dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu. Ini terlihat ketika siswa mempelajari materi satu bidang ilmu,
mereka juga terlibat dalam proses untuk menggembangkan strategi kognitif.
Terdapat berbagai jenis strategi kognitif yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar dan
memecahkan masalah. West, Farmer dan Wolff (1991) mengidentifikasi 4 jenis strategi kognitif,
yaitu:
Gaya kognitif
Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan
pendidikan. Ide ini berkembang pada penelitian mengenai bagaimana individu menerima dan
mengorganisasi informasi dari lingkungan sekitarnya.
Menurut Woolfolk (1995) didalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat,
mengenal, dan mengorganisir informasi. Setiap individu akan memilih cara yang lebih disukai
dalam memproses dan mengorganisasi informasi sebagai respon terhadap stimuli lingkungannya.
Gaya impulsif dan reflektif. Menunjukkan tempo kognitif dan kecepatan berpikir
Field dependence dan independence. Gaya field dependence merupakan tipe gaya
kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan psikososial peserta didik yang
penting dipahami oleh seorang guru. Hal ini karena konsep diri merupakan salah satu variable
yang menentukan dalam proses pendidikann.
Jadi, harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatiif.
Evaluasi individu terlihat dari penghargaan yang ia berikan terhadap eksistensi dan keberarartian
diri. Individu yang memiliki harga diri positif dan menerima dan menghargai dirinya sendiri
sebagaimana adanya serta tidak cepat-cepat menyalahkan dirinya atas kekurangan atau ketidak
sempurnaan dirinya.
1. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau
penjelasan dari ‘ siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-citakan
dimasa depan.
3. Penelitian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.
Pengertian Kemandirian
Erikson (dalam Monks, dkk, 1989) menyatakan kemandirian adalah usaha untuk
melepaskan diri dari orang tua denga maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri
sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri kreatif dan
inisiatif, engatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-
keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain.
Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari
pengaruh penilaian pendapat keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik
diarahkan akan lebih bertanggung jawabb terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:
Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan diri
sendiri
Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
Bentuk-bentuk Kemandirian
Robert Havighurst (1972) membedakan kemandirian atas tiga bentuk kemandirian, yaitu:
Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain
Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang lain
Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi
Kemandirian social, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain
yang tidak tergantung pada aksi orang lain
Pentingnya kemandirian bagi peserta didik, tidak dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan
dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kehidupan peserta didik.
Pengerauh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang
sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar,
penyalahunaan obat dan alcohol, perilaku agresif, dan berbagaimperilaku menyimpang yang
sudah mengarahkan pada tindak criminal
Penyesuain diri
Penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan
semua reaksi individu terhadap tuntunan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam individu
itu sendiri. Dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut seluruh aspek
kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dan luar dirinya.
Faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri dari dilihat dari konsep psikogenik dan
sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bhawa penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat
kehidupan soosial individu. Pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang
kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek:
Resiliensi (daya lentur dan ketahanan) adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki
seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah,
meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang
tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal
yang wajar untuk diatasi.
Seperti halnya dalam memberikan definisi, para ahli juga berbeda pendapat dalam merumuskan
ciri-ciri yang dapat menggambarkan karakteristik seorang yang resilien. Bernard (1991)
misalnya, seorang yang resiliensi biasanya memiliki empat sifat-sifat umum yaitu:
Keluarga merupakan unit social yang terkecil yang memiliki peranan penting dan menjadi dasar
bagi perkembangan psikososial anak dalam konteks social yang luas. Untuk itu, dalam
memahami perkembangan psikososial peserta didik, perlu dipelajari bagaimana hubungan anak
dengan keluarga.
Hubungan orangtua dan anak berkembang dengan baik apabila kedua pihak saling memupuk
keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang sangat penting. Perkembangan
yang dialami anak sama sekali bukan alasan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan dimasa
kecilnya. Hal ini justru aka membantu orangtua dalam menjadi terbukanya jalur komunikasi.
Peran periode ini, orangtua dan anak-anak telah memiliki sekumpulan pengalaman masa lalu
bersama, dan pengalaman ini membuat hubungan keluarga menjadi bertambah unik dan penuh
arti. Studi mendokumentasikan mengenai gagasan ini dengan menganalisis surat-surat yang
ditulis oleh anak-anak usia sekolah pada salah satu surat kabar local dengan tema “apa yang
membuat ibu jadi terhormat”.
B. Buku Pembanding
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism yang
disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu organisme
yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Perkembangan
merupakan proses menyeluruh ketika individu beradapatasi dengan lingkungannya.
perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapantahapan tertentu.
Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut.
