Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Data Hasil Pengujian Tingkat Kebisingan


Pengujian tingkat kebisingan dilakukan di Gedung G5 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur
tingkat kebisingan menggunakan sound level meter dengan jarak 2 meter dari
ujung muffler. Pengambilan data dilakukan dengan dua parameter, yaitu putaran
mesin dari 2000 rpm – 5000 rpm dengan kenaikan 500 rpm dan juga sudut dalam
melakukan pengukuran yaitu 00 (samping kanan motor); 900 (belakang motor);
dan 1800 (samping kiri motor). Adapun hasil pengambilan data tingkat kebisingan
dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.1 Hasil pengujian tingkat kebisingan muffler standar
Putaran Pengujia Tingkat Kebisingan muffler Standar
Mesin RataTotal
n Sudut 00 Sudut 900 Sudut 1800

2000 1 70,0 68,7 68,8

2 69,9 68,7 68,7

3 70,0 68,8 68,9

Rata-rata 69,97 68,73 68,8 69,17

2500 1 70,6 70,2 70,5

2 70,6 70,3 70,5

3 70,6 70,1 70,4

Rata-rata 70,57 70,2 70,45 70,41

3000 1 72,6 72,2 72,4

2 72,4 72,2 72,3

3 72,5 72,3 72,4

Rata-rata 72,5 72,23 72,37 72,37

3500 1 75,6 75,1 75,2

2 75,8 75,1 75,3

3 75,5 75,2 75,3

Rata-rata 75,63 75,13 75,27 75,343

4000 1 78,5 78,0 78,4

2 78,6 78,2 78,4

36
37

3 78,6 78,1 78,3

Rata-rata 78,57 78,1 78,57 78,413

Data pada Tabel 4.1 tesebut merupakan hasil pengujian menggunakan


sound level meter pada muffler knalpot standar menyatakan tingkat kebisingan
knalpot standar memiliki dB yang rendah saat putaran mesin 2000 rpm.
Selanjutnya adalah data hasil pengujian tingkat kebisingan mengunakan muffler
stainless steel, berikut Tabel 4.2 untuk hasil tingkat kebisingan muffler stainless
steel.

Tabel 4.2 Hasil pengujian tingkat kebisingan muffler stainless steel


Putaran Tingkat Kebisingan Muffler Stainless
Mesin Pengujia steel RataTotal
n
Sudut 00 Sudut 900 Sudut 1800

2000 1 70,9 70,7 70,9

2 70,8 70,8 70,8

3 71,0 70,8 70,9

Rata-rata 70,9 70,77 70,87 70,85

2500 1 72,8 72,5 72,7

2 72,6 72,4 72,8

3 72,9 72,6 72,7

Rata-rata 72,77 72,5 72,73 72,7

3000 1 74,7 74,5 74,6

2 74,7 74,4 74,7

3 74,8 74,6 74,7

Rata-rata 74,73 74,5 74,67 74,63

3500 1 78,7 78,1 78,5

2 78,6 78,1 78,3

3 78,6 78,0 78,4

Rata-rata 78,63 78,07 78,4 78,37

4000 1 80,5 79,2 79,4

2 79,9 79,3 79,3

3 80,0 79,3 79,5

Rata-rata 80,13 79,27 79,4 79,6


38

Data pada Tabel 4.2 tersebut merupakan hasil pengujian menggunakan


sound level meter pada muffler knalpot stainless steel menyatakan tingkat
kebisingan knalpot stainless steel memiliki dB yang rendah saat putaran mesin
2000 rpm, tingkat kebisingan akan terus meningkat seiring bertambahnya putaran
mesin sampai 4000 rpm. Tabel 4.3 berikut merupakan data hasil pengujian tingkat
kebisingan pada muffler besi.
Tabel 4.3 Hasil pengujian tingkat kebisingan muffler besi
Putaran Pengujia Tingkat Kebisingan Muffler Besi
Mesin RataTotal
n Sudut 00 Sudut 900 Sudut 1800

