Anda di halaman 1dari 3

Willem Iskander

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Willem Iskander

Lukisan Willem Iskander, 1874 di Bagas Godang Pidoli sebelum ia

berangkat ke Belanda kedua kali

Lahir Sati Nasution

1840

 Pidoli Lombang, Hindia Belanda

Meninggal 1876

Amsterdam, Belanda

Tempat Zorgvlied Begraafplaats,Amsterdam

peristirahatan

Suku Mandailing

Dikenal karena -Penulis

-Tokoh Pendidikan diMandailing

Karya terkenal Pendiri Sekolah KweekschoolVoor Inlandsche

OnderwijersTano Bato (1862-1874)

Agama Kristen

Pasangan Maria Christina


Orang tua Raja Tinating Nasution dan Si Anggur

Kerabat -Sutan Soripada

-Sutan Kumala

-Sutan Kasah

Willem Iskander (lahir tahun 1840 – meninggal tahun 1876) adalah tokoh pendidikan dari


daerah Mandailing Natal, Sumatera Utara,Indonesia. Willem merupakan pujangga bahasa yang
menyair tentang pendidikan dan cinta kampung halaman.

Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1Latar belakang
 2Pendidikan
 3Pengabdian
 4Keluarga
 5Pengabadian
 6Penghargaan
 7Petikan Sastra
 8Referensi
 9Catatan kaki

Latar belakang[sunting | sunting sumber]


Dilahirkan dengan nama Sati Nasution, gelar Sutan Iskandar, nama yang tertulis dalam akta
kelahiran (acte van bakenheld), Surat, belsit, piagam dan surat nikah, Willem Iskander (Nama
sesudah ia dibaptis di Arnhem, 1858) lahir di Pidoli, Mandailing Natal. Ia genenerasi ke 11
dari Klan Nasution. Ia anak bungsu dari empat bersaudara.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Ia mengawali pendidikannya di Sekolah Rendah (Inlandsche Schoolan) di Panyabungan Kota,
Mandailing Natal (1853-1855). Februari 1857 ia berangkat ke Belanda bersama Alexander
Philippus Godon, Asisten Resident Mandailing-Angkola untuk melanjutkan Sekolahnya. Pertama
ia belajar di Vreeswijk, supaya bisa melanjutkan ke sekolah guru. Ia dibantu oleh A P.Ghodon
dan Prof. H.C. Milles (Guru Filsafat, Sastra dan Budaya timur di Utrecht) untuk mendapatkan
beasiswa dari Kerajaan Belanda, meski mendapat tantangan dari parlemen Kerajaan karna
dianggap Kristenisasi dalam pembiayaan pendidikan, tapi Prof. H.C. Milles berhasil meyakinkan
anggota Parlemen. Willem akhirnya dapat beasiswa di Sekolah Guru (Oefenschool). Ia lulus dan
mendapat ijazah Guru bantu (Hulponderwijzer) 5 Januari 1859.
Tahun 1874 ia pergi Melanjutkan pendidikannya ke Belanda kedua kali untuk mendapatkan
Ijasah Guru Kepala Sekolah (Hoofdonderwijzer). Ia berangkat bersama Benas Lubis (Muridnya),
Raden Mas Sunarso dari Kwekschool Surakarta, Mas Ardi Sasmita dari Majalengka.

Pengabdian[sunting | sunting sumber]
Setelah lulus Sekolah Rendah di usia 15 tahun, ia diangkat menjadi Guru di Sekolahnya tersebut
, ia juga bekerja sebagai jurutulis bumiputra (Adjunct inlandsche sehrijfer) di kantor resident
Mandailing-Angkola, menggantikan Haji Nawi yang dipecat.
Sekembalinya dari Belanda tahun 1861 di Batavia, Ia menemui Gubernur Jenderal Mr. Ludolf
Anne Jan Wilt Baron Sloet Van Den Balle untuk mengutarakan niatnya mendirikan Sekolah Guru
di Mandailing, Keinginan Willem tersebut di setujui dengan memberikan surat rekomendasi
kepada Van Den Bosch (Gubernur Pantai Barat Sumatera), Resident Mandailing-Angkola,
Kontrolir, Pejabat-pejabat daerah untuk membantu dan mendirikan sekolah tersebut. Atas
dukungan pemerintah Belanda dan Kepala-kepala Kampung, tahun 1862 Willem mendirikan
Sekolah Guru (Kweekschool) di Tano Bato secara swadaya dengan gedung sekolah yang
sangat sederhana, Tano Bato merupakan Gudang Kopi Pemerintah Hindia Belanda. Willem
melakukan terobosan gerakan pencerahan (Aufklarung) melalui pendidikan di Mandailing-
Angkola, khususnya di Mandailing Orientasi, Cakrawala, Penalaran, Idealisme, dan Semangat
pembaharuan di Mandailing.
Tahun 1874, Sekolah yang ia dirikan ditutup dan dipindahkan ke Padangsidempuan karena Ia
pergi ke Belanda melanjutkan sekolah untuk mendapatkan Ijazah Guru Kepala.

Keluarga[sunting | sunting sumber]
Ia menikah dengan Maria Jacoba Christina Winter 27 Januari 1876. Usia pernikahannya hanya
103 hari dan tidak mempunyai keturunan, karena sakit ia meninggal dunia tahun 1876. [1]

Pengabadian[sunting | sunting sumber]
Willem Iskander diabadikan sebagai nama jalan di Mandailing Natal dan di Medan. Selain itu
merupakan nama sebuah SMK di Mandailing Natal, dan nama Sanggar Seni di Tebet, Jakarta
Timur.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]
 Willem Iskander mendapat penghargaan Hadiah Seni dalam rangka memperingati Hari
Pendidikan Nasional 1978, KEPRES No 101/M/Tahun 1978.

Petikan Sastra[sunting | sunting sumber]


Karya Sastra Willem Iskander dalam Bahasa Mandailing yang di terjemahkan oleh Basyral
Hamidy Harahap ke dalam Bahasa Indonesia :
Adong halak ruar
Na mian di Panyabungan
Tibu nian ia aruar
Harana boltok madung busungan
(Indonesia)
Ada orang luar
Yang berdiam di Panyabungan
Moga cepat ia keluar
Karena perutnya sudah Buncit
Laho hita marsarak
Marsipaingot dope au
Ulang lupa paingot danak
Manjalaki bisuk napeto
(Indonesia)
Saat kita akan berpisah
Aku berpesan kepadamu
Jangan lupa mengingatkan anak
Agar selalu mencari kebenaran

Anda mungkin juga menyukai