Jawab:
Pengertian emosi
Emosi adalah suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkain kecenderungan untuk bertindak (Asrori, 2006). Pengertian lain emosi adalah suatu
pengalaman afektif yang kuat pada diri seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan-
perubahan pada diri individu, baik keadaan mental maupun fisik serta berwujud suatu sikap dan
tingkah-laku yang tampak (Sunarto & Agung Hartono, 2008).
Bentuk-bentuk emosi
Menurut Goleman (2009), bentuk-bentuk emosi pada seseorang adalah sebagai berikut:
1. Amarah, yaitu: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu,
tersinggung, bermusuhan, hingga tindakan kekerasan dan kebencian patologis.
2. Kesedihan, yaitu: pedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesedihan, ditolak,
dan depresi berat.
3. Rasa takut, yaitu: takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak
senang, ngeri, takut sekali, fobia dan panik.
4. Kenikmatan, yaitu: bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub, terpesona, senang
sekali dan manis.
5. Cinta, yaitu: persahabatan, penerimaan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat.
6. Terkejut, yaitu: terpana dan takjub.
7. Jengkel, yaitu: hina, jijik, muak, benci.
8. Malu, yaitu rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Hubungan emosi dan tingkah laku
Rasa takut atau marah dapat menyebabkan seseorang gemetar. Dalam ketakutan, mulut menjadi
kering, cepatnya jantung berdetak, derasnya aliran darah atau tekanan darah, dan sistem
pencernaan mungkin berubah selama pemunculan emosi. Keadaan emosi yang menyenangkan
dan relaks berfungsi sebagai alat pembantu untuk mencerna, sedangkan perasaan tidak senang
akan menghambat atau mengganggu proses pencernaan.
Peradangan di dalam perut atau lambung, diare, dan sembelit adalah keadaan-keadaan yang
dikenal karena terjadinya berhubungan dengan gangguan emosi. Keadaan emosi yang normal
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab kesulitan
dalam berbicara. Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang
gagap. Banyak situasi yang timbul di sekolah atau dalam suatu kelompok yang dapat
menyebabkan seseorang menjadi tenang.
Seorang siswa tidak senang kepada gurunya bukan karena pribadi guru, namun bisa juga
disebabkan sesuatu yang terjadi pada saat sehubungan dengan situasi kelas. Penderitaan
emosional dan frustasi mempengaruhi efektivitas belajar. Anak sekolah akan belajar efektif
apabila ia termotivasi, karena ia perlu belajar. Setelah hal ini ada pada dirinya, selanjutnya ia
akan mengembangkan usahanya untuk dapat menguasai bahan yang ia pelajari.
Reaksi setiap pelajar tidak sama, oleh karena itu rangsangan untuk belajar yang diberikan harus
berbeda-beda dan disesuaikan dengan kondisi anak. Dengan begitu, rangsangan-rangsangan yang
menhasilkan perasaan yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar dan demikian
pula rangsangan yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan akan mempermudah siswa
dalam belajar di kehidupan sehari-harinya.
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka
bergantung pada factor kematangan dan factor belajar (Hurlock, 1960: 266). Selain kedua hal
tersebut, perkembangan emosi juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi kehidupan atau kultur.
Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional.
Bertambahnya pengetahuan dan pemanfaatan media masa atau keseluruhan latar belakang
pengalaman, berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut
dan factor-faktor eksternal yang seringkali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang
tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat
mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak
larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka
menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat
mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Pelakuan saudara serumah, orang lain yang sering
kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosioanal anak.