2000 1 69,7 68,5 68,6

2 70,2 68,7 68,9

3 69,8 68,9 68,9

Rata-rata 69,9 68,7 68,8 69,13

2500 1 70,1 69,8 70,2

2 70,4 70,1 70,4

3 70,3 69,9 70,3

Rata-rata 70,28 69,93 70,3 70,17

3000 1 72,9 72,4 72,5

2 72,7 72,3 72,1

3 72,7 72,1 72,3

Rata-rata 72,77 72,27 72,3 72,447

3500 1 77,3 76,3 76,8

2 77,5 76,3 76,6

3 77,1 76,4 76,6

Putaran Tingkat Kebisingan Muffler Besi


Mesin Pengujian Rata Total
Sudut 00 Sudut 900 Sudut 1800

Rata-rata 77,3 76,33 76,67 76,77

4000 1 79,2 78,5 79,2

2 79,4 78,3 79,5

3 79,4 78,1 79,0

Rata-rata 79,33 78,3 79,23 78,95


39

Data pada Tabel 4.3 tesebut merupakan hasil pengujian menggunakan


sound level meter pada muffler knalpot besi menyatakan tingkat kebisingan
knalpot besi memiliki dB yang rendah saat putaran mesin 2000 rpm, tingkat
kebisingan akan terus meningkat seiring bertambahnya putaran mesin sampai
4000 rpm. Tabel 4.4 berikut merupakan data hasil pengujian tingkat kebisingan
muffler aluminium.
Tabel 4.4 Hasil pengujian tingkat kebisingan muffler aluminium
Putaran Pengujia Tingkat Kebisingan Muffler Aluminium
Mesin RataTotal
n Sudut 00 Sudut 900 Sudut 1800

2000 1 69,9 68,8 69,6

2 70,1 68,9 69,7

3 70,0 70,0 69,9

Rata-rata 70,9 69,23 69,73 69,95

2500 1 70,6 70,3 70,8

2 70,6 70,4 70,6

3 70,8 70,4 70,6

Rata-rata 70,67 70,37 70,67 70,57

3000 1 73,5 72,7 72,6

2 73,4 72,5 72,8

3 73,7 72,6 72,6

Rata-rata 73,53 72,6 72,67 72,93

3500 1 77,8 76,0 76,1


2 77,9 76,3 76,3

3 77,9 76,1 76,0

Rata-rata 77,87 76,3 76,13 76,77

4000 1 79,5 78,5 79,0

2 79,6 78,4 79,4

3 79,5 78,6 79,5

Rata-rata 79,53 78,8 79,3 79,21

Data pada Tabel 4.4 tesebut merupakan hasil pengujian menggunakan


sound level meter pada muffler knalpot aluminium menyatakan tingkat kebisingan
knalpot aluminium memiliki dB yang rendah saat putaran mesin 2000 rpm,
40

tingkat kebisingan akan terus meningkat seiring bertambahnya putaran mesin


sampai 4000 rpm.
Berdasarkan data yang telah didapatkan disajikan dalam bentuk tabel, maka
dapat diketahui perbedaan tingkat kebisingan antara muffler knalpot stainless steel
dengan muffler knalpot standar, perbedaan tingkat kebisingan antara muffler
knalpot besi dengan muffler knalpot standar, dan perbedaan tingkat kebisingan
antara muffler aluminium dengan muffler knalpot standar.
4.1.1. Grafik Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Knalpot Standar,
Stainless steel, Besi dan Aluminium.
Berdasarkan Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 tersebut diambil
rata-rata dari pengambilan data dinyatakan dalam satuan desibel (dB), dari hasil
tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik perbandingan secara rinci seperti
pada Gambar 4.1 berikut.

GRAFIK TINGKAT KEBISINGAN MUFFLER STANDAR, STAINLESS


STEEL, BESI DAN ALUMINIUM
80
TINGKAT KEBISINGAN (dB)

78
76
74
72
70
68
2000 2500 3000 3500 4000
PUTARAN MESIN (RPM)

Muffler Standar Muffler Stainless steel


muffler besi muffler aluminium

Gambar 4.1 Grafik perbedaan tingkat kebisingan muffler standar, stainless steel, besi dan
aluminium

1) Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Stainless steel dan Muffler


Standar
Gambar 4.1 menyatakan bahwa muffler stainless steel tingkat kebisingannya
lebih tinggi daripada muffler standar pada putaran mesin 2000 rpm sampai 4000
rpm. Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut tingkat kebisingan pada muffler standar
pada putaran mesin 2000 rpm adalah 69,17 dB, pada putaran mesin 2500 rpm
41

