HASIL ANALISIS
36
37
78
76
74
72
70
68
2000 2500 3000 3500 4000
PUTARAN MESIN (RPM)
Gambar 4.1 Grafik perbedaan tingkat kebisingan muffler standar, stainless steel, besi dan
aluminium
adalah 70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB, pada putaran
mesin 3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm adalah 78,413 dB.
Sedangkan pada muffler stainless steel tingkat kebisingan pada putaran mesin
2000 rpm adalah 70,85 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah 72,7 dB, pada
putaran mesin 3000 rpm adalah 74,63 dB, pada putaran mesin 3500 rpm adalah
78,37 dB dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 79,6 dB. Dapat disimpulkan
bahwa meski dengan ukuran diameter dan panjang yang sama knalpot dengan
muffler standar dapat lebih meredam kebisingan dibandingkan dengan muffler
dengan bahan stainless steel.
2) Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Besi dan Muffler Standar
Gambar 4.1 menyatakan bahwa muffler besi tingkat kebisingannya lebih
rendah dibandingkan dengan muffler standar pada putaran mesin 2000 rpm dan
2500 rpm, namun pada putaran mesin 2500 rpm sampai 4000 rpm tingkat
kebisingan muffler besi meningkat dan lebih tinggi dari muffler standar.
Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut tingkat kebisingan pada muffler standar pada
putaran mesin 2000 rpm adalah 69,17 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah
70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB, pada putaran mesin
3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm adalah 78,413 dB.
Sedangkan pada muffler besi tingkat kebisingan pada putaran mesin 2000 rpm
adalah 69,13 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah 70,17 dB, pada putaran
mesin 3000 rpm adalah 72,447 dB, pada putaran mesin 3500 rpm adalah 76,77 dB
dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 78,95 dB., dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada putaran mesin 2000 rpm sampai 2500 rpm muffler besi
dapat lebih meredam kebisingan dibandingkan dengan muffler standar, akan tetapi
pada putaran mesin 2500 rpm sampai 4000 rpm muffler besi lebih bising
dibandingkan dengan muffler standar meski dengan diameter dan ukuran yang
sama.
3) Perbedaan Tingkat Kebisingan Antara Muffler Aluminium dan Muffler
Standar
Gambar 4.1 menyatakan bahwa muffler aluminium memiliki tingkat
kebisingan yang lebih tinggi daripada muffler standar pada putaran mesin 2000
rpm sampai 4000 rpm. Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut tingkat kebisingan pada
42
muffler standar pada putaran mesin 2000 rpm adalah 69,17 dB, pada putaran
mesin 2500 rpm adalah 70,41 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,37 dB,
pada putaran mesin 3500 rpm adalah 75,343 dB dan pada putaran 4000 rpm
adalah 78,413 dB. Sedangkan pada muffler aluminium tingkat kebisingan pada
putaran mesin 2000 rpm adalah 69,95 dB, pada putaran mesin 2500 rpm adalah
70,57 dB, pada putaran mesin 3000 rpm adalah 72,93 dB, pada putaran mesin
3500 rpm adalah 76,77 dB dan pada putaran mesin 4000 rpm adalah 79,21 dB.,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa muffler standar dapat lebih meredam
kebisingan daripada muffler aluminium meski dengan diameter dan pajang yang
sama.
Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel
berdistribusi normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler stainless steel dengan menggunakan metode One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler stainless steel memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi
yang ditetapkan yaitu 0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah
H0, yaitu data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler stainless steel
berdistribusi normal.
4.2.2 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Muffler Standar dan Muffler Besi
Penyajian hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler
besi disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi pada
putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi berdistribusi
normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.6 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler besi dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov
Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler standar dan
muffler besi memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu
0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah H0, yaitu data tingkat
kebisingan muffler standar dan muffler besi berdistribusi normal.
4.2.3 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kebisingan Muffler Standar dan Muffler
Aluminium
Penyajian hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler
aluminium disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil uji normalitas tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
pada putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Hipotesis:
a. H0 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
berdistribusi normal
b. H1 = data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium tidak
berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak
Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler aluminium dengan menggunakan metode One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Nilai signifikansi data tingkat kebisingan muffler
standar dan muffler aluminium memiliki nilai yang sama yaitu 0,200. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi
yang ditetapkan yaitu 0,05, dengan demikian maka hipotesis yang diterima adalah
H0, yaitu data tingkat kebisingan muffler standar dan muffler aluminium
berdistribusi normal.
muffler knalpot standar” hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.8
sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar pada
putaran mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the Sig. (2-
Deviati Error Difference t df tailed)
Mean on Mean Lower Upper
PMuffler_Standar - 69.80822 3.4595 1.5471 65.51268 74.10376 45.12 4 .000
aMuffler_Stainless_st 0 4 1
i eel
r
1
Hipotesis:
a. H0 = terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot dengan bahan stainless steel dan muffler knalpot standar
b. H1 = tidak terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 ditolak
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa hasil perngujian data menggunakan
aplikasi SPSS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,00 sehingga H0 diterima
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara
penggunaan muffler knalpot berbahan stainless steel dan muffler knalpot standar.
4.3.2 Pengujian hipotesis tingkat kebisingan muffler standar dan muffler besi
Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah “terdapat perbedaan tingkat
kebisingan antara penggunaan muffler knalpot berbahan besi dengan muffler
47
knalpot standar” hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4.9 sebagai
berikut.
Tabel 4.9 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan besi dan muffler knalpot standar pada putaran mesin
2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Tabel 4.10 Hasil uji hipotesis paired sample T-Test tingkat kebisingan antara penggunaan
muffler knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot standar pada putaran
mesin 2000 rpm sampai 4000 rpm dengan kenaikan 500 rpm
Hipotesis:
e. H0 = terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot dengan bahan aluminium dan muffler knalpot standar
f. H1 = tidak terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara penggunaan muffler
knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot standar
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:
e. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 ditolak
f. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 diterima
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil perngujian data
menggunakan aplikasi SPSS menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,00 sehingga
H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kebisingan
antara penggunaan muffler knalpot berbahan aluminium dan muffler knalpot
standar.