PUSKESMAS II CILONGOK
Di susun oleh :
Taufik Hidayat
Esa Yulianto
Irawan Arif Nugroho
Agus Riyanto
Riska Estriana Lukitasari
Widi Astuti
Reni Fajarwati
Setiyanti
Neni Ria Akilawati
Nurlaila Kusumaningtyas
A. Latar Belakang
Mengingat penduduk dunia sudah berjumlah 7,2 miliar orang dan setiap negara diharapkan
meningkatkan usaha-usaha pengendalian. Selain itu, setiap negara diharapkan meningkatkan
kesejahteraan penduduk. Menurut data dari WHO (World Health Organization), lebih dari 100 juta
wanita di dunia memakai metode kontrasepsi yang memiliki efektifitas, lebih dari 75% yang
memakai alat Kontrasepsi Hormonal dan 25% memakai Kontrasepsi Non Hormonal dalam
mencegah kehamilan (Depkes RI, 2012: 23).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan program pembatasan
angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program
keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak
hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak
(Depkes RI, 2011 :1)
Dalam rangka mencapai terwujudnya Indonesia yang sehat pemerintah telah
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu, salah
satunya memanfaatkan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di berbagai daerah sebagai pusat
pelayanan kesehatan terdepan dan sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya. Agar upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan
kerjasama lintas program dan lintas sektor yang sesuai dengan fungsi puskesmas sebagaimana di
dalam Sistem Kesehatan Nasional terdapat tiga (3) fungsi utama puskesmas, yakni : pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar.
Mutu pelayanan puskesmas, termasuk pelayanan KB sangat bervariasi antar puskesmas dan
banyak ditentukan oleh faktor petugas (kemampuan dan motivasi) dan sebagian lagi oleh faktor
sumber daya lainnya.
Program KB adalah merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk,agar keluarga sebagai unit terkecil
kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang
Konsling KB adalah kegiatan pemberian informasi atau nasehat tentang KB yang amat
penting, karena dapat membantu klien keluar dari berbagai pilihan dan alternative masalah
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB).Juga membantunya dalam menggunakan
metoda KB secara konsisten dan sukses.
Program KB merupakan salah satu program puskesmas, sehingga kami akan menganalisa
dengan tujuan mengevaluasi program KB tersebut. Untuk menunjang dalam analisa, maka kami
mengambil data penunjang, antara lain laporan bulanan KB selama enam bulan terakhir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan kegiatan Program KB Puskesmas II Cilongok tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data tentang puskesmas II cilongok
b. Mengetahui cakupan program KB puskesmas II cilongok
c. Mengetahui hasil kegiatan program KB
d. Mengetahui standar pelayanan minimal program KB
e. Melakukan analisa kegiatan antara cakupan program KB dengan standar prosedur
minimal program KB
C. Manfaat
1. Bagi puskesmas
a. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas yang ada di Puskesmas II Cilongok.
b. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan KB yang ada di Puskemas Puskesmas II
Cilongok.
c. Untuk meningkatkan program KB dan mutu karyawan yang ada di Puskesmas
Puskesmas II Cilongok.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui gambaran program KB yang ada di Puskesmas Puskesmas II Cilongok.
b. Menganalisa mutu dan kualitas pelayanan KB yang ada dipuskesmas Puskesmas II
Cilongok.
3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan KB yang lebih berkualitas
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pelayanan KB yang telah di lakukan oleh
Puskesmas II Cilongok.
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PROGRAM KB
b. Keadaan Demografi
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Cilongok, hasil Registrasi
Penduduk Akhir Tahun 2013 Jumlah Penduduk wil Puskesmas 2 Cilongok tahun
2013 adalah 55.355 jiwa yang terdiri dari 27.827 jiwa laki-laki (50,27 %) dan
27.528 jiwa perempuan (49,73 %) tergabung dalam 13.839 Rumah tangga / KK.
Jumlah penduduk tahun 2013 yang tertinggi di desa Pageraji sebanyak
10.596 jiwa sedangkan terendah di desa Cipete sebanyak 4045 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2010 – 2013 dari hasil
susenas sebesar 0,86 %. Laju pertumbuhan penduduk menurut desa cukup
bervariasi, laju pertumbuhan yang tertinggi di desa Jatisaba sebesar 0,41 %
sedangkan yang terendah di desa Panusupan yaitu minus 0,10 %.
2. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk menurut golongan umur di wilayah Puskesmas 2
Cilongok tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3 di lampiran
Jika dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, Penduduk
berumur 15-44 tahun adalah kelompok umur tertinggi yaitu sebesar 22.526 jiwa
atau 40,69% maka penduduk wilayah kerja Puskesmas 2 Cilongok tergolong
pada penduduk usia muda/ usia produktif . Sedangkan jumlah penduduk berumur
<1 tahun sebanyak 995 jiwa atau 1,79% sebagai golongan umur terendah,
sedangkan umur 1 – 4 tahun sebanyak 3.911 jiwa atau 7,06%, umur 5 -14 tahun
sebanyak 9.116 jiwa atau 16,46%, umur 46 – 64 tahun sebanyak 12.128 jiwa atau
21,90%, ≥ 65 tahun sebesar 6.679 jiwa atau sebesar 12,06%.