adalah 70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB, pada putaran
mesin 3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm adalah 78,413 dB.
Sedangkan pada muffler stainless steel tingkat kebisingan pada putaran mesin
2000 rpm adalah 70,85 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah 72,7 dB, pada
putaran mesin 3000 rpm adalah 74,63 dB, pada putaran mesin 3500 rpm adalah
78,37 dB dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 79,6 dB. Dapat disimpulkan
bahwa meski dengan ukuran diameter dan panjang yang sama knalpot dengan
muffler standar dapat lebih meredam kebisingan dibandingkan dengan muffler
dengan bahan stainless steel.
2) Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Besi dan Muffler Standar
Gambar 4.1 menyatakan bahwa muffler besi tingkat kebisingannya lebih
rendah dibandingkan dengan muffler standar pada putaran mesin 2000 rpm dan
2500 rpm, namun pada putaran mesin 2500 rpm sampai 4000 rpm tingkat
kebisingan muffler besi meningkat dan lebih tinggi dari muffler standar.
Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut tingkat kebisingan pada muffler standar pada
putaran mesin 2000 rpm adalah 69,17 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah
70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB, pada putaran mesin
3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm adalah 78,413 dB.
Sedangkan pada muffler besi tingkat kebisingan pada putaran mesin 2000 rpm
adalah 69,13 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah 70,17 dB, pada putaran
mesin 3000 rpm adalah 72,447 dB, pada putaran mesin 3500 rpm adalah 76,77 dB
dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 78,95 dB., dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada putaran mesin 2000 rpm sampai 2500 rpm muffler besi
dapat lebih meredam kebisingan dibandingkan dengan muffler standar, akan tetapi
pada putaran mesin 2500 rpm sampai 4000 rpm muffler besi lebih bising
dibandingkan dengan muffler standar meski dengan diameter dan ukuran yang
sama.
3) Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Aluminium dan Muffler
Standar
Gambar 4.1 menyatakan bahwa muffler aluminium memiliki tingkat
kebisingan yang lebih tinggi daripada muffler standar pada putaran mesin 2000
rpm sampai 4000 rpm. Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut tingkat kebisingan pada
42

muffler standar pada putaran mesin 2000 rpm adalah 69,17 dB, pada putaran
mesin 2500 rpm adalah 70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB,
pada putaran mesin 3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm
adalah 78,413 dB. Sedangkan pada muffler aluminium tingkat kebisingan pada
putaran mesin 2000 rpm adalah 69,95 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah
70,57 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,93 dB, pada putaran mesin
3500 rpm adalah 76,77 dB dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 79,21 dB.,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa muffler standar dapat lebih meredam
kebisingan daripada muffler aluminium meski dengan diameter dan pajang yang
sama.

4.2 Hasil Uji Prasyarat


Uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.
Hasil dari uji prasyarat ini nantinya akan menjadi dasar penentuan jenis uji
hipotesis apakah yang cocok digunakan. Dalam uji prasyarat untuk membedakan
dua sampel yang berpasangan hanya satu yaitu menggunakan uji normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data yang telah didapatkan. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini
adalah kolmogorov-smirnov test menggunakan aplikasi software SPSS 24 for
Windows dengan nilai signifikansi 0,05. Berikut merupakan hasil uji normalitas
yang telah dilakukan.
4.2.1 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Muffler Standar dan Muffler
Stainless steel
Penyajian hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler
stainless steel dalam bentuk Tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel
pada putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Muffler_Stainless_
Muffler_Standar steel
N 5 5
Normal Parametersa,b Mean 74.1278 75.2300
Std. Deviation 3.49950 3.70479
Most Extreme Differences Absolute .236 .202
Positive .164 .164
Negative -.236 -.202
43

Test Statistic .236 .202


Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel
berdistribusi normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler stainless steel dengan menggunakan metode One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler stainless steel memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi
yang ditetapkan yaitu 0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah
H0, yaitu data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel
berdistribusi normal.

4.2.2 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Muffler Standar dan Muffler Besi
Penyajian hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler
besi disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi pada
putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Muffler_Standar Muffler_besi
N 5 5
Normal Parametersa,b Mean 74.1278 73.4934
Std. Deviation 3.49950 4.23349
Most Extreme Differences Absolute .236 .198
Positive .164 .198
Negative -.236 -.181
Test Statistic .236 .198
44

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi berdistribusi
normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.6 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler besi dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov
Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler standar dan
muffler besi memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu
0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah H0, yaitu data tingkat
kebisingan muffler standar dan muffler besi berdistribusi normal.

4.2.3 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Muffler Standar dan Muffler
Aluminium
Penyajian hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler
aluminium disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
pada putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Muffler_Aluminiu
Muffler_Standar m
N 5 5
Normal Parametersa,b Mean 74.1278 73.8860
Std. Deviation 3.49950 4.00201
Most Extreme Differences Absolute .236 .196
Positive .164 .196
Negative -.236 -.164
Test Statistic .236 .196
45

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
berdistribusi normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler aluminium dengan menggunakan metode One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler aluminium memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi
yang ditetapkan yaitu 0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah
H0, yaitu data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
berdistribusi normal.

