Anda di halaman 1dari 7

Demensia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Demensia (bahasa Inggris: dementia, senility) merupakan istilah digunakan untuk


menjelaskan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak.[1]
Demensia bukan berupa penyakit dan bukanlah sindrom.

Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi
terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir
dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka
lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan
menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali.

Banyak penyakit/sindrom menyebabkan demensia, seperti strok, Alzheimer, penyakit


Creutzfeldt-Jakob, Huntington, Parkinson, AIDS, dan lain-lain. Demesia juga dapat diinduksi
oleh defisiensi niasin.[2]

Demensia pada Alzheimer dikategorikan sebagai simtoma degeneratif otak yang progresif.
Mengingat beban yang ditimbulkan penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan
perilaku dan psikologik penderita demensia Alzheimer.[3]

[sunting] Klasifikasi
 Demensia vaskular[4][5]

Pada tahap ini, menurut skala MMSE (bahasa Inggris: Mini-Mental State
Examination), penderita mengalami gangguan minor pada orientasi tempat, waktu dan
ingatan, pada 3 tahun pertama,[6] yang disebut MCI (bahasa Inggris: mild cognitive
impairment) dengan penurunan ketebalan dan volume otak pada korteks entorinal,
hipokampus dan girus supramarginal.[7]

 Demensia yang disertai badan Lewy[4]


 Demensia frontotemporal, terjadi pada penderita sklerosis lateral amiotrofik dan
penyakit degeneratif lobus frontotemporal.
 Demensia paralitik, jenis demensia yang ditemukan oleh Julius Wagner-Jauregg.

[sunting] Rujukan
1. ^ (en)"Dementia". MedlinePlus.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/dementia.html. Diakses pada 5 Juni 2010.
2. ^ (en)"Dietary niacin and the risk of incident Alzheimer's disease and of
cognitive decline". Rush Institute for Healthy Aging, Centers for Disease Control and
Prevention; Morris MC, Evans DA, Bienias JL, Scherr PA, Tangney CC, Hebert LE,
Bennett DA, Wilson RS, Aggarwal N..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15258207. Diakses pada 29 Juni 2010.
3. ^ http://alzheimerindonesia.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=27:definisi-alzheimer&catid=30:the-
community&Itemid=30
4. ^ a b (en)"Recommendations for the diagnosis and management of
Alzheimer's disease and other disorders associated with dementia: EFNS guideline".
Memory Disorders Research Group, Department of Neurology, Rigshospitalet,
Copenhagen University Hospital; Waldemar G, Dubois B, Emre M, Georges J,
McKeith IG, Rossor M, Scheltens P, Tariska P, Winblad B; EFNS..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17222085. Diakses pada 29 Juni 2010.
5. ^ (en)"Cognitive deficits in preclinical Alzheimer's disease and vascular
dementia: patterns of findings from the Kungsholmen Project.". Karolinska Institutet,
Aging Research Center; Bäckman L, Small BJ..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17573076. Diakses pada 29 Juni 2010.
6. ^ (en)"A preclinical phase in vascular dementia: cognitive impairment three
years before diagnosis". Aging Research Center, Division of Geriatric Epidemiology,
Neurotec, Karolinska Institutet, and Stockholm Gerontology Research Center; Jones
S, Laukka EJ, Small BJ, Fratiglioni L, Bäckman L..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15286452. Diakses pada 29 Juni 2010.
7. ^ (en)"MRI software accurately IDs preclinical Alzheimer’s disease".
Massachusetts General Hospital; Rebekah Moan.
http://www.diagnosticimaging.com/mri/content/article/113619/1428344. Diakses
pada 29 Juni 2010
Demensia
DEFINISI

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-
zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.
Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun.
Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan
bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa
ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar.
Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.

Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer
stadium awal.
Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama
makin parah.
Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia
bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.

PENYEBAB

Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit Alzheimer.


Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik,
karena penyakit ini tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau
dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu.

Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi
kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di
dalam otak.
Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang
semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.

Demensia sosok Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki perbedaan
dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam otak.

Penyebab ke-2 tersering dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut.
Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan
yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan
jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah
disebut infark.
Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian
besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya
menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.
Demensia juga bisa terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac arrest.