B. Prinsip-perinsip Perkembangan
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
Perubahan fisik ·
Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak, jantung, dan
lain sebagainya. Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak.
Perubahan mental
Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan imajinasi. · Hilangnya
ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap sosial yang, misalnya
egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.
C.Teori-teori Perkembangan
Perkembangan kognitif
Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan berpikir
manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa seorang anak berperan
aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap berpikir manusia menurut Piaget
bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan bahwa anak-anak melewati tahap-
tahap perkembangan kognitif dengan urutan yang tidak pernah berubah dengan keteraturan yang
sama.
Naturalisme
D. Tahap-tahap Perkembangan
1. Periode Pranatal, Periode pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai
anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
psikhis yang sangat penting bagi seorang anak.
2. Masa Bayi Baru Lahir, Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai dua
minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi.
3. Masa Bayi, Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada
masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
4. Masa Anak-anak Awal, Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam
tahun. Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak.
5. Masa Anak-Anak Akhir , Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun.
Masa ini dipandang sebagai anak sekolah dasar.
6. Masa Puber, Masa puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai limabelas tahun.
7. Masa Remaja, Masa remaja dimulai dari usia limabelas sampai delapan belas tahun. Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
8. Masa Dewasa Dini, Masa dewasa dini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh
tahun.
9. Masa Dewasa Madya, Masa dewasa madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam
puluh tahun.
10. Masa Usia, Lanjut Masa usia lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.
Manurut Hurlock (1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal
akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang.
Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang
berkaitan dengan perkembangan seseorang yaitu:
Inteligensi
Seks
Kelenjar-kelenjar
Kebangsaan (ras)
Posisi dalam keluarga
Makanan
Luka dan penyakit
Hawa dan sinar
Kultur (budaya)
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi sejak masa anak-anak sampai usia lanjut.
Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-
ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi
fisik. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak perempuan meliputi:
Pertumbuhan tulang-tulang
Testis (buah pelir) membesar
Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap
Awal perubahan suara
Ejakulasi (keluarnya air mani)
Bulu kemaluan menjadi keriting
Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya
Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot)
Tumbuh bulu ketiak. - Akhir perubahan suara
Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
Tumbuh bulu di dada
B.Perbedaan Kepribadian
personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems
that determine his unique adjustments to his environment” [kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang menentukan keunikan
seseorang beradaptasi dengan lingkungannya]. Perpaduan emosi stabil dan tidak stabil
melahirkan tiga pola kepribadian yaitu introversi-ekstraversi, neuriotis, dan psikotis. Ketiga pola
kepribadian tersebut memilki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ekstraversi-introversi
Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi,
periang, dominan, dan suka berspekulasi. Sifat utama intraversi antara lain tidak sosial, pendiam,
pasif, ragu, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan
terkontrol.
b. Neurotis
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh kecemasan, depresi, merasa bersalah,
percaya diri rendah, tegang, irasional, malu-malu, larut dalam suasana hati, dan emosional.
c. Psikotisme
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin, agresif, egosentris, impersonal,
implusif, anti sosial, tidak berempati, kreatif, dan bebal.
C.Perbedaan Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau
merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang
yang cenderung menentukan cara ia berpikir, bertindak, dan merasa. Karakteristik fisik
seseorang berkaitan erat dengan temperamennya. Sadar atau tidak, temperamen berpengaruh
kuat dalam tingkah laku individu seharihari. Pengenalan terhadap temperamen seseorang dapat
menjadi dasar praduga bagaimana reaksinya bila dihadapkan pada situasi tertentu.
Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia lanjut.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa,
dan usia lanjut Fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia
lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut. Pertumbuhan fisik manusia dipengaruhi faktor internal dan eksternal,
sehingga bayi kembar sekalipun tidak memiliki irama perkembangan fisik yang sama, jika
tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa anak-anak terdiri dari pertumbuhan dan
perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar merupakan
perkembangan kemampuan anak menggunakan seluruh anggota badan (otot-otot besar) untuk
melakukan sesuatu. Pada usia 3-5 tahun, perkembangan motorik kasar anak antara lain: berjalan
dengan berbagai variasi, berlari, memanjat, melompat, menari, melempar, menangkap, dan lain
sebagainya. Termasuk perkembangan fisik anak adalah kemampuan mengontrol buang air besar
dan kecil.
