Demensia
Demensia
Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Pikun merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi
terjadinya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir
dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka
lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan
menjadi emosional, sering hal tersebut menjadi tidak terkendali.
Demensia pada Alzheimer dikategorikan sebagai simtoma degeneratif otak yang progresif.
Mengingat beban yang ditimbulkan penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan
perilaku dan psikologik penderita demensia Alzheimer.[3]
[sunting] Klasifikasi
Demensia vaskular[4][5]
Pada tahap ini, menurut skala MMSE (bahasa Inggris: Mini-Mental State
Examination), penderita mengalami gangguan minor pada orientasi tempat, waktu dan
ingatan, pada 3 tahun pertama,[6] yang disebut MCI (bahasa Inggris: mild cognitive
impairment) dengan penurunan ketebalan dan volume otak pada korteks entorinal,
hipokampus dan girus supramarginal.[7]
[sunting] Rujukan
1. ^ (en)"Dementia". MedlinePlus.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/dementia.html. Diakses pada 5 Juni 2010.
2. ^ (en)"Dietary niacin and the risk of incident Alzheimer's disease and of
cognitive decline". Rush Institute for Healthy Aging, Centers for Disease Control and
Prevention; Morris MC, Evans DA, Bienias JL, Scherr PA, Tangney CC, Hebert LE,
Bennett DA, Wilson RS, Aggarwal N..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15258207. Diakses pada 29 Juni 2010.
3. ^ http://alzheimerindonesia.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=27:definisi-alzheimer&catid=30:the-
community&Itemid=30
4. ^ a b (en)"Recommendations for the diagnosis and management of
Alzheimer's disease and other disorders associated with dementia: EFNS guideline".
Memory Disorders Research Group, Department of Neurology, Rigshospitalet,
Copenhagen University Hospital; Waldemar G, Dubois B, Emre M, Georges J,
McKeith IG, Rossor M, Scheltens P, Tariska P, Winblad B; EFNS..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17222085. Diakses pada 29 Juni 2010.
5. ^ (en)"Cognitive deficits in preclinical Alzheimer's disease and vascular
dementia: patterns of findings from the Kungsholmen Project.". Karolinska Institutet,
Aging Research Center; Bäckman L, Small BJ..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17573076. Diakses pada 29 Juni 2010.
6. ^ (en)"A preclinical phase in vascular dementia: cognitive impairment three
years before diagnosis". Aging Research Center, Division of Geriatric Epidemiology,
Neurotec, Karolinska Institutet, and Stockholm Gerontology Research Center; Jones
S, Laukka EJ, Small BJ, Fratiglioni L, Bäckman L..
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15286452. Diakses pada 29 Juni 2010.
7. ^ (en)"MRI software accurately IDs preclinical Alzheimer’s disease".
Massachusetts General Hospital; Rebekah Moan.
http://www.diagnosticimaging.com/mri/content/article/113619/1428344. Diakses
pada 29 Juni 2010
Demensia
DEFINISI
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-
zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.
Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun.
Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan
bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa
ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar.
Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.
Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer
stadium awal.
Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama
makin parah.
Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia
bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.
PENYEBAB
Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi
kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di
dalam otak.
Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang
semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi.
Demensia sosok Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki perbedaan
dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam otak.
Penyebab ke-2 tersering dari demensia adalah serangan stroke yang berturut-turut.
Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan
yang timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan
jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah
disebut infark.
Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian
besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya
menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.
Demensia juga bisa terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac arrest.
Hidrosefalus bertekanan normal terjadi jika cairan yang secara normal mengelilingi otak dan
melindunginya dari cedera, gagal diserap sebagaimana mestinya.
Hidrosefalus ini menyebabkan demensia yang tidak biasa, dimana tidak hanya menyebabkan
hilangnya fungsi mental tetapi juga terjadi inkontinensia air kemih dan kelainan berjalan.
Orang yang menderita cedera kepala berulang (misalnya petinju) seringkali mengalami
demensia pugilistika (ensefalopati traumatik progresif kronik); beberapa diantaranya juga
menderita hidrosefalus.
GEJALA
Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan
ini pada mulanya tidak disadari.
Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan
untuk mengenali orang, tempat dan benda.
Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam
pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka).
Demensia karena stroke kecil memiliki perjalanan penyakit dengan pola seperti menuruni
tangga.
Gejalanya memburuk secara tiba-tiba, kemudian agak membaik dan selanjutnya akan
memburuk kembali ketika stroke yang berikutnya terjadi.
Mengendalikan tekanan darah tinggi dan kencing manis kadang dapat mencegah stroke
berikutnya dan kadang terjadi penyembuhan ringan.
Beberapa penderita bisa menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik.
Mereka menghindari aktivitas yang rumit (misalnya membaca atau bekerja).
Penderita yang tidak berhasil merubah hidupnya bisa mengalami frustasi karena
ketidakmampuannya melakukan tugas sehari-hari.
Penderita lupa untuk melakukan tugasnya yang penting atau salah dalam melakukan
tugasnya.
Delirium Demensia
Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan
Berlangsung selama beberapa minggu Bisa menetap
Berhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan
metabolisme Bisa tanpa penyakit
Hampir selalu memburuk di malam hari Sering bertambah buruk di malam hari
Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya 'mengembara'
Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi Kesiagaan seringkali berkurang
Orientasi terhadap lingkungan bervariasi Orientasi terhadap lingkungan terganggu
Bahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepat Kadang mengalami
kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepat
Ingatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama untuk peristiwa yang baru
saja terjadi
DIAGNOSA
Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara bertahap, maka
diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.
Diagnosis penyakit Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang
menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di
seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).
Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan
pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan
skening otak khusus.
PENGOBATAN
Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa
diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing
manis yang berhubungan dengan stroke.
Jika didiagnosis secara dini, maka demensia karena hidrosefalus bertekanan normal kadang
dapat diatasi dengan membuang cairan yang berlebihan di dalam otak melalui selang drainase
(shunting).
Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai
demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikosa (misalnya tioridazin dan
haloperidol). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius.
Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau
paranoia.
PROGNOSIS
Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir
menyeluruh.
Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya.
Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana).
Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan
kemampuan berbicara