4.3 Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Metode Paired Sample T-Test


Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan yang signifikan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler standar,
stainless steel, besi dan alumunium, dikarenakan hasil uji prasyarat pada
pembahasan sebelumnya adalah berdistribusi normal, maka uji hipotesis dapat
dilakukan sebagai berikut.
4.3.1 Pengujian hipotesis tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stanless
steel
Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah “terdapat perbedaan tingkat
kebisingan antara penggunaan muffler knalpot berbahan stainless steel dengan
46

muffler knalpot standar” hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.8
sebagai berikut.

Tabel 4.8 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar pada
putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Paired Samples Test
Paired Differences

95% Confidence
Std. Std. Interval of the Sig. (2-
Deviati Error Difference t df tailed)
Mean on Mean Lower Upper
PMuffler_Standar - 69.80822 3.4595 1.5471 65.51268 74.10376 45.12 4 .000
aMuffler_Stainless_st 0 4 1
i eel
r
1
Hipotesis:
a. H0 = terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot dengan bahan stainless steel dan muffler knalpot standar
b. H1 = tidak terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 ditolak
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa hasil perngujian data menggunakan
aplikasi SPSS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,00 sehingga H0 diterima
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara
penggunaan muffler knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar.

4.3.2 Pengujian hipotesis tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi
Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah “terdapat perbedaan tingkat
kebisingan antara penggunaan muffler knalpot berbahan besi dengan muffler
47

knalpot standar” hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.9 sebagai
berikut.

Tabel 4.9 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan besi dan muffler knalpot standar pada putaran mesin
2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm

Paired Samples Test


Sig.
(2-
Paired Differences t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std.
Deviati Error
Mean on Mean Lower Upper
Pair Muffler_Stand 69.83192 3.45451 1.54490 65.54259 74.12126 45.20 4 .000
1 ar - 2
Muffler_besi
Hipotesis:
c. H0 = terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot dengan bahan besi dan muffler knalpot standar
d. H1 = tidak terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot berbahan besi dan muffler knalpot standar
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
c. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 ditolak
d. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa hasil perngujian data menggunakan
aplikasi SPSS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,00 sehingga H0 diterima
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara
penggunaan muffler knalpot berbahan besi dan muffler knalpot standar.

4.3.3 Pengujian hipotesis tingkat kebisingan muffler standar dan muffler


aluminium
48

Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah “terdapat perbedaan tingkat


kebisingan antara penggunaan muffler knalpot berbahan aluminium dengan
muffler knalpot standar” hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.10
sebagai berikut.

Tabel 4.10 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot standar pada putaran
mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the Sig. (2-
Deviati Error Difference t df tailed)
Mean on Mean Lower Upper
Pair Muffler_Standar - 69.82644 3.4580 1.5464 65.53276 74.12012 45.15 4 .000
1 Muffler_Alumini 1 7 2
um

Hipotesis:
e. H0 = terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot dengan bahan aluminium dan muffler knalpot standar
f. H1 = tidak terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot standar
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
e. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 ditolak
f. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil perngujian data
menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,00 sehingga
H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kebisingan
antara penggunaan muffler knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot
standar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen6 halaman
    Bab V
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen5 halaman
    Bab V
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen23 halaman
    Bab 2
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen9 halaman
    Bab 3
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Job Sheet Merangkai Sistem AC
    Job Sheet Merangkai Sistem AC
    Dokumen34 halaman
    Job Sheet Merangkai Sistem AC
    Yadino Dino
    Belum ada peringkat
  • Motor Listrik
    Motor Listrik
    Dokumen2 halaman
    Motor Listrik
    Roby Candra Taruna
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Wahyu Putri Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Struktur Atom
    Struktur Atom
    Dokumen16 halaman
    Struktur Atom
    Fawatihul Isnayni Lailah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Wahyu Putri Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Cover TP
    Cover TP
    Dokumen3 halaman
    Cover TP
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Cover TP
    Cover TP
    Dokumen3 halaman
    Cover TP
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Dan Grafik Fungsi
    Fungsi Dan Grafik Fungsi
    Dokumen24 halaman
    Fungsi Dan Grafik Fungsi
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Motor Listrik
    Motor Listrik
    Dokumen2 halaman
    Motor Listrik
    Roby Candra Taruna
    Belum ada peringkat
  • Makalah MTK
    Makalah MTK
    Dokumen22 halaman
    Makalah MTK
    Yohanes Berchmans Bayuaji Banendro
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2 (Total)
    Tugas 2 (Total)
    Dokumen21 halaman
    Tugas 2 (Total)
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pengapian Elektronik
    Sistem Pengapian Elektronik
    Dokumen38 halaman
    Sistem Pengapian Elektronik
    dimas arifiyanto
    Belum ada peringkat