Perubahan yang paling dirasakan remaja adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses
perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak sebagai persiapan
menjadi dewasa. Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja laki-laki dan perempuan
sebagai berikut:
Laki-laki
1. Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
3. Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
4. Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
5. Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
6. Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (dua tahun setelah rambut pubis)
7. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)
a. Perempuan
1. Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
2. Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
3. Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
4. Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
5. Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
6. Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu
ketiak)
Faktor-faktor keturunan antara lain gen yang mempengaruhi tinggi badan,berat badan, warna
kulit, warna mata, dan warna rambut. Faktor hereditas juga berkaitan dengan puncak
perkembangan (milestones). Faktor lingkungan (environment) seperti iklim, kesehatan, gizi, pola
asuh, dan kasih sayang orang tua juga mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Menurut Terman kemampuan kognitif
adalah kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Colvin menyatakan kemampuan kognitif adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Piaget menskemakan perkembangan kognitif
manusia sebagai berikut:
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan tingkah laku sosial dalam
interaksi sosial di antaranya:
Jenis-jenis Emosi
Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi sekunder. Emosi
primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira, sedih, marah, dan
takut. Emosi sekunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer dan
bersifat lebih kompleks. Emosi sekunder berasal dari kesadaran dan evaluasi diri. Emosi
sekunder antara lain malu, iri hati, dengki, ujub, kagum, takjub, dan cinta.
Turiel (2007) menyatakan ada perbedaan antara moralitas dan konvensi sosial bagi anak.
Menurutnya perilaku moral, seperti memukul seseorang tanpa alasan, memiliki efek intrinsik
(misalnya kejahatan) terhadap kesejahteraan orang lain. Inti dari ciri kognisi moral berpusat pada
pertimbangan terhadap efek perilaku tertentu terhadap kesejahteraan orang lain.
Penelitian Masganti (2009) tentang kompetensi moral anak usia dini menujukkan bahwa
pengembangan moral anak harus dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
2. Mengajak peserta didik melakukan alternatif-alternatif yang dipilih dalam melakukan nilai-
nilai moral yang telah didiskusikan. Misalnya membuang sampah pada tempatnya atau bersedia
mengutip sampah yang ada di lingkungan sekolah.
Dimensi Biologis
Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang
anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya
sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dan lain-
lain. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang
berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone.
Dimensi Kognitif
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
. Dimensi Moral
Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena
mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai
dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan
merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.
Dimensi Sosial-Emosional
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka
terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan;
sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek
atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan
mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan
mampu bertanggung jawab.
Penyalahgunaan Narkoba
Seks bebas
Merokok
Bolos sekolah
Akibat-akibat yang ditimbulkan dari berbagai permasalahan akhlak remaja di atas antara lain:
Terkena HIV/AID
Mencuri, menodong, mencopet, dan sejenisnya
Bunuh Diri
Berkelahi dengan teman atau antar sekolah
Kebut-kebutan
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan:
Dalam buku utama memiliki sampul yang bagus. Isi didalamnya terdapat pengertian, tujuan,
manfaat dan faktor perkembangan peserta didik sehingga membuat buku menjadi lengkap dan
penulis dapat memahaminya. Jenis font dan layout yang digunakan bagus dan bahasa yang
digunakan didalam buku tersebut mudah dipahami dan dimengerti.
Kekurangan:
Didalam buku utama masih ada terdapat penulisan kata yang salah, sebaiknya diperbaiki agar
lebih baik lagi, pada buku tidak terdapat rangkuman pada setiap bab. Tidak terdapat gambar
ilustrasi.
Kelebihan:
Dalam buku pembanding ini memiliki sampul buku yang cukup bagus. Isi dalam bukunya juga
sudah jelas karena dalam materi ini penulis memaparkan maksud dan tujuan dari membaca
setiap poin dari setiap materi dan penulis juga memaparkan contoh-contoh. Buku ini juga banyak
menggunakan pendapat para ahli sehingga dapat menguatkan dasar dari tiap materi. Terdapat
gambar contoh perkembangan peserta didik mulai dari usia dini hingga remaja sehingga penulis
tidak bosan untuk membacanya.
Kekurangan:
Buku ini masih menggunakan bahasa asing sehingga sulit dipahami dan dimengerti oleh
sipembaca.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku ini yang sudah saya bandingkan saya dapat menyimpulkan bahwa kedua buku
ini sangat bagus dan cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari perkembangan peserta didik
karena didalam buku ini isinya sudah bagus. Meskipun setiap buku memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing tetapi pada dasarnya kedua buku ini pasti memiliki tujuan yang sama
yaitu bagaimana cara pembaca agar dapat mengerti dengan mudah tentang materi yang
dijelaskan didalam buku tersebut.
4.2 Saran
Hanya perlu menambahkan media gambar didalam buku agar para pembaca tidak merasa bosan
dengan tulisan saja tetapi mereka akan semangat dalam belajar dan membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Desmita, M.Si. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Pt Remaja
Rosdakarya