3. Kepadatan Penduduk
Penduduk di wil Puskesmas 2 Cilongok untuk tahun 2013 belum
menyebar secara merata, sebagian wilayah di desa Batuanten, Jatisaba dan
Panusupan terdiri dari hutan Jati dan Pinus milik Perhutani. Kepadatan penduduk
di wil Puskesmas 2 Cilongok sebesar 1.262 jiwa setiap kilometer persegi, dan
desa terpadat adalah desa Sudimara dengan tingkat kepadatan sebesar 2.206 jiwa
setiap kilometer persegi, sedang kepadatan penduduk terendah di desa Kasegeran
sebesar 744 jiwa setiap kilometer persegi
.
2. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai organisasi publik, puskesmas diharapkan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu setiap
puskesmas perlu mengembangkan Standar Pelayanan Minimal.
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai
(benchmark).
Fungsi standar pelayanan minimal puskesmas antara lain :
• Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata.
• Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai pemerintah sebagai
penyedia pelayanan kepada masyarakat
• Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan.
• Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang kesehatan dalam
melakukan pengevaluasian dan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Program KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi
pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun
2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
3. Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
b. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani,2010; 29).
R. KIA
R. KIA Apotek
Apotek RM
RM Ruang
Ruang
dan KB Pemeriksaan
dan KB Pemeriksaan
Ruang
Ruang Ruang
Ruang Ruang
Alat Pemeriksaan
Ruang
Ruang
Alat Pemeriksaan Bersalin
Pendaftaran
Ruang
Gizi dan Imunisasi
Aula
Aula
Ruang
Ruang
Staf
Kepala Kepala
c. Data Logistik
1. Tersedianya ruangan.
2. Adanya kegiatan penyuluhan KB, konseling KB. Alat - alat yang tersedia diantaranya:
timbangan, tensimeter, kasa. Macam – macam alat kontrasepsi meliputi : IUD, Pil,
Kondom, Implant set dan suntik.
3. Adanya protap atau prosedur tetap dalam pelayanan konseling gizi.
4. Sarana dan alat
a. Sarana : Ruangan KIA/KB
b. Alat : Timbangan, Tensimeter, Kasa, Meja kursi, dan macam – macam alat KB.
Pendaftaran KIA
- Jenis KB
- Konseling
tentang KB
- Efek samping
KB
- Pemeriksaan
e. Jam Buka Pelayanan
Senin-kamis : 07.30 – 12.00 WIB
Jumat-Sabtu : 07.30 – 11.00 WIB
f. Tenaga Pelaksana
1 orang, yaitu seorang Bidan yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan tentang KB..
g. Data Peserta KB di Puskesmas II Cilongok
Laporan Bulanan Peserta KB (6) Bulan Terakhir
3.5
2.5
2 Column2
1.5
0.5
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
2. Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil
50
45
40
35
30
25 Column2
20
15
10
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
500
450
400
350
300
250 Column2
200
150
100
50
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
20
15
Column2
10
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
35
30
25
20
Column2
15
10
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Column2
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Column2
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Maret April Mei Juni Juli Agustus
BAB IV
PEMBAHASAN
Upaya peningkatan cakupan tiap program yang ada di Puskesmas terus dilakukan dengan
berbagai cara dan strategi, namun saat ini khususnya di Puskesmas II Cilongok masih ada target
cakupan yang belum tercapai secara maksimal. Maka dengan dilakukannya pengkajian dan analisa
lebih lanjut akan timbul pemahaman terhadap permasalahan program yang dirasakan serta mencari
problem solving yang tepat. Di dalam program KB di Puskesmas ini terdapat berbagai macam
kegiatan baik yang diselenggarakan di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung puskesmas
seperti yang telah dijelaskan diatas. Kami akan menganalisa salah satu kegiatan dalam program KB
di puskesmas dari segi pelaksanaan dan keikutsertaan masyarakat mengikuti kegiatan tersebut.
Analisa SWOT program KB Di Puskesmas II Cilongok :
Kekuatan
a. Jumlah tenaga kesehatan sudah memadai
b. Fasilitas kesehatan di bidang KBsudah cukup
c. Kegiatan Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja puskesmas
d. Koordinasi antar tenaga kesehatan baik
e. Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik
Kelemahan
a. Pencacatan laporan KB belum lengkap
b. Kurangnya media seperti leaflet dan food model
Peluang
a. Jumlah petugas KB yang cukup
Hambatan
a. Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata pertama masih
kurang.
b. Lokasi Puskesmas tidak strategis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisa program KB di Puskesmas II cilongok, dapat di simpulkan bahawa
pelaksanaan program KB di Puskesmas II cilongok sudah cukup baik namun belum optimal sesuai
dengan SPM KB yang ada. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya kesadaran masyarakat
tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata pertama.
B. Saran
1. Promosi kesehatan Puskesmas sebagai sarana kesehatan pratama lebih digalakkan lagi.
2. Pencatatan dan pelaporan semua program kegiatan lebih dilengkapi lagi.
3. Cakupan setiap program KB lebih diperhatikan setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA