Anda di halaman 1dari 12

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM

SKREENING DAN PENCEGAHAN


PENYAKIT CORONA VIRUS
Dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK, M.Kes
Lokasi diduga
sebagai sumber
virus
Pendahuluan
• Surat edaran Dirjen P2P Kemenkes RI tanggal 6 Januari 2020
tentang Kesiapsiagaan dalam upaya pencegahan penyebaran
penyakit pneumonia dari negara Republik Rakyat Tiongkok ke
Indonesia.
• Surat edaran Dirjen P2P Kemenkes RI tanggal 31 Januari 2020
tentang peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi novel corona
virus (2019-ncov) sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia (KKMMD) / public health emergency of
international concern (PHEIC).
• WHO menetapkan novel corona virus sebagai COVID-19 (Corona
Virus Disease) pada tanggal 12 Februari 2020.
• COVID-19 masih menyebar ke berbagai negara (24 negara) dengan
jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat.
SITUASI GLOBAL COVID-19 per 18 FEBRUARI 2020
• Total kasus konfirmasi 73.332
kasus, dengan 1873 kematian –
CFR 2.5%
• Penyebaran Kasus, dilaporkan
dari 27 negara (Jepang, Korea
Selatan, Vietnam, Singapura,
Australia, Malaysia, Thailand,
Nepal, AS, Kanada, Perancis,
Kamboja, Sri Lanka, Jerman, Uni
Emirat Arab,Belgia, Finlandia,
Filipina, India, Italia, Rusia,
Spanyol, Swedia, Inggris)
• Di Indonesia belum ada kasus
konfirmasi

Direktur Jenderal WHO menyatakan 2019-nCoV sebagai


Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) sejak tanggal 30 Januari 2020 4
4 tahapan deteksi
1. Pasien dalam Pengawasan
dini pasien
1. Seseorang yang mengalami: Demam (≥38 C) atau ada riwayat demam, Batuk/ Pilek/ Nyeri
tenggorokan,
dan Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis
DAN disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:
a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU
b. Merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat
yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
riwayat bepergian.
2. Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit, memiliki salah satu
dari paparan berikut:
a. Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19; ATAU
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi COVID-
19 di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*; ATAU
c. Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China
atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*; ATAU
d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥38 C) atau ada riwayat demam
^Keterangan : Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan.
Lanjutan
2. Orang dalam pemantauan
Memiliki gejala demam/riwayat demam tanpa pneumonia yang
memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang
terjangkit, DAN TIDAK memiliki satu atau lebih riwayat paparan
(Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19;
Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit)*, memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika
hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit)*;
Lanjutan
3. Kasus Probabel
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa spesimennya tetapi
hasilnya inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan
dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus

4. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan
laboratorium positif.
Peran Dinas Kesehatan Propinsi
INSTANSI DETEKSI DINI RESPON

Dinkes Propinsi 1. Pemantauan dan analisis kasus ILI dan pneumonia 1. Melaporkan pasien dalam pengawasan COVID-19
melalui SKDR dlm wkt 1x24 jam ke PHEOC
2. Memberikan berita atau rumor terkait dengan kasus 2. Melakukan penyelidikan bersama dgn kab/kota bila
di masy melalui media atau sumber informasi adanya laporan pasien dlm pengawasan dan
lainnya dan melakukan verifikasi terhadap berita melakukan pelacakan dan identifikasi kontak
tersebut

3. Meneruskan notifikasi laporan dalam pengawasan 3. Melakukan pelacakan/identifikasi kontak


2019-ncov dari KKP ke Dinas Kesehatan yang
bersangkutan
4. Melakukan penilaian resiko 4. Melakukan mobilisasi sumber daya yg dibutuhkan
bila diperlukan
5. Membuat surat yang ditujukan kpd Dinkes kab/kota 5. Melakukan komunikasi resiko pada masy

6. Melakukan umpan balik dan pembinaan teknis di


kab/kota
7. Membangun dan memperkuat jejaring kerja
surveilans dgn lintas program dan sektor terkait
UPAYA DINAS KESEHATAN PROPINSI : KOORDINASI, PEMBINAAN, DAN EVALUASI
FASILITAS PELAYANAN
PINTU MASUK / KKP KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN

1. Melakukan pemeriksaan 1. Melakukan pemantauan 1. Melakukan edukasi kpd 1. Mengaktifkan tim gerak
infrared dan termalscan utk SKDR mingguan di masy melalui media cepat (TGC) berjenjang
mengetahui suhu tubuh puskesmas 2. Penyebarluasan dari provinsi, kabupaten
semua penumpang di 2. Pemantauan dan informasi tentang dan puskesmas
bandara dan pelabuhan analisis kasus ILI di COVID-19 melalui 2. Kesiapan PSC 119
terutama orang asing puskesmas birobuli media elektronik untuk kebutuhan kasus
rujukan

2.Setiap pasien yg baru 3. Memfasilitasi ketersediaan 3. Melakukan PHBS 3. Melakukan pengamatan


datang dari luar negeri logistik di rumah sakit terhadap peningkatan
akan diberi kartu rujukan dan bandara kasus pneumonia
kewaspadaan kesehatan 4. Pembinaan dlm hal
health Alert Card (HAC) penemuan kasus dan
tatalaksana
PINTU MASUK / KKP FASILITAS PELAYANAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN
KESEHATAN
3. Merujuk pasien dalam 4. Petugas surveilans aktif rumah 5. Penyiapan leaflet oleh
pengawasan ke rumah sakit (SARS) lebih proaktif dlm program terkait
sakit melaksanakan tugasnya (promkes)
5. Pasien/penderita di pkm/FKTP 6. Segera melaporkan
tkt I yg memenuhi kriteria org kasus pneumonia berat
dlm pengawasan di rujuk ke yg memiliki riwayat dari
layanan yg lebih tinggi daerah terjangkit
6. Penderita di rumah sakit/FKTL COVID-19 yg
yg memenuhi kriteria orang ditemukan ke Ditjen
dlm pengawasan akan P2P melalui PHEOC
dilakukan pengambilan
specimen
Kesimpulan
• Pengendalian COVID-19 berdasarkan Buku Pedoman
Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi Novel Corona Virus (2019-nCoV)
• Dalam penerapan di lapangan s/d 12 Feb 2020 terjaring 70 kasus dlm
pengawasan dan 238 orang observasi di Natuna.
• Penentuan Kasus probabel dan konfrmasi melalui pemeriksaan
laboratorium (Litbangkes sbg lab rujukan) dengan 3 rumah sakit
rujukan nasional (RSPAD, RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan)
• Data terakhir Kemenkes RI, belum ada kasus konfirmasi COVID di
Indonesia termasuk 238 observasi di Natuna.
• Kewaspadaan masih berlanjut sampai status KKMMD dicabut oleh
WHO.

Anda mungkin juga menyukai