Penyebab lain dari demensia adalah:


- Penyakit Pick
- Penyakit Parkinson
- AIDS
- Penyakit Creutzfeldt-Jakob

Hidrosefalus bertekanan normal terjadi jika cairan yang secara normal mengelilingi otak dan
melindunginya dari cedera, gagal diserap sebagaimana mestinya.
Hidrosefalus ini menyebabkan demensia yang tidak biasa, dimana tidak hanya menyebabkan
hilangnya fungsi mental tetapi juga terjadi inkontinensia air kemih dan kelainan berjalan.

Orang yang menderita cedera kepala berulang (misalnya petinju) seringkali mengalami
demensia pugilistika (ensefalopati traumatik progresif kronik); beberapa diantaranya juga
menderita hidrosefalus.

Usia lanjut yang menderita depresi juga mengalami pseudodemensia.


Mereka jarang makan dan tidur serta sering mengeluh tentang ingatannya yang berkurang;
sedangkan pada demensia sejati, penderita sering memungkiri hilangnya ingatan mereka.

GEJALA

Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan
ini pada mulanya tidak disadari.
Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan
untuk mengenali orang, tempat dan benda.

Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam
pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka).

Sering terjadi perubahan kepribadian.

Demensia karena penyakit Alzheimer biasanya dimulai secara samar.


Gejala awal biasanya adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi; tetapi bisa juga
bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian
lainnya.
Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita menggunakan kata-kata yang lebih
sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata
yang tepat.
Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam
mengemudikan kendaraan.
Pada akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Demensia karena stroke kecil memiliki perjalanan penyakit dengan pola seperti menuruni
tangga.
Gejalanya memburuk secara tiba-tiba, kemudian agak membaik dan selanjutnya akan
memburuk kembali ketika stroke yang berikutnya terjadi.
Mengendalikan tekanan darah tinggi dan kencing manis kadang dapat mencegah stroke
berikutnya dan kadang terjadi penyembuhan ringan.
Beberapa penderita bisa menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik.
Mereka menghindari aktivitas yang rumit (misalnya membaca atau bekerja).
Penderita yang tidak berhasil merubah hidupnya bisa mengalami frustasi karena
ketidakmampuannya melakukan tugas sehari-hari.
Penderita lupa untuk melakukan tugasnya yang penting atau salah dalam melakukan
tugasnya.

Membedakan Delirium Dengan Demensia

Delirium Demensia
Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan
Berlangsung selama beberapa minggu Bisa menetap
Berhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan
metabolisme Bisa tanpa penyakit
Hampir selalu memburuk di malam hari Sering bertambah buruk di malam hari
Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya 'mengembara'
Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi Kesiagaan seringkali berkurang
Orientasi terhadap lingkungan bervariasi Orientasi terhadap lingkungan terganggu
Bahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepat Kadang mengalami
kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepat
Ingatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama untuk peristiwa yang baru
saja terjadi

DIAGNOSA

Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan


usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain
(misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).

Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar.


Pemeriksaan CT scan dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus
atau stroke.

Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara bertahap, maka
diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.
Diagnosis penyakit Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang
menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di
seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).
Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan
pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan
skening otak khusus.

PENGOBATAN

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.


Obat takrin membantu penderita dengan penyakit Alzheimer, tetapi menyebabkan efek
samping yang serius.
Takrin telah digantikan oleh donepezil, yang menyebabkan lebih sedikit efek samping dan
memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer selama 1 tahun atau lebih.
Ibuprofen juga bisa memperlambat perjalanan penyakit ini.
Obat ini paling baik jika diberikan pada stadium dini.

Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa
diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing
manis yang berhubungan dengan stroke.

Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika didiagnosis secara dini, maka demensia karena hidrosefalus bertekanan normal kadang
dapat diatasi dengan membuang cairan yang berlebihan di dalam otak melalui selang drainase
(shunting).

Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai
demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikosa (misalnya tioridazin dan
haloperidol). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius.
Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau
paranoia.

Membantu penderita demensia dan keluarganya:

1. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap memiliki


orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang
besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.
2. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu
mencegah terjadinya kecelekaan pada penderita yang senang berjalan-jalan.
3. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa
memberikan rasa keteraturan kepada penderita.
4. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu, bahkan akan memperburuk
keadaan.
5. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan
sangat membantu.

PROGNOSIS

Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda.


Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi berkembang terus selama
beberapa bulan atau tahun.
Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya menyebabkan demensia
hebat dan seringkali terjadi kematian dalam waktu 1 tahun.

Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir
menyeluruh.
Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya.
Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana).
Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan
kemampuan berbicara

Anda mungkin juga menyukai